"Zayn!"Zayn langsung melepaskanku setelah mengatakan ini dan berjalan keluar sambil tertawa dengan keras.Baiklah, Zayn sama sekali tidak diajari menjadi anak nakal oleh Henry.Aku bahkan merasa jika Zayn lebih nakal daripada Henry!Setelah selesai makan, Zayn membawaku keluar untuk membuat manusia salju.Sebelum keluar, Zayn takut aku masuk angin dan menyuruhku mengenakan banyak pakaian.Sarung tangan yang Zayn kenakan untukku juga merupakan sarung tangan wol yang sangat tebal yang sengaja dibawa oleh asisten Zayn atas perintahnya.Salju turun dengan lebat kemarin malam, jadi salju di tanah ini sudah setinggi mata kaki yang bisa dibuat menjadi manusia salju.Aku dan Zayn bersama-sama membuat manusia salju yang besar.Saat Zayn menggunakan wortel dan kancing untuk membuat hidung dan mata manusia salju, aku membuat dua manusia kecil di sisinya.Dia terkekeh padaku, "Untuk apa kamu buat sebanyak itu? Kamu bahkan buat dua manusia salju kecil.""Kita adalah keluarga, jadi tentu saja aku h
Aku berkacak pinggang, lalu menatapnya dengan tatapan tidak berdaya, "Katakanlah, apa yang harus kulakukan agar kamu bisa percaya kalau aku mengandung anakmu?"Zayn memasang hidung dan mata dua manusia salju besar.Kemudian mematahkan beberapa ranting dan memasukkannya ke dalam tubuh manusia salju untuk dijadikan sebagai tangan.Zayn menatap manusia salju besar di depannya dan berkata dengan tenang, "Saat kamu didiagnosis tidak bisa melahirkan anak, aku merasa sangat sedih sampai ingin mati.""Saat itu aku mengira kamu benar-benar membenciku dan memilih untuk meminum pil kontrasepsi sampai menyakiti tubuhmu sendiri demi meninggalkanku dan tidak memiliki hubungan apapun denganku.""Aku sangat membencimu saat itu, bukan karena tidak bisa memiliki anak denganmu, tapi karena sikapmu.""Selain itu, aku juga merasa panik dan tidak berdaya pada saat itu.""Karena kamu tidak bisa melahirkan anak, itu berarti aku tidak bisa menggunakan anak untuk mengikatmu di sisiku.""Hanya saja sekarang suda
Meskipun Agatha masih tidak memperlakukanku dengan baik, setidaknya dia sudah tidak memarahiku begitu melihatku seperti sebelumnya.Meskipun Agatha selalu tidak menyukai makanan yang kubawakan, dia akan tetap memakannya sedikit untuk menghargaiku.Pada awalnya Cindy akan mengomentari makanan yang kubawa, tapi sekarang dia sama sekali tidak mengatakan apa pun. Cindy hanya berdiri di samping sambil menatapku dan Agatha dalam diam.Semakin Cindy bersikap setenang ini, semakin mengerikan dia terlihat.Agatha meminum setengah sup itu, lalu mendorongnya menjauh. Agatha menyeka sudut mulutnya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Sup yang kamu buat tidak seenak buatan Cindy, tapi masih bisa diminum."Aku berkata sambil tersenyum, "Mohon maaf, aku akan memperbaikinya lain kali."Agatha melirikku, tatapannya terkadang melirik perutku.Beberapa saat kemudian, Agatha berkata pada Cindy, "Tadi dokter meresepkan beberapa obat untukku, tolong ambilkan obatku. Terima kasih sudah merawatku selama beberap
