Share

Di Salahkan Kakak

"Bu...bukan itu masalahnya," jawab Sahara.

Sahara tak pernah mencintai Wahyu, apalagi dia sekarang sudah beristri. Rasa cintanya sudah hilang sejak dulu, sejak Wahyu memutuskan hubungan dengannya.

"Lalu apa? Soal orang tuaku,mereka sudah merestui kita, Sahara," ucap Miko. "Mereka akan menerima kamu apa adanya," sambung Miko.

"Sebenarnya aku masih takut," ucap Sahara.

Miko termasuk orang yang sabar, dia menunggu sampai Sahara benar-benar siap.

**

Kamila dan Wahyu semakin mesra, namun Wahyu jarang ikut Kamila mengunjungi orang tuanya.

"Mas, Papa minta kamu datang ke rumah. Sesekali kamu datang temani papa main catur kalau pas hari libur," kata Kamila.

"Maaf, Kamila. Aku gak bisa," tolak Wahyu.

Walaupun Wahyu sudah melupakan masa lalunya dengan Sahara. Namun, dia masih tak bisa mengunjungi sang mertua. Dia takut jika nanti bertemu Sahara. Walaupun Sahara tidak tinggal di sana.

Kamila memberi kabar pada sang papa kalau Wahyu berhalangan datang. Beliau merasa kecewa.

"Punya dua anak perempuan gak ada yang mau tinggal bersama kita, Ma," ucap Salman. "Kalau tua kita mau dirawat sama siapa?" tanya Salman.

"Entahlah, Pa. Kamila dan Wahyu yang dekat saja jarang kemari," jawab Lusi. Padahal di sana ada Kamila.

"Pa, Ma, maafkan Kamila. Kamila hanya seorang istri, jadi Kamila hanya bisa nurut sama suami," kata Kamila.

"Sahara juga begitu, malah tinggal jauh dari kita. Jarang ngasih kabar sama kita. Aku heran sama dia, betah banget jauh dari orang tua," kata Lusi.

Kamila tak bersuara, dia tak mau membuka masa lalu antara Sahara dan Wahyu. Biar bagaimanapun, semua dia lakukan demi rumah tangganya.

**

"Sahara, pulanglah! Sesekali jenguk papa dan mama," ucap Kamila dalam panggilan telfon. "Aku sama Mas Wahyu sudah tidak tinggal sama mereka. Jadi aku mohon kamu sesekali datang temui mereka," kata Kamila.

"Iya, Kak. Sahara akan usahakan," ucap Sahara.

"Ajak suami dan anakmu," kata Kamila. "Jangan jadi anak durhaka kamu, udah nikah gak ngasih tahu orang tua. Jarang pulang pula," ucap Kamila segitu kesalnya.

Sahara hanya diam karena memang dia bersalah. Dia tak ingin sampai ke dua orang tuanya tahu apa yang telah terjadi sebenarnya.

"Kamu apa gak mikir perasaan mereka. Punya anak nikah tapi gak ngasih tahu. Itu namanya kamu gak menghargai mereka. Apa kamu lupa pengorbanan mereka membesarkan kamu?" tanya Kamila.

Kamila mulai mengomel tanpa henti. Seperti seorang ibu yang memarahi anaknya yang nakal. Tak ingin terus di marahi, Sahara akhirnya bersuara.

"Aku akan ke sana, sudah jangan memojokkan aku. Kamu gak tahu apa yang sebenarnya terjadi," kata Sahara lalu mematikan panggilan dengan Kamila secara sepihak.

Bukan Sahara tak mau di salahkan, tetapi dia terpaksa melakukan semua itu.

Liburan tiba, Sahara mengajak Naura mengunjungi orang tuanya. Tentu kali ini tidak mengajak Miko. Sahara tak bercerita jika akan datang ke rumah orang tuanya pada Miko.

"Mana, Miko? Kenapa kamu datang berdua saja?" tanya Lusi.

"Mas Miko sedang ada pekerjaan, Ma. Maaf dia gak bisa ikut,'' jawab Sahara.

"Sahara, sebenarnya kamu dan Miko itu menikah tidak sih? Kok mama gak pernah lihat foto pernikahan kalian?" tanya Lusi.

Sahara tak berpikir sampai ke situ. Dia kira Lusi tak akan menanyakan hal itu.

"Ada kok, Ma. Hanya saja kamu tak memajangnya," jawab Sahara.

"Sudah...biarkan mereka istirahat dulu," sahut Salman.

