Share

Bab 82

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-05-15 15:50:33

“Tania, kamu tau kabar Gilang enggak?” Hari itu tidak hujan, tidak berangin, juga tidak ada badai, tapi Fera mengajak Tania bicara duluan.

Tania sampai memicing tak percaya. Ia curiga, tapi kemudian Tania berpikir mungkin Fera bosan karena Tasya tidak ada di shift yang sama dengannya hari ini.

“Kenapa dengannya?” Tania berpura-pura tidak tertarik, meski sebenarnya ingin tahu.

Memangnya apa yang terjadi pada Gilang? Tania tidak mendengar apa pun.

Ia kan memutuskan semua kontak. Tania juga sudah meminta keluarganya untuk melakukan hal yang sama.

“Aku punya teman yang kerja di Hotel Emporium, katanya Gilang melamar di sana.” Fera berbisik dalam suara yang hampir tidak terdengar.

‘Gilang mencari kerja di tempat lain?’

Wajar saja. Pria itu pasti butuh pekerjaan dan juga uang. Tania tidak heran karena gaya hidup Gilang yang mewah.

“Tapi lamarannya ditolak.” Fera melanjutkan gosipnya.

Sekarang, Tania jadi tambah penasaran. “Kenapa?”

Apa mungkin karena ia dipecat secara tidak hormat?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 84

    “Seperti dulu ….” Tania menggumam sendiri di kamarnya. “Seperti dulu itu … kapan?” Tania bingung sendiri. Ucapan Rafael terdengar seperti jika mereka sudah saling mengenal lama, tapi Tania tidak bisa mengingatnya sama sekali. “Tania, sarapan dulu!” Anggi berteriak sambil mengetuk pintu kamar Tania. Tania langsung berteriak menjawab. Ia beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan ke ruang makan. “Kamu enggak siap-siap?” Anggi menunjuk Tania yang duduk di kursi ruang makan masih dalam pakaian tidurnya. Tania menjawab santai, “Libur, Bu.”Kebetulan sekali, setelah kejadian heboh kemarin, Tania mendapatkan jadwal libur. Ia jadi bisa diam di rumah sambil menunggu luka di wajahnya sembuh. “Wajahmu kenapa?” Anggi bertanya sambil menunjuk.Nah, benar kan. Sekarang saja, Tania sudah ditanya. Seluruh anggota keluarganya sedang menatap wajah Tania lekat. “Dicakar kucing,” jawab Tania, berbohong. Tyo tertawa keras. Makanan di mulut Tyo sampai tumpah ke sana-sini. “Ih! Jorok!” Tania memukul

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 83

    “Ma-maaf,” lirih Tania, pelan. Mendengar permintaan maaf Tania, Rafael mengusap wajahnya kasar. Bukan permintaan maaf yang ia mau. “Lain kali jangan takut melawan.” Rafael menarik Tania ke sisinya. Pria itu merangkul bahu Tania. “Kamu tidak akan pernah salah, karena ada aku.”Tubuh Tania bergetar. Air matanya meleleh kemudian. Takut yang sebelumnya berusaha Tania tahan, akhirnya luruh juga. Rafael menghela. “Jangan menangis,” gumamnya pelan. Saat lift berdenting, Rafael membawa Tania ke dalam pelukan. Tubuh Tania melayang sesaat ketika Rafael menggendongnya.“Rafael!” Tania memekik malu.Ia menyembunyikan wajahnya sambil memeluk leher Rafael erat. Tania bisa merasakan langkah Rafael yang tegas, terus berjalan tanpa kesulitan meski harus menggendongnya.“Buka pintu!” Seruan Rafael terdengar jelas di telinga Tania.Sepertinya mereka sudah sampai di ruangan Rafael. Tania baru berani menunjukkan wajah saat mendengar suara pintu yang tertutup.“Turunkan aku,” pinta Tania. Ia menggoya

