Beranda / Rumah Tangga / Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu! / 02. Andai Kamu Bukan Istri Willson

Share

02. Andai Kamu Bukan Istri Willson

Penulis: Chani yoh
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-17 13:06:37

Wajah pria yang sekarang hanya berjarak sepuluh senti itu terlihat terkejut akibat pekikan suara Darline. Kedua matanya membuka dan mengerjap-ngerjap menyesuaikan diri dengan cahaya matahari di sekitarnya.

“Ada apa?” tanyanya dengan suara serak yang rendah dan berat, sembari menyesuaikan diri dengan rasa sakit yang mendera kepalanya.

“Pam—Paman Hayden?” seru Darline yang suaranya kini bagai tertahan di tenggorokannya.

Dia sungguh tak bisa mempercayai penglihatannya.

“Jad—jadi ... semalam yang bersamaku— semalam kit- kita berdua-”

Lagi, kalimat Darline jadi tak selesai karena dirinya terlalu shock atas pemahaman satu ini.

Paman Hayden adalah pamannya Willson. Bagaimana bisa dia malah menghabiskan malam bersama paman suaminya?

Bukankah Willson yang mengirimkannya pesan untuk datang ke kamar kosong ini? Tapi kenapa yang menghabiskan malam bersamanya malah Paman Hayden?

“Kenapa begitu berisik saat hari masih pagi, huh?” Suara Hayden pun akhirnya bergema lagi.

Pria yang diperkirakan Darline berusia 41 tahun itu pun akhirnya menoleh untuk menatap ke arahnya.

Seketika itu juga, dua manik mata chesnut brown milik Hayden membelalak teramat lebar saat menyadari bahwa yang menatapnya horor dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun di balik satu selimut yang sama dengan dirinya adalah ... Darline, istri dari keponakannya sendiri.

                ***

“Kita harus rahasiakan semua yang terjadi semalam, Darline!” seru Hayden ketika mereka berdua telah berhasil berpakaian dengan cepat dan merapikan diri masing-masing, lalu duduk berjauhan untuk bicara.

Darline tak perlu mengangguk. Dia bahkan sudah memikirkan hal ini sedari tadi, jauh sebelum Hayden mengucapkannya.

“Tentu saja, Paman,” kata Darline lirih sambil menundukkan kepalanya.

Pikirannya saat ini teramat sangat semrawut. Bagaimana dia bisa menghadapi Willson dengan sikap dan tingkah laku sebiasa mungkin lagi?

Belum lagi Bu Mira, ibu mertuanya, bersama Lisa, adik iparnya, selalu tampak mencampuri segala urusan mereka.

Darline rasanya takkan mampu bersikap biasa-biasa lagi.

Terlebih lagi, apa yang dia rasakan semalam sangatlah berbeda. Semalam adalah kali pertamanya dia mampu mereguk kepuasan dalam bercinta.

'Oh, ya ampuuuun! Kenapa aku harus merasakan kenikmatan pertama ini dari Paman Hayden? Ini sangat tidak baik!'

Memikirkan ini semua, dada Darline terasa sesak dan air matanya pun berjatuhan.

Tetesan air bening itu pun tertangkap penglihatan Hayden.

“Hei, hei, kau ... menangis?” tanya Hayden terkesiap melihat wajah Darline yang sudah dipenuhi air mata.

“Hei ...” bisiknya lagi dengan suara yang jauh lebih lembut dari sebelumnya.

Pria itu bahkan menghampirinya dan berjongkok di depannya agar tatapan mata mereka tampak sejajar.

“Hei, Darline! Kenapa kau menangis?”

Darline menggeleng. “Aku hanya takut kejadian ini ketahuan Willson dan yang lainnya. Aku tidak pandai berpura-pura, Paman.”

Hayden terkesiap lalu berpikir sebentar. Kemudian, dia meletakkan tangannya di atas tangan Darline yang saling meremas gelisah. Digenggamnya kedua tangan Darline demi membuat wanita itu merasa tenang.

“Dengar, Darline. Semalam adalah suatu kesalahan. Aku sedang mabuk. Dan aku tidak mengerti kenapa kau bisa berada di tempat ini semalam, dan kenapa aku bisa menarikmu ke ranjang ini. Tapi, tetap saja itu kesalahan.

Andai kau bukanlah istri Willson, aku akan dengan senang hati bertanggung jawab atas kesalahan semalam itu. Sayang sekali, statusmu adalah istri keponakanku sendiri, Darline.

Kalau kita tidak merahasiakannya maka itu sama saja melemparkan dirimu ke dalam api masalah. Hubunganmu dengan Willson akan rusak, bahkan mertuamu bisa memandang hina dirimu. Aku tahu dengan jelas bagaimana ibu mertuamu itu, Darline. Kau tentu tidak mau hal itu terjadi, bukan?”

“Iya, Paman. Tapi ... bagaimana kalau Willson tetap mengetahuinya?”

“Itu tidak akan terjadi. Selama kita berdua tutup mulut, tidak akan ada orang lain lagi yang akan tahu. Mengerti?”

