Siang itu, Sahara kedatangan Nurmala. Dia membawa makanan untuk Sahara dan Naura.
"Tante, kok repot-repot sih," kata Sahara malu karena Nurmala membawakan beberapa makanan."Jangan panggil, Tante! Panggil Mama kaya Miko panggil Mama," protes Nurmala. "Lagian kamu dan Naura udah Mama anggap seperti keluarga sendiri," sambung Nurmala."Terimakasih, Ma," ucap Sahara.Mereka makan siang bersama, Naura disuapin oleh pengasuhnya yang bernama Mbak Indri."Mbak Indri, Naura ambilkan ayamnya tuh, dia paling suka ayam," kata Nurmala.Sahara berharap, Nurmala akan selalu begitu. Meskipun nanti pada akhirnya dia akan tahu jika Naura bukan cucunya. Dia jadi teringat akan Kamila yang tak akur dengan Yulia. Dia tak ingin bernasib sama seperti sang kakak."Sahara, kamu mikirin apa?" tanya Nurmala."Oh enggak, Ma," jawab Sahara."Kamu jangan mikir kalau semua mertua itu galak dan kejam. Banyak loh mertua yang sayang samSetelah bermain dan makan malam di rumah Ronal, Miko segera pamit. Miko tak ingin berlama-lama di rumah Ronal.Sampai di rumah, Miko langsung mandi air hangat dan istirahat. Hilman dan Nurmala tak pernah bertanya dari mana Miko sampai pulang malam.Pagi itu, Sahara pergi keluar sendirian. Dia sudah memutuskan untuk tidak bekerja. Miko melarangnya bekerja agar Sahara tak kecapean.Sahara melihat seorang wanita tengah berbicara dengan seorang laki-laki. Awalnya Sahara tak menghiraukan namun gelagat mereka tampak aneh."Ngapain mereka di sana?" tanya Sahara.Wanita dan laki-laki itu berdiri di samping pohon besar. Sang wanita tampak mendekati sang pria dan mulai menciuminya.Sahara memutuskan untuk segera masuk ke pusat perbelanjaan. Dia tak peduli lagi dengan kelakuan aneh wanita tadi."Gak tahu malu banget sih mereka," kata Sahara.Sahara segera belanja, dia membeli beberapa bahan makanan dan beberapa makanan rin
Ronal membuka pintu kamarnya, dia terkejut. Tak ada siapapun kecuali Misel yang tengah berhias."Kamu bicara dengan siapa tadi?" tanya Ronal."Aku bicara ditelfon, Mas. Gara-gara dia ngajak ngobrol terus aku jadi belum bersiap buat jemput Reo," jawab Misel."Lalu mobil di luar itu milik siapa?" tanya Ronal."Aku gak tahu, Mas. Mungkin orang salah parkir," jawab Misel. "Aku jemput Reo dulu ya, Mas," kata Misel menyambar tasnya."Biar aku antar," ucap Ronal.Saat mereka ke depan, ternyata seorang pria berdiri di dekat mobil yang parkir di depan rumah Ronal."Mas, maaf ya. Tadi aku mau ke rumah tetangga sebelah eh malah salah ke sini. Udah terlanjur parkir mlahan," kata pria itu.Ronal melihat pria itu dari atas sampai bawah. Pria itu terlihat berkeringat, sehingga Ronal nampak curiga."Oh ya gak apa-apa," ucap Ronal.Ronal dan Misel pergi menjemput Reo, sementara tak berapa lama pria tadi juga ik
Miko mendekati Ronal, dia menenangkan Ronal. Lalu Ronal menceritakan semua yang dia lihat di kamera pengintai. Miko ikut merasa emosi namun dia masih bisa mengendalikannya.Miko memberi nasehat pada Ronal dan Ronal meminta saran pada Miko."Pura-pura saja tidak tahu, kumpulkan bukti sebanyak-banyaknya. Lalu ceraikan dia," kata Miko."Bagaimana nasib anakku?" tanya Ronal."Jangan khawatir, kamu masih punya keluarga. Mama pasti akan dengan senang hati merawat Reo. Ingatlah, ada mama yang bisa kamu andalkan merawat Reo," jawab Miko."Mama Nurmala?" tanya Ronal tak yakin."Ya, percayalah. Dia bisa menyayangi Reo. Soal kamu mau apakan Misel itu terserah kamu. Kamu yang berhak," jawab Miko.**Sahara kembali dengan aktivitasnya, tak ada Mbak Indri membuat dia harus masak sendiri. Ponselnya berdering, panggilan dari nomor tak di kenal."Halo siapa ya?" tanya Sahara."Batalkan pernikahan kamu, tak ada
Mulai saat itu Miko dan Sahara mulai was-was, mereka juga bercerita pada Nurmala dan Hilman. Nurmala meminta Miko untuk menyewa bodyguard menjaga Naura dan Sahara. Tentu Miko menyetujuinya.Hari itu, Miko dan Sahara ke butik untuk memilih gaun pengantin. Undangan sudah selesai di cetak. Sejak ada bodyguard, tak ada teror itu lagi. Namun, mereka tetap waspada sampai pernikahan berjalan lancar."Sayang, kamu pilih gaun yang mana?" tanya Miko.Sahara mencoba dua gaun yang menurutnya bagus, lalu mencobanya dan menetapkan pada gaun dengan lengan. Dia tak suka memakai gaun tanpa lengan. Apalagi ini acara penting kesopanan harus di jaga."Yang ini saja," jawab Sahara."Aku mau yang itu dong," kata seorang wanita.Dia menarik gaun yang Sahara pakai. Pihak butik berusaha mencegah tetapi wanita itu tampak tak peduli."Mbak, aku juga mau gaun itu," kata Wanita itu. "Aku bayar dua kali lipatnya," kata wanita itu."Maaf, Mba
