Share

Cepat Kasih Tahu

"Nyo–Nyonya Sekar? Ada keperluan apa sampai Anda repot-repot datang ke tempat ini?"

Bukan main kagetnya Bibi Luna ketika berhadapan dengan Nyonya Sekar di depan pintu unitnya pada pukul delapan pagi.

Seorang wanita yang pernah ia abdikan diri selama beberapa tahun itu menurunkan kacamata hitam yang dipakainya. Sorot matanya tajam menusuk.

Bibi Luna tersentak, segera membuka pintu unitnya lebar-lebar sambil membungkuk.

"Astaga, di mana sopan santun saya. Silakan masuk, saya akan menyiapkan teh dan—"

"Minggir," potong Nyonya Sekar angkuh.

Ketika wanita itu melangkah ke unit, matanya menyapu seluruh area. Ia mendengus sinis ketika melihat barang-barang mahal yang pasti dibeli dari uang dari putranya.

"Kulihat Johan cukup memberimu kemewahan, bukankah begitu?" sindir Nyonya Sekar, lalu duduk di sofa sambil menegakkan kepala.

Bibi Luna bersimpuh di lantai meski dia pemilik rumah itu. Seraya menjawab malu-malu, "Eh... Iya, berkat kemurahan hati Tuan Muda dan juga Anda, Nyonya."

Nyonya Seka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status