Share

22. Jebakan

Akhirnya waktu resepsi hampir selesai. Tamu-tamu yang menyalami mulai jarang. Hingga akhirnya habis. 

Aku terduduk lega di kursi pelaminan. Telapak kaki serasa copot karena pegal, berdiri terus, menyalami para tamu yang  memakai selop tinggi. Rahang terasa kaku karena terus menyunggingkan senyum.

Keadaan Ridwan juga sama. Tubuhnya bersandar pada kepala kursi. Memijat-mijat telapak tangannya. 

Setelah selesai  memijat telapak tangannya, lalu Ridwan  meraih telapak tanganku dan  mulai memijat buku-buku jari dan punggung tanganku. 

"Pegal, ya?" ucapnya sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk. Kubiarkan Ridwan memijat tanganku. Tangannya lincah menekan dan memijat kakiku  menjadikan sensasi menggedor di hatiku. Aku kembali tersenyum dengan perhatian Ridwan. 

So sweet banget.

Tak salah aku telah sah memilihnya jadi suami, pendamping dan pasangan hidupku. 

***

Akhirnya aku dan R

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status