Bagaimana Giandra bisa tahu? Karena ada perawat yang memberitahukan kepadanya bahwa sang keponakan sudah dimasukkan ke dalam ruang perawatan sesuai dengan instruksi darinya.Yang menyebalkan adalah, ketika perawat tersebut mengatakan jika Oliver adalah keponakan dari Giandra.Sementara Giandra sendiri merasa bahwa Rehan saja sudah bukan menjadi adiknya. Apalagi Oliver, yang bukan sama sekali darah daging dari Rehan.Melainkan anak dari Olivia, yang sedang hamil ketika dia dinikahi oleh Rehan saat itu.Tapi sepertinya Olivia tidak mengenali dirinya. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah wanita tersebut, yang terlihat biasa saja saat berpapasan dengan Giandra. Wajar sebenarnya, karena memang mereka belum pernah bertemu secara langsung satu kali pun. Giandra sendiri hanya sempat mendengar soal rumor yang mengatakan bahwa Olivia telah hamil lebih dulu sebelum menikah dengan Rehan.Oh sial, sekali lagi langkah Giandra harus tertahan, karena berurusan dengan keluarga Dwipangga. Padahal dia
Dia bahkan tidak peduli lagi, jika sampai besok pagi dia harus terlambat masuk ke rumah sakit dan mendapat omelan dari dokter Giandra.Di tempat lainnya, Giandra sudah memacu mobilnya untuk menuju ke apartemen milik Amora. Sepanjang perjalanan menuju apartemen gadis itu, dokter muda tersebut harus terus mencoba untuk menghubungi Amora. Yang terus-menerus juga tidak berhasil.Semua telepon yang masuk ke dalam ponsel Gadis itu, hanya dijawab oleh operator. Dan pesan yang dikirimkan oleh Giandra juga tidak dibalas satu pun Sampai detik ini. Rasanya Giandra sangat frustrasi melihat Apa yang dilakukan oleh Amora.Begitu sampai ke gedung apartemen milik Amora, Diandra sudah tidak membawa waktu lagi.Dia langsung naik ke lantai tempat apartemen Amora berada dan menekan bel pintunya berulang kali. Sayangnya, sama sekali tidak ada respons dari Amora yang dia temukan. Rumah itu seolah kosong dan tak berpenghuni. Kemudian Giandra kembali mencoba untuk menghubungi Amora melalui ponselnya. Yang
Terlihat ada beberapa orang yang menjaga pintu di bagian depan bar tersebut, untuk memeriksa identitas para tamu yang datang dan memasuki bar tersebut. Untuk memastikan saja, dokter muda itu kemudian mendekati petugas yang menjaga pintu masuk bar itu, untuk kemudian menunjukkan foto dari Amora dan menanyakan apakah gadis itu memang ada di dalam Bar tersebut atau tidak.Hal ini dirasakan Giandra jauh lebih efektif, dibandingkan harus dirinya sendiri yang langsung masuk ke dalam bar dan mencari keberadaan seorang Amora. Ukuran dan luas dari bar itu yang cukup besar. Menjadi alasan kenapa Giandra akhirnya memutuskan hal tersebut. Dan benar saja, ketika dia akhirnya bertanya kepada petugas tersebut. Rupanya si petugas mengenali gadis yang ada di dalam foto yang ditunjukkan oleh Giandra.Dia bisa ingat hal itu, karena gadis tersebut memiliki penampilan yang sangat berbeda dari pengunjung bar lainnya."Permisi. Maaf aku mengganggu waktu kalian bekerja tapi kalau aku boleh minta bantuan, a
Di dalam bar itu rupanya sangat ramai dan penuh sesak oleh pengunjung dari berbagai profesi, kalangan, dan juga umur. Bahkan dari berbagai negara pun ada sepertinya. Terkenalnya bar tersebut dan letaknya yang memang berada di tengah pusat kota, membuat bar tersebut lebih mudah dijangkau oleh banyak pengunjung dari berbagai tempat.Terutama jika mereka adalah turis asing yang memang tidak terlalu mengerti jalan-jalan di Singapura seperti biasanya. Yang mana mereka akan lebih cenderung untuk mencari sebuah lokasi bar yang terdekat dengan hotel tempat mereka menginap.Tak butuh waktu lama juga sebenarnya, untuk Giandra bisa menemukan sosok Amora di tengah kebisingan dan lampu yang begitu kelap-kelip di dalam bar tersebut.Suara dentuman musik yang begitu keras dan terdengar sangat memekakkan telinga, membuat Giandra rasanya ingin sekali segera pergi dari lokasi ini dengan membawa Amora kembali ke apartemennya.Dia pun mendekati Amora yang masih terlihat minum-minum dan sudah cukup mabuk