Dengan jarinya, Hayden mengarahkan dagu Darline agar wajah wanita itu menatapnya tepat di manik chesnut brown miliknya.

Saat tatapan mereka saling bertaut, jemari Hayden merayap lembut di pipi Darline lalu mengelap air matanya yang membasahi pipi halusnya itu. Perlahan tapi pasti, segala keresahan yang tadi melilit dirinya pun sirna.

Tatapan mata Paman Hayden sangat teduh dan menenangkan. Entah mengapa, Darline rasanya ingin berlama-lama menatap manik chesnut brown itu. 

“Sekarang kau harus kembali ke sisi Willson. Bilang saja kalau kau tersesat dan tertidur di kamar ini. Tidak ada yang mengetahui keberadaanku di sini semalam. Bagi keluarga besar Limanso, aku belum tiba di negara ini.

Semalam itu seharusnya aku masih berada di pesawat terbang. Tapi, aku memajukan  penerbanganku tanpa memberitahu siapapun.

Jadi, selama kita berdua tutup mulut, maka kita aman.”

                ***

Darline menegarkan hatinya saat dia menuju mansion utama keluarga Limanso. Alasan kenapa dirinya menghilang semalam sudah dia tanamkan lekat-lekat ke dalam benaknya.

Dia bahkan mengulanginya berkali-kali di sepanjang langkah kakinya melewati taman belakang menuju rumah.

Ketika dia memasuki ruang duduk di mana semua anggota keluarga besar Limanso berkumpul, Darline sudah meraup napasnya dalam-dalam demi tugasnya ke depan yaitu meyakinkan Willson dan siapapun yang menanyakan keberadaan dirinya semalam.

Namun yang terjadi ... ketika keluarga besar Willson memandang ke arahnya, mereka terlihat heran.

Salah satu sepupu suaminya itu, Anna, sampai bertanya, “Lho, Darline, kok kamu masih ada di sini? Bukannya kata Willson semalam kalian pulang ke Jakarta?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Indah Syi
waiiiiiiiiiitttt
goodnovel comment avatar
El GeiysyaTin
bikin nama keluarganya sedikit tidak cocok dengan nama tokoh2, yang awalnya berbau kebarat-baratan kenapa jadi harus ada nama belakang keluarga Limanso?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - We Are Family

    Di hari H, mereka serombongan melakukan perjalanan udara dan saat tiba di bandara Soekarno Hatta, Hayden dan Darline menjemput bersama.Perut Darline sudah terlihat buncit meski tubuhnya masih langsing seperti dulu.Melihat Heaven yang terlebih dahulu keluar dari exit door, Hayden melambaikan tangannya.Heaven memimpin rombongan menghampiri Hayden.Satu demi satu mereka berpelukan.Hanya saat tiba giliran Darline, Oma Jenny merasa canggung, tapi akhirnya dia memeluk lebih dulu.“Maafkan Mom yang dulu sempat menuduh kamu mandul, Sayang. Maafkan ya.” Oma Jenny berbisik di telinga Darline.Tentu saja dia malu jika Hayden mendengar permintaan maafnya.Ketika pelukan mereka terurai, Darline tersenyum pada ibu suaminya itu. “Nggak pa-pa, Mom. Itu juga kesalahan kami, lupa memberitahu Mom tentang kehamilan ini.”Mendengar itu, Hayden langsung menimbrung, “Iya, Mom. Aku yang lupa. Terlalu banyak pekerjaan.”“Ya, ya, sekarang istrimu sudah mengandung, kau harus kurangi kerjamu, jaga dia baik-b

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Penyesalan Hailley & Oma

    Hailley pulang dengan hati hancur. Sehabis dari apartemen baru mommy-nya, dia nongkrong di dermaga dengan ditemani Mike.Driver dimintanya menjemput di sore hari dengan alasan dia memiliki pelajaran tambahan.Jadi, Hailley nongkrong hingga sore, ditemani Mike. Meski begitu, gadis itu tidak banyak curhat pada Mike.Mereka hanya duduk diam, merenung sendiri-sendiri. Angin kencang menerpa wajah Hailley membuat gadis itu kembali teringat kata-kata ibunya sebelum dia disuruh pulang sesegera mungkin.“Hailley, dengarkan Mommy. Mommy terpaksa melakukan ini semua! Mommy tidak punya uang lagi. Untuk kembali pada daddy-mu itu tidak mungkin. Kita sudah berakhir lama sekali. Itupun juga karena mommy yang salah sudah meninggalkan daddy-mu.Lalu ada pria ini, yang melamar mommy. Dia bisa menunjang hidup mommy. Hanya saja, dia hanya bersedia menerima seorang istri, tidak dengan anak-anaknya. Jadi, karena inilah, Mommy terpaksa memintamu tinggal bersama Daddy-mu.”“Ck! Sudah kuduga! Mommy tega! Kau m

