Share

17. Menyesal

Setiap kali melihat senyum polos putri-putriku, seketika diri ini hancur bahkan berkeping-keping jadinya. Suara isak tangis mereka masih dapat kurasa, dalam dekapanku mereka menumpahkan air matanya. Oleh karena sikap Papanya terkadang buat mereka tidak mengerti bahkan aku sendiri tidak mampu memahaminya.

Baru saja Beni menepis tangan-tangan mungil gadis kecil kami dengan sangat kasar seperti ia memperlakukan orang lain. 

Aku mencoba mamahami kondisi yang terjadi akan tetapi lagi-lagi aku tidak bisa melihat putriku berdiri dalam keadaan ketakutan seperti ini.

Dan aku sangat tahu kalau Beni--suamiku menginginkan aku melayaninya malam ini tanpa gangguan si kembar. Semua ini bukan salah mereka karena wajar untuk usia sekecil mereka ada ketakutan mimpi buruk di waktu malam.

Sungguh suara ketakutan sekaligus napas mereka yang terengah-engah berlari ke kamarku.

"Mama! Ma ...

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status