Home / Romansa / Married With the Devil / Bab 2. Dibawa Ke Tempat Asing

Share

Bab 2. Dibawa Ke Tempat Asing

Author: Pwati
last update Last Updated: 2024-04-15 13:13:33

Laki-laki yang tak lain pembunuh dari seluruh keluarganya itu hanya menunjukkan smirknya saat melihat wajah Nara yang terkejut ketika melihatnya.

Nara menggenggam dengan erat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dadanya, karena saat ini dia benar-benar merasa ketakutan. Tanpa sadar Nara kembali berjalan mundur ke arah pohon besar tadi, sedangkan Zico, dengan santainya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan berjalan maju mendekati Nara, dengan smirknya yang tidak dia hilangkan.

“To-tolong ja-jangan mendekat,” pinta Nara dengan terbata-bata.

Bukannya merasa kasihan, Zico justru memamerkan seringai iblisnya dan terus melangkahkan kakinya mendekati Nara dengan santainya.

Nara tersentak saat menyadari bahwa punggungnya sudah menempel ke batang pohon besar tempat persembunyiannya tadi. Dia sudah tidak bisa berkutik lagi, karena dia sudah terkurung sekarang, dan dia sangat yakin bahwa ini adalah akhir dari hidupnya. Laki-laki di depannya ini pasti akan segera menghabisinya.

Tubuh Nara semakin bergetar ketakutan, saat melihat Zico sudah semakin dekat padanya.

“Kenapa kau berhenti, apa kau sudah menyerah?” tanya Zico dengan entengnya. “Ohhh, kau sudah terjebak ya. Hah, benar-benar seekor tikus kecil. Kau memang tidak pandai bersembunyi," lanjutnya.

Nara tidak meladeni perkataan laki-laki yang menurutnya sekejam iblis ini, dia hanya menangis terisak dengan tubuh yang sudah bergetar dengan hebatnya pula.

Nara semakin dibuat ketakutan saat dia merasakan sakit di wajahnya ketika satu tangan laki-laki itu menjepit pipinya. “Ahh sa-sakit,” ringisnya.

“Sakit?” Zico semakin mengencangkan jepitan tangannya pada pipi Nara. “Aku akan tunjukkan padamu, seperti apa itu rasa sakit yang sebenarnya!” lanjutnya dengan tatapan penuh api amarah.

“Jo!”

“Baik Tuan.”

Zico lalu melepaskan tangannya dari wajah Nara dengan kasar dan berjalan lebih dulu, sedangkan Jo dan anak buahnya berusaha untuk membawa Nara masuk ke dalam mobil.

"Lepaskan, kalian mau membawaku ke mana?” Nara terus mencoba memberontak, dia tidak mau ikut dengan orang-orang yang tidak dia kenal. Terlebih orang-orang ini telah membunuh semua keluarga yang disayanginya. Namun sayangnya, sekuat apa pun Nara memberontak, dia tetap tidak bisa melepaskan diri dari pegangan Jo yang tenaganya jauh berkali-kali lipat lebih kuat dari dirinya.

Jo membuka pintu mobil dan memasukkan Nara dengan paksa ke dalam mobil bagian belakang, di sana sudah ada Zico yang duduk dengan tenangnya. Setelah itu, Jo juga masuk ke dalam mobil, dia duduk di bagian kursi kemudi lalu melajukan mobilnya.

Selama di perjalanan entah ke mana, Nara terus menautkan kedua tangannya, terlihat kedua tangannya saling meremas satu sama lain, hal itu dia lakukan untuk sedikit menghilangkan rasa takutnya.

Dalam ketakutannya, Nara memberanikan diri untuk sesekali melirik ke arah Zico yang berada di sampingnya. Dia melihat pria di sampingnya ini duduk dengan angkuhnya seakan-akan semua yang terlihat pada jangkauannya adalah miliknya, dan siapa pun yang berani menghalanginya akan kehilangan nyawanya tanpa bisa membela diri.

“Sudah puas melihatnya?” tanya Zico dengan dinginnya.

