****** Kemenangan Mira atas Arthur Finch dan penggagalan skandal yang direncanakan Clara memberikan perasaan lega sekaligus dorongan kepercayaan diri. Ia tahu ini hanya lah salah satu babak dalam pertarungan panjang melawan Clara, tapi ia berhasil membalik kan keadaan. Kini, ia menunggu Finch untuk mulai menerbitkan cerita tandingan tentang Clara. Mira kembali pada rutinitas hariannya, namun dengan kewaspadaan yang lebih tinggi. Ia terus memantau kabar dari sistem tentang pergerakan Clara. Beberapa hari berlalu, dan belum ada tanda - tanda artikel Finch muncul. Mira mulai sedikit khawatir, bertanya - tanya apakah Finch akan menepati janjinya. Namun, di hari keempat setelah pertemuan Mira dengan Finch, sebuah berita mengejutkan muncul di tabloid terkemuka. Bukan skandal, melainkan sebuah artikel yang disajikan sebagai "investigasi mendalam" tentang intrik di kalangan sosialita kelas atas, yang menyoroti bagaimana beberapa individu menggunakan media untuk keuntungan pribadi atau u
****** Firasat Mira tidak salah. Clara dan Arthur Finch adalah kombinasi berbahaya. Clara memiliki motif pribadi dan koneksi sosial, sementara Finch adalah jurnalis tabloid tanpa etika yang haus skandal. Begitu mereka tiba di rumah setelah kunjungan galeri, pikiran Mira langsung berputar mencari strategi untuk menghadapi ancaman ini. Ia tahu ini bukan lagi sekadar gosip salon, melainkan serangan yang terorganisir untuk menjatuhkan reputasinya dan, secara tidak langsung, reputasi Leonard. Mira memutuskan untuk tidak langsung memberitahu Leonard. Pria itu sudah memiliki banyak tekanan bisnis, dan ia tidak ingin Leonard berpikir dirinya cemas atau terlalu terlibat dalam intrik sosial rendahan. Leonard mungkin juga akan menganggap ini sebagai masalah sepele yang bisa ia tangani sendiri dengan kekuasaan, padahal terkadang, intrik media membutuhkan kecerdikan, bukan hanya kekuatan. Mira harus mengurus ini dengan caranya sendiri, setidaknya pada awalnya. Ia membuka Sistem Penulis Takdi
****** Setelah beberapa hari yang penuh kenangan di London, Mira dan Leonard kembali ke kediaman Arsenio di Bengkulu. Perjalanan pulang terasa berbeda dari sebelum nya. Keheningan di antara mereka kini di selimuti oleh kehangatan yang baru tumbuh, bukan lagi kecanggungan yang dingin. Mira mengenakan kalung pemberian Leonard, liontin koin Romawi itu terasa sejuk di kulitnya, pengingat akan momen - momen intim yang mereka bagikan di London. Saat mereka tiba, suasana mansion terasa seperti kembali ke rutinitas. Para pelayan menyambut mereka dengan hormat, dan Leonard langsung kembali ke ruang kerjanya, tenggelam dalam tumpukan dokumen bisnis. Mira pun kembali pada kegiatan nya, namun dengan semangat yang berbeda. London telah memberi nya kepercayaan diri yang baru. [Misi: Jaga momentum positif dari perjalanan London. Ciptakan 3 interaksi non - bisnis yang signifikan dengan Leonard dalam 5 hari ke depan. Hadiah: 20 Poin Takdir. Kegagalan: Penurunan Afinitas Romantis.] Sistem membe
******* Keesokan pagi nya di kediaman Arsenio London, Mira bangun dengan perasaan yang berbeda. Keberhasilan di pesta dansa Harrington semalam, tatapan terkejut Clara, dan terutama senyum tulus Leonard di taman, semua nya terasa seperti mimpi indah yang kini menjadi kenyataan. Afinitas Leonard yang melonjak memberikan Mira semangat baru. Ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi tentang membangun sesuatu yang nyata. Mira turun ke ruang sarapan, berharap menemukan Leonard. Pria itu sudah ada di sana, membaca koran bisnis sambil menyeruput kopi. Suasana pagi itu terasa lebih santai daripada biasanya di Bengkulu. Mungkin karena mereka jauh dari hiruk pikuk kantor pusat Leonard. "Selamat pagi, Leonard," sapa Mira ceria. "Pagi, Mira," jawab Leonard tanpa mengangkat korannya. Namun, Mira merasakan ada sedikit perubahan dalam nada nya, tidak sedingin dulu. Mira duduk di seberang nya, mengambil selembar roti panggang. "Pesta semalam sangat menyenangkan." Leonard akhir nya menurunkan
******* Perjalanan dari kediaman Arsenio di Belgravia menuju perkebunan Harrington terasa singkat, dipenuhi keheningan yang nyaman antara Mira dan Leonard. Di dalam limosin, Mira melirik Leonard yang duduk kaku di samping nya, tatapannya lurus ke depan. Pria itu tampak sangat tenang, namun Mira tahu, di balik ketenangannya ada perhitungan dan persiapan yang matang untuk setiap acara yang ia hadiri. Mira sendiri merasa gugup sekaligus bersemangat. Ini adalah panggung yang besar. Ketika limosin melaju di jalan masuk berkerikil yang diapit pepohonan lebat, lampu-lampu taman yang mewah mulai terlihat, menerangi jalan menuju rumah megah yang dipenuhi cahaya. Perkebunan Harrington benar-benar sesuai dengan deskripsi dalam novel: luas, elegan, dan penuh sejarah. Musik orkestra yang merdu mulai terdengar samar, mengundang mereka masuk ke dalam malam yang penuh kemewahan. Penjaga gerbang membuka pintu, dan limosin berhenti tepat di depan tangga utama. Mira melangkah keluar, gaun emerald gr
***** Dua minggu sebelum keberangkatan ke London terasa begitu cepat sekaligus begitu lambat bagi Mira. Setiap detik terasa berharga, baik untuk persiapan teknis maupun untuk terus membangun jembatan emosional dengan Leonard. Misi dari Sistem Penulis Takdir untuk menciptakan interaksi positif di pesta Viscount Harrington menjadi fokus utama nya. Mira tahu, ini bukan hanya tentang menghadiri acara sosial, tapi juga tentang menunjuk kan kepada Leonard dan lingkaran sosialnya bahwa ia adalah pasangan yang layak, bukan lagi "Mira yang lama" yang kaku dan canggung. Mira memulai persiapannya dengan matang. Pertama, ia fokus pada penampilan nya. Gaun untuk pesta dansa di perkebunan bangsawan Inggris tentu saja harus luar biasa. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan gaun pengantin yang dipilihkan orang lain untuk Mira yang asli. Kali ini, ia ingin gaun yang mencerminkan siapa diri nya yang baru: elegan, percaya diri, dan menarik. Ia memanggil seorang desainer ternama yang sering bekerja unt