Share

Eps 7

Author: Yuwen aqsa
last update Last Updated: 2022-11-23 18:21:51

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut suami, Wuri mengepalkan tangan. Dia sampai membuka sedikit mulut untuk meredamkan rasa sesak di dada yang seperti akan membunuhnya.

Andai saja Ifan berselingkuh bukan dengan keluarganya, bukan dengan satu-satunya orang yang dia pedulikan sejak dulu, Wuri akan membuat perhitungan. Mungkin dia sudah memukul, menjambak, memaki dan menyebarkan aib ini agar semua orang tau jika dia sedang terluka, dia dikhianati. Namun, dia memikirkan Wina, keluarganya, adik kandungnya. Aib Wina, sama saja juga aibnya.

Wuri meneguk ludah lebih dulu, lalu menatap Ifan dan Wina yang menunggu kata darinya. “Memiliki dua istri itu enggak mudah. Jika menurutmu kamu sudah adil, tetapi tidak bagi kedua istrimu. Tetap saja akan melukai hati keduanya. Lalu kamu semakin berdosa karna tidak adil dalam hal apa pun.”

“Aku yakin, Wur, pasti aku bisa adil untuk kamu dan Wina. Aku janji.” Ifan berucap dengan lantang, sangat meyakinkan.

Wuri sampai beringsut untuk bisa melihat wajah tampan suaminya. “Jangan lagi mengatakan janji, mas. Sebelum kamu menikahiku, kamu juga berjanji akan setia sama aku sampai kita menua bersama. Kamu berjanji tidak akan pernah menduakanku walau aku dalam keadaan cacat sekali pun. Tapi apa bukti dari janjimu itu? Aku masih normal, fisikku dan semuanya masih utuh sempurna dan kamu sudah mengingkarinya. Jadi aku tidak akan pernah percaya dengan yang namanya janji.”

Ifan mengalihkan tatapan, merasa bersalah pastinya, lalu menunduk dengan sentaan nafas kasar. “Manusia itu nggak ada yang sempurna, Wur. Yang nggak pernah melakukan kesalahan hanyalah nabi Muhammad dan malaikat Allah. Dan aku adalah manusia biasa yang Allah ciptakan dari tanah, sama sepertimu.”

Kalimat pembelaan Ifan yang semakin membuat Wuri merasa muak. “Terserah kalian berdua mau melakukan apa. Mulai malam ini aku tak akan lagi tinggal di rumah ini.” Wuri beranjak dari duduknya.

“Wuri,” pekik Ifan menatap Wuri terkejut.

“Kamu tinggal di sini karna kamu suamiku, mas. Dan aku sekarang memutuskan untuk tinggal di kontrakan. Aku tidak mengusirmu, silakan jika kamu mau tetap di sini, aku sarankan jangan dengar mulut para tetangga.”

“Kak!” teriak Wina cukup lantang. “Apa maksud kakak? Kenapa kamu pergi dari sini? Kamu ingin semua orang tau kalau aku dan mas Ifan memiliki hubungan khusus?”

Wuri menatap wajah cantik adiknya yang dari luar terlihat begitu polos. “Apa kamu meminta aku untuk tetap tinggal di rumah ini? Satu atap dengan selingkuhan suamiku? Lalu setiap pulang kerja menyaksikan wajah lelah kalian setelah tidur bersama?” suara Wuri tak kalah kencang. Dadanya sampai terlihat naik turun karna menahan emosi. “Aku sarankan, Win. Lebih baik kamu menuangkan racun dalam makananku dari pada membunuhku pelan-pelan seperti ini.”

“Kak Wuri!” teriak Wina, berusaha mengejar langkah Wuri yang akan masuk ke dalam kamar. Tangannya mencekal pergelangan tangan Wuri, tetapi wuri mengibaskannya cukup kasar sampai dia hampir jatuh.

“Wuri! Wina sedang hamil muda, dia bisa keguguran kalau sampai jatuh.” Bentak Ifan, merengkuh tubuh Wina yang hampir ambruk.

Kedua mata Wuri makin melebar melihat tangan Ifan yang begitu mesra membantu Wina berdiri.

