LOGIN
Plak!
“ Kamu akan segera di penjara! “
Degh!
Tamparan keras yang baru saja di layangkan masih terasa kebas di wajah Erinna. Kalimat selanjutnya benar-benar mengejutkan wanita itu.
Seorang wanita tua berusia sekitar tujuh puluhan itu menatap kesal ke arahnya, amarah terlihat jelas diwajah keriputnya.
“ Tunggu! Kalian siapa? Kenapa mau memenjarakan aku? “ tanya Erinna dengan polos.
“ Erinna Adelardo! “
Suara bariton itu terdengar jelas diiringi dengan munculnya seorang pria bertubuh tinggi, garis rahang yang kuat dengan sorot mata yang tajam. Ia adalah Arlo Laverent, seorang CEO muda berusia tiga puluh lima tahun dari sebuah agensi model yang terkemuka di kota Eclypsia.
“ Erinna Adelardo? “ gumam Erinna saat mengingat nama belakang itu.
Seketika matanya membola sempurna saat mengetahui dirinya berada di dunia novel yang ia baca. Siapa sangka, makiannya terhadap tokoh antagonis bernama Erinna Adelardo justru membawanya masuk kedunia wanita itu.
Sebelumnya ia bersiap tidur dengan sebuah buku novel di tangannya. Cerita romansa dengan konflik rumah tangga didalamnya menjadi buku pilihan wanita itu yang ia baca sebelum tidur.
“ Cih, Erinna Adelardo. Kenapa kamu ini jahat banget jadi ibu! Walaupun dia anak tiri kamu, tapi itu keterlaluan. “ maki Erinna pada buku yang tengah ia baca.
Erinna melemparkan buku itu sembarangan, ia begitu kesal dengan tokoh antagonis yang begitu jahat. Dan saat membuka mata, ia sudah berada di sana.
“ Nggak! Ngga mungkin aku jadi Erinna Adelardo! “ pekik Erinna yang mengejutkan semua orang disana.
Tangan besar Arlo langsung mencengkram erat leher Erinna, membuat wanita itu kehilangan pasokan oksigen.
“ Kamu ingin bunuh anakku? Hagh! “
Erinna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melepaskan cengkraman itu dari lehernya. “ Hagh! Hagh! Hagh! “
Arlo menghempaskan tubuh Erinna hingga wanita itu terjatuh ke lantai. Ia ingat, adegan ini terjadi dan ia akan berakhir di penjara jika terus mengelak.
Astaga, bagaimana bisa dirinya menjadi antagonis jahat paling dibenci pembaca. Mencari cara dan memutar otak agar ia bisa menyelamatkan diri untuk saat ini. “ Iya, aku yang ngeracunin Xavier. “
Pengakuan Erinna membuat mereka kembali terdiam. Satu alis Arlo terangkat, “ Kenapa? “ tanya Arlo dengan tatapan datar namun menusuk.
“ Supaya kamu pulang, Arlo. Kamu tahu, aku dirumah sama Xavier kesepian. “ Alibi Erinna, bahkan air mata buaya itu keluar.
Dalam hatinya ia berdoa agar pria di hadapannya ini percaya.
Mata tajam Arlo memicing, menelisik kebohongan yang ada di wajah istrinya itu.
“ Bohong! “ bukan suara Arlo, tapi neneknya yang berbicara. “ Teganya kamu suruh anak kecil makan racun cuma buat suami kamu pulang? Dimana hati nurani kamu Erinna! “
“ Aih, nenek-nenek ini. Ganggu akting ku saja. “ batin Erinna, ia masih mengharapkan belas kasihan dari suami durjana nya ini.
“ Sudah, sudah cukup. Dimana Xavier sekarang, Nek? “ seru Arlo pada akhirnya.
“ Dia ada di kamar. “
Keduanya segera pergi meninggalkan Erinna begitu saja. Wanita itu bernapas lega, setidaknya ia tidak dijebloskan ke penjara.
“ Erinna ... Hidup kamu bener-bener ngerepotin.” kesal Erinna.
Ia segera bangun dari bersimpuhnya, mengikuti kedua orang itu untuk melihat keadaan Xavier.
“ Xavier ... “
Anak laki-laki berusia sepuluh tahun itu mencoba untuk duduk, tubuhnya masih lemas. Perutnya masih merasa tidak nyaman akibat racun yang ada di makanannya itu.
“ Pah. Papah udah pulang? “ lirih anak kecil itu.
Sedih rasanya bagi Arlo melihat keadaan putranya. Sudah delapan tahun pernikahan nya dengan Erinna, namun wanita itu masih belum menerima Xavier sebagai putranya.
