Share

51. Kejar-kejaran

Author: Aloegreen
last update Last Updated: 2025-08-02 18:10:49

Pukul delapan pagi tepat sebelum semua orang melakukan aktivitas. Beruntung Nayla tidak terlambat ke kantor.

"Huft, untung aja aku nggak telat." ujar Nayla setelah duduk di meja kerjanya.

Menyalakan komputer sambil memilah beberapa surat, tiba-tiba senyumnya terukir manis seperti gula.

Nayla segera menggeleng dan menggigit bibir bawahnya.

"Bodoh! Kenapa aku bodoh banget?! Kenapa aku ngelakuin itu ke dia? Argh, bodoh, bodoh, bodohnya aku!" cicit Nayla yang terlihat seperti orang gila, tetapi tidak dapat didengar oleh siapapun.

Tangannya dipaksa sibuk bekerja agar melupakan kejadian singkat tadi pagi di dapur. Gara-gara itu mereka hampir telat bekerja. Namun, sayang sekali hatinya terlalu payah. Nayla tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

"Huuu, aku tidak bisa melupakannyaaaa!" pekik Nayla mencicit seperti anak burung yang baru lahir.

Dia sembunyikan kepalanya di tangannya yang terlipat di deoan komputer.

Tak sadar kalau dirinya sedang menjadi pusat perhatian semua orang sejak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Married to My Childhood Friend   58. Datang Tanpa Terduga

    "Shaka, kok, aku ngerasa cewek-cewek di sini pada ngelihatin kamu?" bibir menekuk sambil melirik setiap wanita yang curi-curi pandang pada suaminya. "Aku, 'kan, ganteng," dengan tenang Shaka berkata demikian. Sebenarnya Nayla ingin mengomel, tetapi Gilang sudah datang dan menghampirinya bersama Vira. Bahkan Vira sampai membawa anak beserta suaminya. Shaka secara tegas dan gentle langsung menyapa dan berjabat tangan dengan suaminya Vira. "Hai! Kalian lama banget datengnya. Kita nungguin dari tadi tau. Kamu bawa anakmu juga? Halo, Cantik! Apa kabar? Ih, lama nggak ketemu!" Nayla protes ke Gilang dan tersenyum manis saat menggoda anak perempuan di gendongan Vira yang berusia satu tahun. Bocah itu tersenyum saat Nayla menyapanya. "Selamat malam!" kata Shaka ala laki-laki ketika berjabat tangan. "Selamat malam! Ternyata kamu suaminya Nayla. Vira sering cerita soal kamu yang katanya sangat tampan seperti aktor. Ternyata aslinya memang tampan. Aku akui itu," kata suami Vira seraya mel

  • Married to My Childhood Friend   57. Gagal Fokus

    Karena mulut Nayla yang mudah kepancing, Shaka menjadi menganggap ucapan Nayla serius. Malam ini laki-laki itu mondar-mandir di depan televisi sambil menggaruk tengkuknya, menunggu Nayla keluar kamar karena habis mandi. Nayla pun keluar dengan pakaian biasanya. Shaka langsung kelagapan. Tentu saja Nayla merasa heran dengan gerak-gerik Shaka. "Kamu nungguin aku?" tanya Nayla santai. Shaka justru meringis dan mengangguk. Nayla semakin bingung karena jarang-jarang temannya itu tersenyum kelihatan giginya. "Aku belum ngantuk, nih. Pengen ngemil, tapi makan apa, ya?" Nayla hendak menuju dapur. Namun, Shaka terlebih dulu membuka lemari es. "Kayaknya masih ada mie instan. Mau aku buatin?" tawar Shaka antusias. "Kenapa kamu semangat banget? Yaudah kalau kamu mau." Nayla beranjak ke sofa sambil menyalakan televisi. Setelah mie tersebut matang, Nayla bingung lagi karena Shaka hanya membuatnya satu mangkuk."Loh, kok, cuma satu? Kamu nggak mau?" kata Nayla. "Mie-nya tinggal satu," jawab

