Home / Romansa / Malam pertama / Menuju hari H

Share

Menuju hari H

Author: Lula lena J.
last update Last Updated: 2021-07-23 22:43:14

Paginya Maya terbangun dengan keadaan bingung, terakhir kali ia ingat ia sedang di mobil lalu ia tidur dan setelahnya tidak ingat apapun, ntahlah mungkin ia bisa tanya nenek nantinya, ngapain juga diambil pusing.Maya mandi dan bersiap-siap ia menuju meja makan untuk menikmati sarapan bersama orang tersayangnya.kakek dan nenek, pagi yang selallu membuatnya semangat adalah senyuman mereka.

"selamat pagi, kakek, nenek"Maya tersenyum menyapa mereka berdua didapur yang sempit, Maya memandang makanan didepanya nampak sangat asing karna baru pertama ia melihat makanan seperti itu,lantas ia bertanya pada nenek.

"hmm, apa ini nek?"nenek yang melihat Maya bertanya padanya sambil menunjuk benda dihadapanya lantas menjawab.

"kemarin calon mu, memberikan itu masih berbalut kerdus, karna tak ada yang makan tadi malam jadi pagi ini nenek menggorengnya atasanya jadi berhamburan dan adonanya jadi sedikit gosong karna terlalu tipis"Maya menahan tawanya setelah mendengar penjelasan nenek, oke kalian pasti bertanya itu apa?, kalian pernah berpikir tidak pizza bisa digoreng?, iya itu yang sedang dilakukan nenek, sungguh neneknya satu ini luar biasa.

"harusnya itu dipanggang nek bukan digoreng"jawab Maya mencoba memberi pemahaman pada nenek.

"dipanggang?, tidak diggoreng? Oh kacang garuda rosta?"Lagi lagi Maya menahan tawanya, melihat raut wajah nenek yang keheranan membuatnya menghentikan tawanya.

"sudahlah nek, singkirkan saja makanan itu mari makan yang lain saja"Maya memandang pizza dihadapanya yang sudah tak beraturan sedikit gosong pula, kasian mahal-mahal namun tak berarti, segera ia memasak telur dan membuang pizza goreng tadi ia tak suka membuang makanan namun jika makanan itu tak layak, bukanya sebaiknya dibuang?.

"kau akan kemana May?"Sekarang kakek yang berbicara, memandang pakaian Maya yang sudah rapi sepertinya akan pergi.

Maya yang tengah menggoreng telur pun menjawab, "kemana lagi kalau tidak kuliah kek".

"bukanya ini hari libur?"Maya menepuk jidat pelan baru sadar jika ini hari istirahatnya, setelah menyiapkan telur yang sudah matang Maya kembali ke kamar mengganti pakaian. hari libur kuliah dan hari libur kerjanya sama jadi dalam seharian ia bisa bebas tanpa pekerjaan bahkan pernah ia tidur seharian sampai melupakan tugasnya.

Jika Maya ditanya lebih suka dirumah atau keluar jalan-jalan, ia pasti menjawab lebih suka dirumah karna apa?dirumah adalah tempat terindah menurutnya dan yang pasti gratis, jalan-jalan hanya akan membuang-buang uang, menguras tenaga pula sungguh membuatnya berpikir berkali-kali jika ditawari jalan-jalan.

Setelah mengganti pakaianya Maya kembali kedapur, seperti dugaanya kakek dan nenek sama sekali belum menyentuh makananya sebelum Maya datang, sudah terbiasa dengan keadaan ini Maya tidak lagi protes lelah juga ia marah-marah tiap hari.

Setelah menyelesaikan makan bersama mereka berpencar ketempat masing-masing nenek sedang menjahit bajunya, kakek yang tengah bersiap pergi bekerja dan terakhir Maya pergi ke kamar, saat saat seperti ini adalah hal terbaik tidur kembali bagi Maya, saat semuanya tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing tiba-tiba ada seseorang bertamu kerumahnya, nenek membuka pintu dan mempersilahkan tamu itu masuk.

"Mayaa"Nenek memanggil nama maya lumayan keras sepertinya itu panggilan yang harus cepat ia temui, Maya segera bangkit dari tidurnya dan menuju ruang tamu, sesampainya disana Maya terkejut dengan kedatangan Reno, ia duduk dihadapan Reno lalu nenek datang membawa nampan berisi minuman.

Dalam hati Maya bertanya-tanya Kenapa Reno datang kesini ada hal yang ingin ia sampaikan?, ntahlah.

"Maya pernikahan kita akan diadakan besok, dan hari ini aku akan mengajakmu mengukur gaun pernikahan"ucap Reno terus terang tentang kedatanganya kemari.

