Home / Romansa / Mata-mata sang CEO / Bab 2 Bertemu CEO

Share

Bab 2 Bertemu CEO

Author: Buna Faeyza
last update Last Updated: 2023-07-28 12:09:47

Dengan langkah berat, Alexa masuk ke dalam ruangan CEO, yang sudah dia ketahui lebih dulu namanya, Arley Williams.

"Permisi," ucap Alexa.

"Berjalanlah lebih cepat, dan duduk. Jangan membuang waktuku." Arley berucap sembari memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Napas Alexa mendadak berat, setelah melihat sendiri betapa dinginnya seorang Arley Williams.

"Sekarang aku lebih berharap, aku tidak diterima bekerja di sini," batin Alexa.

Wanita berusia 22 tahun itu pun, berjalan mendekat pada meja kerja Arley, di mana lelaki itu sedang duduk angkuh di kursi kebesarannya.

"Duduk." Sekali lagi lelaki itu memerintahkan Alexa agar duduk. Agaknya Arley tak senang jika melihat orang terlalu lambat.

"Iya, Tuan." Alexa duduk di kursi yang berada di seberang meja Arley.

"Siapa namamu?"

"N-namaku?" tanya Alexa sembari menatap Arley kebingungan.

"Bukan. Vas bunga!" Suara Arley terdengar sedikit meninggi.

Membuat Alexa semakin gugup. Namun, dia tidak ingin dibuat menangis oleh calon bos-nya seperti wanita sebelumnya.

"Tuan, jika Tuan ingin tahu namaku, baca saja berkas ini," ucap Alexa menyerahkan berkas lamarannya.

"Berapa usiamu?"

"Sudah ganti lagi pertanyaan. Padahal, namaku saja, Tuan belum tahu," ucap Alexa.

Sungguh, Alexa benar-benar ingin lelaki di hadapannya itu, langsung menolak dia. Dan memintanya segera keluar dari kantor tersebut, setidaknya dia memiliki alasan untuk diberikan pada Ef jika dirinya bukanlah orang yang dibutuhkan oleh Arley Williams.

Arley sangat geram dengan jawaban Alexa.

"Apa saja pengalamanmu dan kenapa kau bisa berpikir untuk melamar menjadi asistenku?" tanya Arley. Lelaki itu menatap netra berwarna biru muda milik Alexa, seolah ingin masuk ke dalamnya.

Di bawah meja, tangan Alexa bertautan menahan kegugupannya.

"Jawab semuanya!"

"Baiklah. Tolong tenang sedikit," kata Alexa, kemudian menghela napas dan membuangnya pelan.

"Namaku Alexa, usiaku 22 tahun. Aku tidak memiliki pengalaman apapun, maka dari itu aku ingin bekerja di sini. Mencari pengalaman," jawab Alexa sekenanya. Dia tidak perlu seserius orang yang sedang interview, karena dia berharap tidak diterima di sana.

Dari tatapan yang awalnya tertuju pada Alexa, kini Arley malah fokus menatap laptop miliknya dan mengabaikan Alexa begitu saja, setelah mendengar jawaban Alexa.

"Dia tidak bicara apapun, benar-benar aneh," gumam Alexa yang tentu saja masih terdengar oleh telinga Arley.

"Kau diterima."

Dua kata yang terdengar dari mulut Arley, mampu membuat kedua bola mata Alexa melebar. Apa dia tidak salah mendengar? Bagaimana bisa, perusahaan sebesar Williams Group. Menerima pegawai yang tidak memiliki pengalaman apapun.

"Tuan, kau pasti bercanda. Aku tidak memiliki pengalaman sebagai asisten pribadi. Aku tidak tahu apa yang harus aku kerjakan," kata Alexa, berharap Arley bisa merubah keputusannya.

"Aku memang sedang mencari yang belum berpengalaman!" Arley mematahkan harapan Alexa, tanpa melihat sedikit pun ke arah Alexa.

"Aku akan menyiapkan surat kontrak yang akan kau tanda tangani."

Sementara Alexa, dia duduk mematung menatap Arley. Dia tidak tahu harus senang atau sedih.

"Keluarlah dari ruanganku! Ruanganmu ada di sebelah kiri ruangan ini," kata Arley sangat dingin.

