Setelah pembicaraan panjang pasal pindah rumah, nenek akhirnya memutuskan menetap tapi hanya seminggu tak kurang dan tak lebih, setelah seminggu tinggal disini ia akan pindah kerumah lamanya tentu tinggal berdua, jika ikut pindah itu tak mungkin bagi Maya.
Maya membiarkan neneknya betistirahat setelah ia membuatkan teh untuk neneknya ia berharap neneknya tak memikirkan hal yang berat atau malah stress, Maya ingin kembali melihat neneknya tersenyum bahagia namun sepertinya untuk saat ini Maya harus merelakan senyuman itu tak hadir dalam harinya sedikit membuat Maya tak semangat, setelah ia keluar dari kamar neneknya ia bergegas kekamarnya menunaikan sholat dan mempelajari materi kuliahnya sebentar.
Tiga puluh menit Maya berkutat dengan soal-soal dan materi Maya dikejutkan oleh panggilan telepon yang membuyarkan aktivitasnya ia mengangkat telepon itu, sang penelpon adalah Lita, ia pasti menanyakan kenapa Maya tak masuk saat hari ujian.
"Maya, kenapa kamu tak masuk
"aku akan pulang sampaikan salamku pada nenek, mungkin besok aku bisa menjenguknya"Lita pulang lebih dulu, Maya belum sempat mempertemukan mereka saat sedang mencari Jeo, ia berharap temanya ini tak lagi malu bertemu dengan Jeo, andai saja tadi Jeo masih dikampus mungkin Maya bisa menjadi jembatan cinta mereka, sungguh sayang seribu sayang.Maya berdiri ditepi jalan tempat biasanya ia menghentikan angkot untuk ditumpanginya menuju pulang, namun sepertinya hari ini hari sialnya selepas ia mati-matian berbohong didepan miss Farah dengan alasan surat itu dibuat kakaknya karna ia tak bisa mengantar surat itu jadi yang membuat juga kakaknya sempat miss Farah menegur namun akhirnya dilepaskan,saat hendak pulang tadi Jeo juga menghilang mungkin membuat hati Lita kecewa namun berusaha ia tutupi, Maya juga berharap Jeo cepat datang untuk menjemputnya namun semua hal ini salah Jeo dari pagi sampai pulang semua hal sial karna Jeo, ntahlah Maya marah besar pada supirnya itu.
"aku akan pulang sampaikan salamku pada nenek, mungkin besok aku bisa menjenguknya"Lita pulang lebih dulu, Maya belum sempat mempertemukan mereka saat sedang mencari Jeo, ia berharap temanya ini tak lagi malu bertemu dengan Jeo, andai saja tadi Jeo masih dikampus mungkin Maya bisa menjadi jembatan cinta mereka, sungguh sayang seribu sayang.Maya berdiri ditepi jalan tempat biasanya ia menghentikan angkot untuk ditumpanginya menuju pulang, namun sepertinya hari ini hari sialnya selepas ia mati-matian berbohong didepan miss Farah dengan alasan surat itu dibuat kakaknya karna ia tak bisa mengantar surat itu jadi yang membuat juga kakaknya sempat miss Farah menegur namun akhirnya dilepaskan,saat hendak pulang tadi Jeo juga menghilang mungkin membuat hati Lita kecewa namun berusaha ia tutupi, Maya juga berharap Jeo cepat datang untuk menjemputnya namun semua hal ini salah Jeo dari pagi sampai pulang semua hal sial karna Jeo, ntahlah Maya marah besar pada supirnya itu.
satu minggu telah berlalu begitu cepat ujian telah usai, dan sekarang saatnya Maya mengikhlaskan kakek neneknya untuk tinggal sendiri tanpanya, Maya sedikit berdebat pasal perpindahan neneknya namun kali ini neneknya tak bisa diajak berbicara, sepanjang perjalanan Maya mencoba mengakrbakan diri bersama neneknya namun sepertinya usahanya sia-sia, Maya menyerah, Maya hanya berharap neneknya tak terlalu tertekan tinggal tanpanya, sebenarnya ia yang paling sedih disini.Maya memandang jendela, menatap jalanan pagi dimana semua orang menikmati weekendnya dengan senang hati, tapi Maya menggangap ini weekend yang buruk, sepanjang perjalanan hanya diam yang mengiringi mereka menuju tempat tujuan.Maya membantu Doni menurunkan pakaian kakek dan neneknya yang sudah disiapkan sebelumnya, nenek lebih dulu masuk kerumah sedangkan kakek membantu Maya membawa barang namun Maya tolak."tolong sampaikan pada Reno, bahwa aku akan menginap disini dua hari selepas itu aku akan pulang"Maya
