Beranda / Romansa / Mark Castello / Kebahagian yang Sesungguhnya

Share

Kebahagian yang Sesungguhnya

Penulis: Satra Olesti
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-28 16:45:35

“Wah-wah … Raja Lajang yang satu ini memang sudah banyak berubah.” kagum Anya dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.

Berbeda dari cara berpakaian Nasya dengan Anya, yang dimana Anya tidak memakai kerudung baik dalam sehari-harinya maupun untuk acara formal.

Sejauh ini, wanita yang memakai kerudung yang pernah Mark temui ialah Nasya dan Sindi sedangkan yang lainnya belum memakainya termasuk ibunya sendiri.

Kedua orang tua Mark masih beristirahat di ruang tamu karena kelelahan, selain itu juga makanan yang Anya belikan telah berhasil mengalihkan perhatian mereka. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah duduk di meja makan karena bu Saras sudah tidak tahan lagi untuk menyantap makanan favoritnya.

Bu Saras dan pak Bram tidak menduga bahwa putri merekalah yang membelikan makanan kesukaannya, hanya saja mereka sudah menduga bahwa yang membawakan makanan itu adalah putra mereka karena sebelumnya mereka suda melihat mobil Mark di parkiran. Tidak ada orang lain selain anak-anak merekalah yang selalu membelikan makanan itu sebagai oleh-oleh.

“Mbok, Mark dimana?” tanya Bu Saras sembari menyantap makanannya di atas meja.

“Pelan-pelan makannya, Ma,” perhatian kecil Pak Bram kepada istrinya yang sedang menikmati makanannya.

“Ma … Pa …” teriak Anya yang sedang turun dari tangga dengan penuh semangat.

Pak Bram dan Bu Saras menghentikan aktivitas mereka di atas meja setelah mendengar panggilan dari suara putrinya. Dengan segera mereka serentak menoleh ke kiri mereka tepat dimana tangga berada dari meja makan.

Surprice ….” teriak Anya yang penuh semangat setelah melihat kedua orang tuanya dalam keadaan baik-baik saja.

Kebahagian yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap insan adalah berkumpulnya orang-orang yang saling menyayangi antara satu dan lainnya yang dalam keadaan baik-baik saja.

Meskipun berlimpah dengan harta kekayaan yang hampir tidak terhitung jumlahnya bahkan tidak akan habis hingga tujuh turunan bukanlah faktor yang menjanjikan kebahagian sesungguhnya melainkan kehangatan dan cinta terhadap keluargalah yang sesungguhnya kebahagian itu. Pikiran itu telah Mark dapatkan dari beberapa novel romantis yang ia baca.

Mark ikut serta kembali tersenyum bahagia melihat adik dan kedua orang tua mereka bertemu dan saling melepas rindu antara satu dan lainnya. Mark juga menghampiri mereka semua yang sedang berkumpul di meja makan.

Setelah melepas rindu antara satu dengan yang lainnya, keluarga kecil itu menghabiskan waktu, makanan dan mendengar cerita dari Anya bersama-sama.

Mark yang duduk di samping kiri mamanya tidak sengaja melihat isi tas bu Saras. Kerena melihatnya dengan selintas di mata, Mark kembali memfokuskan matanya ke dalam isi tas mamanya.

Adapun isi tas mamanya yang berhasil mengalihkan perhatian Mark dari suasana yang amat membahagiakan itu adalah sekantong pil dengan beberapa jenis. 

Meskipun penasaran dengan pil itu, akan tetapi Mark tidak mau menanyakan kepada bu Saras saat itu karena dia tidak ingin merusak kebahagian adiknya dengan menanyakan obat-obat itu. Namun, Mark sempat berpikir jauh setelah melihat pil itu, karena sebelumnya baik papa atau mamanya sangat jarang mengkonsumsikan berbagai jenis obat-obatan selain mereka selalu berolahraga di setiap hari minggu mereka. 

Tidak mau memikirkan hal yang berlebihan terhadap obat-obat itu, Mark bertingkah seolah-olah tidak pernah melihat pil itu sebelumnya dan kembali menikmati suasana yang penuh kebahagian itu.

Setelah makan bersama  selesai, keluarga yang terbilang sempurna dan sangat harmonis itu kembali menghabiskan waktu bersama di ruang tamu. Anya yang masih dengan banyak cerita tentang kehidupan seharinya-hari yang bahkan selalu di ulang-ulang tidakpernah bosan mengatakannya kembali kepada mereka semua. 

“Nya, dari tadi ngulang mulu tu cerita. Emangnya gak ada cerita lain kek yang lebih menarik dari pada cerita dimana kamu mengajar anak lesmu yang sudah di ulang hampir seratus kali kalau tidak salah hitung," cetus Mark yang mulai mengejek adiknya.

