Share

Ketiduran

Karna kemarin aku ngantuk jadi buatnya rada ambigu, sekarang mau buat yang 11 12 bahasanya seperti eps 1.

***

Tinggg

Maya keluar dari cafe hendak pulang tak lupa ia berpamitan pada Alin dan bosnya, setelah kejadian tadi memang ada rasa canggung tak seperti biasanya namun Maya masih tetap bersikap profesional berpamitan seperti dulu tak ada perubahan.

Hari-hari yang melelahkan bagi Maya dari pukul 04.00 sampai dengan 23.00 tubuhnya tak akan pernah berhenti bekerja kecuali ia sendiri yang akan menghentikanya namun Maya enggan, teringat sebentar lagi ia akan bertambah usia semakin tua dan begitupun umur kedua orang tuaya, kakek dan nenek.mMaya tak ingin malas-malasan, tujuan hidupnya didunia ini hanya satu membahagiakan kakek dan neneknya yang semakin hari semakin bertambah keriput, walau tanpa sepengetahuan Maya kakek neneknya sudah teramat bahagia walau hidup dengan keadaan ekonomi yang mengenaskan, mereka berdawuh"lebih baik hidup dalam keadaan terlantar namun penuh kegembiraan daripada harus tinggal seatap dengan mas dan berlian tanpa ada yang mengangapnya ada."

Maya duduk di halte bus menunggu bus yang terakhir datang, ntah keburuntungan atau kesialan Maya hanya bisa berdoa supaya bus cepat datang mengingat sekarang sudah lewat jam sepuluh malam, Maya merutuki kebodohanya enggan menerima tawaran dari Roy untuk nebeng, demi mencegah menjdi nyamuk dan lancarnya pendekatan Alin Maya rela ngalah pulang sendiri.

Sambil menunggu, Maya sesekali menggerakan otot-otot nya hingga berbunyi suara "krak", aktifitas maya berhenti ketika sebuah mobil sedan terparkir didepanya, Maya mengernyit lalu sedetik kemudian siaga bayangan tentang masa lalunya pernah diculik melintas, meski yaa penculikan itu berakhir dengan bahagia tanpa paksaan atau kekerasan.

Meski begitu ia adalah wanita dan ini malam hari dua hal yang seharusnya tak bersatu, setelah beberapa detik mobil sedan terparkir akhirnya pemiliknya keluar.lelaki berwibawa, tegas, dingin dan yang pasti tampan, pria yang sangat Maya kenali perlahan rasa takutnya berganti dengan rasa bingung, kenapa calonya bisa ada disini, kebetulan kah?atau memang sengaja datang? Ntahlah Maya hanya bisa menebak.

Kehadiran Reno bak pangeran berkuda putih datang saat Maya benar-benar membutuhkan pertolongan seseorang.

"Mari kuantar"ucap Reno dingin, Maya menatap Reno lekat menerjapkan matanya berkali-kali seperti anak kecil yang baru saja meilihat keajaiban.

"Jika tak ingin pulang denganku, akan ku pesankam taksi"Maya tersadar dari lamunnya dan secepat kilat berkata"Saya mau kok, saya mau pulang dengan kamu."

***

Diam hanya itu yang mereka lakukan dari tadi, senyap tidak ada obrolan hanya suara malam dan deru mesin mobil yang menemani perjalanan mereka berdua.

"kapan hari itu akan diadakan"ucap Maya membuka obrolan, tidak ingin larut terlalu lama dengan kondisi yang membingungkan lagi pula lelaki disampingnya adalah calonya tidak ada salahnya mencoba akrab walau bertemu baru dua kali saja.

"dua hari lagi setelah aku mengurus semua berkas dan mendiamkan media publik."jawab Reno masih memandang jalan enggan menoleh.

"tidakkah itu terlalu cepat?"Maya memandang Reno berharap mendapat jawaban darinya namun sepertinya kali ini Reno enggan menjawab itu.

"kenapa kamu memilihku?aku hanya wanita biasa, dan banyak wanita diluar sana yang jauh lebih hebat bahkan beribu-ribu kali lebih hebat, wanita yang mereka sebut dengan julukan sempurna."Maya memandang wajah tampan itu kembali sama seperti tadi pertanyaan yang ini jug tak digubris, sungguh jika bukan orang disampingnya adalah orang hebat mungkin sekarang sudah Maya caci maki, namun kejadian makan malam bersama keluarga besar Reno membuat Maya tak bisa berkutik, diam adalah cara terbaiknya menghadapi status kastanya.

"aku seperti bicara dengan mahluk halus hanya angin yang menjawab walau keberadaanya ada"ucap Maya menumpahkan kekesalanya tak peduli bagaimana status kastanya rasa kesal ini sungguh tak bisa ia bendung.diperjalanan Maya mengoceh panjang kali lebar kali tinggi yang mendengar ocehan Maya hanya menyembunyikan senyum, gemas dengan tingkah calon istrinya.

***

Reno memarkirkan mobilnya disalah satu cafe ternama ia ingin mengajak calon istrinya makan, melihat wajah letih Maya sehabis kerja membuat hatinya ngilu, wajah pucatnya pasti menandakan jika ia belum makan ingin sekali Reno marah dan meluapkan kekhawatiranya pada Maya namun ia lebih memilih diam demi menjaga imegenya.

