Share

Bab 168.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-03-18 22:02:02
Wajah Bianca begitu dingin. Tatapannya tajam, seolah menyimpan sebuah amarah dan dendam. Dan semuanya berhubungan dengan Sebastian dan Clara. Segala cara dia gunakan untuk mendapatkan kembali Sebastian. Akan tetapi, semua hanya berakhir sia-sia.

Kedua tangan Bianca mengepal di bawah meja. Rahangnya mengeras tanpa sadar. Ingatannya terlempar pada kenangan masalalu bersama Sebastian.

Sebastian memang bukan tipe pria yang romantis terhadapnya. Namun, apa yang selalu diinginkannya, Sebastian selalu memberikannya. Clara menjadi wanita yang sangat beruntung saat itu karena telah menjadi bagian dari hidup Sebastian.

Bianca ingin sekali kembali pada masa itu, namun keberadaan Clara menjadi penghalang besar baginya.

"Setelah kamu mendapatkan Clara kembali. Kamu harus membawa dia pergi." Bianca mengingatkan pria di hadapannya ini.

William yang tengah mengesap kopinya, harus terganggu oleh ucapan Bianca. "Dia mengandung, bagaimana dengan bayinya?" William bertanya dengan nada skept
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 276.

    Setelah pertemuan dua keluarga itu, hubungan mereka semakin erat terjalin. Jika kemarin keluarga Abraham datang mengunjungi keluarga Rein. Kini giliran keluarga Rein yang datang mengunjungi keluarga Abraham. Hari itu bertepatan dengan kepulangan Luois dan Lucia dari luar negeri serta Dareen yang juga turut kembali. Perjamuan dilakukan di rumah tua, tempat Maxime Abraham tinggal. Sejak pagi, para pelayan sibuk berlalu-lalang menyiapkan ruangan serta hidangan. Sania yang biasanya berada di mansion Sebastian, kini sejak pagi sudah sampai di rumah tua guna mengurus masalah persiapan. Dia menentukan menu makanan, serta memastikan semua rencana terealisasi dengan benar. Lucia memang belum sembuh benar, namun wanita itu turut membantu meski hanya pekerjaan kecil seperti membuat garnis atau memilih anggur di gudang. “Kamu jangan terlalu bekerja keras. Kamu harus banyak beristirahat,” tegur Sania kepada Lucia yang kini sibuk memilih anggur. “Ini tidak berat, lagi pula dokter tidak memper

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 275.

    Clara segera menghentikan aktivitasnya saat mendengar suara tangis putranya. Dia segera mencuci tangan kemudian mengusapnya dengan kain. Rosalia yang mendengar itu pun tampak terkejut. Dia segera memandang putrinya. “Itu suara Kaisar,” katanya dengan raut wajah kaget. “Ya, Bu. Aku akan memeriksanya dulu.” Clara segera beranjak meninggalkan dapur belakang. “Ya, Baiklah.” Clara muncul ketika Sania membaringkan Kaisar di atas sofa. Aroma tak sedap membuat wanita itu secara spontan memeriksa bagian bokong Kaisar. Seketika itu dia menepuk keningnya. “Astaga, dia buang air besar,” ujar Sania yang seketika membuat semua orang tertawa. Clara segera menghampiri putranya, mengambil perlengkapan bayi yang dia letakkan di sofa. “Itu artinya dia suka berada di sini,” ujar Maxime sembari menumpuk kedua tangan di atas ujung tongkat. “Benar, kata pepatah memang seperti itu,” timpal Leonard. “Bagaimanapun ini adalah rumah kakeknya juga, sudah pasti dia akan betah.” Kaisar sudah dibersihkan d

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 274.

    Gerakan tangan Rosalia yang hendak mengayunkan pisau untuk memotong daging ayam seketika terhenti ketika mendengar suara Clara. Wanita itu menoleh dan menghela napas panjang. “Clara, kamu membuat Ibu kaget saja,” gerutunya. Clara melihat ibunya, tengah memegang daging ayam kalkun yang cukup besar. Selain perkebunan, Ayah dan Ibunya memang mengelola beberapa peternakan kecil seperti ayam kalkun, domba dan juga sapi. “Ibu sedang apa?” tanya Clara. “Kamu tidak lihat, Ibu sedang memotong daging ayam. Kamu harusnya memberitahu Ibu bila ingin membawa mertuamu datang.” Ah, Clara mengerti, sepertinya Rosalia sengaja memotong ayam kalkun peliharaannya untuk diolah menjadi hidangan. Seperti yang dia tahu, area perumahan ini sangat jauh dari pasar ataupun supermarket. Ibunya itu sudah pasti tidak memiliki stok makanan khusus. Selain hasil kebun, Rosalia dan Richard kerap kali mengkonsumsi roti dan jagung sebagai bahan makanan pokok. “Maaf, Bu. Aku lupa. Mereka yang memaksa ingin bertemu k

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 273.

