Home / Romansa / Melupa Rasa / Chapter 5: NEW CRUSH (2)

Share

Chapter 5: NEW CRUSH (2)

Author: Kier
last update Last Updated: 2020-11-13 23:55:10

"Aku benci ditatap orang asing lebih dari 5 detik,"

Sorot mata yang mengintimidasi, dan ucapan dengan nada yang  dingin dari sesosok mahasiswa yang baru diketahui Lyan adalah Dirga Hadinata. Cowok itu berdiri tegap dihadapannya dan Deana dengan sebelah tangan berada didalam saku jeansnya.

Deana hanya menunduk, sambil berkali-kali memberikan kode pada Lyan melalui kakinya agar mereka segera kabur dari situ. Namun nyatanya Lyan justru tak bergeming.

"Aku juga benci dengan orang yang terlalu baper dengan hanya ditatap lebih dari 5 detik,"

Tatapan Dirga berubah. Ia terpana dengan caranya. Masih dengan tatapan yang sama dinginnya. Dan Lyan, ia pun masih bernyali untuk terus menatap Dirga yang menjulang tinggi di hadapannya. 

Deana yang kini menarik kaus Lyan dari bawah meja, membuat Lyan akhirnya mengalah. Ia pun bangkit sambil menarik tangan Deana.

"Balik yuk! Ngerjain tugas di kosan aku aja, gimana?" tawar Lyan.

"Oke!" sahut Deana cepat dan antusias. 

"Hey!" tegur Dirga begitu Lyan dan Deana berbalik meninggalkan dirinya. Langkah Lyan terhenti. Ia kembali berbalik.

"Siapa namamu?" tanya Dirga 

Lyan mendengus kesal. "Tanyakan aja ke para dosen. Aku lumayan terkenal," sahutnya asal. Namun sebetulnya itu memang benar. Lyan dikenal sebagai salah satu mahasiswi yang jenius. Namun, ia berbeda dengan mahasiswa jenius kebanyakan. Karena itulah ia cukup terkenal di kalangan para dosen. 

Lyan kembali berbalik dan mulai melangkah pergi bersama Deana.

"Kau nggak akan lepas dariku," ujar Dirga lagi. Namun Lyan terus melangkah. Mengabaikannya.

***

"Perkenalkan, ini cucu saya, Retania," 

Abi mengulurkan tangannya dan gadis muda dihadapannya langsung membalas uluran tangannya sambil tersenyum manis. Abi pun membalas senyuman manisnya.

Dihadapannya kini adalah Retania Gunardi, cucu Profesor Royyan dan juga salah satu mahasiswi terbaik di kampus ini. Ia sangat cantik dan cerdas tentunya. Ia juga dikenal memiliki attitude yang baik. Selain itu, ia mulai menapaki karirnya sebagai model. Karena itulah Abi pikir, sosok Retania sangat cocok untuk menjadi icon universitas mereka. 

"Pak Abi bilang kamu cocok untuk mempromosikan kampus kita," ujar Pak Royyan pada cucunya. Retania sedikit terkejut, ia menatap Abi yang langsung tersenyum padanya, kemudian menoleh kembali pada kakeknya dengan malu-malu.

"Apa nggak salah kek? Masih banyak yang lebih bagus daripada Reta," sahut Retania lembut.

"Tidak. Kakek rasa yang dikatakan Pak Abi benar. Cucuku lah yang terbaik," Profesor Royyan terkekeh bangga.

"Kalau begitu sebaiknya kita tidak usah menunggu lama-lama. Mari kita siapkan konsep promosinya," usul Abi.

"Ah, tunggu sebentar, Pak Abi. Saya mendapat ide lain," tukas Profesor Royyan.

"Ya, Pak?"

"Bagaimana kalau Pak Abi juga menjadi icon? Berpasangan dengan Retania?"

Abi terkejut, begitu juga Retania.

"Kalian akan cocok. Retania sebagai icon mahasiswa terbaik. Dan Pak Abi sebagai dosen terbaik,"

Retania menatap Abi berbinar. Ia sangat menyukai ide ini.

"Wah, Pak. Saya bahkan belum mulai mengajar. Rasanya berlebihan kalau saya langsung dijadikan sebagai icon terbaik,"

Profesor Royyan menggeleng. "Saya percaya pada kemampuan anda, Pak Abi. Jadi bagaimana?"