Nara tersentak saat mendengar pertanyaan yang Zico lontarkan padanya. Dengan cepat dia langsung memalingkan wajahnya ke arah lain, tanpa menjawab pertanyaan Zico.

Namun, Nara kembali dibuat terkejut saat Zico meraih dagunya dan menghadapkan wajahnya ke arahnya. “Heh, wanita! Kau sungguh berani!” ujarnya seraya menunjukkan seringaian iblisnya.

Glek, Nara menelan salivanya dengan susah payah. Saat dia mendengar ucapan Zico yang menurutnya sangat menakutkan, ditambah dengan seringaiannya yang membuat kesan menakutkan dari Zico semakin terpancar.

“Kita sudah sampai Tuan,” ucap Jo yang memberhentikan mobil mewah berwarna hitam itu tepat di depan pintu mansion yang juga begitu mewah.

“Turun!” titah Zico kepada Nara.

Nara yang mendengar perintah Zico hanya menggeser tubuhnya semakin menjauh darinya, dengan ekspresi ketakutannya yang begitu jelas, membuktikan bahwa dia tidak berniat untuk mematuhi apa yang Zico perintahkan.

“Apa kau tidak dengar! Aku bilang turun!” suara Zico semakin meninggi, saat Nara masih tetap bergeming di tempatnya, yang dia lakukan hanya semakin memojokkan dirinya ke dekat pintu sampingnya untuk menjaga jarak dari Zico.

“A-aku tidak mau, aku tidak tahu kalian me-membawaku ke mana,” jawabnya dengan terbata-bata.

“Wanita, kau benar-benar menguji kesabaranku!” Zico keluar lebih dulu dari dalam mobilnya. Dia memutari mobilnya dan membuka pintu mobil yang ada di samping Nara.

Nara terkejut bukan main, saat Zico membuka pintu mobil di sampingnya dan menarik tangannya dengan paksa agar keluar dari mobil.

“Bukankah aku sudah bilang, kau sudah menguji kesabaranku. Maka inilah yang kau terima!" marahnya.

Nara meringis kesakitan saat merasakan cengkeraman tangan Zico yang begitu kuat di lengannya. “Lepas, lepaskan aku! Kau ingin membawaku ke mana?” Nara terus memberontak, dia tidak tahu sekarang dia ada di mana dan apa yang akan dilakukan orang-orang ini padanya.

Zico tidak terpengaruh sama sekali dengan berontakan yang dilakukan oleh Nara, terbukti dengan tangannya yang tidak berpindah sama sekali dari tempatnya tadi mencengkeram.

Namun Nara juga tidak semudah itu menyerah, dia terus memukul-mukul tangan Zico yang mencengkeram lengannya, dia berharap dengan seperti itu, Zico akan melepaskan cengkeraman tangannya darinya. “Lepaskan aku! Kenapa kau melakukan ini, apa salahku? Siapa kau sebenarnya?”

Zico membuka sebuah pintu kamar dan menutupnya kembali dengan sangat keras, dia lalu melempar tubuh Nara ke atas tempat tidur yang berukuran king size itu, hingga membuat Nara terpelanting dan terkejut karenanya bahkan sampai memperdengarkan sebuah ringisan.

“Kau bertanya apa salahmu?” ucap Zico.

Nara yang menyadari suara dingin dan berat itu langsung tersadar dan dengan cepat bangun dari posisinya, dia menggeser tubuhnya hingga ke pojok tempat tidur untuk menjauhkannya dari sosok laki-laki iblis yang ada di hadapannya.

“Salahmu adalah karena kau seorang putri dari Aryo Suharja!” lanjutnya dengan suaranya yang meninggi.

Pupil mata Nara melebar saat mendengar ucapan Zico yang membuatnya tidak mengerti. “Apa yang kau katakan? Memangnya kenapa jika aku putri dari papaku, aku bangga menjadi putrinya. Papaku adalah papa terbaik di dunia!” teriak Nara membela papanya.

“Ha ... Hahahahaha, ckckck memang anak yang sangat sayang kepada orang tuanya. Bahkan sampai buta dengan sikap asli dari ayahnya sendiri.”

