Tingg
Maya keluar dari toko buku hatinya senang, moodnya naik, Maya terus menyungingkan senyum setelah keluar dari toko buku, ia senang setelah bekerja paruh waktu di supermarket sekarang ia bisa membawa rupa hasil uang yang dikumpulkannya sebenarnya Maya bisa saja daridulu membeli buku impianya, sayang uang kerjanya berguna untuk memenuhi kehidupanya dan sekarang ada sedikit sisa dari uang kerjanya tentu saja ia manfaatkan untuk beli buku setebal 1.500 halaman.Maya berhenti disebuah halte sepi. pantas saja ini malam hari, ia terpaksa pulang malam demi menyelesaikan tugasnya dikampus jadi pas dirumah Maya hanya tinggal santai tanpa memikirkan tugas, Maya menatap jalanan lalu pandanganya menoleh kesamping, Maya tersenyum kepada pemuda disampingnya,pemuda itu mengenakan jaket hitam masker hitam serta topi hitam.
Maya benar-benar tak menaruh curiga sedikitpun pada pria itu ia malah bersyukur ada teman yg mau memiliki tujuan bis yang sama, setidaknya ia tak sendirian.
Hingga maya tak sadar ia diawasi seseorang.
"mmmm"Teriak Maya dalam malam, ia sedang dibekap olh pemuda tadi Maya terus meronta lama lama pandanganya kabur,dan blam pandanganya redup, Maya pingsan.
...
Perlahan Maya membuka matanya ia menatap sekitar, dingin, Maya menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.Maya mengalihkan pandanganya ke depan, ia menatap manik mata seseorang manik mata yang sangat indah menurutnya.Maya lalu tersadar dan mengalihkan pandanganya ke arah lain,sekarang ia berganti menatap tanganya yang diikat rapat dengan tali tambang, Maya meronta bukan hanya tanganya yang diikat kaki serta badanya juga.
"tolong, lepaskan saya"Teriak Maya menyeruak ruangan yg ditempatinya, Maya hampir menangis padahal tadi ia masih baik baik saja bahkan masih menyunggingkan senyum cerahnya.
"jangan apa apain aku, Aku gapunya uang, kakek neneku juga gabisa nebus aku, wajah ku juga biasa aja.apalagi body ku gada sexy sexy nya lepaskan aku tuan ... masih banyak wanita yg mau memenuhi hasratmu, jangan apa apain aku juga ,aku masih kuliah belum bisa bahagian kakek sama nenek."
Isak maya memelasLelaki didepan maya menatap Maya dingin tak mengubris permohonanya sedangkan Maya berusaha mati matian berakting memelas menurut neneknya, itu adalah salah satu cara paling ampuh mengecoh penjahat.
Lelaki didepanya mengeluarkan map berisi kertas, lalu mengode anak buahnya untuk melepaskan maya, maya berseru senang sampai sampai ia melupakan aktingnya,setelah ikatan dibadan Maya lepas ia lalu mengambil map tadi tanpa sopan toh Maya tau map itu untuknya.
Kontrak Pernikahan
Maya magretaReno brawita
Persyaratan dan persetujuan
1.reno sebagai pihak A2.maya sebagai pihak B3.pihak A menyatakan setuju atas kontrak pernikahan 4.pihak B menyatakan setuju atas kontrak pernikahan 5.pihak A wajib memenuhi kebutuhan pihak B 6.pihak B wajib melayani pihak A sebagai suami(tidak untuk hal mendasar contoh:melayani diranjang kecuali atas izin pihak A) 7.pihak A akan kemberi tabungan ke pihak B sebesar 500jt8.pihak B harus mematuhi pihak AKontrak ini bisa diperpanjang atas pihakA pihak B dilarang ikut campurKontrak ini berlaku sampai 5tahun kedepan setelahnya pihak B akan menceraikan secara sepihak,jika pihak A melanggar maka pihak A harus mengganti seluruh biaya hidup yg diberi pihak B.