“Jaga dia baik-baik, jangan pikirkan aku,” ucap Wuri berusaha untuk tetap tegar. Langsung berbalik, menyembunyikan kedua bulir yang mengaliri pipi.

Ceklek!

Wuri mengunci pintu dari dalam, dia mengambil tas dari laci meja. Memilah baju bajunya dan menata di dalam tas. Berkali tangannya bergerak mengusap kedua pipi yang dialiri air asin. Isakan tangis tak lagi ia tahan, tak kuat menahan sesak dan perih di dalam dada, Wuri menjatuhkan pantat di depan lemari. Dia terduduk lemah dengan kepala menyandar di pintu cermin.

“Ya Tuhan, beri aku lebih banyak kekuatan untuk menghadapi cobaan dalam hidup ini,” suara Wuri serak dan tak terlalu jelas, isakannya lebih mendominasi. Wuri menunduk, menutup wajah yang sudah basah lalu memukup dadanya cukup kencang. “Sakit banget, ya Tuhan … aku nggak bisa … aku nggak kuat menjalani rumah tangga yang seperti ini ….”

Bayangan wajah suami yang dengan sigap menangkap tubuh Wina. Tatapan keduanya yang sangat jelas jika memiliki perasaan cinta, lalu pengkhianatan yang kemarin dia ketahui; semua berputar di kepala. Wuri makin menangis, menumpahkan rasa perih, rasa sakit yang menumpuk di dalam hatinya.

“Kenapa kalian tega … aku salah apa sama kalian ….” Rintih Wuri lirih. “Astagfirullah ….”

Ber’istigfar, mengeluh pada sang pencipta sampai dia puas menangis dan merasa keadaan di dada sana lebih baik dari satu jam yang lalu. Wuri mulai beranjak, mengambil jaket dan mengikat rambut panjangnya asal-asalan. tak lupa dia memasukkan buku nikah, buku tabungan dan surat motor, benda yang menjadi harta satu-satunya yang dia miliki.

Wuri membuka pintu kamar, melangkah keluar dengan tangan menenteng tas berisi baju-baju penting dan barang penting lainnya. Keadaan di ruang tengah, ruang makan dan ruang keluarga yang menjadi satu ini sudah sepi. Wuri melirik ke arah dapur yang gelap, keliatan jika tak ada orang di sana.

Kali ini mata Wuri tertuju pada pintu kamar yang tepat ada di sebelah kamarnya. Dia menyiapkan hati sebelum melangkah mendekati pintu itu. Mendekatkan kepala lalu menajamkan pendengaran.

“Mau muntah lagi?” suara samar milik Ifan terdengar di telinga. “Tiduran aja, jangan banyak pikiran.”

“Gimana nggak banyak pikiran, mas. Kamu kenapa nggak ceraiin kak Wuri aja? lagian kalian belum ada anak. Kalau aku, udah jelas lagi hamil anakmu.” Suara manja Wina yang membuat Wuri meneguk ludah dengan tangan yang semakin erat mengggenggam tali tas jinjingnya.

“Wina, aku sudah pernah bilang. Aku mencintai Wuri dan aku tidak akan pernah bercerai dengannya.” Kalimat yang Ifan katakan ini berhasil membuat kedua mata Wuri memanas.

“Lalu aku bagaimana, mas? Aku nggak mau anakku ini nggak punya ayah.”

“Aku ayahnya, Win. Aku akan mengakuinya. Dia anakku.”

“Nikahi aku, mas. Aku malu hamil tanpa suami.” Lalu isakan lirih terdengar dari dalam kamar ini.

“Apa pentingnya status pernikahan, Win. Bukankah yang terpenting aku tetap ada untuk kalian? Walau aku tak menikahimu, kamu tetap bisa selalu bersama denganku.”