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Mencari Mommy

    Hailley semakin sakit hati.Kenapa ibunya menikah tapi tidak memberitahunya?Dan benarkah perkiraan oma-nya tadi?“Tidak! Aku harus mencaritahu!”Hailley menekan nomor Mike dan menghubunginya.Suara di ujung sana menjawab, “Hei, kenapa telpon malam-malam begini? Hpku perlu dicas.”“Aku hanya ingin menanyakan alamat apartemen tempat ibumu bekerja. Bisa berikan padaku?”“Maksudmu, tempat tinggal baru ibumu?”“Iya.”Hailley teramat sesak rasanya ektika menjawab pertanyaan Mike. Dia sendiri tak pernah menyangka akan menanyakan alamat ibunya pada orang lain.Di sisi lain, hati kecil Hailley masih tak percaya.Setelah Mike mengirimkannya alamat, Hailley memaksa diri untuk tidur, meski itu sulit sekali. Di benaknya sudah terukir rencananya untuk esok hari. ***Hailley memang berangkat ke sekolah dengan mobil dari Opa. Tiba di sekolah, dia turun dan menunggu di gerbang dalam, sampai mobil pergi, Hailley pun keluar lagi.Tapi tepukan di bahunya membuatnya terkejut. Saat dia men

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Dia Benar Ashley

    Sudah berminggu-minggu berlalu dengan Hailley dibawa pulang Oma ke Singapura.Sekalipun terasa melegakan karena tidak ada lagi tekanan dari gadis itu, tetap saja rumah yang sempat dihuni 3 orang, lalu berkurang satu, terasa sepi.Sedikit banyak Darline juga merindukan Hailley. Andai Hailley tidak bermasalah, dia pasti dengan senang hati menjadi ibu sambungnya.“Hei, perutmu seperti tidak bulat.”Suara Hayden tiba-tiba membuyarkan lamunan Darline ketika malam itu mereka menonton TV bersama sambil berpelukan.“Eh, iya ya, Mas. Terasa seperti kram. Oh, ini baby nya lagi bergerak kali. Kayak ada yang mendorong dari dalam.”Hayden gegas bangun untuk melihat apa yang terjadi.Di bagian bawah perut Darline terlihat sesuatu yang kecil tercetak di permukaan perut.Benar kata Darline, baby sepertinya sedang mendorong dari dalam. “Sepertinya dia pegal, jadi sekarang sedang stretching,” canda Hayden sambil memeragakan stretching ala baby yang di bayangkannya sendiri. Darline sampai tertawa dibuat

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Kehidupan Bak Puteri Raja

    “Halo, Mom, ada apa yang terjadi?” Hayden tidak merasa perlu berbasa basi lagi. Dia langsung menunjukkan bahwa dia sudah mengetahui semuanya. “Oh, berarti kamu sudah tahu bahwa Mom membawa Hailley ke Singapura?” “Iya, Darline baru saja menelpon.” “Oh, bagus kalau begitu. Mom mengambil keputusan ini karena istri kamu itu tidak terlihat keinginannya untuk mengurus cucuku. Dia seringkali menindas Hailley!” “Menindas bagaimana, Mom? Setahuku justru Darline sudah sangat bersabar dalam menghadapi Hailley. Sikap Hailley sering kasar. Bukan saja pada Darline, tapi pada siapa saja. Tapi Darline dengan sabar mendidiknya. Dia memang tidak mengabulkan semua keingingan Hailley, tapi aku tahu Darline melakukan semua itu untuk kebaikan Hailley.” “Omong kosong, Hayden! Itu sih hanya akal-akalannya saja agar kau tidak mengira dia menindas Hailley. Mana mungkin dia bisa seperti itu karena Hailley kan bukan darah dagingnya. Maka dari itu, mom membawa Hailley pulang ke Singapura. Mom tidak rela ji

  • Malam Tak Terlupakan Bersama Pamanmu!   DNJ - Mengadu ke Oma

    Brak!!!Hailley bangkit dari duduknya dengan mendorong kursi sekuat tenaga.Gadis itu tak jadi makan dan kembali ke kamarnya.Tiba di kamar, Hailley mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan pada Hayden.[Daddy, aku nggak mau tinggal sama-sama istrimu lagi! Dia keterlaluan! Dia sering mengejekku! Dia itu nggak pantas jadi istri daddy. Lebih nggak pantas lagi jadi penggantinya mommy!Aku benci dia! Kalau daddy benaran sayang padaku, kalau daddy benaran ingin menjadi ayah yang baik untukku, daddy harus meninggalkannya! Aku nggak mau tinggal di sini lagi, selama dia masih di sini!!!]Setelah mengirim pesan, Hailley terduduk dengan wajah cemberut. Kedua matanya basah akan air mata dengan pinggiran matanya menjadi merah.Dia benar-benar marah dan membenci Darline.Diliriknya lagi ponsel di tangan. Kenapa daddy nggak balas-balas, sih?Hailley semakin kesal.Tepat saat dia melempar ponsel itu, balasan dari ayahnya masuk.[Maafkan istriku kalau dia sering mengejekmu. Tapi aku yakin Darline hanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status