Share

Bab 47

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-01 23:24:11

“Kamu mau apa?!” Tania memekik tak percaya.

Rafael baru saja bilang bertamu, kan?! Pria itu tidak berniat untuk menemui ayah dan ibunya, kan?!

“Mau bertemu Ayah dan Ibumu,” jawab Rafael tenang.

Pria itu kembali ke setelan pabrik. Wajah Rafael datar seperti biasa.

“Enggak!” Tania memandang galak. “Jangan! Kenapa mau bertemu Ayah Ibuku? Mau bicara apaaaa?!”

Tania berteriak keras. Ia terbawa emosi sampai lupa untuk menjaga sikap di depan Rafael, bosnya.

“Memperkenalkan diri sebagai pacarmu. Juga mengatakan jika mereka tidak perlu khawatir karena aku bukanlah lelaki brengsek seperti mantanmu.”

Jawaban Rafael membuat Tania tertegun sesaat. Ia jadi tersentuh.

Rafael bersikap gentleman dengan mengakui status mereka di depan orang tua Tania. Pria itu bertanggung jawab. Hanya saja–

‘Tidak!’ Bantah Tania dalam hati. ‘Dia juga sama buruknya!’

Tania menolak lupa akan statusnya yang menjadi kekasih kontrak. Rafael yang membuatnya terjebak dalam keadaan seperti ini.

“Tidak. Tidak usah.” Tania
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 210

    Tania terduduk di atas sofa. Wajahnya pucat dan peluh mengalir di dahinya. “Apa yang aku lakukan benar?” Tania mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Mungkin, ia terlampau emosi. Sepertinya, ia tidak berpikiran panjang. Emosi Tania terpantik saat Julian dan Sonya membawa-bawa nama janin dalam kandungannya ke dalam masalah mereka. “Enggak,” gumam Tania seraya menggeleng. “Aku enggak melakukan kesalahan.” Kedua tangan Tania mengelus perutnya lembut. “Sebagai seorang ibu, aku hanya ingin memberikan hak untuk anakku. Apa yang aku lakukan, bukan kesalahan!” Tania mengangguk tegas. Tania yakin ia sudah melakukan hal yang benar. Bahkan, jika Rafael ada di sampingnya, Rafael pasti akan bertepuk tangan untuk Tania. “Harusnya aku mendengarkan Rafael sejak awal.” Wajah Tania menunjukkan kekecewaan. Tania menyesal. Ia harusnya tidak pernah goyah. Terus saja Tania memberikan kesempatan pada Julian dan Sonya. Semua karena Tania merasa tidak tega. Kedua orang itu adalah mertuanya. Tania tak

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 209

    “Kami sudah memberikan kamu kesempatan!” Sonya balas menjerit. Wajahnya memerah, penuh kemarahan. Seolah Tania telah melakukan hal paling buruk padanya. Padahal, Tania hanya menjadi seorang menantu. “Kamu bisa tetap tinggal sampai anak itu lahir!” sambung Sonya. “Jangan terus menuntut dan bersikap kurang ajar!”Brak!Gelas di atas meja bergetar. Isi gelasnya tumpah. Setelahnya, terrdengar gemeletuk keras rahang yang beradu. Agus berdiri dengan sorot mata mematikan. “Yang kamu teriaki itu anakku!” balas Agus tak kalah keras. Tania langsung berdiri. Ia menepuk lembut lengan sang ayah, berusaha menenangkan. Namun, Agus menepis tangan Tania. Agus yang terlampau emosi jadi mengabaikan Tania. Tania yang kebingungan, menoleh pada sang ibu, meminta bantuan. Namun, Anggi diam tak bergerak dari tempatnya. Anggi yang sebelum ini mendukung Tania, jadi kehilangan keinginan untuk terus memberikan suaranya untuk sang putri.“Bu!” Tania menegur Anggi, membuat ibunya terpaksa bergerak. Anggi te