Alexa segera keluar dari ruangan Arley, dia juga malas berlama-lama dengan lelaki dingin dan penipu.

Dia berjalan menuju ke dalam ruangan yang katanya adalah ruangan dirinya.

"Besar," ucap Alexa.

"Apa yang harus aku kerjakan di ruangan ini?" gumam Alexa dengan wajah yang bingung.

****

Saat pintu kamar terbuka, Alexa segera menoleh ke arah tersebut. Di mana sang mommy sudah berdiri menatapnya.

"Hai Mom," sapa Alexa sembari tersenyum.

"Dari mana saja kamu seharian ini? Pergi sejak pagi dan baru pulang sekarang, apa kamu tidak lihat hari sudah hampir malam!" Wanita bernama Daisy dengan rambut sebahu itu berjalan ke arah Alexa.

"Mom, pagi tadi aku melamar pekerjaan di perusahaan besar, dan aku sudah diterima di sana. Mulai besok aku akan bekerja," ucap Alexa bersemangat.

"Mommy tidak akan pusing-pusing lagi melihat aku yang terus menganggur," imbuh Alexa.

Daisy memang selalu meminta Alexa untuk segera bekerja, setelah lulus kuliah entah kenapa anaknya terus mengulur waktu untuk mengejar cita-citanya yang sejak dulu sangat diinginkan oleh putrinya itu.

"Bekerja? Apakah itu di perusahaan fashion dan kamu menjadi perancang busananya?" tanya Daisy antusias.

Alexa menggeleng menanggapi pertanyaan Daisy.

"Bukan." Alexa menggaruk kepalanya.

"Lalu?"

"Aku bekerja di perusahaan ... jasa desain interior," jawab Alexa. Dia sangat khawatir dengan respon dari sang mommy.

Bekerja di perusahaan desain interior jelas bukanlah keinginan, dia bercita-cita menjadi perancang busana, bukan perancang ruangan agar estetik.

"Ya Tuhan, apa Mommy tidak salah mendengar?" Tubuh Daisy mendadak lemas, mendengar anaknya justru bekerja di perusahaan yang bukanlah keahliannya.

"Jika seperti ini akhirnya, lebih baik kamu bekerja di perusahaan keluarga kita saja," ucap Daisy.

"Aku tidak mau Mom!" tolak Alexa.

Alexa bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.

"Salah satu aku menolak untuk bekerja di perusahaan keluarga kita. Ya, hanya satu, aku ingin mandiri dan-"

"Mandiri katamu? Lihatlah sekarang saja, dari mana uang jajanmu jika bukan dari kami? Gayamu terlalu tinggi ingin mandiri!" Daisy sudah terbawa kesal dengan ulah Alexa.

Daisy duduk di samping Alexa.

"Sekarang katakan, apa nama perusahaan tempat kamu bekerja?" Daisy bertanya dengan menatap serius putrinya.

"Mommy tidak perlu tahu, yang jelas perusahaannya lebih besar dari perusahaan keluarga kita," jawab Alexa.

Saat ini Alexa baru saja keluar dari lift yang membawanya ke lantai di mana ruangannya berada. Dia sudah melihat punggung lebar milik lelaki yang kini menjadi atasannya, yang berjalan di depannya.

Melihat Arley membuatnya teringat pada Ef.

"Ya Tuhan, aku belum laporan bahwa aku sudah diterimanya bekerja di sani. Bagaimana ini? Apa tugasku hari ini dan apa yang harus aku laporkan pada Tuan Ef?" Alexa membawa langkah kakinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepalanya.

Hingga detik berikutnya, dia merasakan sakit pada keningnya. Karena, baru saja menabrak sesuatu yang keras. Alexa membekap mulutnya sendiri saat melihat apa yang baru saja dia tabrak.

"M-maaf, aku tidak sengaja." Alexa segera menyadarkan pikirannya bahwa saat ini dia sedang berada di perusahaan Williams Group.

"Ceroboh sekali. Cepat masuk ke ruanganmu, Alvin sudah menunggu!" seru Arley.

Alexa menautkan kedua alisnya. "Siapa itu Alvin?"

