MALAM PENEBUSAN

MALAM PENEBUSAN

Oleh:  Rahma arlington  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
203Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Adam sentana aptodarmo, sang ahli ibadah tewas terjerumus dalam belitan iblis. Dendam yang saling tumpang tindih menjadi cikal bakal terjadinya malam penebusan. Langkah-langkahnya menuju kemunafikan menggiring kita semua pada masa kelam. Mereka di perdaya oleh nafsu, sedang nafsu itu sendiri ditunggangi oleh iblis. Seseorang membuka gerbang di luar lapisan dunia. Dalam semesta kegelapan, di penuhi dengan arwah-arwah yang tersiksa. Membangkitkan iblis paling mengerikan. Keimanan Adam menjadi incaran yang menggiurkan.

Lihat lebih banyak
MALAM PENEBUSAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
WARISAN DOSA
Di balik sebuah petaka, ada luka yang tersembunyi dalam duka. Hidup yang semakin tidak di suka. Membuat orang lain jadi celaka. Ketidaknyamanan itu menjadi prasangka, menebak pelaku kejahatan dengan berbagai logika.*"Jika aku mati nanti, apa kamu masih akan setia sama aku, mas?" tanya Jelita saat dia terbaring sakit di kamarnya.Adam yang saat itu menemani di samping ranjang sang istri, menepis pikiran buruk Jelita dengan cepat. "Kamu tidak boleh bicara seperti itu sayang, kamu tidak akan pergi secepat itu. Jika pun ajal datang, kita akan mati bersama-sama. Percayalah hanya maut yang memisahkan kita."Jelita mengalihkan pandangannya yang sayu ke arah jendela lebar yang tirainya hampir tertutup rapat, sebab petang akan segera datang. Wajah lelah wanita itu menampakan senyum tipis, seolah sedang menertawakan takdir. Ucapan Adam sama sekali tak membuat dirinya merasa lebih baik. Adam juga tau jika ucapannya terlampau mengada-ada. Akan tetapi jika ditanya soal kesetiaan, Adam tidak mai
Baca selengkapnya
JERIT MALAM
Indahnya langit biru, tak seindah hidup yang penuh haru. Tak banyak cerita seru dari kehidupan orang yang diburu, karena masa lalu yang keliru, tidak akan bisa membuat lembaran yang baru. Selamanya melekat dan tidak pantas untuk di tiru.* Tiga hari berlalu sejak Adam mengalami hal aneh ketika perjalanan pulang dari rumah seorang imam hambali. Lelaki itu tidak mengerti apa yang terjadi. Namun, ia beranggapan jika semua yang dialaminya hanya mimpi. Siapa sangka jika sejak kabut datang malam itu. Adam terseret pada mimpi buruk. Begitu pun dengan mimpinya tentang Jelita istrinya yang lenyap di telaga. Fakta bahwa ia dibangunkan oleh orang-orang yang hendak pergi ke surau, membuat Adam sadar bahwa kondisi badan dan psikisnya yang lelah akan membawanya pada hal-hal menyeramkan, sekalipun itu hanya mimpi. Namun, Adam tak menyangka saja jika dirinya malah tertidur di jalan dekat perkampungan hingga shubuh menjelang. Harapan Adam untuk pulang sebelum tengah malam jadi gagal.Setelah sadar s
Baca selengkapnya
DINAMISASI SEMESTA
Saat Adam mengulurkan tangannya pada pundaknya, Adam terperanjat. Ia bisa menyentuhnya. Anggapan anak ini adalah hantu segera Adam tepiskan jauh-jauh. Kini Adam turut serta berjongkok, mengusahakan agar tingginya setentang dengannya. Adam bertanya santun."Nak, kenapa kamu di sini? Kamu dari kamar mana?"Ia tak menjawab. Alih-alih bersuara, ia menunjuk ke dalam mulutnya, seolah ada sesuatu yang menganggu tenggorokannya sehingga ia terbatuk-batuk. Adam picingkan matanya semampunya, memperhatikan isi mulut anak itu, tapi rasanya begitu sulit karena pancaran cahaya yang amat terbatas.Tiba-tiba, anak itu terbatuk hebat. Sempat ada hentakan rasa kaget yang nyaris mendorong tubuh Adam. Ia terlihat memasukkan tangannya sendiri ke dalam mulut. Tatkala ditarik, keluarlah seutas perban dari dalamnya.Nalarnya terguncang.Tanpa berpikir yang aneh-aneh, Adam justru terpicu untuk membantu mengeluarkan untaian perban itu. Kain basah berserat itu di tariknya perlahan dengan sangat hati-hati. Adam
