共有

SEPULUH

作者: Kireina76
last update 最終更新日: 2021-08-19 17:29:39

Attar tidak ingin malam ini berakhir terlalu cepat. Di depannya, berdiri seorang wanita cantik bak bidadari tengah bernyanyi dengan suara merdu. Heran, mengapa perempuan itu masih bertahan menjadi bukan Beyonce, dengan kualitas suara sebagus itu!

Ia melirik gelas wine yang masih terisi penuh. Ya ampun. Suara Ruby benar-benar mengalihkan dunianya. Attar tidak bisa membayangkan seperti apa kehidupannya setelah menikah dengan perempuan itu.

Perempuan cantik memang banyak, tapi tidak ada yang seperti Ruby. Cantik, pintar, dan berani. Attar menganggap kekasaran perempuan itu sebuah keberanian. Maklum, tidak ada yang pernah sekasar itu pada Attar Hardana.

Dibesarkan di keluarga yang memiliki kekayaan berlimpah, dianugrahi otak yang jenius, itu sudah cukup bagi Attar. Dari SD sampai SMA ia selalu meraih ranking satu. Ketika lulus dari Stanford, ia juga mendapat predikat maxima kum laude. Untuk seseorang sesantai dirinya, itu sudah lebih dari cukup. Dan sekarang… ia akan diberikan seorang istri yang sangat cantik. Bukan hanya cantik, di matanya Ruby adalah sosok yang sempurna.

Dan untuk pertama kalinya, ia merasa bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan padanya.

“Kamu melamun?”

Sadar-sadar Ruby sudah duduk berhadapan dengannya. Attar tersenyum. “Kamu hanya dikontrak satu jam saja? O, please!”

“Ya, dan kurasa orang-orang di sini juga tidak terlalu menikmatinya.” Ruby memanggil pelayan dan memesan bir.

“Kamu terlalu rendah diri, Nia. Mengapa tidak mencoba  international singer seperti Anggun?”

“Anggun C. Sasmi maksudmu? Hah, aku tidak memiliki kualitas seperti dirinya. Dia terlalu hebat. Dan aku tidak memiliki karakter yang khas.”

“Kamu tidak memiliki karakter yang khas?” Salah satu alis Attar terangkat. “Kasar, nakal, pemabuk, itu bukan karaktermu?”

“Maaf—kurasa?” Ruby tersenyum, bersalah. “Kasar, nakal, mungkin itu diriku. Tapi pemabuk? Aku sudah kebal dengan segala minuman keras, Attar. Ingin kubuktikan?”

Attar menyipitkan matanya. “Aku percaya kamu bersungguh-sungguh dengan ucapanmu, Nia.”

“Attar.”

“Ya, Ruby?”

“Aku ingin bertanya padamu. Ketika kita berada di Madison Avenue, aku sempat merenung. Apakah kamu sungguh-sungguh ingin menikah denganku? Kamu tidak usah menjawabnya sekarang.”

“Kamu tidak sedang melamarku, kan?”

“Hanya bertanya saja. Aku sudah melihat riwayat hidupmu di Wikipedia, dan..” Ruby menunjukkan dua jempolnya, dan mengedipkan salah satu matanya. “Kamu keren. Kamu membuat program beasiswa untuk anak-anak yatim-piatu yang berprestasi. Selain itu aku juga melihat artikel mengenai kegiatan sosialmu. Aku tidak menyangka..”

“Orang brengsek sepertiku bisa memiliki hati yang baik?” Attar melengkapi kalimat itu untuk Ruby. “Terus terang di balik kebaikanku ada alasan tertentu. Salah satunya, aku adalah pria lajang yang tidak tahu harus menghabiskan uang untuk apa selain berbagi untuk kaum yang tidak mampu. Daripada menghabiskan uang untuk membeli mobil mahal yang tak puguh, lebih baik kumanfaatkan untuk orang yang lebih membutuhkan.”

“Benarkah? Kalau kuingat, kamu yang memakai mobil Maybach pada saat ultahku yang ke tujuh belas, kan?”

Oh, kalau menyangkut barang mewah, kamu selalu tahu ya, Cantik? Attar teringat pada saat yang dimaksud Ruby. Saat itu ia berusia dua puluh satu tahun dan baru saja mendapat hadiah dari kakeknya karena berhasil lulus dari Stanford kurang dari empat tahun. Tidak heran ia memamerkan hadiah yang diperolehnya ke pesta-pesta sosialita, termasuk saat pesta ulang tahun adik Edo. Karena pada saat itulah orang-orang akan bertanya, “Kok bisa ya umur semuda dia bisa punya mobil semewah itu?” Dan yang lain akan menyahut, “Dia kan baru saja lulus dari Stanford!” Entahlah, mungkin terdengar takabur, tapi ada kepuasan tersendiri untuk Attar mendengarnya.