“Ih, bilang aja kakak iri karena gak ada cerita yang bisa di ceritakan ke Mama sama Papa,” balas Anya.

“Mark, jangan memulai pertengkaran  lagi. Adikmu masih capek dari perjalanan jauh,” nasihat Bu Saras yang dengan segera bertindak dengan cepat untuk menghentikan kenakalan Mark yang memulai memanaskan hati Anya.

Tidak lama kemudian, dokter Briyan datang berkunjung ke rumah mereka. Dokter Briyan adalah dokter mudah yang juga memiliki ketampanan maksimal, dia adalah dokter kepercayaan keluarga Castello.

Tidak biasanya dokter Briyan datang berkunjung di waktu yang terbilang sudah menuju waktu magrib. Sesuatu yang sangat penting pasti sudah terjadi sehingga dokter Briyan datang ke rumah mereka, hanya saja hal penting itulah yang belum di ketahui Mark dan Anya. 

Setelah saling sapa-menyapa dengan dokter Briyan, pak Bram dan Bu Saras menyuruh Mark dan Anya untuk meninggalkan mereka sejenak karena mereka akan membahas sesuatu yang sangat penting sehingga Mark dan Anya tidak di izinkan untuk ikut bergabung dengan mereka.

Mark mulai merasakan sesuatu yang aneh atas gerak-gerik kedua orang tuanya apalagi mengingat bahwa sebelumnya Mark melihat sekantong obat di dalam tas mamanya. Namun, karena tidak mau memperumit keadaan, Mark dengan segera mengajak Anya untuk naik ke lantai atas. Hanya saja, saat naik tangga, Mark memperlambat langkahnya sambil melirik kearah dimana orang tuanya dan dokter Briyan sedang membahas sesuatu yang kemungkinan sangat penting itu.

“Kak,” panggil Anya yang berhasil mengkagetkan Mark.

Anya yang sudah berada di lantai dua itu kian memperhatikan langkah kakaknya yang sangat pelan-pelan berjalan sembari melirik ke lantai bawah.

Menurut  Anya, Mark sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, karena tingkahnya sangat drastis telah berubah, bagaimana tidak, Mark yang sebelumnya tidak pernah membelikan bunga dan boneka untuknya, terlebih lagi Mark selalu berbuat hal-hal yang menurutnya sangat romantis dengan pengalaman dari novel, ditambah lagi Mark yang mulai tertarik dengan hal-hal yang kedua orang tuanya bicarakan bersama dokter Briyan.

“Dik, sepertinya Dokter Briyan sedang membicarakan hari pernikahan kalian berdua dengan papa dan mama,” ucap Mark seketika setelah kedapatan oleh adiknya.

“Kenapa gak Kakak aja sekalian yang menikah dengan Dokter Briyan,” kesal Anya yang tampaknya kurang menyukai apa yang baru saja di katakan oleh Mark.

Sejauh ini, Mark selalu menjodohkan adiknya dengan dokter Briyan. Mark sangat menyetujui jika Briyanlah yang menjadi dambaan hati adiknya karena Mark mengenal dokterr tampan itu dengan sangat baik, apalagi dia terlihat cerdas meskipun belum bisa menandingi kecerdasan yang ia miliki.

Anya kemudian masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan Mark seorang diri.

Mark sengaja mengatakan hal-hal yang tidak di sukai adiknya itu karena dia tidak ingin diganggu oleh adiknya. Dia juga tidak ingin membuat adiknya khawatir jika memang ada sesuatu tentang obat yang ada di dalam tas mama mereka.

Tidak sengaja Mark melihat dokter Briyan memberikan selembar kertas ke bu Saras, lalu pergi dari rumah mereka. 

Bersambung …

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mark Castello   Kecelakaan

    Cen bukan hanya sebagai kepala manajemen meliankan temannya saat duduk di bangku SMA. Mark kerap kali membantu Cen dari serangan kakak letting mereka dulu, sehingga perintah Mark itu merupakan suatu kebanggaan untuknya.Tidak berlama-lama lagi, Cen segera memerintahkan semua karyawan yang bertugas untuk memblokir semua pintu masuk dan keluar pada kawasan bandara itu.Setelah semuanya berjala sesuai perintahnya, Mark yang sebelumnya dalam keadaan lelah mulai kuat kembali. Dia kemudian mulai mencari Septian di lantai atas. Tak lupa juga, Mark mengirimkan foto Septian kepada Cen agar mempermudah baginya untuk menemukan di CCTV.Meskipun sudah mengelilingi lantai dua, Mark tidak juga menemukan Septian.“Apa yang kamu lakukan, Mark. Jangan membuat orang lain terpaksa mengikuti egomu.” ucap seseorang yang berasal dari ruang pengumuman di stasiun bandara itu.Seketika langkah Mark terhenti setelah mend