Baca selengkapnya
PASRAH DALAM KEMATIAN
Saat hidup yang nyaman mendapat ancaman. Dunia tak lagi teras aman, jika ada yang kian mengerikan harus ada keberanian. Pilihannya melawan dan bertahan atau pasrah dalam kematian*Teriakan Adam kian menggema, meraung, berkawin dengingan kardiogram, disertai isakan tangisnya sendiri. Rongga mulut Adam menjadi asin kala cucuran air matanya tak sengaja tertelan. Sementara itu, tubuh Adam terus terseret keluar, menyaksikan tubuh rapuh Jelita istrinya menghilang tertutup barisan perawat berseragam putih.Begitu Adam terlempar di koridor rumah sakit, pintu kamar Jelita tertutup rapat."Jelita, kenapa kamu tinggalin mas sendirian. Mas ngga bisa terima ini semua, kita sudah sejauh ini dan kamu malah meninggalkan aku sendiriannnn!!Suara Adam menggema di sepanjang koridor, memancing perhatian orang-orang di sana. Pasien, dokter, perawat, sampai para penjenguk memandangi Adam yang menangis tersedu.Dadanya kini terasa sesak. Napas Adam terlunta-lunta, terseok usai hujan tangis itu menggaung p
Baca selengkapnya
PUNCAK KHARJA
Segala masalah mencoba di tuntaskan sampai ke akar. Terduga yang bersalah berusaha di kejar, tapi entah mengapa rasanya konflik seperti berputar-putar.Ada dalang yang sulit di bongkar, sehingga konflik pun sulit di cecar. Siapa yang seharusnya perlu di hajar. ?*Perempuan itu refleks menutup mulut begitu bau kamboja menyengat hidung. Kegelapan memudar saat perempuan itu sudah berada di depan jembatan. Empat buah obor menyala di tiap sisi jembatan.Perempuan itu mengambil napas panjang, kemudian meneruskan perjalanan. Cahaya bulan kini terhalang oleh rimbunnya pepohonan. Suara burung dan serangga tak terdengar lagi.Suasananya teramat hening. Perempuan itu bahkan bisa mendengar suara embusan napas sendiri. Kunang-kunang menyambut Perempuan itu saat dirinya sampai di sebuah gapura yang berdiri kokoh namun terlihat sangat usang, tertutupi oleh tumbuhan rambat yang memberi kesan betapa tak terurusnya tempat ini. bertuliskan desa Puncak Kharja.Lolongan anjing tiba-tiba terdengar entah
Baca selengkapnya
ARWAH BUANGAN
Pola asuh membentuk pribadi seorang anak ketika tumbuh, didikan yang angkuh malah menciptakan pembunuh.Apa yang dibutuh harusnya di dapat dengan sungguh-sungguh. Tak peduli meski pun ricuh dan gemuruh.Ada masa kelam yang harus di telusuri lebih dalam, semakin paham makin jauh tenggelam. membentuk kebencian dan dendam yang seiring berjalannya waktu semakin tajam.*Di saat waktu kosong perempuan itu malah mendengar suara lain. Samar dan lemah."Ibuuu ...."Perempuan itu terkejut dan langsung membuka mata, lalu melihat-lihat keadaan sekitar yang masih menggelap. "Apa barusan aku tertidur dan bermimpi?" gumamnya bingung."Ibuu, Ibuu...."Sekali lagi perempuan itu dikagetkan oleh suara yang muncul dari hutan. Kali ini terdengar memelas dan manja. Ia sampai dibuatnya, membuat air kolam menyapu tepian hingga tumpah cukup banyak akibat gerak tubuhnya yang spontan.Ada yang membuat perempuan paruh baya itu penasaran, panggilan itu terasa familier di telinganya. Dengan saksama, ia memperhati
Baca selengkapnya
JAGAD SEMESTA
