Share

Bab 71

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-07-27 08:29:04

Rasa penasaran ini harus dituntaskan, begitu kata Amara. Dia membeli alat tes kehamilan di minimarket dekat rumah. Lengkap menggunakan hoodie yang menutupi kepalanya dan juga maskee yang menutupi wajahnya. Itu sebab Amara takut jika wajahnya sampai diketahui, apalagi dia membeli alat tes kehamilan.

Setelah membeli, Amara pulang ke rumah dan masuk lewat pintu samping sambil mengendap-ngendap.

Pintu samping yang menjadi penghubung antara garasi dan ruang tengah. Tepat sekali kamar Amara berada di sisinya.

Baru saja ingin membuka pintu, tubuh Amara terdorong ke belakang.

"Aduh!" Amara jatuh terdorong. Belanjannya terlepas dan berserakan.

"Mbak Amara!!" Seru Sierrra.

Sierra tak menyangka jika ada orang yang dibalik pintu. Dia langsung mendorong handle saja tadi.

"Mbak gapapa?"

Sierra segera membantu Amara yang terjatuh dan membereskan belanjaan yang keluar dari plastik.

"Apa ini?" Tanya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 71

    Rasa penasaran ini harus dituntaskan, begitu kata Amara. Dia membeli alat tes kehamilan di minimarket dekat rumah. Lengkap menggunakan hoodie yang menutupi kepalanya dan juga maskee yang menutupi wajahnya. Itu sebab Amara takut jika wajahnya sampai diketahui, apalagi dia membeli alat tes kehamilan.Setelah membeli, Amara pulang ke rumah dan masuk lewat pintu samping sambil mengendap-ngendap.Pintu samping yang menjadi penghubung antara garasi dan ruang tengah. Tepat sekali kamar Amara berada di sisinya.Baru saja ingin membuka pintu, tubuh Amara terdorong ke belakang."Aduh!" Amara jatuh terdorong. Belanjannya terlepas dan berserakan."Mbak Amara!!" Seru Sierrra.Sierra tak menyangka jika ada orang yang dibalik pintu. Dia langsung mendorong handle saja tadi."Mbak gapapa?"Sierra segera membantu Amara yang terjatuh dan membereskan belanjaan yang keluar dari plastik."Apa ini?" Tanya

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 70

    "Kamu merasa sikap Amara berubah?" Tanya Raina memandang suaminya lekat malam ini."Berubah bagaimana?""Lebih pendiam. Kelihatan tidak bersemangat." Ucap Raina.Amar tampak berpikir. Dia juga merasakan perubahan sikap anaknya."Sepertinya ada yg dia sembunyikan." Sambung Raina.Amar mengerti. Raina selalu punya feeling yang tajam pada anak-anaknya."Ada apa sebenarnya?"Mendengar pertanyaan Amar. Mau tak mau, Raina menjelaskan semua kecurigaannya. Di mulai dari kebohongan Amara saat dia mengatakan pergi bersama Anita. Lalu di pulang dalam keadaan hujan deras pada hari itu."Maksudmu dia punya pacar?" Tanya Amar curiga.Raina hanya mengedikkan bahu. "Mungkin cuma firasatku saja.""Aku akan bicara padanya."Amar bangkit dari posisinya."Jangan terlalu keras." Raina mengingatkan.Amar ini begitu lembut kepada anak-anaknya. Tapi sekalinya marah sungguh menyeramkan. Dan Raina pernah merasakannya dulu.Amar yang mencoba menegur anaknya menghentikan niatnya ketika lampu kamar Amara sudah ma

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 69

    "Amara sudah pulang?" Tanya Erina.Dari tadi oma Amara memperhatikan Raina yang terus mondar mandir di ruang tamu.Raina menggeleng. "Belum, ma.""Sudah kamu hubungi?" Nah, sekarang Erina ikut cemas."Sudah tapi gak diangkat. Kayaknya kejebak hujan." Ucap Raina cemas."Duh, anak ini!""Apa Raina susul aja, ya? Katanya dia pergi sama Anita beli kado. Mungkin mereka kehujanan di jalan."Erina mengangguk setuju. Ia pun sama khawatirnya."Ya pergilah. Hati-hati menyetirnya. Jalanan licin."Raina pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil tapi Erina keburu memanggilnya."Amara sudah pulang!"Sontak Raina berlari lagi ke ruang tamu dan mendapati Amara sedang melepas jas hujannya."Mama baru aja mau cari kamu.." Raina lega karena anak sulungnya sudah pulang."Sama siapa pulangnya, nak?" Tanya Raina."Sama temen.""Kamu nerabas hujan?" Dahi Erina mengernyit. "Iya. Tadi Anita bawa motor.""Nekat sekali kalian ini!" Erina mulai mengomel."Ya sudah. Kamu masuk dan mandi dulu. Nanti masuk ang

