Share

Bab 9 Tugas Dari Ef

Suara teriakan Arley terdengar hingga ke ruangan Alexa. Teriakan itu terdengar menyeramkan di telinga Alexa, dia tahu bahwa atasannya pasti sedang ada masalah mengenai pekerjaannya.

Didorong rasa penasaran, Alexa segera keluar dari ruangannya dan sedikit menguping dari luar ruangan Arley. Tidak! Tidak hanya itu. Alexa juga mengintip dari celah pintu.

Ada beberapa staf dan juga Alvin di sana, Arley tampak begitu marah pada mereka. Alexa menajamkan pendengarannya, agar bisa mengetahui apa yang sedang terjadi pada Arley.

"Jangan berpura-pura lagi di hadapanku! Kalian pasti tahu kenapa desain yang seharusnya aku berikan untuk Moon Grup, bisa sama persis dengan perusahaan lain! Siapa di antara kalian yang membocorkannya?"

Arley menatap bawahannya sangat tajam rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Dia tidak menyangka desain yang seharusnya dibeli oleh perusahaan Moon Group, nyatanya malah dituduh mencuri ide dari perusahaan desain lain. Dan membuatnya menjadi batal mendapatkan keuntungan dari desainnya tersebut.

"Kami sama sekali tidak melakukan itu, sedikit pun dari kami tidak memilik niat untuk berkhianat. Kami sangat setia pada perusahaan ini, Tuan," jawab salah satu staf.

Tatapan Arley beralih pada Alvin. "Kau!"

"Sungguh, Tuan. Saya tidak melakukan itu, memiliki niat buruk saja saya tidak sanggup." Alvin berkata sembari menundukkan kepalanya.

Alexa yang berada di balik pintu, sudah mendengar semua permasalahan yang terjadi pada perusahaan Arley. Dia yakin itu adalah Ef, karena dia sudah memberikan file penting yang dia copy dari laptop Arley.

"Apa dia juga akan menanyakannya padaku? Aku harus pergi dari sini sebelum ketahuan."

****

Siang ini seusai menyiapkan makan siang untuk Arley. Alexa bergegas keluar dari kantor, karena sudah memiliki janji dengan Ef.

Sesampainya di luar, Alexa segera masuk ke dalam mobil Ef yang sudah menunggunya.

"Hai Tuan, selamat siang," sapa Alexa.

"Siang." Lelaki itu melajukan mobilnya setelah Alexa duduk di sampingnya.

"Kau sudah makan siang?" tanya Ef.

"Tentu saja belum, bagaimana sih Tuan ini." Alexa melirik Ef yang sedang menyetir.

Ef menganggukan kepalanya. "Keberuntungan sedang berpihak padamu, aku sedang berbahagia. Jadi, aku akan membawamu ke restoran dan kau boleh makan apa saja yang kau inginkan," ucap Ef.

Alexa berdecih. "Itu pasti karena kerja kerasku! Aku tahu, Tuan pasti mendapatkan uang yang banyak dari hasil menjual desain milik tuan Arley," kata Alexa.

"Aku mendesainnya sendiri!"

"Ya, tapi mengambil ide milik Tuan Arley." Alexa membuang pandangan pada jalan di sampingnya.

"Kau!" Ef mencengkeram setirnya kuat-kuat.

Alexa menoleh ke arah Ef dan melihat wajah lelaki itu berbalut amarah, sebenarnya Alexa takut melihatnya. Namun, dia mencoba berani menghadapi Ef, agar tidak ada orang yang menganggapnya remeh.

"CEO yang baperan!" sindir Alexa.

"Hentikan omong kosongmu! Sekarang kau ingin makan atau tidak?" tanya Ef.

"Iya, aku mau makan, Ef." Alexa memanggil Ef tanpa embel-embel tuan, Ef hanya melirik tanpa bereaksi apa pun.

Okay. Alexa cukup puas, dengan memanggil Ef seperti itu, dia merasa tidak seperti pesuruh Ef. Ya, meskipun status tidak merubah yang sesungguhnya.

"Sebentar lagi kita sampai ke restoran, dan aku juga akan memperlihatkan sesuatu padamu," kata Ef.

Alexa menoleh ke arah Ef dengan cepat, dia menatap dalam-dalam lelaki yang tengah menyetir itu.

"Jangan bilang Tuan mau memberiku tugas lagi." Alexa tidak pernah salah dengan feeling-nya.

"Kau pintar," kata Ef terkekeh.

Alexa menepuk keningnya frustasi. "Posisiku sedang tidak aman, Tuan Arley sudah mencurigai para staf di kantor, bahkan asistennya sendiri," kata Alexa.

