Home / Romansa / Malam Penuh Gairah Bersamamu / Bab 3. Direktur Baru Grand Velora

Share

Bab 3. Direktur Baru Grand Velora

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-03-21 13:45:38

"Mencoba merayu lagi?" Senyumnya mencibir, sambil menggoyangkan buket bunga.

Kehadiran pria di hadapannya itu membuat Tania membeku. Netranya membulat penuh, tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"Saya–"

"Lupa dengan saya?" Ejeknya. "Semalam kamu menggunakan saya sebagai sasaran hasr–"

Netra Tania semakin lebar, tahu apa yang akan dikatakan pria itu. Untungnya, tepukan tangan orang-orang yang hadir di aula menghentikan kalimat itu.

"Well, thanks bunganya, Tania."

Tania tersentak. Kepalanya berdenyut. Tubuhnya menegang, lalu tanpa pikir panjang, dia berbalik dan pergi secepat mungkin.

'Tidak!' Tania mengerang dalam hati. 'Bagaimana bisa pria itu di sini?! Aku harus pergi!'

Dia memutuskan untuk berbelok, menuju toilet. Tangannya sudah gemetar saat meraih pinggir wastafel. Berusaha menahan tubuh yang hampir tumbang.

'Ini enggak masuk akal! Direktur itu ….' Tania bahkan tak berani mengakuinya.

Bahwa yang baru saja diumumkan menjabat sebagai direktur operasional adalah pria yang tidur dengannya semalam.

Gelombang mual menyergap Tania. Dorongan untuk memuntahkan isi perutnya begitu kuat, meski tak ada yang bisa dia keluarkan. Dia bahkan belum sempat sarapan pagi ini.

'Aku benar-benar enggak bisa kerja lagi di sini!' pikirnya.

Berusaha menenangkan diri, Tania membasuh wajahnya dan memperbaiki riasan seadanya, sebelum kembali ke aula. Namun, begitu sampai Rachel langsung menghampirinya.

"Pak Direktur ingin bertemu denganmu di kantornya."

Darah Tania seakan berhenti mengalir. Dia bahkan tak ingat niatnya untuk mengundurkan diri tadi. Rasanya, dia ingin segera menghilang detik itu juga.

Rachel menatapnya heran. "Kamu baik-baik saja? Wajahmu pucat."

"Saya … saya tidak apa-apa," jawab Tania lirih.

Tangannya dingin saat mengikuti Rachel menaiki lift ke lantai direksi. Setelah sampai, seorang sekretaris membawanya ke depan sebuah pintu besar.

Tania menarik napas dalam ketika sang sekretaris membuka pintu.

"Masuk!"

Lehernya terasa dicekik, tetapi kakinya tetap melangkah masuk ke dalam ruangan.

Kilatan ingatan menyambar benaknya—bar yang remang, gelas-gelas minuman, lalu seseorang membawanya masuk ke Grand Velora.

Tania menggigit bibirnya.

"Kenapa diam saja? Kamu tidak lupa nama saya, kan? Kita sudah berkenalan kemarin. Saya Rafael.”

Tania menunduk, jantungnya berdetak tak karuan.

“Tadi pagi kenapa kamu meninggalkan saya? Apa kamu tidak puas dengan yang semalam?”

Kedua mata Tania membelalak. Tangannya mengepal sebelum tiba-tiba dia membungkuk dalam.

"Maaf, Pak! Saya melakukan kesalahan. Saya benar-benar minta maaf!"

Namun, gerakan mendadak membuat tubuh Tania terhuyung. Seketika, dia jatuh terduduk di lantai.

Rafael bergerak cepat, tapi sebelum dia sempat menyentuhnya, Tania buru-buru bangkit dan mundur. "Maaf, Pak!"

Rafael menatapnya dalam diam. Lalu, tanpa berkata apa-apa, dia melirik sekilas ke sebuah kotak berpita di mejanya sebelum kembali menatap Tania.

"Jangan terlalu panik. Saya hanya ingin mengucapkan selamat untuk pegawai baru. Saya memanggil semua orang, bukan hanya kamu." Suaranya terdengar datar.

Dia berbalik, kembali ke belakang meja kebesarannya.

"Selamat menjadi bagian dari Grand Velora. Saya harap kamu bisa memberikan yang terbaik untuk hotel ini."

Hati Tania mencelos. Kesempatannya untuk mengundurkan diri hilang sudah.

Melihat wajah Tania yang muram, Rafael merasa kesal. Dia menunjuk ke arah pintu dan memberi perintah, "Silakan kembali bekerja!"

Tania mengangguk cepat. "Terima kasih, Pak!" Hatinya mengucap syukur. Dia bergegas keluar, berlari ke arah lift yang tengah terbuka.

Begitu pintu lift tertutup, kedua kakinya melemas. Dia jatuh terduduk, napasnya memburu.

“Dari semua pria di dunia, kenapa aku harus tidur dengannya?”

Lift terbuka di lantai 3. Lambat-lambat kaki Tania melangkah menuju ruangan room service.