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 208

    Tania menatap kedua orang di depannya lekat. Ia tertegun sesaat sebelum akhirnya bergeser memberikan jalan. “Siapa, Tania?” Anggi menyusul melihat ke depan pintu. Di sana, sudah berdiri Sonya, dengan Julian yang duduk di kursi roda. “Si-silakan masuk!” Sonya mendorong kursi roda Julian mengikuti langkah Tania. Mereka dipersilakan masuk ke ruang tamu. “Silakan duduk dulu. Saya akan ambilkan minuman.” Anggi bergerak cepat. Kakinya melangkah menuju dapur, menyiapkan teh hangat dan makanan kecil. Tania ditinggalkan di ruang tamu bersama Julian dan Sonya. Hatinya mendadak dipenuhi tanya. Apa kiranya yang Julian dan Sonya inginkan dengan datang ke rumahnya?“Ayah mertua sudah sembuh?” Tania mencoba membuka pembicaraan. Meski canggung setengah mati, ia berusaha untuk membuka mulutnya. “Saya bersyukur kesehatan Ayah mertua sudah lebih baik.”“Cih!” Julian meludah jijik.Dengan keterbatasan ekspresi juga gerakan, Julian tetap meremehkan Tania. Tatapannya sinis, bibirnya menggumam mengeje

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 207

    “Enggak apa-apa, Bu.” Tania mencoba mengerti. “Nanti Tania coba bicara sama Rafael buat lebih berusaha lagi,” janji Tania. Namun, malam itu, Rafael tidak kembali. Rafael menghubungi Tania lewat handphone Dika. Takut Tania tidak percaya, Rafael berniat melakukan video call sepanjang malam. Namun, Tania menolak. Ia ingin beristirahat. “Aku yakin kamu akan menjaga dengan baik kesempatan yang aku berikan,” ucap Tania pada Rafael. Tania memberikan peringatan lembut yang membuat Rafael langsung terdiam. Rafael dengan sadar diri berjanji kalau tidak akan ada yang terjadi. Malam itu, Tania tidur nyenyak. Saat bangun di pagi hari, ia mendapati Dika mengirim banyak gambar. Itu adalah foto Rafael setiap jam. Bibir Tania mengulas senyum tipis. “Ia benar-benar ingin membuktikan.” Tania melangkah ke kamar mandi dengan hati riang. Karena sudah tidak bekerja, Tania menghabiskan harinya membantu Agus dan Anggi di kedai. Malam hari, Tania mendapat kabar jika Rafael tidak pulang lagi. Rafael te

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 206

    “Kamu benar mau berhenti?” Fera langsung bertanya. “Kenapa? Apa karena Grand Velora mau bangkrut?” Tasya menyela. Wajahnya dipenuhi ketakutan.Baik Tasya maupun Fera, keduanya sama-sama cemas, sama-sama bingung. Tania yang menyadari kekhawatiran keduanya, tidak mau membuat keadaan semakin keruh. “Rafael sudah mengatasinya,” sahut Tania. Meski baru memulai, tapi Tania yakin Rafael akan menyelesaikan semuanya. Ia tidak meragukan Rafael sama sekali. “Benarkah?” Fera bertanya heran. Dahinya berkerut dalam. “Pak Rafael akan tetap di Grand Velora? Aku kira Pak Rafael juga sudah mengundurkan diri.” Rupanya Fera juga mendengar desas-desus itu. Tania tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam sembari memikirkan kalimat yang tepat. Rafael memang ingin berhenti, tapi bantuannya di Grand Velora saat ini, seolah mengaburkan keputusan itu. Tania pun tidak mau memberi harapan palsu pada Fera dan Tasya. Namun, ia juga tidak bisa menampik kenyataan. “Grand Velora pasti akan kembali seper

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 205

    “Pak Rafael memanggil saya?” Nico ditarik kembali ke Grand Velora. Tania bahkan melihat Rachel yang datang bersama Nico. Sepertinya Rafael memang sengaja meminta keduanya kembali. “Untuk sementara, kamu yang menggantikan posisi saya sebagai direktur–”Nico mengangkat tangan menyela. Wajahnya terlihat gugup, juga ragu. Tiba-tiba saja dia dipanggil ke Grand Velora secara mendadak. Belum sempat Nico menebak apa yang terjadi, ia sudah dihadapkan dengan perintah seperti ini. Bahkan dalam mimpi saja, Nico tidak berani memimpikan posisi direktur.“Maaf, Pak Rafael. Saya pikir ini terlalu terburu-buru.” Nico mencoba meminta Rafael berpikir ulang. Tentu saja Nico sudah mengetahui keadaan Grand Velora. Belum lama ini, ia bahkan sudah membahasnya dengan Rachel. Sebagai orang yang pernah berada di Grand Velora sebelumnya, tentu saja ia peduli. Grand Velora, juga Grandee Hotel Group yang sedang berada di ujung tanduk. Tak ada satu pegawai pun yang tidak mendengar desas-desus itu. “Saya yakin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status