    Clara menggigit bibirnya kuat-kuat. Dia merasa tidak enak hati terhadap keluarga suaminya. Semua karena sikap ibunya. Inilah yang Clara takutkan, karena sikap kedua orang tuanya memang tidak bisa diprediksi. Clara membalik diri, memandang kedua mertuanya serta Maxime dengan raut wajah penuh rasa bersalah. “Maaf, atas sikap ibuku,” ucapnya. Sania hendak menyanggah, namun, terlebih dahulu terdengar suara dari dalam yang membuat semua orang menoleh ke arah pintu. “Kamu ini, sudah tahu ada tamu, kenapa tidak menyuruh mereka masuk terlebih dahulu?” Itu suara Richard. Pria itu terdengar mengomeli istrinya. “Aku sangat terkejut, itu sebabnya aku segera memanggilmu,” ucap Rosalia. Tak lama kemudian, pasangan suami istri itu menampakkan diri. Senyum yang terpahat di bibir keduanya menumbuhkan kelegaan di hati Clara. “Maaf, telah membuat kalian menunggu. Kalau begitu silakan masuk,” ucap Richard dengan sopan dan ramah. Satu persatu tamu memasuki ruangan. Termasuk para sop

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 272.

    Rombongan keluarga Abraham berangkat pukul 07.00 pagi. Rombongan terbagi menjadi dua kendaraan. Sebastian dan Clara berada dalam satu mobil. Sementara Sania, Leonard, dan Maxime berada dalam satu kendaraan yang dikemudikan oleh seorang sopir pribadi. Sania telah menyiapkan sebuah bingkisan khusus yang kini memenuhi bagasi belakang. Ini memang bukan pertemuan pertama mereka. Namun, Sania ingin memberikan kesan yang baik terhadap besannya itu. “Kenapa aku jadi gugup begini?” ujar Sania. Wajahnya terlihat cemas dengan guratan yang memenuhi keningnya. “Jangan terlalu dipikirkan.” Leonard meraih jemari istrinya, menggenggamnya dengan erat. “Aku rasa mereka pasti sudah mau berdamai, kamu dengar sendiri ‘kan sudah dengar kalau mereka sudah menerima Sebastian. Sudah pasti mereka juga mau menerima kita,” imbuh Leonard. “Semoga saja begitu,” sahut Sania. Dia mencoba menenangkan dirinya. Namun, tetap saja dia merasa khawatir. Maxime yang duduk di bangku depan nampak tidak memberikan k

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 271.

    Begitu Sania mendengar bahwa kedua orangtua Clara mengirimkan sebuah pesan untuknya, hati Sania berbunga. Penolakan yang dilakukan besannya, tak membuat Sania lantas sakit hati. Sebab, dia menyadari kesalahan memang terletak pada putranya. Tanpa membuang waktu, Sania segera mengatur waktu untuk datang berkunjung ke kediaman kedua besannya itu. Hal tersebut segera mendapat respon baik dari suaminya. “Aku akan mengurangi jadwal meeting kalau begitu,” ujar Leonard. “Ya, kamu memang harus mendampingi aku untuk bertemu mereka,” balas Sania, istrinya. “Kalau begitu, aku akan beritahu Ayah,” kata Leonard yang tampak antusias. Dengan gerakan cepat pria itu menarik ponsel dari saku kemeja. Clara menatap kedua mertuanya dengan tatapan bingung. Dia merasa tidak enak hati. Dia juga merasa ini sangat berlebihan. “Mom, Dad, kalian tidak perlu seperti ini,” ucap Clara. Sania mengalihkan pandangannya kepada sang menantu. Senyumnya terbit dengan lebar. “Apa salahnya, kami hanya memperb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status