Share

19. Morning Kiss

Kiyara menggeliatkan tubuhnya. Matanya terasa sangat berat dan lengket. Ia membuka kedua matanya dengan susah payah. Diambilnya cermin kecil yang kebetulan tergeletak di meja di sampingnya. Ia menemukan keduanya bengkak.

Kiyara bergegas pergi ke dapur, mengambil semangkuk air hangat untuk mengompres matanya. Suara gemericik air dari kamar mandi membuat Kiyara mempercepat langkahnya, kembali ke kamarnya. Ia melirik jam dinding yang ada di dapur. Jarum jam berhenti di angka 2, dan itu membuat Kiyara semakin mempercepat langkahnya. Ia langsung bersembunyi di balik selimut, dan berusaha memejamkan kembali kedua matanya.

Pintu kamarnya dibuka dari luar. Aroma segar menguar menembus penciuman Kiyara. Kiyara berusaha tenang. Ia diam tak bergerak, dan berusaha mempertajam pendengarannya. Bagian kanan kasur yang ia tiduri, melesak ke dalam, dan itu membuat tubuh Kiyara mengirim peringatan ke seluruh tubuhnya.

Ia ingin istirahat, dan tidak mau diganggu siapa pun. Hati dan perasaannya yang l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status