Share

Menuju hari H

Paginya Maya terbangun dengan keadaan bingung, terakhir kali ia ingat ia sedang di mobil lalu ia tidur dan setelahnya tidak ingat apapun, ntahlah mungkin ia bisa tanya nenek nantinya, ngapain juga diambil pusing.Maya mandi dan bersiap-siap ia menuju meja makan untuk menikmati sarapan bersama orang tersayangnya.kakek dan nenek, pagi yang selallu membuatnya semangat adalah senyuman mereka.

"selamat pagi, kakek, nenek"Maya tersenyum menyapa mereka berdua didapur yang sempit, Maya memandang makanan didepanya nampak sangat asing karna baru pertama ia melihat makanan seperti itu,lantas ia bertanya pada nenek.

"hmm, apa ini nek?"nenek yang melihat Maya bertanya padanya sambil menunjuk benda dihadapanya lantas menjawab.

"kemarin calon mu, memberikan itu masih berbalut kerdus, karna tak ada yang makan tadi malam jadi pagi ini nenek menggorengnya atasanya jadi berhamburan dan adonanya jadi sedikit gosong karna terlalu tipis"Maya menahan tawanya setelah mendengar penjelasan nenek, oke kalian pasti bertanya itu apa?, kalian pernah berpikir tidak pizza bisa digoreng?, iya itu yang sedang dilakukan nenek, sungguh neneknya satu ini luar biasa.

"harusnya itu dipanggang nek bukan digoreng"jawab Maya mencoba memberi pemahaman pada nenek.

"dipanggang?, tidak diggoreng? Oh kacang garuda rosta?"Lagi lagi Maya menahan tawanya, melihat raut wajah nenek yang keheranan membuatnya menghentikan tawanya.

"sudahlah nek, singkirkan saja makanan itu mari makan yang lain saja"Maya memandang pizza dihadapanya yang sudah tak beraturan sedikit gosong pula, kasian mahal-mahal namun tak berarti, segera ia memasak telur dan membuang pizza goreng tadi ia tak suka membuang makanan namun jika makanan itu tak layak, bukanya sebaiknya dibuang?.

"kau akan kemana May?"Sekarang kakek yang berbicara, memandang pakaian Maya yang sudah rapi sepertinya akan pergi.

Maya yang tengah menggoreng telur pun menjawab, "kemana lagi kalau tidak kuliah kek".

"bukanya ini hari libur?"Maya menepuk jidat pelan baru sadar jika ini hari istirahatnya, setelah menyiapkan telur yang sudah matang Maya kembali ke kamar mengganti pakaian. hari libur kuliah dan hari libur kerjanya sama jadi dalam seharian ia bisa bebas tanpa pekerjaan bahkan pernah ia tidur seharian sampai melupakan tugasnya.

Jika Maya ditanya lebih suka dirumah atau keluar jalan-jalan, ia pasti menjawab lebih suka dirumah karna apa?dirumah adalah tempat terindah menurutnya dan yang pasti gratis, jalan-jalan hanya akan membuang-buang uang, menguras tenaga pula sungguh membuatnya berpikir berkali-kali jika ditawari jalan-jalan.

Setelah mengganti pakaianya Maya kembali kedapur, seperti dugaanya kakek dan nenek sama sekali belum menyentuh makananya sebelum Maya datang, sudah terbiasa dengan keadaan ini Maya tidak lagi protes lelah juga ia marah-marah tiap hari.

Setelah menyelesaikan makan bersama mereka berpencar ketempat masing-masing nenek sedang menjahit bajunya, kakek yang tengah bersiap pergi bekerja dan terakhir Maya pergi ke kamar, saat saat seperti ini adalah hal terbaik tidur kembali bagi Maya, saat semuanya tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing tiba-tiba ada seseorang bertamu kerumahnya, nenek membuka pintu dan mempersilahkan tamu itu masuk.