Abi menarik napas sebentar. Ia menatap Profesor Royyan dan Retania bergantian. Terutama Retania yang menatap penuh harap padanya.

"Baiklah. Saya bersedia," sahut Abi akhirnya. Profesor Royyan dan Retania tersenyum puas. 

Setelah ngobrol selama beberapa menit, mendadak Retania pamit. Namun ketika bersalaman dengan Abi, diam-diam ia menyelipkan sebuah kertas kecil di tangan pria itu. Abi tersenyum tidak kentara. Karena tentu saja ia tahu kertas apa itu.

Kontak pribadi Retania.

Semuanya berjalan sesuai rencana. Abi akhirnya mendapatkan perhatian dari satu-satunya mahasiswi yang paling ia inginkan di kampus ini. Retania Gunardi.

***

"Berhenti menghubungiku!" hardik Retania begitu ia berhasil menemui sang pemberi pesan ketika ia tengah bersama kakeknya dan dosen muda baru itu.

Dihadapannya, cowok itu masih menatapnya datar sambil menghembuskan asap rokoknya. Retania menatapnya muak.

"Ini yang terakhir kali," ucap cowok itu.

Retania tertawa sinis. "Kau yakin? Apa kau menemukan korban baru lagi?" tanyanya sambil bersedekap. Ia menatap remeh cowok dihadapannya.

"Nggak akan bisa disebut korban," sahut cowok itu.

"Oh ya? Seingatku, berapa kalipun kau gonta ganti pasangan, kau tetap nggak bisa lepas dariku,"

"Kali ini beda. Karena tatapan matanya lebih menarik daripada matamu,"

Retania berdecih. "Jadi kau repot-repot memanggilku kesini cuma mau pamer?"

Cowok itu mengangkat bahu. "Cuma mau ucapin salam perpisahan pada calon mantan partner tersayangku,"

Retania tertawa sinis sekali lagi. "Asal kau tau, aku juga menemukan gebetan baru. Kupastikan dia jauh lebih baik darimu,"

"Wah, bagus dong kalau gitu. Kenapa nggak kita rayakan aja sekarang? Mau dimana? Di kamarku atau sewa hotel lagi?"

"Brengsek kau, Dirga!"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Melupa Rasa   Chapter 49: FIRST KISS

    Sambil menutup mulutnya karena tak menyangka dengan apa yang dia lihat, kaki Retania pun tak mampu bergerak. Dirga di depan sana, sedang tercebur ke dalam kolam renang akibat di pukul ayahnya. Melihat luka yang tergambar jelas di wajah Dirga, hati Retania ikut merasakan sakit. Dia jadi teringat pembicaraan mereka dulu."Kau tahu Reta, ada terlalu banyak hal yang kubenci di dunia ini.""Oh ya? Apa saja?""Aku benci belajar, benci keluargaku, dan terutama, aku benci ayahku."Retania terdiam, lalu akhirnya menyahut, "kenapa?""Karena dia itu pria paling brengsek di dunia. Karena kebrengsekannya, aku harus lahir di dunia ini. Dan dia juga mencampakkan ibuku, sampai akhirnya ibuku meninggalkan dunia ini tanpa ikut membawaku."Retania terdiam lagi. Ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Ia tumbuh di tengah-tengah keluarga yang bahagia dan terhormat. Tidak pe

  • Melupa Rasa   Chapter 48: DIRGA VS THE HADINATA

    Beberapa saat sebelumnya..."Kau...benar-benar datang?"Lyan menyambut kedatangan Dirga dengan ekspresi tidak percaya. Namun Dirga bisa melihat rasa iba di matanya. Seakan-akan akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya setelah ini."Tentu saja. Mana mungkin aku berbohong padamu, kan?" Sahut Dirga santai sambil melepaskan helmnya dan turun dari motornya. "Sekarang bawa aku menemui ibunya Deana." Dirga langsung menarik tangan Lyan sementara Lyan masih terperangah.Lyan segera membawanya menemui Bu Narita dan memperkenalkan Dirga padanya. Bu Narita kemudian menjelaskan secara ringkas mengenai tugas yang harus Dirga lakukan kemudian memberikan seragam pakaian pada Dirga. Dan sama seperti Lyan, Dirga juga terlihat tampan dengan seragam itu."Kalian berdua benar-benar good-looking!" Puji Bu Narita saat melihat Lyan dan Dirga berdiri beriringan.&