"A-apa?, besok?"Maya sedikit syok hingga langsung melontarkan kata-kata kepanikanya, wajar saja siapa yang tak panik diberi perkataan begitu.

"tenang Maya, kau tak perlu melakukan apapun biar aku yang menyiapkan semuanya"Maya memijit pelipisnya, ia tak masalah pernikahanya diadakan besok tapi bagaimana cara ia izin ke kempusnya padahal besok adalah ujian semester, 'hari libur yang memusingkan' batin maya.

***

Maya dan Reno telah sampai ditempat tujuan, seperti yang ia katakan tadi ia tak suka jalan-jalan apalagi ditempat seperti ini, tempat banyak orang saling memamerkan belanjaanya kepada orang, atau orang-orang yang sok bergaya modis padahal tidak kaya, melihat orang-orang berpakaian bagus dan elegan membuatnya sedikit terusik dengan pakaianya yang biasa saja.

"apa tidak ada tempat lain selain ini?"Maya bertanya penuh harap, kejadian dimobil saat pertanyaannya sama sekali tak digubris membuatnya sedikit kesal hingga sekarang.

Reno hanya menggeleng, lalu menggandeng tangan Maya masuk kedalam mall, ia berpikir jika tidak dipaksa mungkin Maya akan terus berada didepan mall dan enggan masuk, dengan langkah malas Maya masuk kedalam mall ia melihat banyak toko berjejer-jejer bukan pertama kalinya ia ke mall hanya saja mall ini terlihat lebih megah dari mall yang pernah ia kunjungi sebelumnya.

Tangan Reno masih menggengam tangan Maya kali ini ia takut Maya hilang ntahlah padahal Maya bukan anak kecil lagi, melihat banyaknya pengunjung membuatnya khawatir pada Maya mungkin itu salah satu alasanya, agar Maya tak tersesat.

Tangan Reno menuntun Maya berjalan ke sebuah butik megah mungkin itu butik termegah dimall ini.Maya sedikit risih dengan gengaman Reno yang begitu kuat ia mencoba menarik kembali tanganya namun tak bisa, tangan kecilnya tak mampu mengalahkan tangan besar nan kekar Reno, ia hanya pasrah mengikuti kemana Reno membawanya.

"Atas nama bapak Reno Brawita?"seseorang penjaga butik menanyai Reno, wajahnya cantik sekali hingga membuat Maya tidak pd berada disamping Reno sang pengusaha, ntah perasaan darimana itu namun tiba-tiba saja datang dan sedikit merusak moodnya.

"Mari saya antar"penjaga tadi menunjuk arah tempat Reno membooking tempat ini satu ruangan yang luas yang hanya ditutupi gorden tebal, Maya dan Reno mengikuti penjaga tadi hingga mereka telah sampai ditempat yang ditunjuk penjaga, saat masuk kedalam Maya sedikit terkejut mendapati seseorang wanita cantik telah tersenyum padanya dan Reno.

"selamat pagi, perkenalkan saya Ira, orang yang akan mendesain dan mengukur baju calon pengantin"Ira tersenyum dan menjabat tangab Reno lalu menjabat tangan Maya, Reno dipersilahkan duduk  sedangkan Maya disuruh mengikuti Ira, Maya hanya mengganguk dan mengikuti kemana Ira pergi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sitiwaniza Siti Sitiwaniza Siti
mantap sekali di ganding bakal suami
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Malam pertama   Bab 65 yang terlewat |70

    Anton memandang istrinya yang baru pulang tengah membersihkan make up tanpa menyapanya langsung masuk seperti ia tak dianggap membuat dadanya nyeri memahan marah yang mungkin tak bisa dibendung lagi, Anton bingung harus berbuat apa ia tak bisa semarah itu pada Jelin walau egonya berontak untuk lekas dikeluarkan, Anton tak ingin ada perceraian atau perdebatan setelah beberapa jam hanya melamun sambil menahan sakit Anton tau harus melakukan apa"apa kau masih marah padaku?"Anton memandang istrinya lekat yang sama sekali tak mengalihkan pandanganya pada cermin, masih sibuk membersihkan wajahnya entah ia mendengar atau tidak"apa lelaki itu sungguh mencuri perhatianmu dan baru pukul sebelas malam kau pulang dari kencan di restauran mewah bergaya italia itu?, siapa lelaki itu?"Jelin terdiam meletakan spons make up nya lalu memandang Anton datar, rasa takut menyelimuti namun ia berusaha tegar ada marah didadanya yang entah kenapa bisa ada"kau membuntutiku?"