“Aku tidak buta! Papaku memang papa terbaik di dunia. Dan kau tidak bisa menghinanya bahkan menghilangkan nyawanya begitu saja.” Air mata Nara kembali menetes saat mengingat kedua orang tua dan juga adiknya yang terkulai penuh darah.

“Baiklah, anak yang baik. Sekarang bagaimana jika kau menebus kesalahan dari papamu padaku, tebuslah semuanya sampai aku merasakan kepuasan hingga amarah dari dalam diriku ini menghilang,” tukasnya.

“A-apa maksudmu?” Nara kembali bertanya, karena dia sama sekali tidak mengerti apa maksud dari Zico.

Zico tidak menjawab pertanyaan Nara, dia hanya memperlihatkan smirknya dan mulai melangkahkan kakinya perlahan mendekati Nara.

Nara semakin merasa was-was dengan tindakan Zico, dia duduk meringkuk dan melindungi tubuhnya dengan kedua tangannya. “Ja-jangan mendekat,” pintanya dengan suara terbata.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Married With the Devil   Bab 64. Ikut Denganku!

    “Bangun!” titah seseorang pada seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Gadis itu pun terbangun dengan perlahan, dia tersentak setelah mendengar suara seseorang yang dingin dan berat itu sedang membangunkannya. Dia mengucek-ngucek matanya, agar matanya itu mau terbuka dan melihat sosok pria yang saat ini sedang membangunkannya.“Tu-tuan Zico,” kagetnya, setelah matanya itu terbuka dengan sempurna dan melihat sosok yang saat ini tengah membangunkannya.“Cihh, kau bisa tidur dengan lelapnya?” tanya Zico dengan dinginnya.Nara menunduk, sebenarnya ketika memikirkan masalah antara papanya dan keluarga Zico. Dia tidak sadar bahwa dia ketiduran. Tapi, Nara kembali melihat sekelilingnya, bukankah dia semalam ada di sofa? Kok tiba-tiba dirinya terbangun di atas tempat tidur? Apa mungkin Zico yang memindahkannya ke sini? Eyyy tidak mungkin, seorang Zico mau memindahkan gadis yang di bencinya ke tempat yang lebih nyaman? Dia mungkin memang akan melakukannya tapi bukan memindahkan ke

  • Married With the Devil   Bab 63. Kenyataan Tak Terduga

    Zico masuk ke ruang kerjanya. Saat ini pikirannya tengah sangat kacau, dia kembali mengingat pembicaraannya dengan dokter yang merawatnya tadi. 1 jam yang laluDokter jiwa bernama Rifky itu membawa Zico ke ruangannya. Seperti yang tadi dia katakan pada Zico, bahwa ada yang ingin dia beritahukan padanya.Rifky mempersilakan Zico untuk duduk di kursi yang sudah ada di ruangannya, sedangkan Jo berdiri dengan setianya di samping Zico. Saat Rifky duduk di kursinya, terlihat raut penyesalan dari wajah dokter Rifky ketika dia hendak menyampaikan apa yang ingin dia katakan.“Ada apa dokter Rifky?” tanya Zico.Dokter Rifky menaruh kedua tangannya di atas meja kerjanya, dia menautkan kedua tangannya itu satu sama lain. Dia takut, apa yang akan dia sampaikan ini bisa membuat Zico marah dan itu akan berbahaya untuknya. Di negara ini, siapa yang tidak tahu Zico Alexander Tan, orang yang berkuasa. Dan siapa pun takluk padanya. Dia memiliki tangan kanan hebat yang setia padanya seperti Jonatha

  • Married With the Devil   Bab 62. Aku Akan Membuktikannya!