Aku tidak bisa menahan diriku lagi untuk mencibir."Aku menghormati dan berusaha menyenangi Anda karena Anda adalah ibu Zayn, tapi tidak disangka Anda ingin aku memberikan anakku pada Cindy.""Anda adalah seorang ibu, aku sama sekali tidak mengerti kenapa Anda bisa berpikir seperti ini.""Anda memintaku untuk memberikan anakku pada Cindy, apakah Anda pernah memikirkan perasaan Zayn?""Demi membuat diri Anda tenang dan membalas hutang budi pada Paman Thomas, tidak disangka Anda melukai putra dan cucu Anda sendiri.""Anda benar-benar sangat egois ....""Tu ... tutup mulutmu!"Agatha menatapku dengan tatapan marah, lalu tiba-tiba menutup mulutnya dan terbatuk.Aku memelototinya dengan mataku yang memerah.Sia-sia aku berusaha menyenanginya selama beberapa hari ini.Tidak masalah jika dia bersikeras untuk menyatukan Zayn dan Cindy, tapi tidak disangka dia ingin menyuruhku memberikan anakku pada Cindy.Dia benar-benar sangat kejam.Agatha terbatuk dan tiba-tiba menangis.Aku menatapnya deng
Tidak disangka lantai di depan pintu menjadi licin pada saat ini.Aku langsung terpeleset, tubuhku langsung terhuyung-huyung dan akan terjatuh ke tanah."Hati-hati!"Terdengar suara teriakan cemas Agatha di dalam kamar pasien.Pada saat yang sama aku memegang kusen pintu untuk menyeimbangkan tubuhku agar tidak terjatuh.Hanya saja aku tetap duduk di atas lantai, kondisiku baik-baik saja karena aku tidak terjatuh."Apakah kamu baik-baik saja?"Agatha segera menghampiriku dengan cemas.Sebenarnya tidak terdapat masalah apa pun pada kaki Agatha, dia duduk di kursi roda karena sakit untuk waktu yang lama yang membuat tubuhnya menjadi sangat lemas.Dia membantuku untuk berdiri dan berkata dengan cemas, "Nak, apakah kamu baik-baik saja? Jangan menakutiku."Aku menyentuh lantai saat hendak berdiri.Lantai ini licin bukan karena air, melainkan karena minyak!Terdapat seseorang yang sengaja menumpahkan minyak di depan pintu.Aku langsung teringat dengan Cindy dan menatapnya dengan dingin.Cindy
Cindy menyipitkan matanya.Terdapat ekspresi cemburu dan benci yang tidak ditutupi di wajahnya.Agatha telah menyadari keseriusan masalah ini pada saat ini.Agatha sedikit memejamkan matanya, dia terlihat sedikit sedih dan juga lelah.Dia menggenggam tangan Cindy, lalu bertanya dengan suara yang bergetar."Apakah kamu benar-benar ingin mencelakai anaknya?"Cindy tersenyum pada Agatha, "Bukankah Anda sudah mencurigaiku saat menanyakan tentang botol minyak padaku? Untuk apa Anda bertanya seperti ini?"Tubuh Agatha terhuyung-huyung dua kali.Agatha berkata dengan sedih, "Meskipun kamu membencinya, dia sedang mengandung anak Zayn.""Lalu kenapa?!"Cindy berkata dengan marah, "Kak Zayn mengabaikanku karenanya.""Jelas-jelas kalian sudah berjanji pada ayahku untuk merawatku seumur hidup.""Tapi sekarang kalian malah berpihak pada wanita itu, atas dasar apa?""Aku iri padanya, aku tidak mau dia melahirkan anak Kak Zayn. Dia tidak pantas melakukannya ...."Plak!Terdengar suara tamparan yang k
Setelah berkata dengan Asisten Kris, Zayn kembali berkata padaku, "Audrey, sebentar lagi aku ada rapat. Bagaimana kalau menjemputmu setelah aku pulang kerja?""Oh, baiklah .... Kamu selesaikan pekerjaanmu dulu.""Hm, istirahatlah di rumah. Telepon aku kalau ada sesuatu."Zayn memutuskan panggilan setelah mengatakan ini.Aku diam-diam menghela napas dan berpikir jika aku harus mengatakan hal ini lebih rinci padanya di masa depan.Sebaiknya aku tinggal di rumah saja selama beberapa waktu ini agar tidak jatuh dalam jebakan wanita itu.Pada sore hari, aku dan ibuku membeli sayuran di pasar sekitar tempat kami.Pada awalnya Zayn berkata jika dia akan membawaku makan bersama setelah selesai bekerja, tapi aku merasa lebih baik kami makan di rumah.Aku mengirim pesan pada Zayn sebelum mulai memasak: "Bagaimana kalau kita makan malam di rumah ibuku?"Zayn segera menyetujui hal ini.Setelah menerima pesan Zayn, aku dan ibuku mulai menyiapkan bahan makanan dan memasak.Hanya saja, Zayn masih tida