Masa lalu tidak hanya sebatas kenangan. Ada juga dendam dari perbuatan yang merugikan, kejadian pahit tidak akan pernah terhapus sampai adanya pembalasan. Harus kah melawan? atau pasrah karna itu adalah hukuman.*Ki Ageng Romo duduk di samping perempuan itu, lalu memutarkan asap dupa di atas wajahnya. Ki Ageng Romo mencelupkan telunjuknya pada wadah kecil berisi tinta yang terbuat dari racikan khusus. la mengusap kening perempuan itu dan membuat sebuah simbol di sana."Aku suka cara marahmu itu, Ayu. Luapkan lebih kasar lagi. Aku tidak suka sikap lembek yang ada padamu. Buang itu! Atau kau akan kesulitan ke depannya," ucap Ki Ageng Romo pada perempuan itu yang sebut saja namanya Ayu. "Apa?""Saat kau datang membawa anakmu, tekadmu belum sempurna. Kau masih dibayangi hal-hal duniawi dalam otakmu itu. Berilah celah agar kekuatan gaib yang kau alami saat ini dapat tempat di sisi kepala dan batinmu.""Apa yang akan kau hadapi jauh lebih besar kedepannya, kamu tau? Kau harus menembus jag
Baca selengkapnya
KESENGSARAAN ARWAH PENUMBALAN
Di balik otak tersimpan berbagai peristiwa yang tidak nampak. Ingatan yang memiliki kesan akan terus meninggalkan jejak.Apa bila terus di telusuri rasa penasaran akan semakin memuncak. Yang terkadang malah menjebak, dari pikiran itulah perlahan - lahan gajal mulai terkuak. Tapi apa sebenarnya yang perlu di tebak?*Mata Ayu langsung menangkap sosok Ki Ageng Romo di hadapannya beserta Laras yang masih terbaring. Lelaki itu pun sempat terkejut karena kini ia sedang berada di lain tempat setelah sebelumnya berada di kediaman Ki Ageng Romo."Jangan terlalu lama mengulur waktu, aku akan menjaga anakmu dan menunggumu di sini," ucap Ki Ageng Romo. Namun, hanya suaranya saja yang terdengar, sebab bibir pria itu tetap terkatup rapat. Sama halnya dengan kedua matanya.Seolah-olah Ki Ageng Romo berkomunikasi dari tempat lain. Sementara yang ada di hadapan Ayu saat ini adalah refleksi khodam Ki Ageng Romo untuk menjaga Laras di batas gerbang gaib."Baik, Ki." Ayu lekas berdiri kemudian ada kunan
Baca selengkapnya
PERKONGSIAN ILMU HITAM
Yang hilang akan di temukan, yang pergi akan di kembalikan. Yang jauh akan di dekatkan, dan yang selama ini menjadi pertanyaan akan mendapatkan jawaban.*Di jarak yang cukup jauh, kunang-kunang berwarna biru itu melesat ke segala arah. Membuat Ayu kebingungan harus mengikuti yang mana. Namun, ia keburu sadar jika tugas pertama mereka telah usai. Sebab kini, di depan sana ada banyak orang yang seperti dirinya tengah berdiri tegak di tengah gelanggang terbuka.Namun yang Ayu saksikan di depan jauh lebih mengerikan. Sebuah ucapacara ritual berdarah tengah berlangsung. Dengan Mayat-mayat yang bergelimpangan ditumbalkan oleh orang-orang tanpa busana. Mereka bernyanyi, menari dan tertawa, berteriak riang sembari memenggali kepala anak-anak usia belia. Darah yang mengucur dari tubuh korban diminum bersama-sama. Mata Ayu, dan orang-orang itu kosong serta buas, seakan jiwanya telah sirna dari raganya.Para pemuja itu begitu buas melampiaskan segala hawa nafsu dunia agar mencapai titik kepuas
Baca selengkapnya
SELIMUT DUKA
Dibalik sebuah petaka ada sebuah luka yang bersembunyi dalam duka. Hidup yang semakin tidak di suka, membuat orang lain menjadi celaka. Ketidaknyamanan itu menimbulkan prasangka, menebak pelaku kejahatan dengan berbagai logika*Mata Adam berkaca-kaca. la berlari masuk ke dalam rumah dan langkahnya memelan mendengar tangisan bayi dari dalam kamar. Sedangkan tatapannya fokus pada sosok jenazah yang diselimuti kain panjang dikelilingi oleh para ibu-ibu yang membaca yasiin.Semua pasang mata tertuju padanya. Tungkai kaki Adam lemas seketika. la jatuh terduduk di lantai. Menunduk dan membiarkan bulir-bulir bening itu jatuh. Segala penyesalan datang menuntut. Sayang, semua itu tak akan mengembalikan Jelita istrinya.Berita duka yang dikabarkan melalui masjid itu terdengar sampai ke desa sebelah.Imam Ahmad yang tengah berbelanja di sebuah warung itu pun mendengar beberapa orang sedang membahas tentang kematian seseorang di desa lain."Siapa sih yang meninggal?""Kalau tidak salah tadi nam
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status