  • Mark Castello   Pengunduran Diri

    Semua yang berhadir di dalam rapat itu pun lebih terkejut lagi setelah mendengar ucapan Mark untuk tidak bergabung dalam memenangkan tender itu.Sebagai CEO, Mark memang memiliki hak untuk menentukan perusahaanya untuk ikut serta dalam tender atau tidak, selain itu kemampuan yang dimiliki Mark yang tidak diragukan lagi tentu membuat karyawannya bergantung padanya sehingga baik tim eksekutif lainnya yang ingin bergabung dalam tender itu tidak akan bisa melanjutkannya selain dari perintah presiden Direktur (Persdir) perusahaan yang dimaksud itu adalah Abraham Malik Castello yang tak lain adalah ayah Mark.Septian menutup rapat itu, karena tidak ada lagi yang akan di diskusikan jika perusahaan mereka tidak ikut dalam tender itu.“Mark, tender ini sangat menguntungkan perusahaan. Tolonglah, jangan mencampuri pekerjaan dengan masalah pribadimu.” protes Septian yang baru saja tiba di ruangan Mark.Mark hanya memandang d

  • Mark Castello   Apa yang Telah Terjadi?

    Meskipun Mark sudah berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi atas kedatangan dokter Briyan yang tiba-tiba serta dengan obat-obatan yang ada di dalam tas mamanya. Hanya saja, Mark belum berhasil untuk mengetahuinya.Mark yang sedang beristirahat di kamar sambil memainkan ponselnya dengan amat serius. Tiba-tiba, bu Saras mengetuk pintu kamarnya.“Masuk. Ma ….” teriak Mark yang tengah menikmati kenyamanan di tempat tidurnya.“Mark, hari ini mama sangat bahagia sekali,” tutur Bu Saras dengan wajah yang amat berseri-seri.“Bagus dong, tapi hal apa ni yang tiba-tiba membuat Mamaku yang paling cantik di dunia ini begitu sangat bahagia?” tanya Mark yang memegang tangan Mamanya.“Mama sangat senang karena keluarga kecil kita berkumpul di sini. Mama sangat-sangat merindukan masa-masa seperti ini, Nak,” haru Bu Saras hingga kedua bola matanya mulai berkaca-kaca.Mark yang memang tidak ingin membuat mamanya menangis didepan

  • Mark Castello   Kebahagian yang Sesungguhnya

    “Wah-wah … Raja Lajang yang satu ini memang sudah banyak berubah.” kagum Anya dengan menggelengkan kepalanya beberapa kali.Berbeda dari cara berpakaian Nasya dengan Anya, yang dimana Anya tidak memakai kerudung baik dalam sehari-harinya maupun untuk acara formal.Sejauh ini, wanita yang memakai kerudung yang pernah Mark temui ialah Nasya dan Sindi sedangkan yang lainnya belum memakainya termasuk ibunya sendiri.Kedua orang tua Mark masih beristirahat di ruang tamu karena kelelahan, selain itu juga makanan yang Anya belikan telah berhasil mengalihkan perhatian mereka. Tidak tanggung-tanggung, mereka sudah duduk di meja makan karena bu Saras sudah tidak tahan lagi untuk menyantap makanan favoritnya.Bu Saras dan pak Bram tidak menduga bahwa putri merekalah yang membelikan makanan kesukaannya, hanya saja mereka sudah menduga bahwa yang membawakan makanan itu adalah putra mereka karena sebelumnya mereka suda melihat mobil Mark di parkiran. Tidak ada

  • Mark Castello   Pilihan

    Loh, bukannya tadi kamu yang membantu saya?” ucap Wanita itu setelah melihat Mark.“Kakak mengenalnya?” tanya Rey.Wanita yang sebelumnya Mark bantu itu bernama Sindi sedangkan pria yang mengenal Anya itu bernama lengkap Rey Putra Imran. Sindi dan Rey bukan adik kakak melainkan adik dari sahabatnya Sindi.“Ia, dia tadi membantu Kakak untuk mendapatkan tumpangan ke sini karena mobil Kakak tiba-tiba rusak di tengah jalan.” jawab Sindi.“Ehem … ehem …” ejek Anya yang menatap kearah Mark.Mark hanya membalasnya dengan senyuman tipis yang mengisyaratkan kepada Anya bahwa dia harus menghentikan apa yang ia pikirkan terhadap dirinya.“Mmm … tidak seperti yang kalian bayangkan, kok. Kita hanya kebetulan bertemu dan saling membantu antar sesama. Oh ia, karena tadi terburu-buru, saya sampai lupa mengucapkan terima kasih atas bantuannya