    Namun, tiba-tiba tatapan itu kembali menajam. Terlihat kebengisan yang sangat jelas dari ekspresi itu. Zico mengangkat tangannya dan menjepit pipi Nara dengan sangat kuatnya. “Kau pikir, siapa yang membuatnya menjadi seperti itu, hah?!” tanyanya dengan nada marah. “Papamu, papamu yang melakukannya. Jika dia tidak menghancurkan keluargaku dan membuat papaku bunuh diri, dia tidak akan menjadi seperti ini. Dan dia juga tidak akan membenciku! Dia tidak akan mengusirku, dia tidak akan membuangku. Kau pikir ini ulah siapa? Ayahmu yang membuat ini semua, dan putrinya sekarang ingin menenangkanku? Tidak kah menurutmu ini lucu. Jawab aku? Bukankah ini lucu?!” tanyanya dengan marah.Nara membelalakkan matanya saat melihat Zico yang dipenuhi dengan amarah. Tapi kemarahan ini berbeda, dia memang marah bahkan sangat marah. Tapi mata itu, terlihat sangat jelas dari mata itu bahwa dia juga menahan luka yang sama besarnya dengan kemarahannya. “Aku ... aku hanya ingin menenangkanmu saja,” ujarnya d

  • Married With the Devil   Bab 61. Kau Pikir Ini Ulah Siapa?!

    Dengan masih merasakan perasaan terkejut, Nara semakin mendekati Haruna yang memang sedang tertidur karena pengaruh obat penenang. Nara kembali memandang intens wajah dari wanita di hadapannya itu. Menurutnya wajahnya tidak banyak berubah, dia masih terlihat sangat cantik sama seperti yang ada di foto itu, yang berubah hanya dari kulitnya saja yang terliat menua. Memangnya siapa yang bisa merubah faktor usia, jika usia bertambah maka kedewasaan juga bertambah termasuk semakin menuanya kulit.Tapi, walaupun begitu Nara mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh Haruna, kecantikan alami yang luar biasa. Sekarang Nara mengerti, dari mana Zico memperoleh ketampanannya yang luar biasa itu.Tanpa sadar tangan Nara terangkat, di dalam hatinya dia sangat ingin menyentuh puncak kepala dari Haruna, karena walau bagaimanapun Haruna tetaplah ibu mertuanya. Walaupun dirinya dan Zico menikah karena paksaan. Tapi, ibu mertuanya ini tidak salah. Bahkan tidak tahu apa pun yang terjadi antara dirinya da

  • Married With the Devil   Bab 60. Jawaban Kedua

    Melihat Zico memasuki bangunan itu, Nara juga ingin mengikutinya. Namun, saat dia melihat ke sekelilingnya dia pun menyadari bangunan apa ini. “Ini, ini kan rumah sakit jiwa,” gumamnya, “kenapa? Kenapa Zico ke sini? Siapa yang sedang di rawat di sini?”Merasa sangat penasaran, Nara juga mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit jiwa itu. Dia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga jarak dari Zico dan Jo. Karena dia tidak mau sampai Zico maupun Jo menyadari kehadirannya.Nara menghentikan langkahnya, saat melihat Zico dan Jo juga berhenti. Terlihat mereka yang sedang berbicara dengan seorang pria yang memakai jas dokter. Sepertinya pria itu adalah dokter yang mengurus orang yang saat ini ingin Zico temui. Tapi siapa, siapa orang yang ingin Zico temui di sini. Rasa penasaran Nara semakin memuncak, dia sangat ingin tahu siapa orang yang dirawat di sini dan ingin Zico temui. Apakah itu ada hubungannya dengan jawaban dari pertanyaannya?Nara kembali melanjutkan langkahnya, saa

  • Married With the Devil   Bab 59. Mengikuti Zico

    Nara memberhentikan larinya tepat di hadapan Zico. Dia mendongak dan memandang Zico dengan lekat. “Tuan, bolehkah saya pergi keluar?” Izinnya.Zico mengernyit sesaat setelah mendengar permintaan dari Nara. “Tidak boleh!” jawabnya tegas.Nara langsung tersentak, setelah mendengar jawaban pasti dari Zico. “Kenapa?” tanyanya lagi.“Karena kau pasti sedang mencari kesempatan untuk melarikan diri,” jawab Zico.“Tidak, aku sungguh tidak akan melarikan diri. Bukankah aku sudah berjanji padamu. Kalau aku tidak akan pernah melarikan diri lagi.”“Ucapanmu tidak bisa kupercaya,” ujar Zico.Nara merasa sangat kesal dengan pria di hadapannya ini, kenapa dia sangat takut kalau dirinya akan melarikan diri. ‘Apakah dia sangat tidak rela kalau tidak menyiksaku. Atau jika aku melarikan diri dia tidak bisa membunuhku,’ batinnya. “Percayalah padaku, aku hanya ingin keluar sebentar. Aku ingin menikmati udara segar di luar. Aku bersumpah, aku tidak akan melarikan diri.” Dengan sekuat tenaganya Nar

