Home / Rumah Tangga / Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi / Bab 320: Tatapan yang Membeku

Share

Bab 320: Tatapan yang Membeku

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-28 16:47:00

Nadira berseloroh sambil tertawa miris, "Soalnya ibu saya pikir saya jelek, jadi semua harapan ditaruh ke Gilang."

Oman meledak dalam tawa yang nyaring, lepas tanpa beban, seperti seorang sahabat lama yang baru saja dikenang dengan cerita masa kecil.

"Hahaha! Kamu dulu lucu banget, seperti boneka."

Nadira menyipitkan mata, alisnya naik setengah senti, dahi berkerut halus. "Oman..."

Nada tegurannya samar, tapi cukup untuk menghentikan tawa Oman. Ia segera meralat, cepat dan penuh senyum.

"Tentu saja kamu masih lucu sekarang. Cuma... versi yang lebih nyebelin."

Tawa mereka meletik lagi, pelan dan lebih hangat. Sejenak, udara di sekeliling terasa ringan, hampir seperti percikan mentari di tengah pagi yang berkabut.

Namun suasana itu seketika buyar saat langkah kaki mendekat. Dua sosok muncul dari balik tirai tenda produksi.

Hadi dan agennya.

Lelaki berjas gelap dengan rambut klimis yang terlalu mengilap itu menyunggingkan s

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 320: Tatapan yang Membeku

    Nadira berseloroh sambil tertawa miris, "Soalnya ibu saya pikir saya jelek, jadi semua harapan ditaruh ke Gilang."Oman meledak dalam tawa yang nyaring, lepas tanpa beban, seperti seorang sahabat lama yang baru saja dikenang dengan cerita masa kecil."Hahaha! Kamu dulu lucu banget, seperti boneka."Nadira menyipitkan mata, alisnya naik setengah senti, dahi berkerut halus. "Oman..."Nada tegurannya samar, tapi cukup untuk menghentikan tawa Oman. Ia segera meralat, cepat dan penuh senyum."Tentu saja kamu masih lucu sekarang. Cuma... versi yang lebih nyebelin."Tawa mereka meletik lagi, pelan dan lebih hangat. Sejenak, udara di sekeliling terasa ringan, hampir seperti percikan mentari di tengah pagi yang berkabut.Namun suasana itu seketika buyar saat langkah kaki mendekat. Dua sosok muncul dari balik tirai tenda produksi.Hadi dan agennya.Lelaki berjas gelap dengan rambut klimis yang terlalu mengilap itu menyunggingkan s

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 319: Hujan di Uluwatu

    Rekaman kamera pengawas tidak menunjukkan apa-apa. Tidak ada gerakan mencurigakan, tidak ada sosok yang tampak menyimpang dari skenario.Semuanya bersih, terlalu bersih. Padahal desas-desus sudah beredar pelan, seperti bisik angin yang membawa bau amis sebelum badai.Hadi, bintang utama sekaligus “titipan” produser, tetap berdiri di posisi yang aman. Terlalu banyak orang tahu permainan macam apa yang sedang dimainkan, tapi tak satu pun berani bicara.Dalam industri ini, keheningan jauh lebih berharga daripada kejujuran.Prinsip yang tak tertulis pun berlaku: jangan cari masalah kalau tak ada bukti kuat. Maka ketika Ghani—pemeran Dangelo—terpeleset secara tidak wajar dan harus dilarikan ke rumah sakit di Denpasar, semua hanya mengangguk pelan, lalu kembali bekerja seolah tak terjadi apa-apa.Padahal langkah mereka semua kini diselimuti bayangan kemungkinan: peran Dangelo bisa digantikan dalam waktu dekat.Sore itu, langit Bali mengga

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 318: Bayangan di Balik Layar