  • Melupa Rasa   Chapter 47: ANARA VS RETANIA

    Retania menaikkan kembali gaunnya namun tidak ada sedikit pun rasa malu yang tergambar di wajahnya meski aksi kemesraannya dipergoki oleh Anara. Berbeda dengan Abi yang kini tampak gugup, Retania justru merasa murka. Sekalipun dia sangat mengagumi Anara sebelumnya, tapi sikap wanita itu sangat ini benar-benar membuatnya amarahnya sudah berada di puncak kepala.Siapa juga yang bakalan suka kalau diganggu saat sedang mesra-mesranya?"Maaf kalau aku terdengar terlalu ikut campur... ""Anda memang terlalu ikut campur, Nona Anara!!" Potong Retania cepat dengan emosi yang terdengar jelas dari nada suaranya. Anara terdiam. Ia mengepalkan tangannya.Dasar, bocah-bocah zaman sekarang memang banyak tingkah!"Anda seharusnya tahu kalau kami sedang membutuhkan privasi. Kalaupun Anda melihatnya, bukankah sebaiknya Anda diam saja?" Cecar Retania.

  • Melupa Rasa   Chapter 46: CLAIMING YOU

    "Nak, kita mendadak kekurangan pelayan. Mariani mendadak sakit. Deana bilang ada teman kalian yang mau jadi pelayan, benar begitu?" Tanya Narita dengan kecemasan di wajahnya."E-eh, iya Bu," Sahut Lyan gugup. Teman yang mau jadi pelayan? Dirga kah?"Bisa tolong hubungi temanmu itu? Dari tadi Ibu sudah mencoba menelepon Deana tapi tidak diangkat.""Baiklah, Bu. Sebentar ya."Lyan pamit untuk menelepon Dirga. Sebenarnya dia ragu untuk menawarkan ini pada Dirga. Karena di sini ada ayah beserta ibu tirinya. Dan juga Retania yang malam ini resmi mengumumkan hubungan romantisnya dengan Abi di depan publik."Hai Lyan. Ada apa? Kau butuh bantuan?" Nada ceria Dirga terdengar di seberang sana."Kami... Sedang butuh pelayan tambahan di sini. Salah seorang pelayan ada yang mendadak sakit. Apa kau..bisa datang?""Tentu! Acara k

  • Melupa Rasa   Chapter 45: WHY ARE YOU HERE?

    "Boleh aku tahu ada ada sebenarnya dengan kehidupan puteri kalian yang katanya bahagia bersama jodohnya?"Wisnu dan Jeanita semakin pucat pasi mendengar perkataan Abi dengan nada ejekan di sana. Jeanita meggamit erat lengan suaminya, kode agar sebaiknya mereka pergi saja dari sana. Dan akhirnya, sepasang suami istri itu pun pergi.Abi menghela napas lega. Ia pun kembali memilih kudapannya. Seorang pelayan baru saja meletakkan beberapa jenis kudapan baru di atas meja hidang. Melihat salah satu kudapan tradisional favoritnya tersaji di sana, Abi langsung mengambilnya dengan penuh semangat."Wah, akhirnya ada juga kue tradisional! Ini kesukaanku! Terima kasih... Eh?? Lily?!"Suara Abi berubah menjadi pekikan saat menyadari siapa sosok pelayan yang barusan menghidangkan kudapan di atas meja. Dan ternyata itu adalah Lyan!"Lily? Kenapa bisa ada di sini?"

