Share

Married to the mafia
Married to the mafia
Author: Mxoxe

One

Saat itu Krystal baru saja pulang dari pesta tepatnya jam 2 malam. Krystal merasa bingung ketika melihat gerbang rumahnya terbuka begitu lebar ditambah banyak bodyguard yang terkapar di halaman rumah. 

"What happaned?" desis Krystal heran

Krystal memakirkan mobilnya sembarang mencari tahu apa yang terjadi. Dia berjalan beberapa langkah dari tempatnya melihat sekeliling rumahnya sudah berantakan sangat kacau.

"DASAR PEMBUNUH!!"  teriakan itu menggema sampai Krystal langsung berlari ke dalam rumah.

"DADDY?!!" Krystal memekik penuk keterkejutan saat melihat kedua orang tuanya di sandra oleh beberapa bodyguard. Wajah Araster sudah penuh darah bercucuran dan juga Ledora tak sadarkan diri di lantai.

Krystal langsung berlari mendekat Araster namun tubuhnya langsung dibekup oleh beberapa bodyguard.   

"Dont touch me bitch!!" sergah Krystal, meronta memberikan perlawanan.

"Krystal, run! Do not come here!" Araster berteriak agar putrinya tidak mendekat, sangat disayangkan Krystal sudah tertangkap.

"OH NOO..! DONT TOUCH HER! PLEASE LET HER GO!!" Araster memohon penuh ampun agar Krsytal bisa di lepaskan.

Seseorang bermata hanzel, bertubuh tinggi nan gagah itu menyeringai penuh kemenangan, dia benar-benar berhasil membuat musuhnya itu merengek ketakutan. Panggil saja dia, Evalio Dexter, CEO dari Dexter Company.

Evalio melangkah mendekat ke arah Krystal, gadis itu masih berusaha untuk melepaskan cengkraman dari para bodyguard dengan tatapan membunuh. Eval terlihat diam memperhatikan wajah mungil gadis itu. Membwa wajahnya mendekat pada wajah Krystal, bahkan Krystal biasa merasakan hembusan nafas Evalio terus menerus menghinggapi wajahnya.

"Siapa Anda? beraninya Anda melakukan ini kepada Mommy dan Daddy ku huh?!" pekik Krystal sangat marah.

Evalio tersenyum sarkas. 

"Pretty..." gumam Evalio. Krystal melengos saat wajahnya hampir disentu Evalio. "Dont fuck with me!" dengusnya.

Seketika dia  menjadi sangat tertarik dengan keberanian Kyrstal. Gadis itu sama sekali tidak menunjukan rasa takutnya sedikit pun.

Evalio tertawa lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam jasnya. 

"Bagaimana dengan ini?" Evalio mengarahkan sebuah pistol ke arah Araster. Tidak, tidak, dia tidak akan membunuhnya. Ini hanyalah permainan untuk membuat musuhnya bertekuk lutut kepadanya.

Krystal mengerang semakin kuat untuk lepas dari cengkramanya. "Bitch, don't do that!" hingga dia menangis sejadi-jadinya. "Please..hiks..." Evalio menyeringai, menurutnya ini sangat menyenangkan. Ia semakin gemas melihat gadis itu merengak. 

Evalio menyela rambut pirang Krystal. "Bagaimana mungkin seorang Araster mempunyai gadis secantik kau?" ujarnya.

"Jangan sentuh putriku brengsek!!" erang Araster tak terima putrinya disentuh. Seketika tangan Araster langsung dipelintir begitu keras dan hampir dipatahkan. "AAARRGGHHH!!"

"Diam atau ku bunuh istrimu?" Evalio menodongkan pistol ke arah Leodra. 

"Atau bahkan dia." Evalio membalikan pistolnya ke arah Krystal.

"Sudah ku bilang, ambil saja semua harta dan perusahaanku asal lepaskan mereka-" Belum sempat Araster menyelesaikan kalimatnya satu tembakan hampir saja mengenai kepalanya.

DOR! 

Hampir sekali itu mengenai kepala Araster namun Evalio sengaja memelesatkan sebagai tanda ancaman. 

"STOP!! aku mohon jangan lakukan itu hikss..." pinta Krystal dengan penuh harap. 

"Please..." Air mata jatuh di pipi semakin deras, ia menatap Evalio dengan tatapan memohon.

"Apa salah Daddyku? kenapa Anda melakukan semua ini?"

"Kau tanyakan sendiri pada manusia sialan itu, dia yang sudah membuatku marah dan murka," jawab Evalio sambil memberikan tatapan tajam pada Araster.

Krystal mengelak, "Tidak mungkin Daddyku berbuat jahat."

Evalio tersenyum miring, ia meringis tak menduga dengan gadis di hadapanya. Apa yang sudah diajarkan oleh Araster sampai gadis kecilnya terlihat sangat percaya denganya.

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika Daddymu dibunuh bahkan di depan matamu sendiri?" Kali ini Evalio sangat serius. Krystal harus tau kebusukan Araster yang tidak sebaik dugaanya. 

Evalio memang sangat menantikan momen seperti ini. Membalas dendam atas kematian Papahnya yang dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan saat Evalio masih berumur 10 tahun ia harus menyaksikan kejadian tragis itu.

"What..?" ujar Krystal dengan nada sangat lirih. Ia syok mendengarnya, benarkah itu? benarkah Araster melakukan itu?

Krystal langsung menoleh pada Araster. Ia menaikan kedua alisnya. "Really?"

 Araster menggeleng. "Not. Trust me..." Dia sangat berharap putrinya tidak mempercayai Evalio.

"Jangan pernah percaya padanya atau kau yang akan menyesalinya," timpal Evalio.

Dia menggeleng dengan linangan air mata. "I am trust you. I am trust you, Dad."

Plak!

Evalio menampar pipi Krystal, ia tidak terima kala Krystal tak mendengarkan ucapannya.

Araster berteriak. "Cukup!" 

Brak! Satu pukulan balok cukup membuat Araster hampir mati.

"Sudah ku katakan jika dia tidak sebaik yang kau kira, bodoh!" geram Evalio.

Tubuh Krystal gemetar, sekuat tenaga ia berusaha untuk benar-benar lepas dan membalas perlakuan Evalio padanya. Matanya tak sanggup lagi menyaksikan Araster terus disiksa bahkan untuk menjeritpun rasanya sudah tidak mampu lagi untuk Krystal lakukan.

"Dasar pria gila," umpat Krystal.

Rambut Krystal ditarik dengan kasar. Gadis itu dipaksa mendongak untuk menatap wajah Evalio.

"Ya, aku memang gila dan kau juga akan merasakannya sekarang," terka Evalio.

DOR!

DOR!

Evalio langsung menembak Araster. Mafia seperti Evalio memang tidak pernah ragu untuk menembak siapapun yang mengusiknya.

Krystal langsung menjerti, "NOO!! DADDY WAKE UPPLEASEE WAKE UP... HIKSS..."

Cet!

Krystal tak sadarkan diri kala sebuah suntikan menusuk punggungnya.

"Singkirkan kedua orang tua itu," pinta Evalio.

"Baik, Bos."

"Bawah gadis itu ke mobil."

"Siap, Bos."

Evalio membawa Krystal ke mansionya. Entahlah apa yang akan dilakukan pada gadis kecil yang tidak tau apa-apa itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status