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 68

    Raina meletakan satu nampan berisi dua porsi nasi dan ayam goreng lengkap dengan cola dan kentang goreng. Tak lupa eskrim coklat dengan taburan kacang sebagai makanan penutup untuk Sierra."Ma.." "Ya, sayang?"Sierra terlihat ragu. Perlukah dia mengatakan apa yang ia lihat tadi."Ada apa?" Tanya Raina tahu jika anaknya ingin mengatakan sesuatu."Nggak apa-apa." Jawab Sierra. Remaja ini mengambil makanannya. "Cuma sedih karena mbak Amara gak ikut kita makan siang disini."Mendengar itu Raina jadi tersenyum. "Mbakmu lagi sibuk persiapan olimpiade, sayang. Jangan kecil hati."Sierra hanya mengangguk.Raina mengambil ponselnya. Dia jadi ingat tentang Amara yang tak jadi ia jemput. Raina menelpon Amara. Pada panggilan kedua barulah terdengar suara di sebrang sana."Sudah dimana? Sudah sampai rumah?" Tanya Raina langsung. Dia tahu karena Amara tadi bilang pulang dengan ojek online."Lagi di jalan, ma."Terdengar suara bising juga klakson."Hati-hati, sayang.. sampai ketemu di rumah.""Iy

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 67

    Amara terkejut. Dua lelaki dewasa memanggilnya. Galih berdiri di gerbang sekolah dengan senyum manisnya serta Amar yang mengejar dari belakang dengan muka masamnya.Seketika Amara membeku, dia takut. Bagaimana jika Amar benar-benar ingin bertemu dengan Galih. Walau dia merasa tak melakukan kesalahan, entah kenapa ada rasa tidak suka jika ayahnya itu bertatap muka dengan guru idamannya.Dering ponsel berbunyi. Amar menghentikan langkah dan mengambil ponsel yang ada di sakunya.Raina menelpon."Ya, sayang?" Amar masih memandang putrinya yang berdiri disana.Pas sekali bel sekolah berbunyi. Amara langsung berlari masuk ke gerbang sekolah sebelum ditutup. Galih sendiri sudah masuk terlebih dahulu."Aku akan kesana." Amar mematikan ponsel dengan mata yang tetap awas memperhatikan Amara lebih jauh. Anak sulungnya tampak berlarian masuk ke area sekolah."Lain kali saja." Amar menghela nafas.Niatnya tadi ingin menegur sikap Amara yang keterlaluan. Sekalian ingin bertemu dengan guru yang ber

  • Malam Pertama Di Hari Perpisahan   Bab 66

    Satu minggu berlalu, hubungan Amara dan Galih semakin dekat. Tiada hari tanpa bertemu. Setelah jam pelajaran usai, maka waktu menjadi milik mereka.Amara juga selalu mencari cara agar bisa menarik perhatian pak guru yang tampan itu. Seperti bertanya mengenai soal yang rumit dan sulit dipecahkan atau masalah yang lain. Karena semangat belajar, Amara jadi lebih berani memoles pewarna bibir di bibirnya yang merekah. Sungguh Amara kini tengah menikmati gemuruh perasaan di hatinya yang berbunga.Walau dia tahu ini salah karena menyukai gurunya sendiri. Tapi ia tak perduli. Toh, ini hanya sekedar perasaan suka saja. Tidak lebih. Amara cukup tahu diri.Satu minggu terlewati, begitu juga dengan Sierra yang tengah gugup karena akan melewati hari besarnya. Dua hari lagi dia akan lomba tilawah tingkat kota. Seluruh persiapan sudah dia lakukan. Menyiapkan stamina yang cukup agar tampil fit saat lomba nanti. Dia juga mampu menciptakan variasi nada untuk bisa memenangkan lomba ini."Tapi, hari min

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status