Salman mengajak Naura untuk ke kamarnya. Sebenarnya Sahara takut jika nanti Naura akan keceplosan. Anak sekecil Naura masih polos dan sangat jujur.

**

Malam itu mereka makan malam bersama. Lusi juga mengundang Kamila dan Wahyu. Namun, Wahyu tak bisa datang.

"Suami kamu itu kenapa? Kenapa gak pernah datang kemari lagi?" tanya Salman. "Apa salah kami sampai dia gak mau ke sini?" tanya Salman pada Kamila.

"Bukan kalian yang salah. Tapi... Mas Wahyu hanya sibuk saja dengan pekerjaannya, Pa," jawab Kamila sambil melirik Sahara yang menyuapi Naura.

Sahara tahu jika sang kakak marah padanya. Apalagi setelah melihat kejadian waktu itu antara Sahara dan Wahyu.

"Lalu kenapa? Ah rasanya papa udah gak dihargai lagi jadi menantu," sesal Salman.

"Kenapa papa juga gak tanya kenapa Miko gak ikut Sahara kemari? Kenapa papa hanya tanya soal Mas Wahyu?" tanya Kamila. Sebenarnya bukan pertanyaan melainkan sebuah protes.

"Miko sibuk dengan kerjaannya. Lagian dia kan bos," jawab Lusi.

"Sama saja, harusnya dia bisa ambil libur dan menemani keluarganya ke sini," bantah Kamila.

Selesai makan, Kamila menemui Sahara yang sedang menidurkan Naura. Dia merasa kalau Salman membeda-bedakan antara Miko dan Wahyu.

"Kamila, kamu tuh selalu saja bikin masalah," kata Kamila saat Sahara keluar dari kamarnya.

"Masalah apa lagi sih, Kak?" tanya Sahara.

"Aku sudah tahu kalau kamu tuh mantannya Mas Wahyu, kan?" tanya Kamila. "Dia udah mau nerima aku dan melupakan kamu. Tapi kamu kenapa malah menambah masalah untuk orang tua kita," kata Kamila.

"Kak, aku sudah turuti maunya kakak. Aku udah ke sini tapi mengapa aku masih di salahkan?" tanya Sahara yang merasa sejak tadi Kamila selalu menyalahkan dia. "Aku juga gak mau jauh dari orang tua kita, tapi aku punya keluarga dan pekerjaan yang gak bisa aku tinggalkan," sambung Sahara. "Sejak kakak tahu masa lalu aku dengan Wahyu, kenapa kakak berubah? Kakak seperti memusuhi aku," ucap Sahara tak mau kalah.

Di depan orang tuanya Sahara terpaksa diam. Namun, tidak jika dibelakang orang tuanya. Dia tak tahan jika terus disalahkan.

"Ya, karena kamu sudah membuat rumah tanggaku hampir berantakan. Itulah sebabnya kenapa Mas Wahyu gak mau datang ke sini lagi. Semua karena kamu, Sahara," ucap Kamila.

"Kenapa dia harus sangkut pautkan aku dengan hal itu? Dia saja yang gak bisa menerima keadaan. Dia kira aku mau seperti ini, tidak," kata Sahara.

"Ada apa ini?" tanya Lusi. "Kami menunggu kalian di depan malah kalian debat di sini. Apa yang kalian debatkan? Kenapa kalian menuenjy nama Wahyu?" tanya Lusi.

Seketika Kamila dan Sahara terdiam. Mereka mati kutu jika sudah dihadapkan dengan orang tua mereka. Bukan karena takut hanya saja mereka tak mau membaut beban pikiran orang tua.

"Ayo jawab! Kenapa juga Wahyu tidak mau kesini karena Sahara? Kenapa? Ada apa antara Wahyu dan Sahara?" tanya Lusi.

Masih belum ada jawaban dari keduanya. Lusi seketika mengambil kesimpulan sendiri karena mereka diam saja.

"Apa Wahyu dan Sahara pernah ada hubungan?" tanya Lusi menatap satu persatu ke dua putrinya.

"Ada hubungan apa antara Sahara dan Wahyu?" tanya Salman yang baru saja muncul.

Keduanya semakin mati kutu dihadapkan dengan ke dua orang tuanya.

"Itu..sebenarnya Sahara dan Mas Wahyu merupakan...," Kamila menjeda perkataannya dan melihat ke arah Sahara.

Sahara takut jika Kamila menceritakan hal yang sebenarnya. Dia belum siap jika harus jujur kepada ke dia orang tuanya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status