"Mas, apa yang barusan kamu katakan," kata Kamila."Apa, jangan ikut campur!" larang Wahyu lalu meninggalkan Kamila.Kamila tak mau jika pernikahan Sahara dan Miko gagal namun dia tak tahu harus berbuat apa. Dia tidak tahu apa rencana yang akan Wahyu lakukan."Pasti ada sesuatu yang membuat Mas Wahyu melakukan semua itu," kata Kamila.Wahyu sedang menata bajunya ke dalam tas kecil. Kamila yang melihat itu tentu tak mau jika Wahyu pergi."Mau kemana, Mas? Jangan pergi!" Larang Kamila. "Aku akan berusaha untuk jadi istri yang baik buat kamu, tapi kamu janji jangan ganggu pernikahan Sahara," ucap Kamila."Apa istri yang baik? Apa kamu bisa seperti Sahara?" tanya Wahyu. "Tak akan ada yang bisa seperti Sahara sekalipun itu kakaknya sendiri," bantah Wahyu."Mas, bukannya kita saling mencintai. Jangan pergi ya! Aku akan lakukan apapun asal kamu kembali padaku," kata Kamila. "Dan lupakan Sahara, aku mohon!" Kata Kamila.
Wahyu kini kembali ke mobil dan menuju ke sebuah rumah yang letaknya sedikit terpencil. Mobil Miko sengaja parkir dari jarak yang cukup jauh. Lalu Miko dan salah satu anak buahnya turun untuk mengintai secara diam-diam.Saat pengintaian, Miko melihat Wahyu memberikan pakaian wanita pada seorang pria."Berikan pada wanita itu, dia harus tetap cantik," ucap Wahyu.Miko terkejut, dugaan dia pasti yang mereka maksud adalah Sahara. Miko mulai menyusuri rumah itu lewat belakang rumah. Dia mendengar suara tangis perempuan."Aku harus pergi dari sini, tapi bagaimana caranya," kata Sahara.Wahyu melihat ke arah jendela, sayangnya jendela tertutup rapat. Jadi Sahara tak bisa terlihat dari luar.Miko langsung mengajak anak buahnya untuk Kembali ke mobil. Mereka sudah tahu tempatnya jadi mereka akan memprosesnya malam nanti saat mereka lengah.Miko langsung ke kantor polisi dan menyiapkan rencana untuk menangkap pelakunya. Rencana s
"Sahara, bagaimana dia bisa lolos," ucap Wahyu.Kamila yang berada di dekatnya bisa mendengar jelas apa yang Wahyu katakan. "Maksud kamu apa, Mas?" tanya Kamila pura-pura tak tahu."Oh tidak apa-apa," jawab Wahyu.Selama acara, Wahyu tampak gelisah. Dia takut kalau sampai polisi menangkapnya. Ijab qobul segera di mulai, semua tampak bahagia dengan pernikahan yang tengah dilaksanakan. Terlebih Sahara, dia terlihat cantik dan sangat manis."Saya terima nikah dan kawinnya Sahara Maura Kasih binti Salman Aminudin dengan emas kawin seperangkat alat salat dan emas seberat 10 gram di bayar tunai," ucap Miko lantang."Sah.""SAH...," ucap semua orang kompak.Kamila melihat ada gurat cemburu di mata Wahyu saat menyaksikan Sahara menikah dengan Miko. Ada juga rasa puas dalam hati Kamila karena Sahara bisa menikah dengan Miko. Dia akan mencoba untuk mengambil hati Wahyu kembali.Kini Sahara dan Miko sed
Salman bermain dengan Naura, tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata panggilan dari Miko, dia menanyakan kabar kedua orang tua Sahara dan Naura."Naura baik-baik saja, kalian tenang saja," ucap Salman. "Pokoknya Naura akan aman bersama kami," sambung Salman."Terimakasih, Pa. Itu Sahara selalu nanyain Naura, katanya dia khawatir makanya aku menelfon papa," ucap Miko.Salman senang karena Miko sangat perhatian pada Naura dan Sahara. Berbeda dengan Wahyu yang bersikap kasar pada Kamila.Salman tahu karena Salman pernah memergoki Kamila dan Wahyu. Waktu itu Salman datang ke rumah Kamila. Namun, dia melihat Kamila tengah dimarahi Wahyu."Dasar istri gak becus masak, masak gini aja ke asinan," ucap Wahyu. "Kamu kira aku menikahi kamu untuk menyuruh kamu makan dan tidur?" tanya Wahyu lantang."Maaf, Mas. Nanti aku akan berusaha untuk belajar memasak," jawab Kamila."Alah, belajar apa. Kamu gak akan bisa masak, karena kamu hany