"Kau malah memberiku tugas lagi! Aku tidak mau! Beri aku kesempatan untuk berpikir lebih dulu dengan apa yang harus aku lakukan. Aku yakin Tuan Arley dan asistennya itu pasti mencurigaiku juga," ucap Alexa mengeluarkan segala keluh kesahnya.

"Kau terlalu berlebihan! Kau hanya perlu menuruti apa kataku saja, tidak perlu berpikir hal yang lainnya. Otak kecilmu itu tidak akan sanggup memikirkannya!"

Kini Alexa dan Ef sudah berada di dalam restoran, seperti biasa Ef memesan VIP room untuk mereka. Sebisa mungkin kebersamaan mereka tidak boleh ada yang mengetahuinya, khawatir akan ada yang melaporkan kepada Arley.

"Sudah cukup pesananmu?" tanya Ef.

"Sudah, aku tidak biasa makan berlebihan," jawab Alexa.

Ef menganggukan kepalanya. "Good." Tangannya terulur hendak mengusap pipi wanita itu.

Secepat kilat Alexa menggigit jari tangan Ef yang sudah berada di samping wajahnya. Dia menahan lengan Ef dan juga menggigit punggung tangan lelaki itu.

Buru-buru Ef menarik lengannya karena terasa sakit dan segera membersihkan basah pada tangannya akibat air liur Alexa dengan tisu.

"Kau gila, Alexa!"

"Daripada kau, mesum!"

"Baiklah kita bicarakan sekarang mengenai tugasmu." Ef mengeluarkan benda kecil dari saku jasnya.

"Pasang ini di bawah meja kerja Arley!" titah Ef.

Alexa mengambil benda itu dan mengernyitkan dahinya. "Alat penyadap suara?"

"Benar, benda ini sudah terhubung ke ponselku," jawab Ef. Alexa mengangguk sembari memperhatikan alat itu.

"Mudah bukan, tugas dariku?"

"Aku tidak menjanjikan akan menyelesaikan tugas yang menurutmu mudah ini dengan sempurna. Mungkin aku akan melakukannya satu minggu yang akan datang, bagaimana?" tanya Alexa.

Menurut wanita itu, apa yang dia katakan sudah benar. Dia tidak bisa bertindak gegabah di saat Arley tengah mencurigai para stafnya.

"Ck, kau terlalu banyak alasan Alexa. Ikuti saja perintahku!" Ef berhasil membungkam mulut Alexa.

"Lakukan perintahku atau aku akan bertindak jauh terhadapmu!"

Apa-apaan ini? Kini Ef malah mengancam Alexa.

"Baiklah. Aku akan menuruti perintahmu, Tuan Ef."

****

Alexa masuk ke dalam ruangan Arley setelah mengetahui atasan dan asisten pribadinya meninggalkan ruangan tersebut, entah mereka akan ke mana, Alexa tak peduli.

Di pikirannya saat ini hanyalah tugas dari Ef, semakin cepat dia mengerjakannya, maka akan lebih bagus.

"Biar tahu rasa kamu Arley! Aku tidak perlu membalas perbuatanmu pada daddy-ku. Tuan Ef yang akan membalasmu!" gumam Alexa penuh penekanan.

Alexa berjalan mendekati meja kerja Arley. Dia duduk di kursi kebesaran milik Arley.

"Aku tidak yakin kau membangun perusahaan ini murni karena kerja kerasmu!" Alexa tersenyum sinis.

Tak ingin berlama-lama, Alexa segera masuk ke bawah meja kerja Arley, dia akan memasang alat penyadap suara di sana.

"Ini tempat yang paling aman. Katakanlah semuanya Arley, buka semua kebusukanmu!" Alexa tertawa puas.

"Lain kali panggil aku jika klien sudah datang saja! Aku tidak suka membuang-buang waktu."

"Baik Tuan, maafkan saya."

Mata Alexa membulat sempurna saat mendengar suara Arley dan Alvin berada di ruangan tersebut.

"Kenapa mereka kembali begitu cepat?" batin Alexa.

Napasnya menjadi sesak seketika, kala melihat Arley sudah duduk di kursi kebesarannya. Sementara itu, Alexa membekap mulutnya sendiri agar tak mengeluarkan suara yang bisa membuat Arley curiga.

"Shit!" batin Alexa merasakan sakit di kakinya saat Arley berulang-kali menginjak kaki putihnya tersebut dengan sepatu hitam yang Arley gunakan.

"Ah!"

"Siapa itu?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status