Nb:kontrak ini legal
Pengacara lie TtdReno & maya"eh beneran bakal dikasih tabungan segitu? "Ucap Maya girang ia masih tak percaya ,ia bahkan memandangi terus surat kontrak yang dipegangnya, lelaki tersebut-ah pangil saja Reno. Reno mengganguk membenarkan letak kacamatanya"tapi,kenapa pihak A memilih aku?.aku tidak cantik, body juga gabohay, meskipun aku pinter tapi kan ada yg lebih pinter?kuliah aja dapat beasiswa mana bisa disebut kaya? "
"karna kamu orang yang saya pilih"
Maya berganti menatap reno, Maya baru sadar ternyata reno sangat tampan yah meski rada tua,tapi perawakanya benar benar tak bisa diragukan.
"kamu reno brawita? "Reno mengganguk,lalu menautkan alisnya.
"jadi dimana saya bisa tanda tangan kontrak ini?."
Maya tak bodoh ini disebut kesempatan besar baginya ,ia hanya tinggal tanda tangan kontrak melayani seperti pembantu dirumah reno dan tak perlu capek capek nyari duit,lagipun lekaki yang akan dinikahinya sangat tampan tak ada ruginya bagi Maya menerima pernikahan ini tak ada yang terpaksa. ia bahkan bisa saja berteriak saking senangnya sebentar lagi ia akan jadi kaya,ia akan membanggakan kakek neneknya dan mengajak mereka naik haji, mengajak kakek neneknya berlibur kesana kemari, memberi mereka makanan yang mewah dll.haluan Maya semakin tinggi hingga ia tak sadar ia berteriak sangat kencang lalu berdiri memeluk Reno
Anak buah Reno terkejut atas perilaku maya yang tiba tiba, hendak anak buahnya menarik Maya namun dicegat Reno.
"dimana aku bisa tanda tangan?,tapi ini tidak bohong kan? Ini nyata kan? Bukan tipuan kan? "Maya menatap Reno sambil senyum,memastikan apakah pertanyaanya dijawab.
"iya",reno hanya mengganguk lalu memberi bulpen yang bentuknya asing, maya menngganguk lalu menandatangani kontrak itu tak lupa cap jempolnya sekarang kontrak itu sudah resmi disetujui.
Sekali lagi Maya berteriak kegirangan bahkan menunduk ke Reno sambil berkata,
"terima kasih tuan"Tak lupa dengan senyum bahagianya ,setelahnya ia melompat kegirangan dan berlari menuju pintu"mau kemana kau? "Maya menatap Reno.
"pulang, aku harus mengabari berita ini ke nenek dan kakeku"Reno berganti menatap anak buahnya tanpa sepatah katapun anak buahnya menunduk lalu mendekati Maya, awalnya Maya takut.
"nona, biar saya antar"sekarang Maya tak takut, ia malah tersenyum ke lelaki tersebut
"siapa namamu?"
"Jeo"
...Dalam perjalanan Maya terus tersenyum ia memikirkan cara menyampaikan berita ini ke kakek neneknya. haruskah ia pura pura sedih lalu mengabrkan hal itu? Atau bahagia sambil loncat²?,kejadian malam ini seperti mimpi, tuhan telah mengabulkan doa doanya meski dengan cara yang sangat tak ia duga.
"Je, pak Reno itu orangnya seperti apa?"ucapp Maya membuka pembicaraan, Jeo memandang Maya dari spion kemudi
"ia seperti manusia nona"Maya memandang Jeo tajam,Maya melontarkan kalimat serius malah dijawab candaan tentu saja Maya kesal,Maya lalu mengalihkan pandanganya ke luar jendela menatap jalanan malam.
"Tuan berwatak kukuh, ia sangat keras kepala .sekali ia berkata tidak maka tidak ada yg bisa merubahnya"Maya berganti menatap Jeo, omongan Jeo jauh lebih menarik daripada jalanan luar
"Tapi tuan punya prinsip, siapun yang berani merubah sosoknya maka tuan akan melindunginya seperti nyawanya sendiri."
"tapi kenapa Reno memilihku?,sampai sekarang aku masih memikirkanya.""saya juga tidak tau nona,pernikahan kontrak ini juga sangat membuat saya terkejut pasalnya tuan bukan orang yg mudah didekati wanita apalagi dekat dengan wanita, kecuali ibunya."