Maya bangun lebih awal mungkin karna terbiasa bangun pagi karna telah menjadi istri, biasanya ia bangun jam dua pagi menunaikan sholat tahajud lalu dilanjutkan berberes sedikit ruang kerja Reno, Maya tau ruangan itu karna Reno menyuruhnya untuk menemaninya membuat salinan dan Maya turut membantu, membuat sofa itu kini tak kosong lagi.Selepasnya Maya akan tidur dan bangun tepat azan subuh berkumandang, ia terkadang ingin sekali memasak namun Mey selalu berada pada garda depan untuk stay didapur, Glori memperketat Mey untuk bisa bangun lebih awal itu yang membuat Mey sekarang sedikit rajin bekerja, satu minggu berada dirumah Reno, Maya telah membuat perubahan besar bagi keluarga Reno.Lebih banyak pada hal yang positif namun selalu dianggap negatif oleh mama mertuanya, terkadang Maya menangis diam-diam saat dikamar, saat suasana kamar sepi tidak ada orang, mungkin didepan Maya terlihat baik-baik saja namun aslinya Maya tak sekuat itu, terkadang ia ingin kembali kerumah
Subuh sekali Maya pulang kerumah Reno, Jeo menjemput Maya tak tau waktu, Maya sedikit dendam pada sopirnya ini namun Maya juga sadar tanpa Jeo mungkin sekarang ia akan melupakan tugasnya sebagai istri, Maya menyiapkan jas Reno dan segala perlengkapan kantornya dalam seminggu ia telah hapal apa saja materi dan bahan yang akan dibawa Reno ke kantor, itu membuat Reno sedikit terkesima dengan kerajianan istrinya dalam mengurusnya.Maya pun tak kalah sibuk mengurus keperluanya sendiri apalagi setelah ujian semester jadwalnya akan semakin padat belum lagi ia mengikuti beberapa organisasi yang memkasanya untuk bergabung kedalamnya, karna kesibukan itulah Maya akhirnya memutuskan berhenti bekerja dan nanti sepulang kuliah ia akan memberi pernyataan berhenti kerja.Sedikit tak enak hati namun itu harus yang ia lakukan, kesibukan sebagai mahasiswi dan istri telah menggerogoti dirinya.Maya diantar Jeo kali ini Maya telah bertekad akan mempertemukan Jeo dengan Lita apapun yang aka
Maya bangun siang kali ini tak ada yang membangunkanya, membuatnya leluasa tidur tanpa pembatasan waktu sampai ia telat kuliah Maya tak pernah setelat ini sebelumnya namun ia tak terlalu menyesali keterlambatanya, karna dengan ini ia bisa mengunjungi neneknya ia terlalu capek kemarin sampai melupakan kedua orangtuanya, perasaan Maya pun mulai membaik tak seburuk malam tadi.Selepas mandi Maya bergegas kebawah untuk memasak makananya sendiri karna ia tahu dijam begini makanan pasti telah habis, apalagi Mey adalah seorang yang tak terlalu suka melebihkan porsi makanan, siapa saja yang makan pasti ia hitung dan jika pun selesai makan nasinya akan habis tak tersisa membuat siapapun yang belum makan harus mewajibkan masak sendiri, saat Maya telah sampai di dapur Maya melihat ibu mertuanya tengah masak, Maya pun menghampiri berniat membantu."Apa gunanya istri yang kau sandang dirumah ini jika bangun saja siang, dasar pemalas"Jelin mencoba membalik telur yang mulai gosong ka
"kau jangan pernah menyakitinya, Abel adalah seorang wanita akupun seorang wanita ia hanya orang suruhan untuk melampiaskan dendamnya padamu, jangan terlalu marah biarkan semua berjalan secara semestinya biarlah hukum yang memenjarakan mereka agar mereka tau kesalahan apa yang mereka perbuat dan hukuman apa yang pantas diberikan"Maya tersenyum pada suaminya setelah mendengar penjelasan Reno Maya sedikit tenang dan mulai ceria kembali."apa hukum alam juga bisa menghukumku?"Reno bersuara parau ia menyembunyikan wajahnya dibalik ceruk leher istrinya, menceritakan sedikit tentang Abel mungkin tak masalah namun beda dengan masalah pribadinya, dalam seminggu saja hatinya telah mulai terbuka dan sedikit-sedikit bisa berbagi rahasia yang telah lama ia pendam."kenapa tuhan harus menghukumu apa kau melakukan kesalahan?"Maya mengelus puncak kepala Reno yang sekarang berubah posisi menjadi duduk di pahanya nampak sangat romatis."maaf aku tak bisa menceritakanya pad
Setelah berdandan secantik mungkin akhirnya Maya dibawa Reno ketempat yang telah ia bicarakan, tanpa neneknya Maya mungkin takkan jadi secantik ini, nenek meminjamkan Maya gaunnya dulu gaun pertemuan nenek dan kakeknya Maya sedikit tertawa mendengar cerita neneknya soal percintaan mereka, Maya juga salut dengan kedua kakek neneknya hubungan mereka bisa bertahan hingga sejauh ini, dan cinta mereka tak pernah pudar meski telah berumur setengah abad.Dan disini Reno membawa Maya, bianglala sebuah bianglala yang disewa khusus hanya untuk mereka berdua menikmati pemandangan malam yang bertabur bintang, ntah alasan apa hingga Reno membawa Maya kesini dan hanya Reno yang tahu, Reno membeli sebuah boneka besar dan permen lolipop yang memenuhi keranjang yang telah disiapkan, Maya sangat senang ia tak mengira akan mendapatkan ini semua walau sebenanrnya Maya tak pernah memegang benda tersebut."malam terbaik seumur hidupku, terimakasih telah membawaku ketempat ini"Maya memegang