  • Malam pertama   Sosok Ayah |69

    Dimalam yang penuh amarah, hujan deras beserta petir yang menggelegar menambah kesan horor disini, Reno lagi-lagi harus berhadapan dengan sosok Abel yang selalu saja hadirnya membuat bencana, pukul sepuluh malam ia dikabarkan bahwa pelaku dari tabrak lari adalah Abel yang masih berusia enam belas tahun belum cukup untuk bisa ditindak pidana lama membuat Reno geram memikirkanya.Keduanya saling tatap diruangan remang itu, beberapa polisi lalu lalang mencari berkas untuk dikomfirmasi lebih lanjut, sengaja memang Reno langsung datang meski polisi telah melarang mengatakan besok saja malam ini adalah sesi tanya dari Abel, inilah yang Reno tunggu apakah itu benar Abel dan kenapa Abel tega gadis ini sungguh membuat banyak masalah dihidupnya setelah tenang telah pergi ia malah kembali menambah kesibukan dihidup Reno, sebenarnya ia tak punya waktu beberapa pekerjaan menumpuk dan kemarahan dokter Ester terlampiaskan padanya dan VelyIa pun tak bisa meminta bantuan orang lain ap

  • Malam pertama   Bukan tipuan |68

    Semua terjadi sepertis sulap yang bahkan angin pun tak tau tipuanya bergerak sangat cepat dan membuat kejutan, beberapa orang yang melihatnya berdecak kagum seperti menyadari hal yang tak mungkin terjadi namun nyata mereka yang lebih paham dunia hanya menatap datar namun ikut bertepuk tangan selalu mengangap tipuan walau memang benar itu tipuan namun tak akan ada yang paham trik sebenarnya, seperti inilah sosok Marissa sekarang harus menelan pahitnya tipuan dari tuhan ia mengira ini hadiah ternyata karma yang datang tiba-tiba membuatnya hampir terpelonjak kaget mendengarnya tak ada yang bisa menolongnya saat ini kecuali dirinya sendiri, ia menelan pahitnya perbuatanya sendiri.Marissa bingung, takut dan gelisah seluruh keringat telah membasahi tubuhnya, air mata pun tak bisa lagi dihentikan bahkan Vely yang biasanya menenanangkan dalam sekali ucapanpun ikut kalap, bingung harus menenangkan dengan cara apa sungguh tak biasanya Marissa datang dengan keadaan kacau seperti ini an

  • Malam pertama   Tentang keluarga |67

    Pagi ini kabar mengejutkan datang dari mata-mata Doni di Barcelona, tidur yang tak nyenyak dibangunkan dengan cara yang ganas, Lina terganggu dengan suara berisik mendengar suara telpon yang menjengkelkan itu saat berusaha memangil Doni ia malah salah langkah dan membuat Doni yang tadinya tertidur dikursi sekarang telungkup dilantai Lina terkejut melihat itu lekas ia membantu Doni yang terjatuhKepala Doni sangat pusing karna langsung menatap lantai, ia bangun dengan sedikit bingung tentu dibantu oleh Lina yang telah sadar sepenuhnya waktu masih menunjukan jam lima pagi keduanya sama-sama heran menatap handphone yang tak berhenti berdering itu tanpa basa-basi Doni menerimanya dengan setengah sadar nyawanya belum terkumpul sempurna"halo"Doni memastikan apakah benar disana ada orang atau tidak ia takut hanya lelucon telepon yang mengejutkan dipagi buta ini"gawat tuan, nona Jelin koma"Doni sedikit mencerna ucapan itu hingga akhirnya kesadaranya terkumpul, k

  • Malam pertama   Dan satu masalah |66

    Setelah pesta berakhir Marissa lekas pergi ia pamit akan menginap kerumah temanya sebut saja Vely namanya awalnya Reno menolak namun Marissa mengatakan bahwa ini genting maka ia mrenguzinkan dengan satu syarat harus ia yang mengantarnya, Marissa hanya menganguk setelah mengambil beberapa persiapan merekapun berangkat ditengah malam yang sunyi ini, mereka diam lebih tepatnya saling memikirkan atas apa yang terjadi hari iniMobil melaju diatas kecepatan rata-rata Reno hafal rutenya karna rumah itu tak terlalu jauh, mereka saling diam tak ada niatan membuka percakapan hanya menatap jalanan yang kian sunyi karna beberapa saja yang melewati ditengah malam purnama ini sambil diriiringi lantunan musik suci keduanya terhanyut dalam pemikiran mendebatkan apa saja yang menjadi perdebatan diotaknya."Maya apa kau punya saudara kembar?"Maya melotot heran kenapa Reno tiba-tiba membicarakan hal ini, sungguh tak logis seseorang pasti telah membicarakan tentang dirinya Marisaa sedikit

