Share

Bab 327

Author: Viona
Damian tidak berani membujuknya lagi. Dia buru-buru memerintahkan tandu kerajaan untuk disiapkan dan membawa Kaisar ke Istana Bugenvil.

Langit mulai memucat, dan kabut yang masih menyelimuti membawa seberkas aroma bau hangus dari sisa-sisa kebakaran.

Kaisar menekuk sikunya dan menyandarkannya di dahi, lalu memejamkan mata dengan lelah.

Begitu memejamkan mata, pemandangan saat tubuh Lyra dibawa keluar dari reruntuhan kebakaran muncul kembali di depan matanya.

Rasa sakit menusuk hatinya, dia segera membuka matanya lagi, tak berani membiarkan pikirannya kalut walau sejenak.

Lorong istana yang panjang dan sempit itu seakan tak berujung. Baru kemudian dia menyadari betapa jauhnya Istana Bugenvil dari Istana Langit Emas.

Mengapa dia tega menempatkan dirinya sejauh itu darinya sejak awal?

Seharusnya dia menempatkannya di tempat yang dekat agar bisa selalu mengawasinya.

Sekarang, orangnya sudah mati. Sudah terlambat untuk mengatakan apa pun.

Tetapi apakah dia benar-benar sudah mati seperti itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 348

    Dia menggertakkan gigi, mencengkeram erat pedang di pinggangnya, lalu menaiki tangga.Obor-obor yang berkelap-kelip membuat sosoknya yang sudah menjulang tampak semakin tinggi dan besar, bagaikan gunung yang mendekat, bagaikan binatang buas yang ingin menerkam mangsanya.Tekanan yang kuat memancar dari tubuhnya, disertai amarah, menyebar bagai malam yang menelan segalanya. Lyra tak punya tempat untuk melarikan diri, dan satu tangannya mencengkeram kusen pintu erat-erat.Pangeran Andre tiba-tiba muncul dari belakangnya, dengan memegang manik-manik doa di tangannya, berdiri di depan Lyra menghalangi jalannya.Kirana akhirnya pulih dari keterkejutannya, lalu meletakkan obatnya, dan menyelinap melewati Pangeran Andre untuk menopang tubuh Lyra yang sudah hampir roboh.Tangan Kaisar mencengkeram gagang pedangnya, urat-uratnya menonjol. Matanya yang dalam dan gelap bertemu dengan mata Pangeran Andre, mata yang identik dengan matanya sendiri, namun tenang dan penuh kasih.Lima tahun.Sejak mem

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 347

    Saat Lyra melihat Kaisar datang, darahnya membeku, tangan dan kakinya terasa sedingin es.Hari itu adalah hari musim semi yang hangat, namun dia merasakan dinginnya musim dingin yang menusuk tulang.Melihat sosok kurus mengikuti Kaisar dari dekat, rasa dingin itu dicampur oleh sedikit rasa takut dan khawatir yang makin dalam.Kaisar, pria licik dan tak tahu malu itu, ternyata telah membawa Roni bersamanya.Apa yang sedang direncanakannya?Apakah dia mencoba menggunakan Roni untuk mengancamnya lagi dan memaksanya kembali?Mengapa Roni menjadi begitu kurus?Dia mengira tidak akan pernah bertemu lagi dengannya, tetapi tidak disangka kalau mereka akan bertemu lagi dalam situasi seperti ini.Mungkin, orang-orang ini memang ditakdirkan untuk bertemu dan terikat dari kehidupan sebelumnya. Berlari ke mana pun, menghindar sejauh apa pun, pada akhirnya tetap tidak bisa benar-benar pergi, tetapi juga tidak bisa saling mendekat. Lyra bersandar di kusen pintu, berjuang untuk menopang tubuhnya yang

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 346

    Dan pria inilah yang sudah memberinya begitu banyak penderitaan hanya demi bisa menyelamatkan orang yang dia cintai agar tidak menderita.Takdir macam apa ini?Sebenarnya, karma macam apa ini?"Lyra, maafkan aku..." kata Pangeran Andre dengan rasa bersalah. "Akulah yang harus menanggung dosa-dosa yang sudah kulakukan. Jangan benci kakakmu. Dia juga sangat menyedihkan.""Menyedihkan?"Lyra menurunkan tangannya, bertanya dengan berlinangan air mata. "Bagaimana mungkin dia bisa menyedihkan? Dia lahir sebagai putri sulung keluarga bangsawan. Dia dikelilingi cinta dan kasih sayang, semua orang di rumah memanjakannya.""Dia menikmati hal istimewa yang nggak dimiliki adik-adiknya, tumbuh dalam kemewahan. Bahkan, dua pangeran bersaing untuk menikahinya.""Dia yang sudah salah pilih pasangan, memilih pihak yang salah, tapi kenapa aku yang harus menanggung akibatnya. Bagaimana mungkin dia bisa menyedihkan? Katakan, di mana bagian yang menyedihkannya?"Semua pertanyaan yang terisak-isak itu mengh