“Mas, tapi—"

Wuri nggak sanggup mendengar lebih jauh lagi obrolan kedua orang berstatus keluarga itu. Dia melangkah pergi, keluar rumah. Menyimpan tas jinjingnya di bagian depan motor matiknya, lalu menuntun motor itu keluar dari gerbang. Sempat menatap rumah besar peninggalan kedua orang tuanya sebentar sebelum akhirnya Wuri menjalankan motor meninggalkan rumah, tanpa berpamitan ke suami.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Nv_26
ifan gantenge sepiro sugih ya ora tapi nglarani ga tanggung2...
goodnovel comment avatar
AlynGrafielloPaxon
aku dukung kamu Wuri untuk pergi dari sana
goodnovel comment avatar
pipit Ayana
Astaghfirullah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Mantanku Seorang ASN   Eps55. Ending!

    Pengantin baru dan tidur nyenyak sampai pagi? Itu sama sekali tak ada! Yang ada, akan lelah sampai seminggu ke depan.Sama halnya seperti Angrgek yang sejak semalam tak bisa tidur nyenyak. Taka tak membiarkannya istirahat. Setelah pemanasan di kamar mandi, Taka meminta haknya di atas ranjang. Anggrek memang janda, tapi dia jarang disentuh. Bisa dikatakan miliknya tak beda jauh dari perawan. Dua dadanya pun terawat dan masih sangat kencang.Satu minggu berada di Jogja, Anggrek dan Taka kembali ke Jakarta setelah urusan pindah KTP terselesaikan. Wina menangis ditinggalkan, tapi merasa bahagia juga karna kakaknya telah bahagia.Dan sekarang Anggrek telah menempati rumah tinggal mama Rita, berada satu atap dengan mama mertua dan tentunya suami. Sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah sejak dulu, jadi di rumah mertua ini Anggrek sama sekali tidak merasa tertekan. Terlebih mertuanya yang pebisnis, jadi urusan rumah diserahkan ke Anggrek sepenuhnya. Terkadang Anggrek juga ikut ke butik untu

  • Mantanku Seorang ASN   Eps 54. Malamnya

    Sama seperti acara pernikahan pada umumnya. Usai akad, Anggrek dan Taka tidak bisa beristirahat. Apa lagi Anggrek yang tampilannya sangat berbeda dan mendapatan suami orang kaya dari kota. Ditambah suaminya sangat tampan dan wajahnya mirip artis-artis. Hampir orang satu kecamatan berbondong hanya untuk melihat secara langsung. Demi nama Anggrek dan tentunya nama perusahaan Taka, akun milik Wina yang dulu itu ditutup rapat. Tetapi tetap saja, seseorang yang mungkin sudah menyimpan vidio atau gambar telanjangnya, tetap akan memiliki itu selamanya. dan itu sudah ada di luar kemampuan Taka. “Serius, Wur, kamu kaya’ bidadari.” Dara, teman dekat Anggrek di pabrik dulu memuji. Dia sampai meremas tangan sendiri karna gemas melihat wajah cantik Anggrek yang begitu mulus dan glowing. “Aku masih ingat lho. Mbak Wuri dulu juga banyak jerawatnya. Sama kaya’ mukaku.” Ini Siti, tetangga Rt yang juga kerja di pabrik. Anggrek jadi tersenyum. Sudah tak heran dan sudah terbiasa dengan pujian orang te

  • Mantanku Seorang ASN   Eps 53. Pamit

    Anggrek menepuk kaki Taka dengan bibir yang mengerucut. dia mengingsut duduk, menatap ke lain arah. Tangannya bergerak mengacak rambut panjangnya yang terurai. Terakhir bersetubuh dengan Ifan pun sudah tak ingat. Yang jelas semenjak Ifan sering main sama Wina, Anggrek terabaikan. Dia juga tidak pernah meminta haknya karna tubuhnya yang sudah lelah bekerja lebih memilih tidur dari pada melakukan aktifitas yang semakin membuatnya capek.Lalu sekarang, melihat milik Taka yang memang menonjol dibalik celana pendek warna cream itu, pori-porinya langsung meremang. Bayangan seperti apa bentuk milik lelaki langsung terlintas nyata di kepala. Lalu kegiatan suami istri yang dulu pernah dia lakukan sama Ifan muncul, berganti dengan wajah dia dan Taka.Dengan tangan yang masih mengusap barangnya dari luar celana, Taka melirik Anggrek. Dia tertawa kecil melihat kekasihnya memukul kepala sendiri. Udah paham apa yang sedang Anggrek pikirkan. Sengaja banget, Taka menggeser pantat, memepet Anggrek.“T

  • Mantanku Seorang ASN   Eps 52. ...?

