"Bagaimana aku bisa merasa keberatan?" Kevin terkejut oleh pemikiran Elmira. Dia menabung dan membeli buah-buahan untuk dirinya, tetapi masih sangat peduli dengan pemikirannya sendiri.Kevin mengambil buah persik dan memasukkan ke dalam mulutnya. Sari buahnya memercik di dalam mulut, "Hm, ini sangat enak!""Kamu juga harus makan, buah persik ini sangat manis!" Kevin mengambil buah persik dan menyerahkannya kepada Elmira.Elmira tersenyum manis saat melihat Kevin yang begitu banyak makan, kemudian memasukkan buah persik ke dalam mulutnya.Dallam beberapa hari ini, Kevin dan Elmira selalu bertemu di tepi danau setiap siang.Setiap kali Kevin datang, dia akan membeli nasi di kantin dan datang ke sini untuk makan bersama Elmira, sedangkan Elmira juga tidak menolaknya.Tentu saja, apa yang dibeli Kevin adalah makanan yang paling umum. Dia masih tidak ingin membiarkan Elmira tahu dengan identitasnya. Dia malah lebih menyukai situasi sekarang seperti ini.Hari ini, Kevin membeli seporsi nasi
"Ada apa denganmu!" Amarah melonjak di tubuh Kevin."Kamu ... Kenapa kamu di sini?" Baru saja Elmira fokus untuk menyeka bekas lukanya dengan kapas dan alkohol dan sama sekali tidak memperhatikan Kevin yang sudah datang. Dia menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan tangannya."Coba aku lihat ..." Kevin duduk di samping Elmira, lalu meraih tangannya dan perlahan-lahan menarik tangan Elmira ke bawah. Jika melihatnya dari dekat, bekas luka di wajah Elmira terlihat lebih mengerikan, bahkan masih mengalir darah yang keluar."Katakan padaku, siapa yang sudah memukulmu seperti ini?" Kevin melihatnya sangat tertekan."Itu ... Fani, tetapi tidak apa-apa, mereka hanya memukul aku dua kali dengan pelan ..." Kata Elmira dengan takut."Ketiga gadis yang menyindir kamu di Restoran delima pada hari itu bukan! Aku akan mencari mereka sekarang!" Sambil berkata demikian, Kevin berdiri dan bersiap-siap untuk membalas dendam terhadap Fani dan teman-temannya."Jangan!" Elmira meraih tangan Kevin
"Hei, benar ternyata dia, aku masih mengira bahwa aku salah mengenalnya." Fani berdiri di depan Elmira sambil menatapnya dengan bercanda. Selain Fani, masih ada kedua gadis lainnya di sana."Apakah orang ini sudah gila? Beberapa hari yang lalu, dia makan di Restoran delima dan hari ini semakin keterlaluan, beraninya dia datang ke Hotel untuk makan.""Dasar tidak tahu malu, apakah kamu bisa sembarangan bisa menghabiskan beasiswa dari sekolah? Di sini, kami hanya datang sekali dalam satu minggu, sedangkan kamu yang miskin, ada syarat apa untuk makan di sini?"Sambil berbicara demikian, Fani sudah terbiasa untuk menjambak rambut Elmira, kemudian menariknya dengan keras. Leher Elmira bersandar ke belakang dan memperlihatkan lehernya yang putih bagaikan salju."Aku mohon pada kalian, jangan memukulku di sini, setelah aku kembali, terserah kalian jika ingin memukulku lagi" Elmira tidak ingin membiarkan Kevin melihat saat dia dipukul.Ketika Elmira memohonnya, Fani dan teman-temannya merasa
Kevin hendak ingin menampar Fani, tetapi Elmira menghentikannya dan menggelengkan kepalanya.Saat ini, ada ketiga pria masuk dari luar dan gaya berpakaiannya sangat modis. Mereka sudah ada janji dengan Fani untuk makan, sehingga mereka berjalan langsung mendekati Fani."Fani, ada apa ini, apakah anak itu mengganggu kamu?" Seorang pria kekar menunjuk ke arah Kevin dan bertanya kepada Fani."Dasar bodoh, beraninya kamu menyinggung Fani? Aku akan memberitahukan kamu sekarang, kami semua adalah anggota dari Grup Strongest. Semua orang mengenal Grup kami, jangan pernah mengganggu orang yang ada di dekat kami. Jika kamu telah membuat kami marah, kamu akan tanggung semua konsekuensinya!" Kata dari seorang pria yang bertato.Satu pria lainnya mendorong Kevin, "Keluar kalian dari sini, atau aku akan memukulmu sekarang!""Ayo kita pergi." Kevin ingin berurusan dengan mereka, tetapi Elmira meraih tangannya dan berbisik demikian.Ketika Kevin memikirkannya, ini bukanlah pilihan yang bijak untuk b