Bukan menjawab pertanyaan Alexa, Arley justru berlalu meninggalkan wanita itu. Menurutnya bertemu dengan Alexa pagi hari seperti itu, membuat mood-nya berantakan.

"Eh, kenapa dia main pergi saja?" gerutu Alexa.

"Tuan! Tunggu!" teriak Alexa.

Saat akan mengejar Arley tiba-tiba saja ponselnya berdering, Alexa terpaksa mengurungkan niatnya dan segera meraih ponselnya dari dalam tas.

"Tuan Ef?" Buru-buru dia menjawab panggilan itu.

"Halo, Tuan," sapa Alexa.

"Temui aku sekarang juga di depan kantormu, aku tahu kamu sudah mulai bekerja! Aku akan memberitahu

tugasmu di kantor itu."

"T-tapi Tuan—"

Belum sempat Alexa menolak, Ef sudah mengakhiri panggilan itu lebih dulu.

"Ya Tuhan bagaimana ini?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #18 Tamat

    "Ken aku belum pernah melakukannya," ucap Feira menghentikan aksi lelaki yang sudah menjadi suaminya, saat akan mencumbunya lebih dalam lagi.Baru bibir Ken yang menyentuh lehernya saja, Feira benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda, yang belum pernah ia rasakan. Entah bagaimana jika Ken melakukan hal yang lebih dari itu. Mungkin Feira akan terbang dibuatnya."Apa kamu pikir aku sudah pernah melakukan ini sebelumnya?" Ken menaikan satu alisnya.Feira menggeleng. "Bukan itu maksudku."Ken mengusap pipi Feira. Terlihat sekali bahwa wanita itu itu sangat tegang. "Lalu? Kamu belum siap, tidak masalah aku akan menunggu sampai kamu siap.""Kamu yakin akan menunggu sampai aku siap?" tanya Feira kembali. Sebenarnya ada rasa tidak rela jika harus menunggu nanti.Ken mengangguk dengan sangat yakin. "Ya, apa waktu 2 menit lagi cukup? Atau aku mandi sebentar, setelah itu kita—"Feira mencium bibir Ken, membuat lelaki itu menghentikan ucapannya. Tidak begitu lama, Feira melepaskan ciuman terseb

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #17 Unboxing

    Tiba di hari, di mana Ken dan Feira melangsungkan pernikahan di sebuah gedung. Acara pesta pernikahan itu digelar sangat mewah. Semua sudah rencana Arley, Alexa, Jeremy dan Rihanna.Tentu saja itu rencana para orang tua, mereka sama-sama merasa hanya memiliki satu orang anak. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk membuat acara yang mewah dan mengundang banyak kolega mereka. Terlepas dari masa lalu mereka, kini masing-masing dari mereka mencoba menjadi orang tua yang baik untuk anak dan menantu mereka.Ken dan Feira yang kini sudah resmi menjadi sepasang suami istri, mereka tampak tidak ragu dan malu memperlihatkan kemesraan mereka di hadapan banyak orang. Gaun pengantin terlihat elegan dikenakan Feira, serasi dengan jas yang dikenakan Ken membuat tampilan lelaki itu semakin gagah. Semua tamu pun tampak lebih fokus kepada Ken dan Feira, sesuai keinginan Ken."Ken, cubit aku sekarang," pinta Feira.Ken menoleh pada Feira dan mengernyit. "Kenapa aku harus mencubitmu? Kita baru saja men

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #16 Feira Bertemu Mommy

    Saat ini Ken hanya bisa memantau hubungan Violet, ia memang khawatir dengan sahabatnya. Namun, ia lebih khawatir lagi jika sampai kembali menaruh hati pada Violet. Selagi Violet mengatakan jika dirinya baik-baik saja, maka Ken tidak akan turun tangan untuk mencampuri hubungan sahabatnya dengan sang tunangan.Hari-hari berlalu, Violet tidak pernah lagi bercerita mengenai Deon. Ken berharap, Deon sudah bisa bersikap lebih baik pada sahabatnya, Violet. Saat ini pun, Ken hanya fokus pada pernikahannya yang sudah tinggal menghitung hari.Malam ini, Ken bersama dengan Feira di kediaman Davis. Ken diundang makan malam oleh Jeremy. Sebenarnya Jeremy juga mengundang Arley dan Alexa, tetapi mereka memiliki kesibukan lain dan terpaksa tidak memenuhi undangan dari Jeremy."Fei, di mana daddy-mu?"Feira mengangkat bahunya. "Katanya keluar sebentar, tetapi aku tidak tahu Pak Tua itu ke mana. Atau mungkin sedang ada tamu ya?""Begitu ya. Kita tunggu saja, kamu belum lapar 'kan?" tanya Ken.Feira ters