Aku membuka ponselku dan melihat pesan yang dikirim oleh Cindy lagi.Kali ini dia mengetik kata-kata yang panjang.[Aku baru saja mengantarkan makanan untuk Kak Zayn dan dia sangat menyukainya. Dia bahkan juga memuji keterampilan memasakku.][Kak Zayn bahkan memintaku untuk memijat bahunya. Huh, meskipun Kak Zayn bilang dia mencintaimu, dia tetap tidak bisa menolakku.][Kamu tidak perlu menunggunya malam ini. Kak Zayn kemungkinan akan pulang pada larut malam, karena dia memintaku untuk menemaninya.]Aku tersenyum dengan sinis setelah membaca pesan ini.Cindy sungguh sangat kekanak-kanakkan.Aku tidak membalas pesan Cindy dan hendak mematikan ponselku untuk melanjutkan tidurku, tapi dia kembali mengirim pesan padaku.[Bagaimana? Apakah kamu merasa sedih?][Audrey, Kak Zayn adalah milikku.]Aku mendengus, lalu membalas pesannya.[Zayn sudah kasih tahu padaku kalau kamu membawakan makan malam untuknya, dia bilang dia tidak makan makananmu dan pesan makanan dari luar.][Selain itu, aku bar
Zayn berkata dengan serak tanpa mengangkat kepalanya."Aku sedang merancang gaun pengantinmu."Aku tertegun sejenak, hatiku tiba-tiba terasa sangat manis.Aku berkata, "Kamu istirahatlah lebih awal. Kamu tidak harus merancang gaun pengantinnya sekarang, kita masih punya banyak waktu di masa depan."Zayn sudah selesai membuat sketsa di atas kertas.Zayn meletakkan pensil, lalu bersandar di sandaran kursi sambil meregangkan pinggangnya. Dia berkata sambil tersenyum, "Butuh waktu yang lama untuk buat gaun ini, jadi aku harus segera menyelesaikan rancangannya."Setelah terdiam sejenak, Zayn tiba-tiba menatapku lekat-lekat, kemudian berkata dengan suara yang rendah dan lembut, "Aku mau kasih tahu seluruh dunia kalau kamu adalah satu-satunya istriku yang kucintai."Meskipun kami sedang melakukan panggilan, aku tetap merasa malu saat seorang pria mengucapkan kata-kata yang romantis dengan begitu serius padaku.Wajahku sedikit memerah setelah mendengar ini. Aku mengalihkan tatapanku, kemudian
Zayn mengatakan jika situasi ibunya sangat stabil. Selain itu, Zayn juga mengatakan jika ibunya sangat merindukanku dan ingin menemuiku.Aku berencana untuk menjenguk Agatha setelah ibuku selesai menjalani operasi pada tanggal 20.Omong-omong, aku hampir melupakan satu orang, yaitu Cindy.Cindy sangat pendiam akhir-akhir ini, dia bahkan tidak membuat masalah.Berdasarkan sikap Cindy sebelumnya, dia pasti sengaja muncul di sisi Zayn saat aku tidak sempat bertemu dengan Zayn selama beberapa hari ini. Kemudian Cindy akan memotret foto, lalu mengirimkannya padaku untuk pamer dan juga untuk membuatku salah paham.Hanya saja Cindy sama sekali tidak melakukan apa pun, yang terasa sangat aneh.Aku sama sekali tidak percaya jika Cindy sudah berpikir dengan jernih dan berubah menjadi orang baik.Pepatah pernah mengatakan jika anjing yang suka menggonggong tidak akan menggigit orang, tapi anjing yang bisa menggigit orang tidak akan menggonggong.Jadi aku semakin merasa tidak tenang saat orang sek
