Share

Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam
Melahirkan Pewaris Kembar untuk sang CEO Kejam
Author: Rearakaa

Malam Kelam

"Ku–kumohon, jangan sentuh aku! Biarkan aku pergi dari sini!" teriak Elea.

Gadis itu mencoba mendorong Hugo yang sedang menciumi bibir dan lekuk lehernya. Namun sayang, pria tersebut malah semakin merapatkan tubuhnya pada Elea. Celah untuk kabur pun tampaknya hanyalah angan belaka.

Aktivitas Elea yang tadinya tenang tanpa gangguan, sekarang malah berubah menjadi petaka. Hal tersebut dikarenakan ada seorang pria–yang tak lain adalah suami Elea sendiri–Damian Hugo d'Cornelius masuk ke kamarnya. Parahnya lagi, pria itu masuk dalam keadaan mabuk.

"Chloe...," racau Hugo tak jelas.

Mendengar sang suami menyebut nama istri pertamanya, mata Elea pun langsung membelalak. Kemudian, dia mulai memukuli bahu pria itu. "Tidak, tidak! Aku bukan Chloe! Aku Elea, orang yang kau benci!" sergah Elea.

Sayangnya, Hugo malah menulikan telinganya. Tangan besarnya pun terangkat dan mengelus pelan setiap inci wajah Elea. Rasa geli sekaligus takut langsung menggerayangi tubuh gadis itu.

Namun, Elea segera membuang pikiran yang baru saja melintas. Dia juga menepis tangan Hugo yang bertengger di wajahnya. "Lepaskan aku, Berengsek!" sembur Elea tiba-tiba.

Kungkungan Hugo mulai mengendur. Elea pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dia langsung mendorong tubuh suaminya ke samping dan hendak berlari kabur.

Namun sayang, sebelum kakinya berhasil menapak lantai, tangan Elea langsung dicekal kuat oleh Hugo. Pria itu kembali mengurung tubuh sang istri ke dalam dekapannya dengan kuat. Sampai-sampai, tubuh Elea tidak dapat bergerak ke mana pun.

Tatapan Hugo yang semula sayu, kini berubah menggelap. Pikirannya juga bertambah kacau. Tanpa aba-aba, dia pun menempelkan bibirnya ke atas bibir Elea.

Gadis itu mulai memberontak lagi. Namun, semakin dia memberontak, Hugo juga semakin erat dalam mendekapnya. Akhirnya, pasrah pun menjadi pilihan satu-satunya saat ini.

Setelah beberapa saat, akhirnya ciuman panjang dari Hugo pun terlepas. Elea langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya dan mengatur pernapasannya. Dia mengira bahwa hal ini sudah berakhir. Sayangnya, Hugo malah melakukan hal sebaliknya dan mulai menjamahi tubuh istrinya satu per satu.

"Jangan lakukan itu...," lirih Elea pelan. Ucapannya itu seakan tidak terdengar di telinga Hugo. Pria itu semakin gencar dalam melakukan aksi tak terpujinya.

Malam ini adalah malam yang kelam bagi Elea. Kesucian yang dijaganya selama 19 tahun itu juga sudah rusak. Raga, jiwa, serta hatinya merasakan sakit yang teramat. Sungguh, Elea membenci orang yang sudah membuatnya merasakan semua ini.

***

"Argh, sial!"

Hugo mengumpat saat merasakan sakit kepala yang begitu hebat. Lantas, tatapan pria itu menjadi bingung karena melihat keadaan sekitar. Ini bukanlah kamarnya dengan Chloe.

Pria itu refleks menyingkap selimut yang membalut tubuhnya. Dia terkejut karena tak menggunakan sehelai benang pun saat ini. Ditambah lagi, ada noda darah segar di atas seprai.

Rasa kalutnya itu bertambah besar saat mendengar ada suara gemericik air di dalam kamar mandi. Dengan segera, Hugo pun berlari ke arah tempat itu dan membuka pintunya dengan paksa. Dia bahkan lupa memakai celananya dan memilih menggunakan selimut saja.