    "Dia bermain-main dengan terlalu banyak orang... Sepertinya dia sudah siap keluar dari industri ini."Kalimat itu menggantung di udara, tajam seperti embusan angin yang membawa firasat buruk. Dipa menatap Nadira dengan mata yang menyipit, mencoba menangkap sesuatu dari nada suara atau sorot matanya yang bisa menjelaskan semuanya.Tapi wajah Nadira tampak seperti topeng, rapat dan dingin. Terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja mengucapkan sesuatu seberat itu."Kenapa kamu bilang begitu?" Suara Dipa keluar lebih pelan dari yang ia maksudkan, nyaris berbisik.Namun ketegangan dalam nada bicaranya tidak bisa disembunyikan. Ada sesuatu yang menggigit di dadanya, naluri yang berkata bahwa semua ini pasti berkaitan dengan Ghani, kakaknya.Naluri yang tidak membutuhkannya menjadi detektif untuk tahu ada yang salah.Nadira memalingkan wajahnya, menatap jalanan lengang di luar jendela kafe tempat mereka duduk.Matanya menerawang, seolah

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 317: Di Antara Pisau dan Doa

    Wajah Nadira mengeras, sorot matanya berubah tajam, seperti langit mendung yang menyimpan hujan deras."Kakinya belum sembuh benar, kenapa malah ambil job akting? Mau bunuh diri?"Kalimat itu meluncur dingin saat ia memasuki ruang rawat, tanpa basa-basi. Nadira berdiri di kaki ranjang, lengan terlipat, seragam medisnya masih rapi meski sudah seharian berkutat di rumah sakit.Di hadapannya, Ghani terbaring pucat di ranjang pasien, pipinya cekung, rambutnya berantakan seolah tak sempat disisir.Namun di balik tatapan tegas itu, Ghani menangkap sesuatu yang lain. Ada semacam kepedulian tulus yang asing, yang tidak ia temukan di wajah para produser atau manajer yang selama ini hanya menghitung angka rating dan popularitas."Aku nggak apa-apa, dr. Wulandaru," katanya pelan, mencoba menahan nyeri yang menusuk dari lutut kirinya.Ia menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Ini cedera lama. Aku sudah urus dengan baik."Nadira men

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 316: Jangan Khawatir

    Anak itu biasanya setenang danau di pagi hari. Tapi hari ini, seolah ada riak yang tak bisa diredam. Kakinya tak berhenti bergerak di bawah meja, jari-jarinya menggenggam pinggir kursi, matanya menatap kosong ke luar jendela, tapi jelas ada badai kecil yang sedang berputar di balik sorotnya.Tak ada satu pun kata yang keluar untuk menjelaskan, hanya sunyi yang terasa berat.Karena itu, suara di ujung telepon terdengar cemas namun penuh harap.“Anak ini biasanya tenang banget. Tapi kali ini dia gelisah bukan main. Tapi dia nggak mau cerita apa-apa. Jadi aku hubungi kamu, siapa tahu bisa bantu cari tiket buat dia...”“Aku urus sendiri. Kamu nggak perlu khawatir,” jawab Nadira mantap. Suaranya tenang, tapi cepat dan tanpa ragu, seperti seseorang yang sudah mengambil keputusan sejak sebelum kalimat itu selesai diucapkan.Begitu panggilan berakhir, Nadira langsung menekan nomor Dipa. Tak ada basa-basi, tak ada ruang untuk ragu.Begitu tersambung,

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 315: Luka di Tengah Lintasan

    Mahesa duduk tegak di seberang meja batu, tepat di hadapan Lukas. Kedua tangannya bersedekap, tubuhnya nyaris tak bergerak, seperti patung batu di tengah taman yang lengang.Tapi matanya, tajam seperti ujung belati, menancap pada Lukas dengan pandangan penuh siaga. Bibirnya terkatup rapat, seakan menahan sesuatu yang lebih tajam dari kata-kata."Jago naik kuda? Dari mana dia dapat rasa percaya diri itu?" gumamnya dalam hati, tak sudi mengalihkan sorot matanya.Lukas, tampak lebih santai, menyalakan fitur speakerphone dan meletakkan ponsel di atas permukaan meja yang dingin.Batu meja itu memantulkan cahaya matahari sore yang jatuh dari sela-sela dedaunan, menciptakan bayangan bergerigi di wajah Zayyan yang duduk di sisi kanan.Suasana hening sejenak, hanya diiringi suara burung-burung kecil dari kejauhan dan deru angin yang menggoyangkan ranting.Lalu suara Nadira terdengar, jernih namun sedikit tergesa dari seberang sambungan, “Aku lagi sib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status