Share

Kehilangan Jejak

Part 6 Kehilangan jejak

Lapangan Kampus Adyatama.

Disinilah Zelina berada. Dengan punggung yang memanggul tas besar berisi barang barang miliknya. Dirinya mengikuti acara yang diadakan oleh kampusnya. Awalnya terpaksa, namun karena Vidya sahabatnya juga ikut. Mau tak mau dia pun juga ikut. Setelah semalam bernegosiasi, akhirnya Zelin memutuskan untuk ikut dan mendaftarkan diri.

“Mana sih panitia nya, gaktau panas apa,”keluh Zelina.

Zelina celingak celinguk melihat kanan kirinya. Melihat mahasiswa yang berseliweran membuat kepalanya pusing. Ia pun memutuskan untuk duduk di sebuah taman dekat lapangan.

Tiba tiba saja, rasa dingin ia rasakan di pipinya.

“Nyesss…,”

Zelina pun menoleh. Dan ternyata telah tertempel minuman botol yang dingin ke pipi nya.

“Kak Azka,”ucap Zelina.

Tanpa menjawab, laki-laki yang bernama Azka justru alah duduk di samping Zelina dan menyodorkan air minum untuknya.

“Buat kamu,”ucap Azka

“Buat aku?”tanya Zelina.

“Hmm,”jawab Azka

“Eh, makasih kak,”ucapnya.

Zelina pun menerima sodoran minuman itu dan tanpa basa basi diteguknya sampai tinggal separuh. Azka melihatnya sambil tersenyum ulas. Sontak Zelina pun menyudahi minumnya dan mengusap bibirnya.

“Heheh, maaf ya kak. Langsung aku minum,”ucapnya.

“Gapapa, gue kasih buat diminum kok bukan buat disimpen,”jawabnya.

“Anjir, skakmat deh gua,” batin Zelin

Zelin mengulas senyumnya untuk menutupi rasa malunya. Bahkan dirinya pun juga diam tanpa membuka percakapan. Duduk termangu berdua di depan lapangan universitas. Sungguh mengesankan bukan?.

“Lo mau kemana bawa tas gede kek gini?”tanyanya.

“Emmm, itu kak mau ikut acara kampus yang katanya pengabdian masyarakat atau apa itu lah,”jawabnya.

“Oh,”jawab Azka.

“Kakak sendiri?”tanyanya.

“Emmm, gue nyamperin lo,”jawabnya.

“Ohh, kirain kak Azka juga mau ikut,”ucapnya.

“Ya kalau lo ikut gue juga ikut,”jawabnya.

“Kok ?”tanyanya bengong.

Zelina tampak melongo melihat Azka yang menjawab pertanyaannya.  Zelin berpikir sejenak untuk mengingat siapa Azka sebenarnya. Dan ternyata ia baru teringat kalau sebenarnya Azka adalah…

“Eh iya deng, lupa gue. kalau kak Azka mah anak BEM. Wajar aja ikut,”

“Hmmm, D

“Heheheh,”

“Oh ya Zel, lo berangkat naik apa?”

“Berangkat kesini? Atau gimana?”

“Berangkat ke tempat acara,”

Zelina memalingkan pandangannya . ia merasa bego sekali.

“Delman,”

Azka hanya manggut manggut mengiyakan perkataan Zelina.

“E..,”

Tiba tiba saja Vidya datang ke arahnya dengan berlari.

“Zel..huh…huh…huh….,”tanya Vidya dengan ngos ngosan.

Vidya datang dengan nafas yang ngos-ngosan.

“Kenapa lo?”tanya Zelina.

“Gue nyariin…lo….kesana kemari tapi ujung ujungnya berduaan sama kak Azka,”celetuk Vidya.

“Emm, gue gak berduaan kok. Kan ada lo,”jawab Zelina asal

“Kan sekarang, udah ayo ikut gue, berangkat,”ucap Vidya menarik tangan Zelina.

“Oh ya kak Azka, kita pergi dulu ya. Dan makasih,”ucap Vidya sok manis.

“Hmmm,”jawab Azka.

“Ngapain lo pamitan sama tuh buaya, udah ayok,”ucap Zelina.

Vidya menarik tangan Zelina dari hadapan Azka. Sepertinya Vidya tidak menyukai Azka yang dekat dengan Zelina. Zelina mau tidak mau pun harus mengikuti si Vidya. Karena bagaimanapun, tangannya telah ditarik paksa. Sedangkan Azka hanya berdiri melongo melihat kepergian Zelina dari hadapannya.

Azka adalah salah satu anggota BEM yang terkenal karena wajahnya yang tampan. Tak hanya itu dirinya pun juga dikagumi, khususnya kaum hawa. Namun, dirinya justru bersikap biasa saja dan  tidak mau menggunakan kelebihannya untuk menggandengan cewek cewek di kampusnya. Tak hanya itu, Azka juga dikenal dengan anggota BEM yang memiliki kualitas baik di akademik maupun non akademik. Namun begitu, sampai sekarang Azka masih belum memiliki pacar. Meskipun serangan dari ciwi ciwi sempat membanjiri DM instagramnya. Namun, tak ada satupun yang ia balas. Lalu kenapa si Vidya kalau si Azka adalah buaya?

Kembali pada Zelina. kini dirinya tengah duduk di dalam bus bersama Vidya. Sambil menunggu isi bus terpenuhi, maka tak heran banyak panitia yang juga mencari kesempatan untuk menebar pesona.