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 82

    “Tania, kamu tau kabar Gilang enggak?” Hari itu tidak hujan, tidak berangin, juga tidak ada badai, tapi Fera mengajak Tania bicara duluan. Tania sampai memicing tak percaya. Ia curiga, tapi kemudian Tania berpikir mungkin Fera bosan karena Tasya tidak ada di shift yang sama dengannya hari ini. “Kenapa dengannya?” Tania berpura-pura tidak tertarik, meski sebenarnya ingin tahu. Memangnya apa yang terjadi pada Gilang? Tania tidak mendengar apa pun. Ia kan memutuskan semua kontak. Tania juga sudah meminta keluarganya untuk melakukan hal yang sama. “Aku punya teman yang kerja di Hotel Emporium, katanya Gilang melamar di sana.” Fera berbisik dalam suara yang hampir tidak terdengar. ‘Gilang mencari kerja di tempat lain?’ Wajar saja. Pria itu pasti butuh pekerjaan dan juga uang. Tania tidak heran karena gaya hidup Gilang yang mewah. “Tapi lamarannya ditolak.” Fera melanjutkan gosipnya. Sekarang, Tania jadi tambah penasaran. “Kenapa?”Apa mungkin karena ia dipecat secara tidak hormat?

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 81

    “Aku sedang lelah,” ucap Tania saat merebahkan diri di atas ranjang di dalam kamarnya.Ia baru selesai makan malam, tapi sudah mengantuk. Semua hal tentang manajer baru, juga gosip tentang perceraian Romi membuat Grand Velora heboh. Sepertinya belakangan ini, selalu ada berita besar di Grand Velora. Bzzzt.Handphone Tania bergetar. Nama kontak pacar tertera di layar. “Aku sedang tidak ingin bicara.” Tania mengeluh sendiri. Ia tidak membalas pesan Rafael, tapi pria itu malah meneleponnya. Getaran handphone Tania berhenti kemudian. Ia melihat ada sebuah pesan masuk setelahnya.Pacar: Aku di depan rumahmu. Apa aku boleh masuk?“Apa?!” Tania meloncat dari ranjang. Ia lupa dengan dirinya yang sedang memakai pakaian rumahan. Tania berlari keluar kamar, hanya dengan menggunakan kaos polos dan celana pendek. “Tania, kamu mau ke mana?!” Anggi bertanya saat melihat Tania membuka pintu rumah. Tania yang sedang terburu-buru, membuat alasan asal. “Mau ke warung sebentar!”Di depan rumah, T

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 80

    “Kami mendengar berita tentangmu,” ucap Lia dan Keisha bersamaan. Dua teman Tania itu menyeretnya ke kantin keesokan harinya, setelah foto-foto Gilang tersebar. “Gilang akhirnya dipecat?” Keisha bertanya penasaran. Tania mengangguk pelan. Ia masih ingat drama yang terjadi kemarin. Bagian saat Rafael mengamuk, juga dirinya yang menangis tanpa malu.Setelah kejadian di ruangan Romi, Tania melarikan diri ke toilet. Ia terus menghindari Rafael sampai sekarang. “Katanya ada foto-foto Gilang, tapi aku enggak sempat lihat.” Keisha terlihat kecewa. Lia pun sama. Mereka berdua mengangguk murung. “Aku juga cuma lihat sekilas,” sahut Tania. Foto yang tersebar itu ternyata tidak sampai ke semua orang. Para manajer langsung bertindak, menghapus semuanya. “Kita dapat peringatan. Pegawai yang masih simpan fotonya dan juga nyebarin, bakal dapat sanksi.” Lia menjelaskan. ‘Pantas saja, hari ini keadaan tenang. Ternyata semua sudah diatasi.’ Tania membatin dalam hati.“Iya, kemarin ribut banget

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 79

    “Aku?” Tania menunjuk dirinya sendiri.Staf housekeeping itu mengangguk. Tidak ada keraguan sama sekali di wajahnya. “Aku tidak naik jabatan karena dia!” Tania berseru muak. ‘Kenapa sih orang-orang terus menuduhnya macam-macam?!’ Tania menggeleng tidak terima. Ia tidak naik jabatan karena orang dalam. Setidaknya, itu yang Rachel dan Romi katakan padanya. “Pak Direktur!” Tania memanggil Rafael yang memang sedang duduk di sampingnya.“Apa saya menjadi resepsionis karena bantuan orang lain?” tanya Tania tanpa ragu. Agar semuanya jelas, Tania langsung meminta jawaban dari Rafael. Rafael adalah atasan mereka semua di sini. Posisinya yang paling tinggi. “Tidak,” jawab Rafael singkat. “Kamu bisa sampai di posisimu sekarang karena pelayananmu diakui oleh tamu.”Romi menengahi. Ia akan merasa sangat tidak berguna jika membiarkan Rafael yang menyelesaikan masalah ini. “Kalian harusnya tahu, jika tidak ada kecurangan seperti itu di dalam Grand Velora.” Romi menegaskan. “Performa adalah h

