Share

Bab 81

Author: Dewiluna
last update Huling Na-update: 2025-05-14 21:29:16

“Aku sedang lelah,” ucap Tania saat merebahkan diri di atas ranjang di dalam kamarnya.

Ia baru selesai makan malam, tapi sudah mengantuk. Semua hal tentang manajer baru, juga gosip tentang perceraian Romi membuat Grand Velora heboh.

Sepertinya belakangan ini, selalu ada berita besar di Grand Velora.

Bzzzt.

Handphone Tania bergetar. Nama kontak pacar tertera di layar.

“Aku sedang tidak ingin bicara.” Tania mengeluh sendiri.

Ia tidak membalas pesan Rafael, tapi pria itu malah meneleponnya.

Getaran handphone Tania berhenti kemudian. Ia melihat ada sebuah pesan masuk setelahnya.

Pacar: Aku di depan rumahmu. Apa aku boleh masuk?

“Apa?!” Tania meloncat dari ranjang.

Ia lupa dengan dirinya yang sedang memakai pakaian rumahan. Tania berlari keluar kamar, hanya dengan menggunakan kaos polos dan celana pendek.

“Tania, kamu mau ke mana?!” Anggi bertanya saat melihat Tania membuka pintu rumah.

Tania yang sedang terburu-buru, membuat alasan asal. “Mau ke warung sebentar!”

Di depan rumah, T
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 187

    “Aku ….” Lidah Tania terasa kelu. Tania bimbang luar biasa. Hatinya bergejolak. Di satu sisi, bukti yang tak terbantahkan membuat Tania menuduh. Namun, jauh di sudut hatinya, masih ada rasa percaya itu. “Menurutmu, Rafael pria yang seperti itu?” Romi bertanya, memastikan. Tania menelan salivanya pahit. Entah mengapa, ia mulai meragukan tuduhan perselingkuhan Rafael. “Kamu harusnya lebih mengenal suamimu,” ujar Romi. Tania menatap Romi lekat. Ia teringat lagi tentang insiden Romi dan istrinya dulu. “Kamu juga tidak mengenal baik istrimu.” Tania malah menyindir Romi. Tania langsung menutup mulutnya rapat setelah itu. Ia harusnya tidak mengatakannya. Romi meringis sesaat. Pria itu menghela berat kemudian. “Kamu benar. Aku juga tidak mengenal baik istriku, padahal kami sudah hidup bersama selama bertahun-tahun.” Romi mengeluh. Ta

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 186

    “Eum ….” Tania memasang wajah ragu sesaat. Ia tidak mau menebar janji palsu. Tania harus memastikannya terlebih dahulu. “Sulit ya? Ini salahku.” Nathan menunduk murung. “Aku terlalu sibuk sampai melupakan tanggal pernikahan orang tuaku.” Ekspresi sedih Nathan membuat Tania akhirnya berusaha. “Untuk berapa orang? Aku akan coba mengusahakannya,” ucap Tania. Tania menggigit bibir pelan. Ia mungkin harus sedikit memberikan syarat untuk permintaan Nathan kali ini. “Tapi … Pak Nathan mungkin harus menjadi member VIP Grand Velora dulu. Dengan begitu aku bisa menaikkan reservasi Pak Nathan menjadi prioritas,” sambung Tania. Nathan mengangguk dengan wajah sumringah. Pria itu langsung setuju. “Tentu saja!” Tania balas tersenyum. Ia menanyakan beberapa detail tentang reservasi Nathan sebelum akhirnya sebuah panggilan menyela pembicaraan mereka. “Ah, sep

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 185

    “Rafael enggak pulang,” lirih Tania pelan. Tania memandang jam di layar televisi yang ada di depannya. Sudah lewat tengah malam, tapi sang suami sama sekali belum memberikan kabar. “Apa aku harus menghubunginya lebih dulu?” Tania menggeleng. Ia tidak mau memulai. Di saat dirinya sudah memberi peringatan pada Rafael, Tania tak mau bersikap lemah. “Enggak apa-apa,” ucap Tania seraya mengelus perutnya lembut. “Kalau dia memang milikku, dia pasti akan kembali padaku. Bagaimana pun caranya.” Tania mencoba berbesar hati. Ia beranjak dari sofa. Tidur terlalu larut tidak akan baik untuk kesehatan dirinya dan juga calon bayinya. Untuk sekarang, bayi dalam kandungannya adalah prioritas Tania. Hal yang lain bisa menunggu. Tania masuk ke dalam kamar tidur. Ia mencoba memejamkan mata. Namun, sejam sudah berlalu, Tania tidak bisa tidur juga. Tangannya bergera