  • Melupa Rasa   Chapter 44: D-DAY

    Lyan menatap dirinya di depan cermin di hadapannya. Ia merapikan penampilannya sekali lagi, memastikan seragam pelayan kombinasi hitam dan putih yang diberikan ibunya Deana ini tidak kusut sama sekali. Ia juga memperhatikan rambutnya yang sudah tertata rapi, disanggul kecil di belakang. Riasannya yang sederhana juga sudah pas. Bagaimanapun, sesuai arahan ibunya Deana, ia tidak perlu berpenampilan berlebihan.Lyan tersenyum sekali lagi sambil menyemangati diri. Jujur sebenarnya ia gugup sekali. Ini pertama kalinya ia bekerja di acara keluarga kelas atas. Reputasi keluarga Hardoyo sebagai pengusaha tambang sungguh tidak main-main. Dan karena ini pesta yang tidak terlalu besar, Lyan justru semakin gugup. Para tamu akan lebih mudah mengenalinya. Dan seperti cerita Dirga sebelumnya, Lyan cukup khawatir akan ada yang coba mempermainkannya."Semangat Lyan! Semangat!" Ia masih berusaha keras memberi sugesti pada dirinya sendiri. Kemudian

  • Melupa Rasa   Chapter 43: FUTURE PLAN

    "Katakan padaku, siapa kau sebenarnya?" Tanya Dirga sambil menyodorkan sebuah minuman kaleng ke arah Lyan. Saat ini ia, Lyan, dan juga Deana sedang nongkrong di kafetaria kampus."Apa maksudmu?" Tanya Lyan heran.Dirga meneguk minumannya lalu menjawab, "yah, kau benar-benar orang yang penuh rahasia. Dan penuh kejutan juga. Kemarin kau ternyata kenal dengan dosen baru kita. Dan tiba-tiba hari ini kau mengenal artis itu juga. Besok besok siapa lagi yang akan kau kenal? Presiden Amerika? Atau apa jangan-jangan kau ini juga anak mafia?"Deana terkikik geli mendengar perkataan Dirga. Sementara Lyan segera melempar pelan kotak tisu yang ada di hadapannya ke arah Dirga dan cepat di tangkap cowok itu."Jangan-jangan kau juga keturunan ilmuwan? Guruku ini kan sangat pintar!" Celetuk Dirga lagi"Hentikan! Kau ini!" Kali ini Lyan juga tertawa kecil mendengar ledekan itu."Mungkin Lyan juga keturunan peraih Nobel Perdamaian

  • Melupa Rasa   Chapter 42: THE UNWANTED REUNION

    "Wahhh, pemandangannya bagus sekali disini!" Celetuk Anara riang ketika kakinya menyentuh lantai rooftop. Pemandangan seluruh kota terlihat dari atas sini. Sangat indah.Di ujung sana, Abi berdiri namun ia hanya membalikkan tubuhnya. Tapi Anara sangat yakin pria itu pasti menyadari kedatangannya. Ia tersenyum. Abi sungguh pintar memilih tempat yang bagus dan romantis untuk mereka berbicara berdua saja."Maaf lama menunggu, Abi..."Abi langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Anara serius."Katakan apa tujuanmu sebenarnya!"Rahang Anara mengeras dan raut wajahnya tidak lagi seriang sebelumnya. Hatinya terluka karena hingga detik ini tidak ada keramahan dari Abi samasekali padahal Anara sudah melakukan berbagai hal sejauh ini untuk bisa dekat dengannya.Namun Anara berusaha untuk tetap memasang senyum manisnya. "Apa maksudmu, Abi? Aku t

  • Melupa Rasa   Chapter 41: REUNION

    Dan tentu saja, hari itu di Universitas Bina Darma, semua yang terjadi sesuai dugaan Anara."Hei!! Bukannya itu Anara Aryasena?!!""Wah...!! Dewi Estella!!""My God! Dewi Estella benar-benar ada di sini??!""Ya Tuhan... Dia benar-benar dewi! Dia sangat cantik!"Anara tersenyum sambil tetap melenggang anggun di sepanjang kawasan Universitas Bina Darma. Karena ia sedang berada di kampus, ia mencoba mengenakan busana yang lebih pantas. Dan ternyata, setelah blazer hitam dari desainer ternama, rambut yang diikat rendah ke belakang dengan sedikit anak rambut yang terurai di bagian depan, dan cukup dengan riasan minimalis yang cantik, pesonanya sukses mengguncang semua orang. Di tambah dengan kacamata hitam dan blazer yang tidak dikancing dan memperlihatkan dalaman berupa kemeja berwarna abu-abu, ia terlihat lebih kasual namun amat sangat keren. Setiap mata yang memandang tak hen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status