Share

Di Musuhi Kakak Sendiri

"Sebenarnya Mas Wahyu dan Sahara gak ada hubungan apa-apa, Ma. Mama salah dengar kali," sanggah Kamila. "Oh ya, Kamila harus pulang karena Mas Wahyu udah nelfon, gak enak kalau aku nginep sini. Maaf ya, Ma, Pa," ucap Kamila lalu meninggalkan rumah orang tuanya.

Kamila terpaksa berbohong, sebenarnya Wahyu tidak menelfonnya. Dia hanya ingin segera pulang karena malas bertemu dengan Sahara.

"Papa tuh kesepian, punya dua menantu jarang ke sini. Apalagi si Wahyu, padahal satu kota tapi gak pernah ke sini lagi. Aku merasa dia berubah sejak pulang dari rumah kamu," kata Salman pada Sahara. "Kalian tidak ada masalah, kan?" tanya Salman.

"Tidak, Pa," jawab Sahara. "Nanti kalau ada waktu aku akan ajak Mas Miko ke sini," ucap Sahara.

"Iya nggak apa-apa," ucap Salman.

Setelah cukup waktu mengobrol dengan Salman, Sahara masuk ke kamar. Dia melihat ponselnya, ada banyak pesan dan panggilan dari Miko.

"Kamu ke rumah orang tuamu kenapa gak ajak aku? Bagaimana kalau sampai orang tuamu berpikiran yang tidak-tidak?" tanya Miko dalam pesannya.

Sahara kembali meletakkan ponselnya, dia enggan membalas pesan Miko. Dia merasa malu pada Miko. Dia terlalu jauh karena melibatkan Miko dalam urusannya.

**

Paginya Sahara pergi sarapan ke taman terdekat dengan Naura dan kedua orang tuanya. Mereka makan bubur ayam, meskipun Sahara tak bisa lama-lama bersama ke dua orang tuanya. Dia berusaha untuk membahagiakan orang tuanya.

"Miko gak bisa jemput kamu?" tanya Salman. "Suruhlah dia jemput kalian," kata Salman.

"Nanti sore kita kan udah pulang, Pa. Gak perlu di jemputlah, lagian Miko banyak sekali kerjaan," jawab Sahara.

Mereka lalu pulang setelah makan, ternyata di rumah sudah ada Kamila. Dia membawa makanan.

"Ma, Pa Kamila bawa makanan buat sarapan," ucap Kamila.

"Loh kami sudah makan, Mil. Tadi beli bubur ayam di taman," ucap Lusi.

Kamila tampak kecewa, dia menoleh ke arah Sahara dengan sinis. Karena sore nanti Sahara akan pulang, Orang tua Sahara bermain dengan Naura sepuasnya.

"Kamu sengaja ya mau ambil hati mereka," kata Kamila.

"Loh mana aku tahu kalau kakak mau datang bawa makanan," sanggah Sahara.

"Alah bilang aja kamu gak suka aku datang ke sini," bantah Kamila.

"Kenapa sih, Kak? Kamu sekarang berubah. Seakan-akan aku ini musuh kamu," ucap Sahara meyasa tak tahan dengan sikap Kamila.

"Karena kamu, rumah tanggaku hampir berantakan," jawab Kamila. "Kalau boleh pilih, aku memilih gak ada kamu di sini. Jangan datang ke kota ini lagi," kata Kamila.

"Kakak tuh aneh, waktu itu nelfon suruh sering jenguk mama papa, sekarang malah memintaku untuk tidak datang ke sini lagi," bantah Sahara. "Apa kakak seperti ini karena takut Wahyu berpaling dari kakak dan kembali padaku?" tanya Sahara.

Terdengar dengusan kasar dari Kamila, dugaan Sahara benar. Kamila tak mau Sahara kembali dalam kehidupan Wahyu.

"Tenang saja, aku janji tidak akan merebut Wahyu sari kakak. Bagaimanapun keadaannya aku tak akan mau," ucap Sahara. "Jadi aku mohon jangan memusuhi aku seperti ini," sambung Sahara.

"Gak ada yang bisa dipercaya. Kalian bisa aja ketemuan di belakang aku,'' bantah Kamila.

"Untuk apa aku melakukannya? Sementara aku sudah punya Miko. Dia lebih segalanya dari Wahyu. Bagiku Wahyu hanya lelaki pecundang," kata Sahara.

