Home / Romansa / Married to My Childhood Friend / 79. Nayla Dikeroyok di Mall

Share

79. Nayla Dikeroyok di Mall

Author: Aloegreen
last update Huling Na-update: 2025-08-14 11:35:39

Satu bulan lebih satu minggu itu tepat di hari ini. Masalahnya hampir sama dan itu beruntun. Hanya saja Nayla sedang mengikuti acara promo skincare gratis di sebuah mall bersama Gilang dan ramai berbondong-bondong orang datang. Mereka bukan perempuan, melainkan pria. Semua menyerbu Nayla saling melempar tanya dan canda bahkan merayu tanpa ragu.

Tim promosi pun sampai bengong. Model yang digunakan pun merasa kalah saing sama Nayla. Bagaimana tidak mereka melihat Nayla seperti melihat wanita paling cantik di dunia.

Gilang serasa terpaku bumi kakinya tak bisa bergerak sedikitpun menyaksikan Nayla dikeroyok seperti ingin dilucuti masal.

"Ya Tuhan, aku nggak pernah tau Mbak Nayla bakal se-Charming ini di mall. Dia pakai pelet apa?!" desisnya sembari bergidik ngeri. Bulu kuduknya sampai merinding. Dalam sekali gerakan Gilang langsung menghubungi Shaka. Dia takut Nayla akan diculik dan pulang-pulang sudah compang-camping, "Halo? Halo, Mas Shaka. Mbak Nayla lagi dikeroyok di mall, tolong b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Married to My Childhood Friend   85. Hotel di Bekasi dan Nuansa Masa Lalu

    Laki-laki muda yang malang, dia menelan ludahnya susah payah di depan pasangan yang hampir mengamuk. "Aku tidak tau. Tiba-tiba ada yang mentransferku uang dan menyuruhku untuk mengganggu kalian. Aku hanya montir biasa yang baru belajar. Kebetulan bengkel di depan sana miliki saudaraku. Aku dan teman-temanku sedang belajar darinya. Karena kami sudah mendapatkan uang tentu saja kami lakukan keinginan dia. Diam-diam kamu membuat ban mobil dan motor kalian bocor dan setiap saat menebar paku di jalanan supaya banyak pengendara yang mengalami hal yang sama sehingga bengkel kami ramai, bengkel yang lain juga ramai. Sudah begitu ... harus menggodamu juga. Siapa yang tidak mau menggoda wanita. Apalagi secantik Bibi," ujar laki-laki itu. "Bocah kurang ajar! Kamu masih merayu istriku?!" Shaka hampir menamparnya dan laki-laki itu bukannya takut malah memberi tatapan sinis, "Lakukan apa yang kamu mau, Paman. Aku hanya berkata jujur." Rahang Shaka bergetar karena giginya mengetat. Dia menahan di

  • Married to My Childhood Friend   84. Penculikan Sukses

    Nayla menceritakan apa yang dia ceritakan ke Vira kepada Gilang. Hanya persoalan tentang cowok yang terus tanpa henti menggoda Nayla seolah mereka terpesona. Nayla cukup sadar diri, dia tidak secantik itu sampai mampu menghentikan mata dan napas pria."Itulah yang terjadi." desah Nayla lelah. "Oh ... nggak heran waktu di mall kamu dikeroyok banyak cowok. Ternyata begitu. Lumayan merepotkan juga." Gilang mengelus-elus dagunya."Kuajak dia ke Bandung buat eksperimen dan ternyata dia malah dikejar-kejar. Shaka marah. Aku sampai takut lihatnya. Padahal dia cuma bilang ... ayo pulang. Ih, itu udah buat aku merinding, lebih mengerikan daripada ajakan perang." Vira mengusap kedua lengannya. "Terus rencana kalian apa?" Gilang menatap Nayla penasaran. "Kami mau nangkap salah satu dari mereka. Bikin dia kapok. Interogasi mereka sampai ngaku, apa alasan mereka ngelakuin ini." mata Nayla memicing. Gilang dan Vira saling bertukar pandang. "Eee, jangan-jangan itu ulah Verlin lagi. Dia selalu n