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 184

    “Lebih baik aku mati!” Rafael meludah tak sudi. Natasha tertawa. Ia meraih dagu Rafael, mencengkeramnya erat. “Jangan menguji kesabaranku, Rafael. Aku ini bukan orang yang baik hati,” sahut Natasha. Natasha mendorong Rafael keras, membuat Rafael meringis sesaat. Natasha berjalan ke arah sofa. Ia duduk di sana. Satu jari Natasha membuat satu pengawal mendekat. “Bawa dia,” bisik Natasha pelan. Dalam satu hentakan, para pengawal membawa Rafael ke hadapan Natasha. Rafael dipaksa berlutut di depan wanita itu. “Kamu tidak bisa merendahkan aku seperti ini!” Rafael mengumpat. “Ayahku enggak akan tinggal diam!” Rafael berusaha memperingatkan. Natasha hanya mengedikkan bahu. “Masa’ sih?” Ia menyahut meledek. Natasha meraih handphone miliknya. Ia menekan satu tombol, menghubungi Julian. Natasha mencoba membuktikan ucapan Rafael. “Halo, Ayah Julian.” Natasha menyapa dengan nada ramah yang dibuat-buat. Rafael tertegun sesaat. Ia tidak tahu jika hubungan Natasha sudah sedekat it

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 183

    “Kamu mau bertemu denganku?” Rafael berdecih kasar. Baru melihat wajah Natasha sesaat, ia sudah murka. “Kamu yang merencanakan semua ini, kan?” Rafael menatap penuh kemarahan. “Udah puas kamu?!” hardik Rafael.Natasha tertawa keras. Wanita itu malah bertepuk tangan menghadapi amukan Rafael. “Kalian bertengkar? Kamu diusir?” sindir Natasha. Rafael bergeming sedikit. Ia mengatur wajahnya untuk tetap dingin. Namun, Natasha tahu apa yang terjadi. “Bagus!” Natasha bertepuk tangan riang.“Kalau begitu kamu bisa tinggal di sini. Aku akan menerima kamu dengan senang hati.” Natasha membuka kedua tangannya lebar. Rafael meludah seketika. Ia tak sudi dengan tawaran Natasha. Lebih baik mati daripada menerimanya. “Semakin kamu nakal, semakin aku menyukaimu.” Natasha tersenyum lebar.Natasha tidak keberatan dengan tatapan penuh kebencian yang diberikan oleh Rafael. Ia membalasnya dengan sebuah kedipan genit. “Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada istriku!” Rafael menuntut. Natasha ter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 182

    “Kak!” Tyo menerobos masuk.Ia langsung memeriksa Tania dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tania baru bisa dihubungi setelah menghilang seharian. “Aku kan udah bilang tunggu aku pagi tadi! Kenapa Kakak jadi pulang duluan?” seru Tyo keras. Tania menggeleng pelan. Ia menghapus air mata di pipi.“Kenapa nangis? Kakak udah bicara sama Kak Rafael?” Tyo mengajak Tania duduk di sofa. Tyo tanpa canggung langsung menganggap apartemen Tania seperti rumahnya sendiri. Keadaan Tania lebih penting. Tyo tak sempat basa-basi. “Salah paham, kan?” Tyo mendesak Tania untuk bicara. Tania menghela napas. Ia memandang wajah Tyo lekat. Inginnya Tania mengiyakan, tapi rasa sakit hatinya memaksa ia untuk jujur. “Dia memang melakukan itu,” lirih Tania. “Apa?!” Tyo merasa tidak yakin dengan apa yang ia dengar. “Kak Rafael selingkuh?” Tyo bertanya, memastikan. Tania mengangguk perih. Ia menunduk dalam, dan air matanya kembali mengalir tanpa henti. Tyo, duduk di sebelah Tania dengan tangan mengepal er

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status