Rehan lupa kalau dia harusnya tidak menceritakan bagian itu kepada sang istri.Harusnya dia bilang saja bahwa dirinyalah yang sudah mencoba menyelamatkan Oliver dari kecelakaan tersebut. Kenapa tadi tidak terpikirkan ya, ide itu di kepalanya? Sekarang jadi dia harus bingung dan memutar otak lagi untuk berbohong kepada Olivia dan menutupi keberadaan Amora yang merupakan orang sebenarnya yang telah menyelamatkan nyawa Oliver dari kecelakaan."Orang itu sudah aku berikan imbalan. Kebetulan kondisinya jauh lebih baik daripada kondisi Oliver. Dan dia langsung pergi setelah dia menyelamatkan Oliver. Jadi aku tidak sempat untuk mengenalkannya padamu. Tapi aku sudah berucap Terima kasih padanya kok." Rehan memberikan alasan yang dia buat sendiri."Kamu yakin? Kalau dia memang menyelamatkan anak kita, Seharusnya kamu tidak hanya memberikan dia uang. Tapi juga memberikan dia imbalan yang lebih. Karena nyawa itu harganya jauh lebih berharga dari apa pun. Apalagi kalau dia sampai bisa menyelamat
Karena saking penasarannya tentang hubungan antara sang kakak dengan Amora, Rehan pun mencoba untuk mencari tahu.Dia keluar dari ruang perawatan Oliver dan pergi ke ruang perawat jaga yang ada di ujung lorong dari ruang perawatan ini. Dari situ, kemudian Rehan menanyakan tentang sosok Amora pada perawat yang bertugas.“Selamat malam Tuan, apa yang bisa kami bantu? Kenapa Tuan sendiri langsung datang ke tempat ini dan tidak memanggil kami melalui bel yang sudah tersedia?” tanya seorang perawat yang merasa heran karena Rehan langsung datang ke tempat dirinya berjaga saat itu.“Selamat malam juga. Maaf kalau aku mengganggu pekerjaan kalian di sini. Tapi aku hanya ingin menanyakan sesuatu secara langsung. Dan rasanya tidak nyaman saja kalau aku menanyakannya di dalam kamar anakku. Karena ini bukan mengenai kondisi Oliver.”Setelah berkata demikian, Rehan langsung menunjukkan sebuah foto. Foto tersebut adalah foto milik Amora yang masih dia simpan di dalam galeri ponselnya selama ini. Dia
Setelah memeriksa berkas milik Oliver yang baru saja mereka selesaikan untuk isi kelengkapannya. Perawat itu kemudian memberi jawaban kepada Rehan."Rencananya untuk pemeriksaan lanjutan dari pasien, akan dimulai pada pukul 10.00 pagi. Setelah dilaksanakan makan pagi. Untuk pemeriksaan laboratoriumnya sendiri sudah dilakukan, karena sampel darah sudah diambil tadi saat berada di ruang unit gawat darurat. Jadi besok tidak akan diambil lagi sampel darahnya.”Lalu perawat itu berkata kembali, “Rangkaian pemeriksaannya juga dimulai dengan CT Scan terlebih dahulu. Dan sesuai dengan yang Anda minta, situskan akan dilakukan di bagian kepala dan juga dada. Untuk memeriksa apakah ada sesuatu yang tidak baik di dalam kepala dan juga dadanya dari Oliver.”"Oke ya sudah, berarti mulainya nanti jam 10.00 pagi ya.”Perawat tersebut menganggukkan kepalanya.“Kalau begitu saya ingin minta tolong. Karena besok saya kemungkinan tidak bisa menemani anak saya untuk menjalani rangkaian pemeriksaan tersebu
Kembali di mana Giandra kemudian menjemput Amora di dalam bar. Giandra akhirnya memilih opsi pertama, yaitu ikut mabuk bersama dengan Amora dan menghabiskan waktunya bersama gadis itu. Setidaknya jika dalam kondisi yang sedemikian rupa, maka Amora tidak akan terlalu menolak ketika akhirnya Giandra kemudian mengajak Amora untuk pulang kembali ke rumah. Karena kondisi mereka yang sama-sama mabuk dan Amora pasti akan kira bahwa Giandra adalah orang lain."Kamu tahu tidak, apa yang membuat aku akhirnya ada di sini sekarang?"Amora yang sudah mulai mabuk berat dan tidak sadar dengan apa yang dia lakukan saat ini, juga tidak merasa sadar bahwa dia sedang mengatakan hal yang aneh-aneh di hadapan dokter Giandra. Yang merupakan dokter seniornya sendiri.Giandra menatap wajah Amora yang sudah memerah karena mabuk sambil meminum minuman keras yang ada di tangannya sendiri.Dia lalu menanggapi ucapan Amora dengan menanyakan alasan melakukan hal segera ini."Coba jelaskan padaku, sebenarnya apa y