Share

Bab 14. Hadiah Terindah dari Tuhan

Kalimat itu memang terucap dari mulut Evita sendiri, namun rasanya sungguh menyayat hati. Dia merasa seperti baru saja menelan pecahan kaca yang menggores setiap tempat yang dilewatinya.

“Aku tidak mencintaimu.”

Itu adalah kebohongan besar yang untuk melakukannya saja membutuhkan energi luar biasa banyak. Setelah berhasil melontarkan kalimat itu dan mengusir Grady dari kamar kosnya, Evita merasa tubuhnya begitu lemas. Wanita itu menangis sejadinya, meluapkan rasa sakit yang menggerogoti jiwa.

Evita pikir, setelah dia mengusir Grady, lelaki itu akan berhenti melakukan hal yang semakin membuatnya terluka. Setelah dua hari tidak masuk kerja, akhirnya Evita mulai beraktivitas seperti biasa. Meski tak memungkiri bahwa kakinya masih terasa nyeri. Namun, Evita yakin dia dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

“Kakimu masih sakit, lho, Ev. Yakin nggak mau istirahat sehari lagi?” tanya Ranti dengan raut khawatir.

Evita tersenyum lalu membonceng motor Ranti.

“Bosan diam saja di kosan. Nggak a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status