공유

DELAPAN BELAS

Tapi toh selama ini Adam tidak pernah berdusta padanya. Ya, pria itu memang pernah menyakiti hatinya, tetapi tidak pernah berdusta. Sekalipun. Ruby bisa memastikan itu setelah delapan tahun bersama.

Terlalu lama dalam lamunan, ia tak sadar wajah Adam terlalu dekat dengan wajahnya. Ia dapat merasakan napas yang menyapu poni kecilnya. “You’re confused, Darling. Pulanglah, pikirkanlah.”

Adam bangkit dari duduknya dan meraih coat-nya dari gantungan dekat pintu depan. “I’ll take you home,” katanya pada Ruby.

Malam itu mereka tidak langsung pulang. Entah siapa yang merujuk ke Franklin Bar duluan, mereka sudah duduk di bar, dengan wine di tangan masing-masing, gigi putih yang dipamerkan, mata yang menyipit, dan gelak tawa yang menyertai mereka. Teringat pada masa-masa lalu mereka.

Ada kalanya Adam tertidur ketika mereka menonton film romantis yang penuh dengan air mata, dan ia mengelak fakta

잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status