Share

Bab 145

Author: Amrita
[Jangan gegabah!] seru Tony, mencoba menghentikannya, namun sudah terlambat.

[Ayah, aku cuma mau bilang, aku ini pria kuno. Tapi kalau Wanda sudah punya pria lain, aku rela jadi selingkuhannya.]

Tangan Tony gemetar saat mengetik. [Kalau nggak dicintai, apa boleh jadi orang ketiga?]

Andre terdiam.

Tony menasihatinya dengan penuh kesabaran. [Nak, meskipun kamu nggak punya moral dan nggak tahu sopan santun, jadi selingkuhan itu bukan cuma soal mau, tapi juga soal mampu!]

Andre membeku seketika. Selama sepuluh tahun dia bersembunyi di sudut gelap, tetap tak berhasil jadi selingkuhan.

Apakah sekarang masih ada peluang baginya?

Dia terkulai lemas di sofa, menatap foto Wanda yang tersenyum cerah pada Leonard di layar ponselnya.

"Kalau begitu, aku cuma bisa mendoakan kalian bahagia! Nggak! Nggak bisa! Aku nggak rela! Apa salahnya kalau ditambah satu orang lagi?"

Andre mengangkat tangannya, punggung tangan menutupi matanya, bergulat dalam dunia yang gelap gulita.

Dia menggertakkan gigi gerahamn
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 164

    Wanda dan Andre serentak menoleh ke arah suara itu berasal.Setelah tipuannya dibongkar tanpa ampun oleh Leonard, Andre tidak marah, malah dia membungkukkan badan, makin mendekat ke arah Wanda."Kalau kamu cium baik-baik, ini bau darah atau bau alkohol?"Begitu dia mendekat, Wanda refleks menahan napas. Lalu dia berusaha bernapas perlahan dan mencium aroma anggur yang harum.Tadi saat Andre dipukul, Wanda sedang memegang segelas anggur di tangannya.Selama ini dia pikir, wangi anggur itu berasal dari gelas di tangannya.Namun sekarang, anggur itu sudah ditumpahkan semuanya ke wajah Harvey.Dan saat dia mendekati Andre, aroma itu masih tercium.Dia mengamati bibir Andre dengan saksama. Warna bibirnya memang agak berbeda dari warna darah yang sudah mengering.Bibirnya memang terlihat sangat menarik.Entah kenapa, di benak Wanda tiba-tiba muncul sebuah pikiran.Bibir yang sangat cocok untuk dicium.'Begitu pikiran itu muncul, dia cepat-cepat berseru dalam hati, 'Dosa, dosa besar!'"Itu ..

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 163

    Benny menatap mata gadis polos yang belum mengenal dunia itu, sambil tersenyum penuh arti. "Di dunia kami ini, keberadaan seorang wanita di sisi pria, itu bukan disebut pasangan, tapi hanya pengikut."Yessy bertanya dengan bingung, "Kalau begitu, sekarang kamu termasuk orang yang nggak punya pengikut?"" ... " Benny membuka mulut, lalu menutupnya kembali.Yessy mengepalkan tangan kirinya yang tidak terluka. Benny itu kakaknya Nadya. Kalau dia mengikuti pria ini, mungkin akan lebih mudah baginya untuk mengungkap siapa Nadya sesungguhnya!Dengan wajah polos dan lugu, Yessy menatapnya penuh harap. "Kalau aku jadi pengikut kamu, apa aku dapat gaji? Dapat libur dua hari tiap minggu? Apa kamu bisa daftarkan aku asuransi kesehatan dan jaminan sosial? Kalau kamu bisa kasih aku keuntungan, kamu nggak perlu jadi jomlo."Benny menggertakkan gigi geraham belakangnya. "Yang aku maksud 'ikut' bukan begitu!"Yessy tampak seperti bunga mungil yang lembut dan tak berdaya. Dia menggigit bibir bawahnya y