Reno menoleh kesamping menghadap wajah Maya hendak membangunkan Maya,cukup lama Reno terpesona dengan kecantikan  maya hingga ia tersadar dan dengan cepat mengoyangkan tubuh Maya beruharap wanita disampingnya ini cepat bangun.

"bangun"Reno menggoyang-goyangkan tubuh maya namun tetap tak ada hasil, Maya hanya menggeliat dan berbalik membelakangi Reno, Reno menghela nafas panjang berusaha sabar menghadapi Maya, karna tak ada hasil sama sekali Reno memutuskan pesan makanan take away dan akan makan dimobil dengan Maya.

Tak henti-hentinya kaum hawa memandang Reno, tepat setelah ia memasuki cafe.selain ketampanannya status sosial juga membuatnya begitu dikagumi karna dia adalah sang calon orang nomor satu dinegara ini.

Setelah memesan,  Reno duduk disalah satu meja sambil menunggu, tak diketahui oleh Reno bahwa ada seorang wanita diam-diam melihatnya dari jauh dan sekarang tengah berjalan mendekat kearahnya, semakin dekat dan semakin jelas bahwa wanita itu sangat berani sama dengan warna dressnya kali ini "merah", ia duduk dipangkuan Reno sambil menggelungkan tanganya dileher Reno tindakan yang sungguh berani untuk wanita seusianya.

"kau merindukanku, papi?."

Reno menatap gadis dihadapanya geram, ingin sekali ia meneriaki gadis kecil ini namum urung melihat kemungkinan yang akan terjadi bila ia melakukanya, mencoba bersabar Reno sama sekali tak mengubris tatapan menggoda itu atau tangan gadis dihadapanya yang mengelus lehernya lembut sengaja menggodanya untuk melakukan hal yang tak diiinginkan.

"pergilah, atau kau akan menyesal selamanya"

"jika aku tak mau?"gadis itu bersandiwara, matanya mulai mengancam dan nada bicaranya mulai meninggi.

"kau habis berkencan, lihat dandanan mu dan dress merah yang kau pakai bukanya itu cukup menjawab bahwa aku tak mau memiliki seseorang yang sudah memiliki pasangan, bahkan mungkin bercak merah di bibirmu telah menjawab nafsumu?, atau  kau memang sengaja menggoda lelaki lain untuk dapat uang jajanmu?"hilang sudah kesabaran Reno, ia paling tak suka dibentak apalagi diancam belum lagi gadis dihadapanya adalah rubah kecil yang ia dendami hampir belasan tahun, jika tak bisa menggunakan kekerasan maka kata-kata adalah jawabanya.

Sejenak gadis itu melepas peganganya melepas semua kaitan kulitnya dengan Reno dan memilih pergi karna tertusuk kata-kata lelaki dihadapanya, kelihatanya ia pergi namun dibenak Reno gadis yang telah lalu dihadapanya akan melakukan hal lain yang lebih mengejutkan.bukan sekarang mungkin besok, ya, besok.

***

Setelah mengambil makanan pesananya, Reno masuk ke mobil lalu melajukan mobilnya cepat, ntahlah setelah bertemu gadis kecil tadi moodnya menurun drastis membuatnya ingin cepat-cepat pulang.

pekerjaaan kantornya hari ini sungguh melelahkan jika bukan karna Maya mungkin ia sudah dirumah sekarang, tidur dan menikmati mimpinya namun takdir berkata lain, dengan semangat ia berinisiatif menjemput Maya dan ajaib Maya masih ada disitu.

Setelah dua puluh menit perjalanan, Reno sampai dirumah sederhana Maya rumah yang pernah jadi tragedi dimasa lalunya.

"Maya Magreta" panggil Reno mencoba membangunkan, namun Maya masih tak berkutik terlelap dalam tidurnya, nampak kesal karna Maya tak bangun-bangun Reno memutuskan untuk sedikit lancang, ia mengecup singkat pipi Maya berharap wanita itu bangun, namun sepertinya Maya tidur dalam keadaan mati suri.

"Ternyata calon istriku sangat sulit diperintah" Reno tersenyum kecil lalu membenarkan surai Maya.gemas, yah ia gemas dengan wanita satu ini ingin sekali ia menelanjanginya sekarang juga.

"Maya"sekali lagi Reno mencoba membangunkan namun tiada hasil, terpaksa ia menggendong Maya yang masih tertidur untuk menidurkan ketempat seharusnya.

Reno mengetuk pintu rumah Maya tiga kali tak berhasil, namun saat keempat seseorang telah membukakan pintu untuknya, Nenek mempersilahkan Reno masuk untuk menidurkan Maya, setelah sampai dikamar Maya ia segera menidurkan Maya.Reno melepas sepatu yang masih menggantung dikaki Maya selepasnya ia mengambil selimut dan menyelimuti Maya dengan hati-hati dan yang terakhir ia mengecup kening Maya singkat lalu segera pergi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sitiwaniza Siti Sitiwaniza Siti
best nya ada orng syg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status