  • Married to My Childhood Friend   83. Memancing Lewat Pesona

    Bibir merah merona. Kelopak mata gelap membawa aura kematian. Bulu mata hitam lentik dan rambut yang terurai lurus sempurna. Nayla memakai jas hitam, sepatu hitam, dan kuku pun dicat hitam. "Pufftt!" Shaka menahan tawa melihat istrinya dari belakang. "Eh, eh, ngapain kamu ketawa?" Nayla menoleh tak terima. "Ehm, kamu kayak penyihir jahat, bukan kayak wanita penggoda," jawab Shaka jujur. "Hah?! Aku udah effort dandan dari subuh begini buat narik para otak bego itu tau. Di matamu aku malah kelihatan kayak nenek sihir?" sudut bibir Nayla berkedut. Shaka terus membekap mulutnya hingga akhirnya tak bisa menahan tawa. Wajah Nayla merah dan kamar penuh dengan gelak tawa Shaka. Dia mengomel tak henti-henti sampai memukuli Shaka dengan berbagai alat Make Up dan bahkan lempar bantal, tapi semua itu dapat Shaka hindari dengan mudah. Laki-laki itu asik melenggang pergi terlebih dahulu. "Jangan lupa kabari aku apapun yang terjadi." kata Shaka sebelum menghilang dari pintu. Lemparan terakhi

  • Married to My Childhood Friend   82. Malam di Bandung

    Nada serius menyelimuti pembicaraan mereka. Suara jangkrik yang awalnya mendominasi kini cukup menjadi musik malam dan Shaka menatap Nayla lagi. "Ini terjadi setelah kamu selesai membalaskan dendamku," lanjut Nayla. Shaka mengernyit. Ketika Nayla menatap kosong di halaman luas tepi jalan di depan mereka, Shaka pun berpikir hal yang sama. "Sejak itu ... awal mula ditandai dengan ... orang yang bunuh diri di apartemen waktu itu. Kamu ingat?" Nayla melirik Shaka. Shaka terkejut Nayla masih mengingatnya, "Aku ingat." mengangguk pelan. "Habis itu kita kayak diteror sama apes. Seolah-olah itu murni apes dan bukan ulah orang lain." Nayla tertawa ringan di saat bicara, "Kayaknya aku tau siapa orangnya." Shaka tersentak, "Siapa?" Nayla menoleh, "Abraham Simon, dia pemilik hotel, mantan bos aku waktu aku kerja paruh waktu di sana." Shaka terkejut lagi. Dia tidak pernah memikirkan nama itu. Dia bahkan tidak tahu, "Kenapa kamu bisa yakin kalau dia orangnya?" Nayla menggeleng, "Aku juga n

  • Married to My Childhood Friend   81. Gangguan Si Pria Berpayung

    "Nayla, Shaka jemput kamu, tuh." bisik Vira ketika mereka hendak pulang. Nayla menganga melihat Shaka sedang berdiri di samping mobilnya di pinggir jalan. "Astaga! Ngapain dia ke sini? Udah kubilang nggak usah ikut malah nyusul," desis Nayla kesal, tapi pipinya memerah. Vira terkikik, Bilang aja kamu seneng supaya bisa ngadu lebih awal, 'kan? Halah, aku tau sifat kamu." Pipi Nayla lebih memerah, "Enggak, ya." Mereka sudah hampir menyeberang jalan untuk menghampiri Shaka, tetapi tiba-tiba turun hujan. Mereka kebasahan dan tidak jadi menyeberang. Jalanan terlalu ramai dan tidak ada tempat berteduh di sana. "Akhirnya mendung dari tadi menghunuskan pedangnya juga. Kita kebasahan, gawat kalau besok batuk pilek pas kerja." Vira menutupi kepalanya dengan tas. Nayla celingukan mencari pohon besar. Jangankan pohon di tepi jalan itu, tempat duduk kecil saja tidak ada. Sangat gersang dalam balutan mendungnya langit senja. Pandangannya mengarah ke Shaka. Seakan mereka saling memahami satu

  • Married to My Childhood Friend   80. Kulineran di Bandung

    Vira belum menyaksikannya sendiri dan dia semakin penasaran, "Nayla, aku punya ide. Semua pria aneh yang ngejar-ngejar kamu ada di lingkungan rumah sama kantor, 'kan? Gimana kita ke luar kota buat ngebuktiin apakah kamu masih dikejar-kejar para cowok kalau jauh dari rumah." Nayla menatap Vira sambil menimang, "Masuk akal juga. Boleh dicoba." Minggu adalah hari yang ditentukan. Cuaca sedang tidak bersahabat. Mendung, angin, dan guntur meneror sejak pagi, tapi tidak ada tanda-tanda air turun dari langit. Bandung adalah lokasi yang dipilih. Mereka liburan dan menghabiskan hari di sana, tapi tidak Nayla sangka Vira justru mengajaknya ke tempat kuliner untuk menjelajahi segala jenis kuliner di Bandung. "Woah, banyak banget makanan di sini. Aaa, aku mau itu! Yang itu, itu, dan juga di sana. Haha, nggak sia-sia aku keluar kandang." Nayla kegirangan dan Vira membuka kipas kertas di tangannya puas, "Hahaha, benar, 'kan, apa kataku. Kamu puas, Nona? Silahkan nikmati semua yang kamu mau. Tap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status