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 78

    “Urus dia!” Rafael memberi perintah pada Romi dan Dika. Sementara ia sendiri sibuk membantu Tania.Tania menerima uluran tangan Rafael. Ia mencoba mengatur napas, menghilangkan keterkejutan yang sebelum ini menerpa. “Kamu tidak apa-apa?” Rafael bertanya sambil memeriksa wajah Tania. Pria itu mengecek kepala, lengan, dan badan Tania dengan seksama. Rafael baru puas setelah memastikan jika Tania baik-baik saja. “Pipimu pasti sakit.” Rafael meraba pipi Tania pelan. Tania meringis tanpa suara. Ia tidak mau mengaduh atau mengeluh, agar Rafael tidak kembali murka. “Tidak terlalu,” jawab Tania, berbohong. Rafael menggeram kesal. Ia berteriak keras, meminta dibawakan kotak P3K. Romi bergerak cepat. Ia mengambil kotak yang ada di sudut meja, lalu gegas menyerahkannya pada Rafael.“Apa lukanya parah, Pak Direktur?” Romi bertanya khawatir. Pria itu merasa bersalah karena tidak bisa bertindak lebih cepat, sampai-sampai Rafael harus turun tangan sendiri. “Saya tidak apa-apa, Pak,” jawab T

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 77

    “Memangnya apa yang saya lakukan?” Gilang terus saja berpura-pura.Tania menggeram kesal. Ia sedang menahan diri untuk tidak meninju wajah Gilang yang tepat berada di depannya. “Kenapa kamu berteriak pada saya, Tania?” Gilang menegur dengan ekspresi sok berwibawa. “Saya kan manajermu,” sambung Gilang kemudian. Tania jadi tak bisa berkata-kata. Ingin dia mengeluarkan semua keluhan, tapi ternyata suaranya disela oleh panggilan Romi. “Ada apa?” Romi bertanya pada Tania. Inginnya Tania berpura-pura tidak ada masalah, tapi wajahnya yang muak sudah dilihat jelas oleh Romi. “Apa terjadi sesuatu?” Romi bertanya lagi, tapi Tania tidak menjawab. Gilang yang mewakili seperti biasa. Ia berdiri di depan Tania, berusaha bermulut manis di depan Romi. “Saya hanya sedang mengajari bawahan saya, Pak. Dia agak sulit diajari,” jawab Gilang penuh percaya diri. Tania melengos keras. Gilang pasti sedang membicarakan dirinya sendiri, bukan Tania.Ia dengan sengaja tidak mau mengiyakan ucapan Gilang.

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 76

    “Aku tidak ingin makan.” Tania menghela keras. Ia sangat terpaksa duduk di ruang VIP sebuah restoran. Rafael sendiri pura-pura tidak melihat keruhnya wajah Tania. Pria itu tetap memesan makanan, lalu memaksa Tania menyantapnya. “Aku tidak punya banyak waktu.” Rafael menunjuk piring Tania yang masih belum tersentuh. Tania mendengus kesal. Kalau tidak ada waktu, kenapa menemuinya coba?!“Setelah ini, kamu istirahat saja di rumah,” sambung Rafael. Ucapan Rafael membuat Tania memicing curiga. Apa-apaan perintahnya itu? Apa Rafael sedang mencoba perhatian padanya?“Tadi … memangnya apa yang terjadi?” tanya Rafael hati-hati. Tania jadi yakin jika Rafael sedang berusaha menghiburnya. Lihat saja sekarang. Rafael sedang bertanya apa yang terjadi di Grand Velora sebelum ini. “Tidak ada,” jawab Tania tenang. “Cuma sedikit masalah. Aku bisa mengurusnya sendiri.”Bukannya sombong, Tania hanya tak ingin merepotkan Rafael. “Tapi terima kasih untuk bantuanmu tadi, aku sangat tertolong.” Tania

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status