Maya mengganguk,lalu melontarkan satu pertanyaan lagi
"Je aku seperti mengenalnya,bahkan sering melihatnya namun dimana? "
Jeo tertawa sedangkan Maya menautkan alisnya heran ,tak ada yang lucu dari pertanyaanya lantas mengapa Je tertawa?
"tentu saja nona,tuan Reno adalah calon presiden pantas saja fotonya sering dipampang di tv maupun papan iklan wajar saja jika anda sering melihatnya"
"apa? "
..."terimakasih Je""sama sama nona"Mobil je keluar pekarangan rumah Maya, Maya menatap mobil Jeo yang semakin lama semakin mengecil hingga ia tak sadar nenek sudah ada disampingnya memandanginya heran, aneh saja maya tiba tiba pulang dengan wajah sumringah, memang biasanya ia tersenyum Namun tak selebar dan sesenang ini.
"darimana May?"Maya terkejut akan kehadiran nenek yang tiba tiba ada disampingnya
"Nek,Maya punya berita besar"Nenek menautkan alisnya,sedangkan maya memandang nenek tersenyum lebar, senyuman yang mampu membuat hati seseorang adem
"Ayo masuk nek, biar Maya ceritain ditelnya"
Maya menaruh tangannya dipundak nenek,nenek hanya mengikuti langkah Maya memasuki rumah, yah keluarga Maya memang tidak kaya. yang kerja saja dirinya dan kakeknya itupun jika kakeknya masih kuat,jika tidak ya Maya yang wajib bekerja tapi selelah apapun maya bekerja capeknya akan hilang jika bertemu kakek nenek (gitu katanya).
"kek nek Maya bakalan kaya"Kakek dan nenek terkejut mendengar omongan Maya.
"jangan bercanda May"Ucap nenek menegasi omongan maya
"enggak nek,Maya gaboong bentar lagi maya bakal nikah sama orang kaya"
"terus kuliah kamu?"
"yakan bisa cuti bentar habis itu kuliah lagi toh bentar lagi Maya bakalan lulus"
"tapi kamu kan gapunya pacar,kok tiba tiba langsung nikah? "Ucap nenek heran, aneh saja selama ini Maya selalu menyandang status jomblo, bahkan hanya segelintir teman lelaki yang maya punya, dan sekarang Maya malah meminta nikah, Bukanya mustahil?.
"jadi pernikahan Maya disebut pernikahan kontrak nek, gampang kok tugasnya cukup layanin suami tanpa perlu ke ranjang terus dapat duit bulanan +dapat tabungan yg isinya 500jt lumayan Kan nek?. "
"tapi kamu yakin May?"Sekarang ganti kakek yang berkomentar.
"ini mah namanya rejeki dari tuhan kek, yagabisa nolak dong,toh disini yang untung kan Maya, jadi apa salahnya? "
"emang kamu kenal calon suami kamu seperti apa?."
"engga sih kek , cuma kan bisa aja jodoh yakan?."
"kamu yakin?"Ucap nenek memastikan
"iya nek yakin seratus persen."