Kevin menghela nafas, lalu berfikir untuk berkeliling saja di dekat meja. Ketika dia sedang berjalan, dia tidak sengaja menabrak seorang wanita kaya yang datang dari belakang secara tidak sengaja."Aduh, apakah kamu bisa melihat ke depan saat berjalan? Hampir saja kamu mengotori sepatu hak tinggiku yang baru aku beli, apakah kamu sanggup untuk menggantinya?!." Wanita kaya itu mengenakan kacamata berwarna hitam. Rambutnya berwarna coklat muda dan mengenakan gaun yang tipis. Dari segi usianya, dia terlihat sekitar tiga puluh tahun."Jangan buang-buang waktu hanya untuk berbicara dengan orang yang tidak memiliki kemampuan seperti itu, sayangku, ayo masuk untuk melihat-lihat." Di belakang wanita kaya yang itu masih ada seorang pria yang mengenakan rompi coklat. Sekilas melihatnya, dia adalah orang sosial yang baru mempunyai sedikit uang.Staf penjualan juga segera bergegas dan menyapa wanita kaya yang berkacamata hitam dengan antusias, lalu melirik Kevin dengan sedikit tidak puas."Mohon
"Tuan, ada banyak orang yang datang untuk mengantri membeli villa ini. Jika Anda benar ingin membelinya, sebaiknya Anda membayar uang mukanya hari ini. Mungkin saja besok, villa ini sudah terjual." Kata staf penjualan itu dengan sengaja. "Suamiku, pikirkanlah solusinya, aku sangat suka dengan vila ini, yang lainnya tidak ada yang bagus. Bukannya kamu bilang bahwa aku terlihat cocok untuk tinggal di villa ini dan layak seperti identitasmu?" Kata wanita kaya itu sambil menarik tangan orang yang mengenakan rompi coklat."Apa kamu tidak melihat aku sedang memikirkan solusinya sekarang?" Orang yang mengenakan rompi coklat itu merasa sedikit kesal, lalu melihat ke arah staf penjualan, "Aku pasti akan membeli vila ini, bisakah kamu membantu aku untuk tidak.menjualnya ke orang lain? Aku menjamin bahwa uangnya akan terkumpul dalam waktu satu minggu ...""Maaf, Tuan, saya tidak punya hak untuk itu ..." Jawab staf penjualan itu sambil menggelengkan kepalanya."Suamiku, bisakah kita pinjam kepad
Ketika staf melihat informasi di komputer, dia merasa terkejut!Pecundang miskin ini ... Bukan, Tuan kaya ini tidak berbohong, karena dia benar-benar membayar villa dengam harga 1 milyar dari kartunya!Ketika melihat ekspresisemua staf yang terkejut, yang lainnya berkumpul dan melihat informasi itu.Pikiran dari pasangan yang membeli rumah itu menjadi kosong dan melihat Kevin dengan tidak percaya. Dia mengenakan pakaian yang lusuh seperti itu, apa dia benar-benar punya banyak uang? Dirinya sendiri bahkan tidak sanggup untuk membayar uang muka 40% tetapi anak muda yang berusia 20 tahun sanggup untuk membayarnya sampai lunas bukan? Pria yang mengenakan rompi coklat itu menggaruk kepalanya dan benar-benar tidak percaya hal yang baru saja terjadi itu adalah kenyataan. Ketika dia sudah menghina Kevin miskin, dia hanya ingin segera keluar dari ruangan itu!Saat ini, sikap dari orang lain terhadap Kevin berubah drastis. Mereka semua menatapnya dengan tersenyum dan beberapa staf lainnya juga
Vila kelas atas ini dijual dengan harga 15 milyar. Saat pihak pengembang sedang membangunnya, mereka juga tidak ingin menjualnya dalam waktu sepuluh tahun. Alasan utamanya adalah menunjukkan kemuliaan kompleks dan membiarkan orang lain melihatnya bahwa di sini ternyata memiliki vila yang berharga 15 milyar, sehingga orang-orang merasa di sini adalah komplek kecil yang termewah di bengkulu."Iya, apakah aku terlihat sedang bercanda?" Tanya Kevin dengan tenang, "Berapa harga jualnya?""15 milyar, Tuan." Saat ini, staf benar-benar tidak bisa menebak Kevin.Kevin mengangguk, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon manajer operasional yang berada di Bank, Indra, kemudian meminta dia mentransfer uang 15 milyar ke rekening Perumahan Pulau Indah.Yang lainnya masih menunggu untuk melihat lelucon Kevin. Ketika transaksi 15 milyar berhasil, mulut dari semua orang terbuka lebar dan tidak bisa ditutup.Satu per satu dari tim penjualan mengelilingi Kevin dan tatapan mereka penuh dengan ama