“Aku senang kamu masih mengingatku, di masa lalu,” sahut Attar.

“Tentu saja aku mengingatmu. Bagaimana tidak? Semua teman-temanku yang tadinya suka sama Edo jadi suka padamu, Attar. Bahkan tak kurang dari mereka mendesakku untuk mendekatkan mereka padamu. Tapi aku sih ogah. Kalau sudah cinta, nggak perlu deh pakai mak comblang segala!”

“Apakah kamu dulu juga menyukaiku?”

“Aku? Suka kamu?” Ruby menggeleng. “Saat itu hanya Adam yang aku idamkan. Maaf, sebenarnya pada malam di Delmonico’s aku sudah mengenalimu, tapi aku sedikit ragu karena Attar yang kukenal dulu beda dengan yang kulihat sekarang.”

“Sekarang aku bajingan, kan?”

Sekali lagi Ruby menggeleng. “Bukan maksudku menganggapmu bajingan. Dulu aku menganggapmu seperti Edo. Tapi sekarang…lain. Kamu berubah menjadi pria yang matang dan playboy, itulah yang kulihat sekarang. Apakah kamu sudah tahu, di F******k ada group yang namanya Attar Hardana’s Haters? Aku baru saja melihatnya dari G****e. Di sana banyak perempuan yang patah hati karena tweet mereka di Twitter tidak pernah dibalas olehmu.”

Kini giliran Attar yang tergelak. “Oh, benarkah? Hanya karena itu kamu menganggapku playboy?” Attar berdecak tak percaya. “Kalau aku memiliki lebih dari satu kekasih, bolehlah kamu menganggapku begitu, Ruby.”

Ruby mengangkat bahu, tak lama kemudian pelayan mengantarkan bir pesanannya. Ia membuka kaleng bir itu dan meneguknya perlahan. “Aku ragu kamu bisa membuatku lupa dengan Adam dalam waktu seminggu.”

“Kenapa?” tanya Attar penasaran. Ya ampun, apakah itu karena dirinya yang tidak bisa sehangat Adam, sehingga perempuan itu belum bisa melupakan pria workaholic itu?

“Kukira kamu bisa melakukannya kurang dari tujuh hari, Attar.”

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Married to the Bad Guy   EPILOG

    “Bagaimana dengan kontrak itu? Ketika kamu bilang mengenai lamaran itu, aku teringat pada kontrak itu.” “Curse the contract. Kamu tidak akan meninggalkan suamimu yang satu ini, kan?” Attar terus mencium, menggigit, leher serta bahu istrinya. “I will never give up on you, Rubiniaku. You’re the light of my life, I love you so much. Way too much.” “Attar, katakan dulu apa yang terjadi dengan kontrak itu.” Ruby membalikkan tubuhnya dan menatap suaminya dengan penuh tuntutan. “Apa yang kamu lakukan dengan perjanjian itu?” “Well, aku tidak peduli dengan perjanjian itu. Kakekmu juga sudah tidak ada, bukan? Bahkan notaris yang menyaksikan perjanjian itu sudah pergi juga. Dan aku.” Attar terdiam sejenak. “Aku tidak perlu kontrak atau jaminan apa pun untuk memilikimu dan anak-anak.” “Benarkah?” “Mau taruhan? Sebelumnya, aku ingin tahu apakah aku masih kuat menggendongmu atau tidak.” Dengan tubuhnya yang kekar Attar ma

  • Married to the Bad Guy   SERATUS TUJUH PULUH DELAPAN

    ItaliaPemuda dengan memakai kemeja kotak-kotak menggandeng gadis kecil berambut panjang. “Papa!” teriak gadis kecil itu.“Miriam!” Attar menghampiri putri kecilnya dan menggendongnya. “Bagaimana jalan-jalannya dengan Kak Eda?”Tujuh tahun berlalu begitu cepat. Attar bersyukur, dengan kesehatannya yang semakin membaik, dan di usianya yang menginjak empat puluh, ia mendapat semuanya—anak-anak yang cantik dan tampan yang pintar—istri yang begitu sabar menghadapinya. Kehidupannya sangat sempurna tujuh tahun terakhir, setelah puluhan tahun sebelumnya ia habiskan dengan kebohongan dan kemarahan yang tak terkendali.Attar menamakan anak keduanya Miriam. Sebagai tanda hormatnya pada sang nenek yang sudah lama pergi. Nenek yang dicintai kakeknya, yang akan selamanya Attar kenang akan kebaikan sang kakek semasa hidupnya.Sebelum meninggalkan Hardana Land dan tinggal di Singapura, Attar melakuk