Nenek dan kakek menoleh bersamaan lalu mengganguk mengiyakan, Maya berseru senang sambil menyungingkan senyum manisnya."kamu sudah makan?""belom"Maya nyengir membalas omongan nenek, lalu nenek menyuruh Maya makan bersama karna sedari tadi nenek dan kakek juga menunggu Maya pulang untuk makan bersama sama, Maya mengekori langkah nenek dan kakek menuju dapur, saat sampai didapur mereka bertiga duduk di tanah beralaskan tikar,Maya membantu nenek mengambil makanan dan piring serta minuman ,mereka duduk berhadapan"ih,kakek kok makanya dikit banget, kakek tuh butuh stamina harus makan yang banyak."Maya menaruh setengah nasinya ke kakek"jangan May, kamu habis kuliah ,kerja capek pasti laper harus makan yang banyak "Maya menggeleng menjauhkan piringnya dari sendok kakek yang penuh banyak nasi ingin mengembalikan milik Maya."Nenek juga, nenek juga harus makan banyak,kakek nenek kenapa sih ko makanya dikit-dikit?.""Kan kamu y
Maya menaiki lift ia sedikit kesulitan, lift yang ia naiki berbeda dari yang di tivi tivi,Maya takut salah pencet saat hendak keluar lift dan ingin menaiki tangga langkah Maya berhenti didepanya sudah ada lelaki tinggi tampan menghampirinya dan berdiri disampingnya lalu memencet tombol angka beserta tombol lainya, Maya diam memaku ia terjebak dilift bersama sang pria namun ia beruntung setidaknya nanti saat sudah sampai ditujuan pria itu maya sudah tak capek capek lagi menaiki tangga ia hanya tinggal menaiki beberapa tangga dan sampai diatas gedung tempat dimana reno bekerja, yah memang Reno yg memiliki gedung ini dan industrinya.Pintu lift terbuka, Maya sempat terkejut karna lift yang ditumpanginya mengarah ke atas gedung, Maya berseru senang lalu melangkah keluar lift dan menuju ruangan Reno, Maya sedikit heran juga lelaki yang tadi bersamanya dilift juga sama hendak menuju ruangan Reno,"palingan juga karyawanya"Gumam Maya pelan lalu masuk ke ruangan yang bis
Setelah makan maya diantar pulang oleh Doni, alasannya mudah Reno sibuk dan Jeo sedang berada dirumah sakit menjenguk neneknya, sebenarnya terselubung dihati Reno enggan namun bagaimana pekerjaan menyulitkanya."Nanti malam saya jemput, kamu hanya tinggal bersiap siap tak usah gugup juga keluarga kami sangat menjunjung tata krama dan kehormatan."Maya Mengganguk ia tak menatap Doni, ia menatap jendela luar masih sore, tak terasa dua hari lagi ia akan menikah dan kehidupannya berubah, dua hari lagi akan jadi istri calon presiden sekaligus pemilik perusahaan tambang terbesar seasia dan dua hari lagi ia akan mengalami lika liku rumah tangga.Dua puluh menit perjalanan menuju rumah Maya, sampailah mereka kerumah yg bisa dikatakan sederhana namun sangat bersih dan tertata rapi diperjalanan tadi Maya dan Doni tak diam Doni mencoba mencairkan suasana dgn leluconya dan tentu Maya tertarik dan tertawa akan lelucon Doni, Maya merasa nyaman didekat calon kakak iparny
Maya melahap makananya pelan-pelan, makan sesopan mungkin yah meski kadang ia curi-curi pandang pada ayah mertuanya bukan tanpa alasan, ntah kebetulan atau memang ditakdirkan ayah mertuanya adalah idolanya seorang pebisnis sukses yang belakangan ini ia jumpai dimimpi ternyata lewat mimpi ia bisa bertemu dengan beliau langsung bahkan dengan keterikatan menantu dan mertua."sebaik apapun kau bertingkah tetap saja aksimu pasti kelihatan, pelacur kecil."Maya menatap wanita didepanya wanita yang ia tatap tadi, yang memberikan kata-kata pedas pada Maya, yang tak lain adalah calon mama mertuanya.***Maya pulang dengan perasaan hampa, makan malam yang menyedihkan berakhir dengan tangisan, ia menenggelamkan wajahnya pada bantal kusam yang mampu menghapus make up tipis yang dioleskanya, tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan malam ini selain mengecewakan.Hampir 2 jam Maya menangis ia terlelap karna lelah, lelah batin dan pik