    Dua lelaki, Nuri dan Tri di masukkan ke dalam penjara atas kasus pemerkosaaan dan penganiayaan. Di off-kan-nya jadwal Anggrek ini seperti sesuatu yang sudah direncanakan oleh Tuhan. Seharian, hampir malam dia sibuk mengurusi masalah yang dibuat oleh Ifan dan Wina.Masih harus menunggu pemeriksaan dari rumah sakit untuk meneruskan kasus Wina yang dianiaya dan diperkosaa ini. Lalu kedua wanita ini ada di sini, di kamar rawat Zaskia.“Kamu belum makan kan, Win? Ayok, makan dulu.” Anggrek membukakan sebungkus nasi yang dia beli secara delivery.Di samping ranjang Zaskia sini Wina tak berhenti menangis melihat kondisi anaknya yang ternyata mengalami gizi buruk dan perkembangan yang lambat. Ada penyesalan yang amat-amat sangat menyesal dan tak bisa dia jelaskan seperti apa rasa sakitnya di dalam hati sana.Anggrek mengusap lembut punggung adiknya yang sekarang sudah pakai baju bersih. Baju yang baru dibelikan oleh Anggrek. Karna ukuran baju mereka berbeda. Tubuh Wina berukuran lebih besar d

  • Mantanku Seorang ASN   Eps 51. Bertemu

    Wina berlari dengan terseok-seok. Dia menyembunyikan tubuh semoknya di balik gardu yang tak jauh dari gapura masuk kampung. Menyandarkan punggungnya di tembok gardu itu, lalu merosot. Terduduk di tanah dengan isakan yang tertahan. Wina memeluk tubuhnya erat, mencengkeram kedua lengan bahunya sendiri dengan tangis yang tak lagi bisa dia bendung.Hal sensitifnya di bagian bawah sana sudah tak terkira sakitnya. Untuk pertama kali ada yang menyentuh barangnya itu selain Ifan. Dua orang memakainya bersamaan, bergantian. Tak ada seorang pun yang mempedulikan tangisnya. Mulutnya disumpal dengan kain, lalu ditutup dengan lakban. Dan kedua lelaki itu dengan puas menggerayahi sekujur tubuhnya, semaunya tanpa peduli dengan sakit yang Wina teriakkan.Lalu bayangan wajah Ifan yang membuangnya, meninggalkannya begitu saja. Bahkan menyerahkannya secara Cuma-Cuma pada dua lelaki bajingaan itu membayangi kepala. Tangan Wina makin erat mencengkeram lengan bahu sendiri.‘Kamu memang lelaki nggak tau dir

  • Mantanku Seorang ASN   Eps 50. Pernyataan

    Awalnya memang masih ingin merahasiakan status Anggrek dan masa lalunya. Tetapi di saat yang sudah terjebak seperti ini, Taka memutuskan untuk mengungkapkan kebenaran tanpa mengarang cerita atau memanipulasinya. Bukankah perjalanan di depan akan terasa lebih ringan jika tidak ada kebohongan yang mengikuti?Di sini, di depan gedung apartemen tempat tinggal Anggrek, beberapa wartawan dan orang biasa yang kepo, ikut berkumpul. Termasuk Ifan yang dengan begitu percaya diri berdiri di sisi Ifan. Beberapa kali Anggrek melirik Ifan yang justru cengar-cengir nggak merasa khawatir sedikit pun dengan keadaan anaknya. Padahal Zaskia kritis di rumah sakit. Seperti ini kah keseharian yang Zaskia alami?Astaga ….“Oke, karna saya tidak ingin semua orang sibuk mengunjing atau berbicara sesuai dengan pemikirannya tanpa tau kebenaran, jadi hari ini saya memutuskan untuk memberi penjelasan ke semuanya.” Taka yang berbicara.“Tanyakan satu-satu apa yang ingin kalian tanyakan,” lanjut Taka setelah detik b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status