  • Malam pertama   Pertunangan yang ditutunggu |65

    Hari ini adalah pertuanngan Doni dan Lina tentu saja tanpa didampingi Jelin tercinta mereka sibuk mempersiapkan pestanya hanya via telfon yang jadi alat komunikasi, Barcelona–Indonesia bukanlah negara yang dekat kita berada digaris yang tepat namun Spanyol berada diatas yang dingin, sebenarnya Doni pun heran kenapa orangtuanya tak segera pulang setelah berkunjung ke makam Mey namun apapun itu yang penting mereka baik-baik saja meski tak nampak bersama"kuharap semua baik-baik saja saat aku tak ada disana, jaga adikmu dia suka lepas diri, jaga istrimu pula, kupastikan aku akan pulang sebelum pernikahanmu banyak hal yang harusku urus disini"Jelin diseberang sana bertelepon entah sedang melakukan apa yang paling menonjol ia sedang sendiri tahu dari nada bicaranya yang lemah"aku tak tau apa yang terjadi disana namun kuharap mama baik-baik saja, pulanglah jika itu butuh jangan memaksa untuk tinggal dinegri orang hanya karna Mey"Jelin menyadari sesuatu segera ia memut

  • Malam pertama   Apakah ini pengkhianatan? |64

    Malam yang ditunggu-tunggu sesuai yang dibicarakan lelaki itu benar-benar mengirimi Jelin kotak make up lengkap beserta gaun berwarna hitam yang sangat pas dengan seleranya, tak terlalu kuno dan tak terlalu modis cocok untuknya yang telah tua namun berwajah muda, Jelin menyambut malam ini dengan senang hati sejenak melupakan masalahnya entah mengapa ia senang hari ini, lelaki itu entah mengapa selalu terbayang dibenak Jelin membuatnya tersenyum walau hanya mengingatnya sekilasJelin memandang tubuhnya dicermin tersenyum penuh pujian, ia benar-brnar secantik itu masih tak menyangka ia bisa make up serapi ini mungkin karna mood juga mempengaruhinya, jika kalian tanya dimana Jelin tinggal sekarang?, ada dibarcelona tepatnya rumah Mey dan Roy, Roy memang sengaja pura-pura baik didepan Jelin agar ia tak curiga toh hanya dua orang Roy tak mempermasalahkanya namun apapun itu ia berharap Jelin cepat pergi dari sini."kau secantik ini akan kemana?"Anton datang mengagetkan Jelin

  • Malam pertama   Tawaran |63

    Sarapan yang canggung dipagi hari, mereka makan tanpa nafsu beberapa kali saling adu pandang hingga akhirnya debat dengan pikiran, Doni telah lama berangkat kerja sepagi itu, alasanya hanya dua malas bertemu dengan Marissa dan ingin cepat-cepat menemui Lina kekasihnya, mereka masih merencanakan pernikahan dan dalam status pacaran namun mereka sepakat akan tunangan dua hari lagi, waktu yang sangat cepat untuk urusan pasangan baru.Marissa selepas kejadian itu rasanya canggung, terkadang senang dan takut menyelimuti ketika didekat Reno maka dari itu pagi ini Marissa ingin mengamati apakah Reno benar-benar sakit atau tidak ia takut Reno hanya berpura-pura melihat reaksinya pada Doni yang biasa seperti bukan orang sakit, membuatnya curiga, jangan-jangan Reno menjebaknya Marissa tau Reno sungguh membencinya."kenapa kau duduk terlalu jauh May, kesinilah kau bicara bahwa tak akan pergi dariku"Reno menepuk kursi disebelahnya sedari tadi ia heran mengapa Maya duduk terlalu jau

  • Malam pertama   Vely dan Glen |62

    Serra terbangun menatap ruangan yang gelap yang remang, lampu sangat redup namum menyala ia menetralkan matanya yang buram, lalu memegang kepalanya yang ingin pecah itu masih lebih baik daripada sejam yang lalu saat ia gila minum, saat Serra berbalik ia terkejut menatap lelaki yang menemaninya minum tadi, Serra menjernikan pengelihatanya matanya tak salah itu lelaki cupu yang menemani ia minum, seketika itu Serra tersadar dan lekas duduk bangun dari tidurnya menatap dirinya yang hanya memakai selimut tanpa dalamanMembuatnya melotot lalu memeriksa tubuhnya, bejat lelaki ini makainya saat ia tak sadar, Serra menatap lelaki itu yang sangat pulas dalam tidurnya, nafasnya begitu hangat saat Serra mendekatkan wajahnya pada lelaki itu, sangat tampan ia adalah lelaki yang paling tampan yang pernah Serra temui, Serra bangun lalu duduk diatas perut lelaki itu, Serra begitu terksesima melihat abs yang menunjol bersama urat-urat ototnya yang jantan dan sexyEntah mengapa Se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status