Share

18. Biarkan Aku Pergi

"Mau kemana?" Bian menghadang Kiyara yang sudah menyeret koper dan mengenakan tas ranselnya.

"Pergi." Kiyara tidak ingin berpanjang-panjang menjawab pertanyaan Bian.

"Pergi kemana? Rumah kamu di sini, bukan di tempat lain."

"Ini bukan rumah Kiya lagi."

"Maksud kamu apa, Kiya?" Bian sudah mulai terpancing.

"Tidak ada apa-apa. Tolong biarkan Kiya pergi. Kiya sudah tidak ada tempat lagi di sini."

"Jangan bicara yang tidak-tidak. Kamu tetap di sini dan tidak boleh keluar sejengkal pun!"

Kiyara tertawa sumbang. Wanita itu menatap Bian dengan tatapan nanar. Bian merasa sangat asing dengan istrinya saat ini. Tanpa disadari Kiyara, bulir air mata sudah terbentuk di kedua sudut matanya.

"Kiya...." Bian melunak. Ia tersadar ketika buliran itu mulai jatuh membasahi pipi istrinya. Pria tampan itu berjalan mendekat. Tangan kanannya terulur ke depan berusaha menyentuh bahu Kiyara, tapi Kiyara dengan cepat menepisnya.

"Kiya..." Bian terkejut dengan sikap dingin Kiyara. "Ada apa? Apakah aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status