  • Married to the Bad Guy   SERATUS TUJUH PULUH TUJUH

    “Kata Tante Nina, Oom Attar tidak bisa bawa yang berat-berat dulu sejak serangan kayak Kakek.”Anak kecil tidak mungkin berbohong. Agar tidak membahas lebih lanjut, Attar bangkit dan mengajak istrinya untuk ke kamarnya yang berada di lantai yang sama. Sebelumnya ia menitip pesan pada Eda untuk menemani Kakek Malik dan Nenek Lenny di sana.Ketika Attar mendorong kursi roda istrinya ke kamar, sosok Kakek Gun dan keluarga Adiwangsa lainnya muncul. Mereka menjelaskan bahwa di luar macet sekali hingga Kakek Gun harus naik helikopter dari Menara Adiwangsa yang lokasinya tak jauh dari rumah.Kakek Gun meminta Ruby untuk beristirahat dulu sementara keluarga Adiwangsa menjenguk Hasyim. Ruby menolak, namun tak punya pilihan karena Edo dan Shera ikut mengkhawatirkan keadaannya.Begitu sampai kamar Attar membantu istrinya untuk bangun dan berbaring di tempat tidur. Dipastikannya kepala istrinya sudah nyaman dengan bantalnya. Kemudian ia duduk di tepi temp

  • Married to the Bad Guy   SERATUS TUJUH PULUH ENAM

    “Kakek saya tidak pernah terlihat sakit.”“Anda pun juga begitu. Tapi Anda pernah serangan juga, bukan?” Dokter Prapto, dokter yang sama yang menangani Attar ketika ia dirawat. “Sekarang temuilah anggota keluarga yang lain di lorong, Pak Attar.”Dengan lemas Attar keluar dari kamar kakeknya. Di lorong sudah ada semua anggota keluarga Hardana, termasuk dari keluarga menantu. Adam, Fariz, dan sepupu yang lain memeluknya, memberi semangat padanya.Attar menghampiri istrinya yang duduk di atas kursi roda di pojok sebelah ibunya. Sebelumnya Attar memeluk mama-papanya, dan meminta Eda untuk mendoakan kakek buyutnya agar cepat sembuh.Ia duduk di kursi yang paling dekat dengan istrinya. “Bagaimana ceritanya? Kata Pak Mahdi dia serangan di kamarmu.”Ruby mengangguk. “Kakek mengakui semuanya di depanku.”“Apakah kamu menyakitinya?”Mata Ruby menyipit. Apakah suaminya berni

  • Married to the Bad Guy   SERATUS TUJUH PULUH LIMA

    “Kakek Hasyim,” kata Ruby. “Ada perlu apa kemari?” Tidak perlu bertanya sebenarnya. Ia tahu apa yang ingin dikatakan kakek. Mengenai hubungan mereka yang sebenarnya. Tapi Ruby tidak tertarik. Yang diinginkannya adalah menemui Attar, membahas jenis kelamin bayinya.“Apakah Attar belum memberitahu bahwa aku…”“Kakekku? Sudah.”Ketenangan yang ditunjukkan Ruby membuat Hasyim terbelalak. “Kamu tidak marah atau benci padaku, Rubinia…”“Saya tidak punya pilihan, bukan,” jawab Ruby sinis. “Anda sudah mendapatkan apa yang Anda inginkan. Attar tidak dipenjara, dan saya telah menikah atas kehendak Anda.”“Ruby, saya tidak menyangka kamu berpikir seperti itu mengenai saya…” Hasyim mengira dirinya sudah baik pada cucunya yang satu ini. Ia telah lama berdiam diri dengan fakta yang ditelannya puluhan tahun. Dan reaksi Ruby adalah beban besar untuk

  • Married to the Bad Guy   SERATUS TUJUH PULUH EMPAT

    Armand memiliki temper yang sulit diduga. Ketika Edo masuk usia remaja, sikap Armand berubah pada putranya. Kasih sayang yang dulu disalurkannya pada anak-anaknya sirna begitu saja. Berganti dengan kemarahan karena anak-anaknya tidak ada yang menghargainya sebagai kepala rumah tangga, kebenciannya pada Gunawan yang tak pernah bersikap tegas padanya, bahkan seakan menunjukkan sikap tidak sayang pada anaknya dengan mendukung hubungan Armand dengan Hasyim.Hingga suatu hari Hasyim melakukan kesalahan.Dia tidak bisa mengekang dirinya untuk mengakui Armand. Pada acara open house Lebaran yang diadakan keluarga Adiwangsa, ia memanggil Ruby dengan sebutan yang tak biasa. “Hai, gadis kecil. Tidak salam pada kakekmu?”Ruby menoleh padanya dengan heran. Saat itu ia sudah remaja dan dia bukan cucu Hasyim. “Saya bukan Nina,” kata Ruby kikuk.“Tentu saja. Kamu Rubinia. Cucuku.”Percakapan mereka tidak berlanjut tatka

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status