Aku tanpa sadar menatap Irvin, tapi matanya menatap lurus ke depan.Dengan kata lain, Irvin sama sekali tidak sadar jika pacarnya baru saja berjalan melewatinya.Aneh sekali.Irvin begitu mencintai Sella, dia seharusnya sangat senang saat tiba-tiba bertemu dengannya.Hanya saja, Irvin tidak hanya tidak membuat reaksi apa pun, dia bahkan juga tidak melirik Sella. Irvin terus berjalan ke kamar pasien ibuku seperti biasa.Saat aku sedang kebingungan, Irvin menoleh untuk menatapku, "Kenapa?"Aku menatapnya lekat-lekat, lalu berkata, "Tadi aku lihat pacarmu."Irvin tertegun, lalu tanpa sadar menatap sekeliling, "Di mana? Kenapa aku tidak melihatnya?"Aku menatap Irvin sambil mengerutkan keningku, "Tadi dia baru saja jalan di depan kita, apakah kamu tidak melihatnya?"Terdapat kilatan cahaya di mata Irvin, dia berkata sambil tersenyum, "Tadi aku sedang memikirkan masalah Ayah dan masih marah karena perbuatannya, jadi aku tidak terlalu memerhatikan keadaan sekitar."Aku menatap Irvin lekat-le
"Anggap saja kamu bantu Ayah minta modal 200 miliar pada Zayn.""Ayah janji akan mengembalikan uang ini padamu kalau proyek ini berjalan dengan lancar."Aku menepis tangannya, lalu berkata dengan datar, "Aku tidak akan pinjam uang pada Zayn, terserah kamu mau menolong Ibu atau tidak. Kami juga tidak akan memaksamu kalau kamu tidak mau menolongnya, semuanya tergantung pada hati nuranimu!""Benar sekali, aku tidak akan meremehkanmu kalau kamu tidak minta uang. Sayangnya di matamu cuma ada uang dan kekasihmu."Irvin memelototi ayahku dengan tajam, "Cepat pergi, jangan pernah muncul di hadapan kami lagi. Kalau tidak, aku tidak akan sungkan-sungkan padamu!"Ayahku memasang ekspresi sedih, dia menggerakkan bibirnya untuk mengatakan sesuatu, tapi aku sudah ditarik hingga ke depan lift oleh Irvin.Saat sedang menunggu lift, aku tidak bisa menahan diri untuk melirik ayahku.Ayahku sedang menelepon, entah dia sedang bertelepon dengan siapa sampai bersikap sesopan itu.Aku khawatir ayahku akan me
Ibuku dulu sangat mencintai ayahku.Hingga semua dunianya adalah ayahku.Saat itu, ibuku memikirkan ayahku dalam segala hal dan bergantung padanya dalam segala hal.Namun kini, Ibuku tidak memendam apa pun selain kebencian terhadap ayahku. Hal ini menunjukkan betapa buruknya Ayah yang sudah menyakiti Ibu.Setelah menghibur ibuku, aku keluar dari bangsal dan melihat ayah serta kakakku bersandar di jendela di koridor, seolah sedang menungguku.Aku menghampiri ayahku lalu bertanya, "Untuk apa kamu datang hari ini?"Ayahku terisak, berkata dengan wajah sedih, "Aku tidak menyangka ibumu akan sakit parah. Kalian juga sama. Kalian tidak memberitahuku bahwa hal sebesar itu terjadi."Kakakku mencibir, "Kalau aku ceritakan hal ini, apa kamu akan meninggalkan kekasihmu dan kembali lagi?""Kalau aku ceritakan hal ini, apa ibuku akan membaik? Lagi pula, ibuku jadi sakit karena kamu.""Kalau kamu tahu diri, pergilah dari sini, berhentilah berpura-pura sayang pada kami.""Kenapa kamu bicara pada ayah
Ya, kakakku memang benar.Menceritakan hal-hal ini pada seseorang yang sudah berubah pikiran tidak akan menyelamatkan apa pun.Keesokan paginya, aku dan kakakku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku.Begitu sampai di pintu, aku dengar suara pertengkaran dari arah bangsal ibuku.Aku juga samar-samar mendengar suara ayahku.Aku dan kakakku saling memandang dan bertanya, "Bagaimana Ayah tahu?""Siapa yang tahu? Sial, aku tahu kedatangannya akan menimbulkan masalah bagi ibu kita," kata kakakku sambil mendorong pintu bangsal.Aku melihat ayahku berdiri di samping tempat tidur dengan tangan di pinggangnya, wajahnya penuh dengan kemarahan.Ibuku duduk di ranjang rumah sakit, menyeka air matanya dalam diam.Kakakku langsung marah, lalu berlari ke depan dan mendorong ayahku, "Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu menindas ibuku lagi?"Aku bergegas menghampiri, memegang bahu ibuku dan bertanya apa yang terjadi.Ibu tidak mengatakan apa pun, hanya menggelengkan kepalanya.Kakakku makin