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 345

    Lyra langsung diliputi banyak hal di pikirannya, tetapi dia tetap diam.Namun bagi seseorang yang setajam Pangeran Andre, diamnya pada dasarnya merupakan sebuah persetujuan."Jangan takut. Aku nggak akan menyakitimu."Pangeran Andre mulai terbuka dan nada suaranya menjadi lebih lembut. "Pertama kali melihatmu, aku sudah tahu kalau kau itu adiknya Rania. Melihat pelayanmu begitu terkejut saat melihatku, aku bisa menduga kalau dia pasti mengenal Kaisar. Setelah itu, semuanya menjadi jelas."Pada saat itu, Lyra tidak dapat menyangkalnya lagi.Dia berpikir dalam hati, dia adalah saudara kembar Kaisar, bukan hanya wajahnya, tapi juga pikiran dan kecerdasannya sama dengan Kaisar.Atau mungkin, semua orang di keluarga kerajaan memang sensitif dan penuh curiga, selalu penuh perhitungan.Yang jadi pertanyaannya sekarang, bagaimana pria itu akan memperlakukannya selanjutnya? Pangeran Andre seolah bisa menebak apa yang dipikirkannya, dia tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, setelah aku tahu ident

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 344

    Apa pun tujuan Kaisar menempatkan Pangeran Andre di sini, dia pasti juga mengirim seseorang untuk mengawasinya secara diam-diam.Mungkin Kuil Dewa Selatan ini sendiri adalah jaring tak kasat mata.Awalnya, jaring ini dimaksudkan untuk mengurung Pangeran Andre, tetapi sekarang mereka yang telah menemukannya.Ini benar-benar seperti berjalan sendiri ke dalam perangkap."Kirana, cepat, kemasi barang-barangmu! Ayo pergi sekarang." Lyra merasa cemas, dia memaksakan diri untuk duduk walaupun masih lemah.Namun, tubuhnya masih dalam masa pemulihan, hanya berdiri saja sudah membuatnya merasa pusing dan hampir terjatuh. "Sudah larut malam, dan Anda masih lemah, bagaimana bisa berjalan jauh?" Kirana menopangnya, meletakkan bantal di belakangnya, dan membiarkannya duduk bersandar di kepala tempat tidur. "Saya tahu apa yang Anda takutkan, tapi Guru sungguh orang yang baik. Beliau nggak akan menyakiti kita."Guru Wandira melafalkan doa dengan lembut, lalu berbicara dengan pelan dan tenang. "Nyonya

  • Malam Terakhir di Singgasana   Bab 343

    Matahari terbenam, memenuhi langit dengan cahaya senja.Di senja yang perlahan menyelimuti, lonceng Kuil Dewa Selatan berdentang, bergema di antara pegunungan bersama kicauan burung-burung yang kembali pulang.Lyra perlahan membuka matanya dan melihat sosok tinggi dalam jubah abu-abu-putih, bermandikan cahaya kuning yang hangat, berdiri di depan tempat tidurnya."Nyonya, Anda sudah sadar?"Suaranya yang jernih dan lembut seperti bunyi lonceng dari kejauhan, memancarkan ketenangan dan ketidakpedulian seseorang yang telah menembus dunia fana.Lyra sesaat tidak dapat menyesuaikan diri dengan cahaya, lalu menyipitkan mata untuk melihat wajah pria itu.Pria itu secara kebetulan juga membungkuk untuk menatapnya.Ketika pandangan mata mereka bertemu, Lyra terkejut melihat wajah yang mirip seperti Kaisar.Dia terlonjak berteriak ketakutan dan berusaha untuk duduk, tetapi tubuhnya yang masih lemah hanya bisa terangkat sedikit, lalu jatuh kembali. "Jangan takut, Nyonya. Saya di sini. Ini Guru W

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status