“Zel, lihat tuh orang. Kibas rambut terus,”ucap Vidya.

“Hahahaha, ya gapapalah vid. Rambut rambut nya dia,”ucap Zelina.

“Ya tiap kali gue lihat, gue hitung sampai lima pasti dia kibasin rambutnya. Dasar cowok tebar pesona,”ucap Vidya.

“emmm, biasanya nih. Kalau orang ngedumel terus ngomentarin orang apalagi lawan jenisnya, itu tanda tanda lo suka,”

“ehh, naudubillahmindalik , gue suka sama dia? Gak deh gak, spesies crocodile, yang harus di lindungi. Yakali gue suka sama dia,”

“lo jangan gitu vid. Karena benci dan cinta tuh beda tipis. Awas aja kemakan omongan sendiri nanti,”

“iya iya Zel, “

Keduanya pun terdiam. Karena bus sudah melaju menuju tempat acara.

******

Masih dengan laptop. Masih dengan kertas yang bertebaran di meja. Sena masih saja bekerja, sebelum besok hari libur. Dirinya harus membereskan pekerjaannya sebelum nantinya menumpuk. karena besok adalah hari libur, maka ia pun berencana untuk mengunjungi Zelina. dirinya ingin menjenguk kekasihnya itu. oh bukan, lebih tepatnya ialah mantan. Meskipun Sena masih belum menembak secara terus terang pada Zelina. hingga sudah waktunya pulang tiba, tanpa basa basi dirinya pun meluncur ke rumah Zelina. melenggang melewati jalanan yang begitu ramai berlalu lalang.

Sesampainya di rumah Zelina.

“Tok tok tok.”

Sena mengetuk pintu rumah Zelina. Tak ada sahutan. Ia pun lalu mengetok lagi hingga beberapa kali. Tetapi juga tak ada sahutan. Ia pun mengintip dari jendela , sepertinya tak ada penghuninya. Saat Sena mengintip dari jendela. Tiba tiba saja ada sosok yang menepuk bahunya dan bertanya.

“Mas, mau ngapain?”tanya salah seorang bapak bapak.

Sena tampak gelagapan karena kaget.

“Mas mau nyuri ya?”

“Ehh, enggak. Saya hanya ingin bertamu. Tapi setelah saya ketok pintunya tidak ada sahutan. Jadi saya intip, ternyata tidak ada penghuninya,”ucapnya.

“Jangan mengada ngada ya mas, banyak yang ngaku seperti itu, tapi ujung ujungnya nyuri,”ucapnya.

Sena tak tahu harus berkata apa. ia berpikir dengan penampilannya seperti ini ia masih dikatakan sebagai pencuri. Dasar bapak bapak. Sena pun memiliki ide untuk mengeluarkan kartu nama yang disana tertera ia sebagai pekerja di sebuah perusahaan, bukan sebagai pencuri.

“Ini kartu nama saya pak, kalau bapak tidak percaya dengan saya,”ucapnya.

Bapak tersebut pun melihat kartu nama Sena. Dan akhirnya….

“Baiklah, saya percaya sama anda. Lalu, mas mau cari siapa?”tanyanya.

“Emm, saya kesini ingin bertemu dengan Zelina,”jawabnya,

“Ada hubungan apa mas sama mbak Zelina?”tanyanya.

“Emm, saya pacarnya. Dan saya kesini ingin mengunjunginya. Tapi kenapa rumahnya sepi? Apa anda tahu?”jawabnya.

“Kalau soal itu saya tidak tahu mas. Tapi tadi saya lihat, mbak Zelina bawa tas ransel besar. Gaktau mas mau kemana mbak Zelinanya,”ucapnya.

Sena pun merasa gundah. Bagaimana tidak, pikirannya terus saja berpikiran bahwa Zelina pergi dari sini.

“Bapak tidak tanya ?”tanyanya.

“Bilangnya ada acara kampus gitu pak, soalnya ini tidak sekali dua kali mbak Zelina pergi bawa tas ransel. Mas jangan kawatir, mbak Zelina pasti pulang kesini lagi,”jawabnya,

Sena pun mengangguk angguk kan kepalanya. Ia lebih lega, kalau Zelina tidak pergi jauh dan juga tidak pergi dari rumahnya saat ini. dan berarti Zelina pergi tidak untuk kurun waktu yang lama.

“Baik pak, terimakasih untuk infonya,”ucapnya.

Merasa berterima kasih. Sena pun lalu memberikan bingkisan yang ada di tangannya kepada bapak bapak tadi .

“Ini buat bapak karena sudah membantu saya,”ucap Sena menyodorkan beberapa lembar uang.

“Makasih mas, dan saya minta maaf kalau tadi saya tuduh mas sebagai pencuri,”ucapnya.

“Gapapa pak, saya pamit dulu,”ucap Sena pamit.

Sena pun pamit dan pergi meninggalkan kediaman Zelina. Ia juga berkali kai menelpon Vidya. Namun taka da sahutan dari seberang. Dirinya kehilangan jejak dimana Zelina dan Vidya berada. Lalu kemanakah Zelina dan Vidya pergi? Akankah mereka akan bertemu kembali?

“Ceritanya telah usai, Jejaknya  juga membekas, tapi sosoknya masih saja ada.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status