“ Perut kamu masih sakit? “ tanya Arlo dengan cemas.
Xavier menggelengkan kepalanya, ia tersenyum berusaha kuat di hadapan sang ayah. “ Mendingan, Pah. Tinggal mual. “
“ Lebih banyak minum air putih. “
Xavier mengguk pelan. “ Maaf, papa baru pulang. “
“ Xavier! “
Erinna masuk untuk melihat keadaan putranya itu. Ia menggenggam kedua tangan anak kecil itu, membuat Xavier terdiam dan bertanya-tanya dalam hati.
“ Kamu gapapa? Mana yang sakit? Maafin mama ya, Xavier. “ seru Erinna.
Tercetak jelas kekhawatiran Erinna di wajahnya, namun mereka mengingat kejahatan yang sudah banyak Erinna lakukan.
“ Cukup, Erinna. Ini mau kamu, kan. “ ucap Arlo yang kesal dengan sikap Erinna.
Nenek bahkan sudah muak dan memilih keluar dari kamar cicitnya itu.
“ Aku gapapa, Mah. “ seru Xavier.
Erinna tersenyum senang dan memeluk tubuh Xavier. Anak kecil itu terdiam, untuk pertama kalinya Erinna memeluk. Begitu pun dengan Arlo yang ikut terdiam.
“ Mama minta maaf, ya. Ini salah mama. “
Takh! Takh! Takh!Suara heels yang bersahut-sahutan itu memenuhi ruangan. Erinna sudah mendapatkan jadwal dari sang manager sebelum ia tiba di sana. Ia harus segera bersiap untuk pemotretan. Pemotretan dengan pakaian yang cukup terbuka, memperlihatkan keindahan lekuk tubuhnya itu adalah hal yang paling disukai Erinna.Akan tetapi, tidak dengan Erinna yang sekarang. “ Astaga, ini seriusan aku pake baju begini. “ keluh Erinna melihat baju ditangannya.“ Er, ayo. Udah siap belum. “ seru Olivia, manager Erinna.Erinna kembali keluar. Melihat ia yang belum berganti pakaian tentu membuat Olivia bingung. “ Ganti baju kamu, kenapa masih pake baju tadi? “Erinna merasa tidak nyaman saat akan mengatakannya. “ Baju ini terlalu terbuka, apa ngga ada yang lain? “ tanyanya dengan ragu.“ Ayolah, biasanya kamu ngga permasalahkan. Ayo, jadwal kamu masih padat hari ini. “ balas Olivia yang tidak mau tahu.Erinna mendengus kesal. Sepertinya ia harus terbiasa lagi dengan pakaian-pakaian terbuka ini.Ya
Arlo menarik Erinna ke ruangannya sebelum wanita itu berjalan lebih jauh. “ Ikut aku sebentar. “ serunya tanpa aba-aba.Cengkraman Arlo ditangannya cukup kuat, Erinna menarik cengkraman itu. “ Lepasin, aku bisa jalan sendiri. “ Ia mengibaskan tangannya yang terasa sakit akibat cengkraman pria itu. Untuk apa Arlo membawanya ke ruangan, sementara dirinya ada jadwal pemotretan sebentar lagi.Brugh!Pintu ditutup dengan keras, bahkan Arlo menguncinya. Hal itu membuat Erinna berkedip-kedip, sedikit takut dengan tindakan Arlo. “ Kenapa lagi suami durjana ini. “ batin Erinna.“ Kamu bilang aku apa? “ tanya Arlo tidak terima.Erinna bingung dengan ucapan Arlo, ia tidak mengatakan apapun. Apa yang dimaksud pria itu. “ Apa? Aku daritadi diam saja. “Arlo terdiam. Ada benarnya, sedari tadi Erinna belum berbicara. Lalu, muncul darimana suara itu. “ Apa itu suara hatinya? “ batin Arlo. “ Kamu mau bicara apa? Ya ampun, aku harus bekerja. “ keluh Erinna yang hanya melihat Arlo melamun.Mata tajam
Keesokan paginya. Matahari bersinar dengan langit yang cerah, menandakan hari ini akan panas. Semuanya sudah bangun, dan mereka bersiap untuk sarapan. Arlo baru bergabung saat Erinna dan Xavier sudah di sana.“ Mau pakai selai apa? ““ Aku mau selai strawberry aja, Mah. “Apa ini? Satu alis Arlo terangkat melihat kedekatan Xavier dan Erinna yang tidak biasanya. Erinna mengoleskan selai pada roti untuk Xavier, tapi kali ini ia abai padanya.“ Ekhem! “Saat akan menyuapkan makanan ke mulut nya, gerakan Erinna terhenti oleh suara Arlo. “ Apa! ““ Kamu ngga siapin roti buatku? “ tanya Arlo.Erinna kembali menyimpan makanannya, ia mengambil selembar roti lagi dan hendak mengoleskan selai strawberry di atasnya.“ Kamu ngga tanya aku mau pakai selai apa? “Erinna menarik napasnya dalam dan tersenyum. “ Mau pakai selai apa suamiku? “ tanya Erinna selembut mungkin.Melihat itu Xavier tertawa, tidak biasanya ia melihat Erinna begitu malas melayani sang ayah. “ Pah, mama sudah lapar. Kenapa pap