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 162

    Tiba-tiba, sebuah tangan besar terulur dari samping, mencengkeram lengan Yessy dan langsung menariknya turun dari pagar balkon.Dorongan Nadya yang kuat meleset dari sasaran, dan justru membuat tubuhnya sendiri kehilangan keseimbangan, hingga dia terjatuh ke depan."Ah!!"Nadya hanya sempat menjerit sebelum tubuhnya terjungkal melewati pagar setinggi pinggang dan jatuh ke semak belukar di bawah.Taman di bawah balkon tampak gelap gulita.Setelah jatuh, Nadya meraung kesakitan seperti hantu menangis.Benny mengangkat wajah dan melirik ke bawah, di sudut bibirnya tersungging senyum mengejek, lalu dia berkata."Nggak mati juga."Benny tidak memedulikan Nadya lagi, dia langsung berjongkok, membuat Yessy terkejut lagi. Saat ini, Yessy bagaikan seekor burung yang terkejut.Benny menyalakan senter dari ponselnya, lalu tanpa ragu, mencabut semua pecahan kaca yang tertancap di lutut Yessy.Seluruh tubuh Yessy bergetar hebat. Setiap kali pecahan itu terlepas dari kulitnya, rasa sakitnya membuat

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 161

    Beberapa bulan lalu, Wanda masih seperti butiran nasi yang menempel di ujung baju Harvey. Selalu bergantung padanya.Dengan jijik dia menepis Wanda begitu saja.Saat mereka bercerai, dia tidak mau membagi hartanya sedikit pun pada Wanda. Dia ingin Wanda dan Sasha merasakan betapa sulitnya hidup tanpa perlindungannya.Dulu, dia begitu percaya diri, mengira Wanda akan kembali layaknya seekor anjing yang habis berlarian di luar, datang dengan tubuh penuh lumpur, mengibas-ngibaskan ekornya, dan memohon belas kasihan untuk sedikit makanan.Namun, kenapa hanya dalam hitungan bulan ....Dia bahkan tak punya hak untuk membuat kesepakatan dengan Wanda?Harvey merasa semuanya sangat aneh sekaligus menggelikan.Padahal dia adalah Presdir Perusahaan Ferdian, seseorang yang berdiri di puncak kalangan elite Kota Jinggara.Wanda itu, cuman asal bicara saja.Sesaat kemudian, terdengar suara Wanda yang lembut dan tenang, "Rekan-rekan sekalian, aku dan Harvey sudah resmi bercerai! Sekarang kami nggak ad

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 160

    Harvey ingin melihat ekspresi terkejut dan bingung di wajah Wanda.Dia memang diundang masuk melalui Pintu Kencana Ungu, terus kenapa?Mereka para ahli teknologi di industri itu hanya ingin meminta Wanda mengerjakan pekerjaan teknis saja.Dia mengakui, dengan kemampuan Wanda yang berhasil meraih medali emas dalam Kompetisi Matematika ALI, dia memang layak masuk perusahaan besar nasional sebagai tenaga teknis.Menjadi ketua proyek, itu sudah batas tertinggi yang bisa diraih oleh seorang wanita berusia 27 tahun tanpa pengalaman kerja sama sekali.Perusahaan besar seperti Perusahaan Ferdian, memberikan posisi Direktur Teknik pada Wanda pun lebih karena mengingat dia pernah menjadi istri Harvey.Harvey mengangkat tangannya, menyibakkan helai rambut yang basah dan lengket oleh tumpahan anggur merah di dahinya.Potongan rambut runcing membuat wajahnya yang sudah tegas terlihat makin angkuh.Tetes terakhir anggur merah mengalir di rahang Harvey.Wajahnya yang sempurna membuat tumpahan anggur

  • Melepas Cinta, Menggapai Diri   Bab 159

    "Andre!!" Wanda mencium aroma alkohol.Dia tak sempat berpikir lebih jauh, hanya melihat Andre terhuyung-huyung.Wanda segera mengulurkan kedua tangannya, menopang lengan pria itu.Andre mengangkat tangan, menyeka darah merah segar di bibirnya. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan matanya merah menyala."Aku baik-baik saja ... eh!" Suaranya lembut, berusaha menenangkan, tapi tiba-tiba dia memuntahkan sedikit cairan merah lagi. Seolah takut membuat Wanda kaget, dia segera menutup mulutnya dengan tangan.Darah merah segar itu merayap turun melewati sela-sela jari panjangnya yang beruas jelas, mengalir perlahan dan tampak mengerikan.Andre menghela napas dalam hati, untungnya tadi dia sudah cukup banyak minum anggur merah.Di bawah tatapan penuh kemarahan dari Harvey, dia mengulurkan tangan ingin menutup mata Wanda."Jangan lihat, mantan suamimu itu garang seperti kena rabies, aku kasihan padamu."Harvey tersedak, matanya membelalak!Pria yang sedang bersandar pada Wanda sambil menutup dada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status