Share

Pertemuan Surabaya

Tepat pukul sepuluh malam, Galendra tiba di rumah kontrakannya. Dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan, selang satu jam kemudian, dia membaca e-mail dari sang istri, Zia Mysha Muntazar di laptop.

Satu sisi, hatinya, dia merasa lega, dan di sisi lainnya dia merasa sedih karena membuat Zia menunggu dirinya yang entah kapan bisa pulang atau entah kapan hidup bersamanya di Kota Pahlawan ini, mengingat tabungannya masih kosong, belum bisa untuk membeli atau membangun rumah impian. 

Galendra terdiam sesaat. Tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Allah, aku hanya hamba-Mu yang tidak memiliki apa pun kecuali Rahmat-Mu, maka mudahkanlah segala urusanku. Aku hanya ingin membahagiakan istriku sebagaimana yang kujanjikan kepada-Mu.” 

Galendra mengembuskan napas dalam-dalam. Tiap lafaz doa itu membekas dan terasa mengalir dari kerongkongan hingga merasuk ke dada. Ketenangan perlahan Galendra rasakan hingga akhirnya ia tertidur lelap. 

***
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status