Prokk! Prokk! Prokk!“ Woaahh, hebat. Anda dengar pak guru? Wahai pak guru yang terhormat kemana telinga anda! “ pekik Erinna yang membuat guru itu terdiam tak berkutik.“ Nyonya Laverent! Anak anda bermasalah, mengapa anda ikut membuat masalah! “ kini ibu temannya Xavier ikut berbicara, ia adalah Nyonya Butler.Istri dari seorang salah satu manager hotel bintang lima yang cukup terkenal.“ Nyonya Butler, seharusnya anda sadar diri dengan ucapan anda. Yang bermasalah putra anda! “ teriak Erinna di hadapan wajah Nyonya Butler.Wanita bertubuh gemuk dengan riasan yang glamor. Dan jangan lupakan perhiasan yang menghiasi tubuhnya, sudah seperti toko emas berjalan.“ Apa maksud anda, putra saya mengatakan kebenaran. Bukannya anda hanya ibu tiri, bahkan semua orang juga tahu itu. “Ucapan Nyonya Butler benar-benar menyulut emosi Erinna. Ia dengan sengaja langsung menarik rambut wanita gemuk di hadapannya.Tak tinggal diam, Nyonya Butler juga melakukan hal yang sama.“ Minta maaf pada putrak
Langit sudah gelap, menandakan bahwa saat ini sudah malam. Evan segera berpamitan pulang setelah pekerjaannya selesai.Saat akan sampai di pintu keluar, ia kembali berpapasan dengan Erinna yang hendak makan malam. “ Evan, kamu mau pulang? Makan malam dulu bareng kita. “ tawar Erinna.Evan tersenyum dan mengangguk sopan. “ Terimakasih atas tawarannya, Nyonya. Saya masih ada keperluan saat ini. “ tolaknya dengan halus.“ Oh, yaudah. Hati-hati di jalan. ““ Baik, Nyonya. Saya permisi. “Erinna melihat ke arah sekertaris suaminya itu, hingga siluetnya benar-benar menghilang dari pandangannya.Ia masih mengingat-ingat tentang Evan. “ Dia kan cuma sekertaris biasa. Tapi kenapa penulis masukin dia di tokoh istimewa? “ gumam Erinna.Buku ini ada dua jilid, dan sayangnya Erinna hanya membaca jilid pertama. Di jilid pertama tidak terlalu dijelaskan tentang Evan, tapi pria itu masuk kedalam tokoh penting cerita.Mengangkat kedua bahu seolah tak peduli, padahal isi kepalanya penuh dengan rencana
“ Kamu ... Ngga kerja? “Erinna terkejut saat Arlo sudah berada di belakangnya. Arlo menatap malas pada Erinna. Baru beberapa saat yang lalu wanita itu menatapnya dengan berani. “ Renungkan kesalahan kamu, atau kamu tahu akibatnya. “Setelah mengatakan itu, Arlo berlalu dari sana. “ Huh! Dikira aku bakal takut. “ cibir Erinna.Tak ada kegiatan yang bisa Erinna lakukan sekarang, waktu menunjukkan pukul tiga sore. “ Aku harus muter otak, gimana caranya supaya Xavier ada di pihak ku. “ gumam Erinna.Karena sudah terjebak di sana, tidak ada hal yang bisa di lakukan lagi selain bertahan hidup. Mata Erinna menatap ke sekeliling kediaman besar itu, ada satu foto yang menarik perhatiannya. Foto dengan bingkai besar yang cukup memenuhi dinding.“ Siapa wanita itu? “ Matanya memicing, menelisik dan mengingat-ingat. Seorang wanita muda yang berdampingan dengan Arlo. “ Jolie! “Yap, istri kesayangan Arlo. Erinna ingat, di akhir cerita wanita itu akan kembali dan menyingkirkan keberadaannya.