  • Married to My Childhood Friend   56. Undangan Pernikahan Rekan Sekantor

    Pukul delapan pagi di hari Minggu. Cafe sudah penuh dengan pengunjung. Beruntung Vira sudah memesan meja sehingga mereka masih kebagian tempat di tengah-tengah keramaian. "Kalian mau pesan apa? Aku yang traktir, hehe!" Gilang cengengesan. "Wah, beneran?! Kayaknya ada yang baru jadian, nih!" Vira langsung merebut kertas menu siap memilij semua yang dia suka. "Eits! Tapi jangan sampai kelewatan, dong. Ntar habis isi dompetku bagaimana?" Gilang merebut kertas menu milik Vira. Nayla terkekeh saja sambil memilih makanan. "Umm, okay, kalau gitu kita nggak akan tahan-tahan, ya. Mbak, permisi, mau pesan." Nayla melambai memanggil pelayan. Pelayan pun datang dengan ramah. "Aku pesan dimsum, siomay, donat lumer cokelat, dumpling, bakso goreng, mie pedas, tiramisu cake, cheese cake, volcano cake sama orange lava cake. Terus minumnya jus mangga, es jeruk, es teler, es teh tawar, sama air putih." Vira langsung ngegas memesan semua yang sudah dia tandai sejak awal sambil tersenyum bahagia.

  • Married to My Childhood Friend   55. Kopi dan Bintang

    "Ck, dasar sok keren! Sejak kapan kamu kepedean begini?" kekeh Nayla. "Sejak kamu mengubah haluan hidupku," jawab Shaka yang semakin membuat Nayla kehabisan cara berpikir. "Bisa-bisanya dijawab begitu. Okay, ubah topik pembicaraan sebelum kamu makin aneh dan meracau ke mana-mana. Soal Verlin, kamu pasti udah tau apa yang terjadi dengannya. Iya, 'kan?" tanya Nayla dengan sedikit nada serius. "Iya, aku tau." Nayla menyelidik senyum yang tidak berubah di wajah Shaka. "Kamu nggak mau nengokin dia?" tanya Nayla lagi. Senyum Shaka pun pudar, "Dan membuat hatimu sedih?" "A-aku nggak masalah, kok. Sebelumnya juga aku nggak masalah setiap kali kamu masih berhubungan dengan Verlin," kata Nayla santai. Shaka menoleh sesaat, "Meskipun aku menjenguknya, itu hanya akan membuat traumanya dan traumaku menjadi lebih dalam. Akan lebih baik kalau dia memiliki banyak ruang untuk istirahat dan berpikir. Bagaimanapun juga dia bukan orang jahat." Kala memori masa lalu terulang dan bersentuhan denga

  • Married to My Childhood Friend   54. Breaking News

    "Sekarang kalau misalkan kamu mau berhenti kerja aku nggak apa-apa, kok. Aku malah seneng biar bisa lihat kamu di rumah terus," goda Shaka. "Enak aja itu aku nyarinya susah payah. Meskipun aku udah jadi istrinya orang kaya aku nggak mau berhenti kerja, weeekkk!" Nayla menjulurkan lidahnya. "Haha, emang gitu? Istriku?" goda Shaka lagi. Mulut Nayla terbuka selebar gua. "Shaka, kamu jadi alay banget." Nayla geleng-geleng kepala."Sama kamu ... jadi apapun akan aku lakukan." Shaka berkedip sebelah mata. Nayla ingin menyerangnya lagi karena tingkat salting yang dia tahan sekarang ingin meledak, tetapi seorang warga yang tidak dikenal tiba-tiba datang dan mengusir mereka karena mengira mereka sedang berpacaran di bawah lampu jalanan. Di sekitar jalan pulang mereka tertawa, berjalan saling beriringan dan lagi-lagi mereka lupa jam untuk pulang. Nayla merasa memasuki club Great Waterfall ada hikmahnya juga. Sepertinya hubungan di antara mereka jauh lebih baik dan semakin membaik. Keeso

  • Married to My Childhood Friend   53. Kisahku, Kisahmu, dan Nostalgia

    "Aku sudah pernah menceritakannya padamu sebelumnya jika aku mengalami masa-masa sulit setelah kamu pergi meninggalkanku. Ingin dengar lebih lanjut? Mungkin akan terdengar memuakkan karena ini kisah kelam dan merusak suasana romantismu," canda Nayla. Shaka terkekeh manis, "Ada aku di sini. Tenang saja." Perlahan Nayla jatuh dalam pundak Shaka. "Hidup miskin dan jauh dari kata cukup sederhana, aku selalu dihina dan dikucilkan. Ayahku mantan seorang narapidana sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan ibuku yang menjadi tulang punggung waktu itu hanya berjualan nasi di depan rumah. Karena itu sejak SMA aku memutuskan untuk bekerja paruh waktu. Berangkat sore pulang larut malam sembari sekolah. Begitu terus seolah siklus kehidupanku tidak berubah," dayu-mendayu angin malam mengiringi suara Nayla. Shaka memeluknya, membelai rambut kepala Nayla dengan pipinya. "Setelah kamu pindah ke Jakarta, tidak ada lagi yang menemaniku dan aku mulai mengurung diri dari lingkungan sosia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status