"Mayaa"Nenek memanggil nama maya lumayan keras sepertinya itu panggilan yang harus cepat ia temui, Maya segera bangkit dari tidurnya dan menuju ruang tamu, sesampainya disana Maya terkejut dengan kedatangan Reno, ia duduk dihadapan Reno lalu nenek datang membawa nampan berisi minuman.

Dalam hati Maya bertanya-tanya Kenapa Reno datang kesini ada hal yang ingin ia sampaikan?, ntahlah.

"Maya pernikahan kita akan diadakan besok, dan hari ini aku akan mengajakmu mengukur gaun pernikahan"ucap Reno terus terang tentang kedatanganya kemari.

"A-apa?, besok?"Maya sedikit syok hingga langsung melontarkan kata-kata kepanikanya, wajar saja siapa yang tak panik diberi perkataan begitu.

"tenang Maya, kau tak perlu melakukan apapun biar aku yang menyiapkan semuanya"Maya memijit pelipisnya, ia tak masalah pernikahanya diadakan besok tapi bagaimana cara ia izin ke kempusnya padahal besok adalah ujian semester, 'hari libur yang memusingkan' batin maya.

***

Maya dan Reno telah sampai ditempat tujuan, seperti yang ia katakan tadi ia tak suka jalan-jalan apalagi ditempat seperti ini, tempat banyak orang saling memamerkan belanjaanya kepada orang, atau orang-orang yang sok bergaya modis padahal tidak kaya, melihat orang-orang berpakaian bagus dan elegan membuatnya sedikit terusik dengan pakaianya yang biasa saja.

"apa tidak ada tempat lain selain ini?"Maya bertanya penuh harap, kejadian dimobil saat pertanyaannya sama sekali tak digubris membuatnya sedikit kesal hingga sekarang.

Reno hanya menggeleng, lalu menggandeng tangan Maya masuk kedalam mall, ia berpikir jika tidak dipaksa mungkin Maya akan terus berada didepan mall dan enggan masuk, dengan langkah malas Maya masuk kedalam mall ia melihat banyak toko berjejer-jejer bukan pertama kalinya ia ke mall hanya saja mall ini terlihat lebih megah dari mall yang pernah ia kunjungi sebelumnya.

Tangan Reno masih menggengam tangan Maya kali ini ia takut Maya hilang ntahlah padahal Maya bukan anak kecil lagi, melihat banyaknya pengunjung membuatnya khawatir pada Maya mungkin itu salah satu alasanya, agar Maya tak tersesat.

Tangan Reno menuntun Maya berjalan ke sebuah butik megah mungkin itu butik termegah dimall ini.Maya sedikit risih dengan gengaman Reno yang begitu kuat ia mencoba menarik kembali tanganya namun tak bisa, tangan kecilnya tak mampu mengalahkan tangan besar nan kekar Reno, ia hanya pasrah mengikuti kemana Reno membawanya.

"Atas nama bapak Reno Brawita?"seseorang penjaga butik menanyai Reno, wajahnya cantik sekali hingga membuat Maya tidak pd berada disamping Reno sang pengusaha, ntah perasaan darimana itu namun tiba-tiba saja datang dan sedikit merusak moodnya.

"Mari saya antar"penjaga tadi menunjuk arah tempat Reno membooking tempat ini satu ruangan yang luas yang hanya ditutupi gorden tebal, Maya dan Reno mengikuti penjaga tadi hingga mereka telah sampai ditempat yang ditunjuk penjaga, saat masuk kedalam Maya sedikit terkejut mendapati seseorang wanita cantik telah tersenyum padanya dan Reno.

"selamat pagi, perkenalkan saya Ira, orang yang akan mendesain dan mengukur baju calon pengantin"Ira tersenyum dan menjabat tangab Reno lalu menjabat tangan Maya, Reno dipersilahkan duduk  sedangkan Maya disuruh mengikuti Ira, Maya hanya mengganguk dan mengikuti kemana Ira pergi.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sitiwaniza Siti Sitiwaniza Siti
mantap sekali di ganding bakal suami
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status