Plak

Kamila menampar Sahara, ini pertama kalinya Kamila melakukan hal kasar pada sang adik.

"Kamila, apa yang kamu lakukan?" tanya Salman. "Kenapa kamu menampar adikmu?" tanya Salman yang baru saja muncul. Dia langsung terkey saat melihat Kamila menampar Sahara.

Kamila diam, dia tak mungkin menceritakan semua pada orang tuanya. Dia tak mau Wahyu dipandang jelek di mata orang tuanya.

"Cepat minta maaf pada adikmu!" pinta Salman.

"Gak mau, dia yang salah," bantah Kamila. Kamila lalu pergi meninggal rumah orang tuanya.

Salman merasa bahwa Kamila banyak berubah. Dia gak lagi menghargai orang tuanya.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa dia sampai menampar kamu?" tanya Salman pada Sahara.

"Hanya salah faham, Pa. Sudahlah jangan dipikirkan," jawab Sahara.

Mereka kembali menyusul Naura dan bermain bersama. Siangnya Sahara berkemas, dia tak lupa membawa oleh-oleh untuk Miko dan keluarganya.

"Kenapa gak izin sama Miko di sini satu minguan sih?" tanya Lusi menyusul Sahar di kamar.

"Gaklah, Ma. Aku gak enak kalau harus izin. Meskipun Miko bos sekaligus suami aku tapi tak enak dengan yang lain," jawab Sahara.

"Miko tuh aneh, udah jadi istrinya masih aja suruh kerja," ucap Lusi.

"Bukan maunya Miko, Ma. Tapi itu maunya Sahara," bantah Sahara. Sahara tak mau Miko di salahkan atas apa yang tidak salahnya.

Sore itu Sahara pulang, dia sengaja menelfon Kamila sebelumnya. Namun, panggilan Sahara tak di respon. Sepertinya Kamila masih marah dengan Sahara.

"Hati-hati di jalan!" ucap Lusi.

Sementara itu Kamila di rumahnya tampak murung. Bahkan saat Wahyu pulang saja Kamila tak sadar.

"Sayang, kamu mikirin apa?" tanya Wahyu.

"Loh kamu sudah pulang, Mas," ucap Kamila. "Maaf ya kalau aku gak dengar kamu pulang," sambung Kamila.

"Bagaimana mau dengar, kamu aja tampak serius dan gak fokus," ucap Wahyu. "Sebenarnya ada apa?" tanya Wahyu.

"Aku lagi marahan sama dia," jawab Kamila.

Wahyu langsung faham apa yang dimaksud Kamila. Kamila tak pernah menyebut nama Sahara sejak itu, dia hanya memanggilnya dengan kata dia.

"Sudahlah, biarkan saja," ucap Wahyu tampak cuek. "Nanti malam kita makan malam di luar ya," kata Wahyu.

"Mas, Papa sama mama kangen sama kamu," ucap Kamila.

"Maaf Mas belum bisa," ucap Wahyu.

Jika sudah begitu, Kamila hanya bisa diam. Dia tak bisa memaksa Wahyu untuk mengingat soal Sahara lagi.

**

Sampai di rumah susah malam, Sahara segera istirahat karena besok dia akan kembali bekerja.

Paginya dia bangun lalu salat subuh. Setelah itu sarapan di meja makan. Dia sengaja tak membangunkan Naura karena tahu Naura masih capek.

"Bu, kemarin Pak Miko datang. Beliau marah saat tahu ibu ke rumah orang tua ibu tanpa beliau," ucap Pengasuh Naura.

"Biarkan saja, Mbak. Nanti biar aku jelasin," kata Sahara.

Belum habis Sahara makan, terdengar suara mobil. Ternyata Miko datang ke rumah Sahara.

"Hai Sahara!" Sapa Miko.

"Kebiasaan deh kalau ke sini makin nyelonong," ucap Sahara. "Gak tahu sopan banget," sungut Sahara mengomeli Miko.

"Sahara ada yang mau ketemu kamu," kata Miko.

"Siapa? Aku kayaknya gak ada janji sama siapapun," ucap Sahara.

"Apa kamu gak mau ketemu Tante Sahara?" tanya seorang wanita muncul di belakang Miko.

Sahara terkejut melihat Mama Miko datang. Dia hanya sekali bertemu dengan beliau.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status