  • Married With the Devil   Bab 58. Kelabakan

    Di pagi hari, Nara terbangun dari tidurnya. Dia langsung terduduk dan melihat ke arah jam dinding. Dia menghela nafas leganya saat melihat waktu masih menunjukkan pukul 07.30 pagi. Dia takut kesiangan karena sepanjang malam dia tidak bisa tidur.Nara bertekad, dia tidak mau tertinggal informasi tentang kepergian Zico dan Jo yang akan ke suatu tempat yang terbilang misterius karena bahkan mereka tidak berbicara tentang tempat itu di telepon dan hanya mengatakan waktu kepergian mereka saja.Nara berdiri dan merapikan kembali alas tidur yang dia gunakan. Dia melihat ke arah tempat tidur. Tapi ternyata Zico sudah tidak ada di sana. “Ke mana dia? Apa sudah berangkat. Tapi ini masih pukul 7.30. Apa mungkin mereka mengubah waktunya. Ini gawat, aku harus bagaimana? Lebih baik aku mandi dulu sekarang dan setelah itu kembali mencarinya, mungkin saja dia sedang olahraga dulu atau semacamnya,” gumamnya.Nara pun bergegas pergi ke kamar mandi. Namun saat membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba Nar

  • Married With the Devil   Bab 57. Rasa Penasaran Nara

    Nara hanya duduk di kamarnya, dia memutuskan untuk tidak makan malam. Dia lebih memilih memikirkan bagaimana rencananya selanjutnya. Saat ini Zico sangat marah padanya dan sepertinya tidak akan mudah untuk membujuknya. Padahal dia baru saja ingin bersikap baik padanya untuk mencari petunjuk darinya, tapi karena insiden tadi pagi. Akhirnya semuanya menjadi gagal dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana.“Sepertinya dia benar-benar marah, bagaimana ini? Jika dia semarah ini, akan sulit untuk mendekatinya. Dan rencanaku pasti akan gagal,” gumamnya.Satu jam berlalu, dua jam berlalu, empat jam pun telah berlalu. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Tapi Zico belum juga kembali ke kamar. Nara masih setia menunggunya untuk kembali ke kamar. Karena dia masih berpikir bahwa Zico akan marah, kalau dirinya tidur lebih dulu. Ya, walaupun memang seperti itu sih kenyataannya.Ceklek, Nara langsung melihat ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbuka. “Tuan,” ujarnya se

  • Married With the Devil   Bab 56. Apa yang Mereka Bicarakan?

    Nara masih sibuk dengan dunia halunya. Ya, dia saat ini masih membaca buku-buku novel yang dia temukan di perpustakaan Zico. Sebenarnya Nara masih tidak mengerti, kenapa di perpustakaan pribadi Zico terdapat buku-buku novel romantis yang memang bisa dibilang buku-buku ini sangat terkenal di kalangan para peminat buku novel romantis. Tapi, yang lebih anehnya lagi. Kenapa Zico tidak tahu keberadaan buku-buku ini di perpustakaannya. Buktinya dia kemarin mengejek salah satu buku novel yang hendak Nara baca.Tok tok. “Nona, ini sudah sore. Mungkin sebentar lagi Tuan akan pulang,” ujar Melly yang mengingatkan Nara, bahwa mungkin sebentar lagi Zico akan pulang.Nara yang mendengar ketukan pintu dan suara Melly pun langsung tersadar, dia melihat jam tangannya. Ternyata sudah pukul 6 sore, Melly benar. Sebentar lagi Zico mungkin akan pulang. Nara pun membereskan semua buku-buku yang tadi dia bawa. Dan menaruhnya kembali ke tempatnya semula.Setelah itu, Nara berjalan ke arah luar perpustaka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status