Untungnya, aku baru saja menginjak anak tangga pertama.Begitu aku bergerak mundur, ada tanah datar di belakangku hingga membuatku kehilangan keseimbangan.Setelah bergoyang dua kali, akhirnya aku berhasil berdiri tegak.Aku mendongak dengan kaget, ternyata itu adalah kakakku."Apa yang kamu lakukan? Kamu tiba-tiba berlari ke bawah, hampir saja menjatuhkanku."Kakakku melirik ke arah Zayn pergi dan mendengus, "Kenapa kamu turun ke bawah? Aku sudah berdiri di sini tanpa bergerak dari tadi.""Kamu sedang memikirkan suamimu begitu serius hingga menabrak aku!"Aku menatapnya tanpa berkata apa-apa.Apa artinya 'memikirkan suami'? Aku mendapati kata-kata Irvin semakin lama semakin keterlaluan.Hah?Eh, salah!Kalau kakakku berdiri di sini sepanjang waktu, bukankah akan melihat dan mendengar semua yang baru saja kami lakukan, saat Zayn mencium serta memelukku dan mengucapkan begitu banyak kata-kata mesra?Tepat saat aku memikirkan hal ini, kakakku datang, menyentuh hidungnya dan tersenyum pad
"Ingat kirim pesan padaku setiap hari. Kalau ada waktu, telepon aku.""Betapa pun sibuknya aku, aku akan mengangkat teleponmu.""Ya."Keengganan Zayn membuat hatiku luluh.Pada saat ini, aku sepenuhnya merasakan cintanya yang begitu kuat.Namun cintanya tampak bercampur dengan sedikit kekhawatiran.Hatiku juga mulai merasa agak sedih serta gelisah.Aku bertanya padanya, "Apa yang kamu khawatirkan? Apa karena operasi ibumu?"Zayn menggelengkan kepalanya. "Dokter bilang untuk jenis operasi ini, selama ginjalnya cocok, tingkat keberhasilannya sangat tinggi.""Lalu apa yang kamu khawatirkan?" Aku bisa dengan jelas merasakan ketakutannya.Jadi aku tidak mengerti, selain penyakit ibunya, apa lagi yang ditakutkan oleh orang seperti dia?Zayn menatapku dengan serius, membelai pipiku dan berbicara dengan suara yang keras."Tidak apa-apa. Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman. Aku khawatir tidak akan bisa melihatmu lagi.""Dasar bodoh!"Aku melemparkan diriku ke dalam pelukannya, memeluk pinggan
Malam harinya, Zayn datang untuk makan malam bersamaku.Zayn pertama-tama pergi ke bangsal untuk menjenguk ibuku lalu membawa aku ke restoran yang sudah direservasi terlebih dahulu.Tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun terdingin di Kota Jenara.Angin dingin yang menggigit terasa bagai pisau yang menyayat wajah orang.Zayn menutupiku dengan syal sambil menuntunku ke dalam mobil.Akhir-akhir ini aku tidak sering mengunjungi ibunya karena urusan ibuku.Aku mengencangkan sabuk pengaman dan bertanya padanya, "Apa akhir-akhir ini ibumu baik-baik saja?"Zayn mengangguk. "Setiap hari menerima suntikan serta perawatan tepat waktu, sekarang hanya menunggu operasi pada tanggal 20 saja."Aku berkata, "Pada tanggal 20, aku mungkin tidak bisa mengunjungi ibumu, aku juga tidak bisa menemanimu sampai operasi ibumu selesai.""Aku mengerti." Zayn memegang tanganku erat sambil tersenyum lembut padaku. "Pada hari itu, ibumu juga harus menjalani operasi. Meskipun kamu adalah istriku dan menantu ibuku, ka