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #15 Tentang Curhatan Vio

    "Vio, kamu di sini?" tanya Feira saat melihat yang datang adalah Violet sahabatnya.Violet gugup saat melihat kehadiran Feira di sana, ia pikir Ken hanya sendiri. Ia menatap Ken, berharap lelaki itu mau membantunya mencari jawaban yang tepat agar Feira tidak cemburu. Kedatangan Violet sendiri memang untuk bertemu dengan Ken."Vio, apa kamu ke sini untuk bertemu dengan daddy-mu?" tanya Ken.Violet tersenyum. "Iya, Ken. Aku baru saja dari ruangan Daddy, saat melewati ruanganmu tiba-tiba saja aku ingin masuk dan mengganggumu bekerja, tetapi sepertinya kedatanganku tidak tepat. Kalau begitu aku pulang saja.""Eh, kenapa pulang? Aku sudah selesai, kalau kamu mau bertemu dengan Ken, silakan. Aku mau pulang, Vio," ucap Feira."Ken, aku pulang ya," kata Feira pada Ken."Jangan lupa memberiku kabar setelah sampai ya, Sayang." Ken mengusap kepala sang kekasih.Feira tersenyum pada keduanya, kemudian meninggalkan Ken dan Violet di sana.Ken dan Violet saling mantap setelah kepergian Feira. Ken m

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #14 Rencana Jeremy

    "Aku akan mengatur waktu yang pas untuk memberi tahu Fei mengenai mommy-nya," ucap Jeremy.Arley tampak sangat penasaran. "Memangnya siapa wanita yang kau nikahi?""Kau ingat asistenku Rihanna?" Jeremy menatap Arley."Iya, apa kau mencintainya?" tanya Arley.Jeremy menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak mencintainya, hanya saja saat itu daddy Rihanna sakit keras dan membutuhkan biaya yang cukup besar, dari sanalah kami membuat kesepakatan. Aku akan menikahinya dan memberikan sejumlah uang yang dia butuhkan, dengan syarat setelah dia melahirkan anak dariku … aku akan menceraikannya dan membawa anak kami.""Aku tidak ingin mencintai siapa pun dan aku hanya ingin hidup bersama anakku," ungkap Jeremy."Apa Rihanna menyetujui begitu saja saat Feira kaubawa?" tanya Arley."Apakah sekarang kau sudah menjadi seorang wartawan berita? Banyak sekali pertanyaanmu!"Arley duduk di kursi taman. Saat ini mereka memang sedan

  • Mata-mata sang CEO    Season 2 #13 Pertunangan

    Di kediaman Williams, terdapat banyak tamu. Mansion itu terlihat sedang memiliki acara. Ken pun berpenampilan sangat rapi dengan tuxedo, ia tampak gagah dan tidak diragukan lagi, wajahnya mewarisi ketampanan sang daddy.Ken sendiri sedang menemui beberapa tamu. Sesekali menyapa tamu lain yang baru saja datang. Setelahnya tatapan Ken tertuju pada seorang wanita yang berjalan ke arahnya, tak lain adalah kekasihnya.Feira tampak memperhatikan ruangan mansion tersebut, ia mengedarkan pandangannya pada ruangan yang dihias meriah dan sangat mewah.Kini Feira sudah berdiri di hadapan kekasihnya. Ia masih tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi di sana."Pertunangan Kenric Williams?" Feira membaca di dalam hati, sebuah tulisan yang cukup besar di sana."Ken." Mata Feira sudah berkaca saat tatapannya terpaut dengan Ken.Tidak jauh dari mereka, seorang wanita mengenakan gaun mewah khas sebuah pesta tengah berjalan ke arah mereka. "Ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status