Karna kemarin aku ngantuk jadi buatnya rada ambigu, sekarang mau buat yang 11 12 bahasanya seperti eps 1. *** TingggMaya keluar dari cafe hendak pulang tak lupa ia berpamitan pada Alin dan bosnya, setelah kejadian tadi memang ada rasa canggung tak seperti biasanya namun Maya masih tetap bersikap profesional berpamitan seperti dulu tak ada perubahan. Hari-hari yang melelahkan bagi Maya dari pukul 04.00 sampai dengan 23.00 tubuhnya tak akan pernah berhenti bekerja kecuali ia sendiri yang akan menghentikanya namun Maya enggan, teringat sebentar lagi ia akan bertambah usia semakin tua dan begitupun umur kedua orang tuaya, kakek dan nenek.mMaya tak ingin malas-malasan, tujuan hidupnya didunia ini hanya satu membahagiakan kakek dan neneknya yang semakin hari semakin bertambah keriput, walau tanpa sepengetahuan Maya kakek neneknya sudah teramat bahagia walau hidup dengan keadaan ekonomi yang mengenaskan, mereka berdawuh"lebih baik hidup dalam keadaan ter
Paginya Maya terbangun dengan keadaan bingung, terakhir kali ia ingat ia sedang di mobil lalu ia tidur dan setelahnya tidak ingat apapun, ntahlah mungkin ia bisa tanya nenek nantinya, ngapain juga diambil pusing.Maya mandi dan bersiap-siap ia menuju meja makan untuk menikmati sarapan bersama orang tersayangnya.kakek dan nenek, pagi yang selallu membuatnya semangat adalah senyuman mereka. "selamat pagi, kakek, nenek"Maya tersenyum menyapa mereka berdua didapur yang sempit, Maya memandang makanan didepanya nampak sangat asing karna baru pertama ia melihat makanan seperti itu,lantas ia bertanya pada nenek. "hmm, apa ini nek?"nenek yang melihat Maya bertanya padanya sambil menunjuk benda dihadapanya lantas menjawab. "kemarin calon mu, memberikan itu masih berbalut kerdus, karna tak ada yang makan tadi malam jadi pagi ini nenek menggorengnya atasanya jadi berhamburan dan adonanya jadi sedikit gosong karna terlalu tipis"Maya menahan tawanya setelah mendengar penjel
Setelah mencoba-coba berbagai baju pengantin, Maya sedikit terpikat pada satu baju yang menurutnya cocok untuknya Reno pun tak ambil pusing ia membeli baju itu untuk besok dan beli dua baju pengantin lagi untuk cadangan, firasat Reno mengatakan bahwa besok akan terjadi sesuatu yang buruk, ia berharap semoga saja itu tidak terjadi. Selepas membeli baju pengantin mereka menuju restaurant terdekat tak terasa mereka menghabiskan hampir empat jam hanya untuk memilih baju, mengukur dan membooking, memang benar baju mewah memerlukan waktu yang lama pula mengurusnya. "maaf jika aku lama dan membuatmu terlambat bekerja, kau boleh pergi aku bisa pulang sendiri.jangan khawatir"Maya mencoba membujuk Reno untuk kembali bekerja, meski ini hari libur, Reno sebagai CEO memang jarang libur bahkan dikantornya ia adalah orang yang paling berpengaruh dalam berbisnis mungkin sedetik saja Reno tinggal maka mereka akan kewalahan, mungkin. "jangan mengkhawatirkan saya, libur juga ka
"kamu yakin, akan menikah?, jika tidak nenek akan membawamu kabur dari sini.rumah teman nenek lumayan jauh tabungan kita bisa digunakan untuk ongkos kabur"nenek bicara tiba-tiba ketika Maya baru masuk ke kamar mereka."aku yakin nek, nenek kenapa?tidak biasanya begini"Memang apa yang diucapkan Maya benar, bertahun tahun hidup bersama neneknya baru kali ini nenek bicara tiba-tiba dan keluar dari logat nenek yang pendiam dan anggun, membuatnya sedikit kebingungan akan tingkah neneknya."nenek punya firasat buruk tentang pernikahanmu"nenek bicara terus terang hatinya sedang gelisah ntah karna apa."nenek tidak usah khawatir soal pernikahanku, lihat disini aku hanya menunggu sedangkan calonnya sedang mempersiapkan semuanya, menurut Maya ini adalah kesempatan dari tuhan untuk merubah nasib Maya, dan mungkin juga Reno adalah jodohku.nenek tak usah khawatir"Maya duduk disamping neneknya nampak sekali neneknya tak suka berada di