Pikirannya penuh dengan berbagai hal, sampai-sampai dia tidak mendengar suara Rachel yang memanggilnya.

"Tania!"

Netra Tania mengerjap beberapa kali. "I–iya, Bu?"

"Selamat ya!" Rachel menyalami Tania. "Kamu resmi jadi pegawai tetap Grand Velora!"

Tepuk tangan menggema. Tania tersenyum samar, meski hatinya terasa kosong.

Rachel kembali berbicara, melambaikan beberapa lembar kertas. "Hal selanjutnya yang akan saya bahas adalah peraturan baru Grand Velora."

Staf menerima lembaran aturan itu. Beberapa detik kemudian, ruangan menjadi hening.

"Ada satu hal yang saya garis bawahi," lanjut Rachel. "Mulai hari ini, hotel melarang pegawai menjalin hubungan asmara di tempat kerja."

Tania tertegun. Tatapan semua orang langsung tertuju padanya.

Tentu saja. Selama ini, semua orang tahu Tania dan Gilang berpacaran. Semuanya tahu Tania masuk ke Grand Velora karena Gilang.

Tapi tidak ada yang tahu—

"Saya sudah putus."

Seketika, seisi ruangan hening. Rekan kerja Tania hanya saling menatap tanpa mengucapkan satu patah kata.

“Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir,” ucap Rachel. Dia berusaha memecah keheningan yang canggung. “Kamu tidak melanggar peraturan dan kamu bisa tetap menjadi pegawai Grand Velora.”

Tania membalas senyum Rachel dengan sebuah anggukan lemah. Dia memaksakan senyum di wajah, membuat teman-temannya memandang tak tega.

“Ayo kita rayakan!” Seru Lia tiba-tiba. “Bagaimana kalau kita ke restoran pasta yang baru di seberang hotel setelah jam kerja selesai?”

Rekan-rekan kerja Tania mengangguk setuju. Mereka memasang wajah penuh semangat.

“Ide bagus!” Keisha menanggapi. “Kita harus merayakan diangkatnya Tania menjadi karyawan, sekaligus bebasnya dia dari si mantan tukang selingkuh.”

Lia menyikut Keisha cepat. Kedua matanya melotot meminta temannya itu menutup mulut.

Sayangnya, Tania sudah terlanjur mendengar. “Tukang selingkuh?”

Dahi Tania berkerut.

‘Apa maksudnya?’ Tania bertanya dalam hati. ‘Jadi kemarin bukan yang pertama kali?’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 209

    “Kami sudah memberikan kamu kesempatan!” Sonya balas menjerit. Wajahnya memerah, penuh kemarahan. Seolah Tania telah melakukan hal paling buruk padanya. Padahal, Tania hanya menjadi seorang menantu. “Kamu bisa tetap tinggal sampai anak itu lahir!” sambung Sonya. “Jangan terus menuntut dan bersikap kurang ajar!”Brak!Gelas di atas meja bergetar. Isi gelasnya tumpah. Setelahnya, terrdengar gemeletuk keras rahang yang beradu. Agus berdiri dengan sorot mata mematikan. “Yang kamu teriaki itu anakku!” balas Agus tak kalah keras. Tania langsung berdiri. Ia menepuk lembut lengan sang ayah, berusaha menenangkan. Namun, Agus menepis tangan Tania. Agus yang terlampau emosi jadi mengabaikan Tania. Tania yang kebingungan, menoleh pada sang ibu, meminta bantuan. Namun, Anggi diam tak bergerak dari tempatnya. Anggi yang sebelum ini mendukung Tania, jadi kehilangan keinginan untuk terus memberikan suaranya untuk sang putri.“Bu!” Tania menegur Anggi, membuat ibunya terpaksa bergerak. Anggi te

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 208

    Tania menatap kedua orang di depannya lekat. Ia tertegun sesaat sebelum akhirnya bergeser memberikan jalan. “Siapa, Tania?” Anggi menyusul melihat ke depan pintu. Di sana, sudah berdiri Sonya, dengan Julian yang duduk di kursi roda. “Si-silakan masuk!” Sonya mendorong kursi roda Julian mengikuti langkah Tania. Mereka dipersilakan masuk ke ruang tamu. “Silakan duduk dulu. Saya akan ambilkan minuman.” Anggi bergerak cepat. Kakinya melangkah menuju dapur, menyiapkan teh hangat dan makanan kecil. Tania ditinggalkan di ruang tamu bersama Julian dan Sonya. Hatinya mendadak dipenuhi tanya. Apa kiranya yang Julian dan Sonya inginkan dengan datang ke rumahnya?“Ayah mertua sudah sembuh?” Tania mencoba membuka pembicaraan. Meski canggung setengah mati, ia berusaha untuk membuka mulutnya. “Saya bersyukur kesehatan Ayah mertua sudah lebih baik.”“Cih!” Julian meludah jijik.Dengan keterbatasan ekspresi juga gerakan, Julian tetap meremehkan Tania. Tatapannya sinis, bibirnya menggumam mengeje