Hal pertama yang dilihatnya saat sampai di kamar mandi adalah seorang wanita yang meringkuk di bawah shower tanpa mengenakan apa pun. Hugo langsung berjalan cepat ke arahnya dan mematikan benda tersebut. Akhirnya, airnya pun berhenti turun.

Terlihat wajah Elea yang sangat pucat. Wanita itu pingsan dan membuat perasaan aneh masuk ke dalam hati Hugo. Namun, pria itu segera menepis hal tersebut. Egonya masih terlalu tinggi untuk menerimanya.

Kemudian, Hugo pun menggendong tubuh sang istri ala bridal style dan membawanya kembali ke ranjang. Pria itu lalu memakaikannya baju dan menggosok telapak tangan Elea agar suhu tubuhnya kembali menghangat. Untung saja cara tersebut berhasil, hingga membuat kesadaran Elea kembali.

Setelah netra amber sang istri terbuka, tatapan lembut Hugo berubah menjadi dingin. "Aku tidak sadar karena mabuk kemarin. Aku pikir, aku sudah masuk ke kamarku dan Chloe," terangnya tiba-tiba.

Elea ingin sekali meneriakki pria yang ada di hadapannya dan memakinya. Namun, rasa lelah di dalam hatinya membuatnya memilih untuk bungkam. Dia tahu bahwa Hugo tak mungkin mau melakukan itu secara sadar dengannya.

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar Elea. Pelayan tersebut membawa sebuah wadah kotak dan memberikannya pada Hugo. Setelah itu, dia pun pergi dan meninggalkan mereka berdua kembali.

Sepeninggal pelayan tadi, Hugo langsung memberikan kotak yang dipegangnya ke hadapan Elea. Wanita itu seketika mengernyitkan dahinya. "Apa ini?" tanyanya pelan.

Hugo menghela napasnya kasar. Kemudian, dia melipat tangannya ke depan dada sambil berkata, "Kotak itu berisi pil kontrasepsi untuk kau minum. Aku tidak mau benihku sampai tertanam di rahimmu. Hanya Chloe saja yang bisa, meski rasanya sangat mustahil."

Hati Elea langsung berdenyut sakit saat mendengar penuturan tersebut. Dia tahu bahwa hati Hugo sudah terisi dengan sosok Chloe Barbara d'Cornelius–istri pertamanya.

Eleanor Spencer hanyalah seorang istri kedua yang tak teranggap. Dia dijadikan bahan pelunas hutang oleh ayahnya sendiri karena kalah judi. Kehidupannya pun bertambah hancur saat dirinya terpaksa menikahi seseorang yang tak dicintainya.

Alasan keluarga Cornelius menikahkan Hugo dan Elea adalah untuk mendapatkan penerus. Kebetulan, Chloe dinyatakan tidak bisa mengandung. Hal tersebut tidak dapat diterima oleh keluarga bangsawan sekaligus pemegang perekonomian negara tersebut.

Pernikahan paksa yang dilakukan oleh Elea dan Hugo menimbulkan banyak luka di beberapa pihak, khususnya Chloe. Wanita itu jadi sangat membenci sosok Elea. Dia bahkan melakukan beberapa fitnah dan bualan untuk menjatuhkan istri kedua suaminya. Akhirnya, drama yang diciptakannya itu membuat Elea berhasil di benci oleh semua orang.

Elea berpikir tidak ada siapa pun yang dapat memercayainya di sini, bahkan suaminya sendiri. Tenaga dan perasaannya juga sudah lelah dalam menghadapi kenyataan yang ada. Alhasil, seluruh perkataan yang dilontarkan padanya, tidak dia jawab.

Kebungkaman Elea itu tampaknya mengusik hati seorang Hugo. Tanpa sadar, pria itu mengepalkan tangannya. Dia sangat tidak suka jika perkataannya diabaikan.

"Dan satu lagi. Jangan sampai Chloe tahu mengenai kejadian kemarin malam," desis Hugo. Matanya menyorot dingin menatap si istri kedua, membuat dada Elea makin terasa sesak, belum lagi karena ucapan Hugo. "Jika dia sampai dengar tentang kejadian semalam, kupastikan kau yang akan membayar, Elea."

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status