  • Mark Castello   Bunga dan Boneka

    Bintang berkedip di langit dengan sejuta keindahan dan pancaran cahaya yang menyilaukan mata hingga berujung mendamaikan perasaan yang sedalam-dalamnya.Mark yang tengah menikmati segelas kopi sambil membaca sebuah buku novel romantis hingga waktu yang telah ia habiskan malam itu tidak terbuang sia-sia.Meskipun Mark terkenal dengan sifat dinginnya kepada setiap orang yang pertama kali melihat atau mengenalnya akan tetapi sifat aslinya sangatlah kekanak-kanakan. Namun, sejauh ini bahkan di umur dua puluh tujuh tahunnya, hanya keluarga dan sahabatnya yang mengenal bagaimana sifat asli dari Mark itu.Selain menyukai musik, Mark juga sering menghabiskan waktu untuk membaca beberapa novel romantis. Mark selalu memanfaatkan waktunya untuk melakukan hal-hal yang sangat bermanfaat untuknya dan salah satunya membaca novel romantis.Mark belum pernah memiliki kekasih sebelumnya bahkan dia hanya dekat dengan wanita yang bernama Tamara itu, sehingga Mark t

  • Mark Castello   Maaf Darinya

    Semua tamu undangan terkejut melihat pasangan yang baru saja bertunangan itu sama-sama terjatuh. Tidak hanya itu, mereka semua juga menatap kearah Mark yang masih saja memegang gaung Nasya.Nasya kemudian berdiri dengan bantuan teman-temannya lalu membantu Haris juga.“Kamu tidak apa-apa, Mas?” tanya Nasya penuh khawatir.“Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu? Kamu terluka?” tanya balik Haris.Nasya kemudian menatap kearah Mark yang masih memegang ujung gaungnya. Tidak salah lagi bahwa dia terjatuh bukan karena tersandung atau sebagainya melainkan Mark telah menginjak gaungnya.Haris dan Nasya tentu tidak meresa sakit atau terluka akibat kecelakaan itu, hanya saja menanggung malu yang membuat mereka sangat kesal dengan Mark yang bahkan tidak meminta maaf atau membantu mereka.Tatapan tajam Nasya ke Mark membuat Soni menyadarkan Mark dengan mengejutkannya agar melepas ga

  • Mark Castello   Masa Lalu Dengannya

    “Bro … Bro, kamu di dalam kan? Gawat … cepat keluar, kamu harus melihatnya,” teriak Soni di balik pintu kamar mandi.“Gawat-gawat, lihat pakaianku, ini lebih dari gawat,” kesal Mark sambil menunjukkan pakaiannya yang sudah kotor itu ke Soni.“Itumah bukan apa-apa jika dibandingkan dengan yang akan kamu lihat. Bahkan jantungmu akan berhenti berdetak setelah menilhatnya,” ucap Soni sambil menarik tangan Mark untuk ikut bersamanya.Hal yang di tunjukan kepada Mark itu adalah lelaki yang menjadi tunangan dari Nasya. Lelaki itu bernama Haris Pratama yang merupakan musuh sekaligus saingan perusahaan dari Mark. Terlebih lagi, persaingan di antara keduanya merupakan permasalahan hubungan internal sehingga terus berkepanjangan hingga mereka sudah dewasa.Hubungan yang kurang baik diantara mereka telah berubah menjadi dendam di waktu yang terbilang sangat lama.Tampaknya Ma

  • Mark Castello   Hari Pertunangan

    Mark tengah sibuk membaca dukumen kerjanya di kantor. Tidak lama kemudian, ponsel Mark berdering. Panggilan masuk itu dari Soni.“Bro … aku sedang patah hati,” tangis lebay Soni.“Aku bukan pakar atau dokter yang mengobati orang yang sedang patah hati. Jadi, mohon maaf Anda salah orang,” ucap Mark.“Bro, Nasya mengirimkan undangan pertunangannya,” lanjut Soni.“Hah, Nasya akan tunangan?” tanya Mark untuk memastikan.Soni menceritakan kepada Mark tentang undangan pernikahan yang telah dikirimkan oleh Nasya.Soni mencurahkan semua kekecewaannya atas undangan itu, padahal dia sangat berharap bisa mengenal Nasya lebih dalam lagi. Sebaliknya, bukan ikut menenangkan hati dan pikiran Soni, Mark langsung menutup panggilan yang sedang berlangsung itu.Kabar pertungan Nasya tentu akan membuat Mark kesulitan untuk mendekatinya, sebab jika hari pertun

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status