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 207

    “Enggak apa-apa, Bu.” Tania mencoba mengerti. “Nanti Tania coba bicara sama Rafael buat lebih berusaha lagi,” janji Tania. Namun, malam itu, Rafael tidak kembali. Rafael menghubungi Tania lewat handphone Dika. Takut Tania tidak percaya, Rafael berniat melakukan video call sepanjang malam. Namun, Tania menolak. Ia ingin beristirahat. “Aku yakin kamu akan menjaga dengan baik kesempatan yang aku berikan,” ucap Tania pada Rafael. Tania memberikan peringatan lembut yang membuat Rafael langsung terdiam. Rafael dengan sadar diri berjanji kalau tidak akan ada yang terjadi. Malam itu, Tania tidur nyenyak. Saat bangun di pagi hari, ia mendapati Dika mengirim banyak gambar. Itu adalah foto Rafael setiap jam. Bibir Tania mengulas senyum tipis. “Ia benar-benar ingin membuktikan.” Tania melangkah ke kamar mandi dengan hati riang. Karena sudah tidak bekerja, Tania menghabiskan harinya membantu Agus dan Anggi di kedai. Malam hari, Tania mendapat kabar jika Rafael tidak pulang lagi. Rafael te

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 206

    “Kamu benar mau berhenti?” Fera langsung bertanya. “Kenapa? Apa karena Grand Velora mau bangkrut?” Tasya menyela. Wajahnya dipenuhi ketakutan.Baik Tasya maupun Fera, keduanya sama-sama cemas, sama-sama bingung. Tania yang menyadari kekhawatiran keduanya, tidak mau membuat keadaan semakin keruh. “Rafael sudah mengatasinya,” sahut Tania. Meski baru memulai, tapi Tania yakin Rafael akan menyelesaikan semuanya. Ia tidak meragukan Rafael sama sekali. “Benarkah?” Fera bertanya heran. Dahinya berkerut dalam. “Pak Rafael akan tetap di Grand Velora? Aku kira Pak Rafael juga sudah mengundurkan diri.” Rupanya Fera juga mendengar desas-desus itu. Tania tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam sembari memikirkan kalimat yang tepat. Rafael memang ingin berhenti, tapi bantuannya di Grand Velora saat ini, seolah mengaburkan keputusan itu. Tania pun tidak mau memberi harapan palsu pada Fera dan Tasya. Namun, ia juga tidak bisa menampik kenyataan. “Grand Velora pasti akan kembali seper

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 205

    “Pak Rafael memanggil saya?” Nico ditarik kembali ke Grand Velora. Tania bahkan melihat Rachel yang datang bersama Nico. Sepertinya Rafael memang sengaja meminta keduanya kembali. “Untuk sementara, kamu yang menggantikan posisi saya sebagai direktur–”Nico mengangkat tangan menyela. Wajahnya terlihat gugup, juga ragu. Tiba-tiba saja dia dipanggil ke Grand Velora secara mendadak. Belum sempat Nico menebak apa yang terjadi, ia sudah dihadapkan dengan perintah seperti ini. Bahkan dalam mimpi saja, Nico tidak berani memimpikan posisi direktur.“Maaf, Pak Rafael. Saya pikir ini terlalu terburu-buru.” Nico mencoba meminta Rafael berpikir ulang. Tentu saja Nico sudah mengetahui keadaan Grand Velora. Belum lama ini, ia bahkan sudah membahasnya dengan Rachel. Sebagai orang yang pernah berada di Grand Velora sebelumnya, tentu saja ia peduli. Grand Velora, juga Grandee Hotel Group yang sedang berada di ujung tanduk. Tak ada satu pegawai pun yang tidak mendengar desas-desus itu. “Saya yakin

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 204

    “Kenapa kamu di sini?” Rafael menghela. Kedatangan Dika membuat suasana menjadi semakin canggung. Tania mulai menyesali keputusannya untuk mengajak Rafael. Rafael yang berusaha menghindar dari semua hal yang berhubungan dengan keluarga Dharmawan, jadi malah bertemu kembali dengan mantan asistennya. Jelas bukan reuni yang diharapkan oleh Rafael. “Saya masih bekerja di sini, Pak Rafael,” jawab Dika. “Saya berusaha meski sangat berat. Saya tidak bisa terus mengisi posisi kosong Pak Rafael,” sambung Dika. Suara Dika terdengar bergetar. Pria itu sedang menatap penuh harap pada Rafael sekarang. Rafael tegas menggeleng. “Aku tidak akan kembali.” Terdengar tarikan napas kaget. Seisi lobi seakan terkejut. Keadaan semakin tegang dengan suara berbisik di sana-sini. Tania menggigit bibirnya erat. Sekarang, ia sudah melakukan dua kesalahan. Pertama, membawa Rafael bersamanya. Kedua, membuat Rafael menjadi pusat perhatian. “Itu saja yang ingin saya sampaikan, Bu Manajer!” Tania senga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status