Home / Romansa / Melupa Rasa / Chapter 4: New Crush (Part 1)

Share

Chapter 4: New Crush (Part 1)

Author: Kier
last update Huling Na-update: 2020-11-12 23:30:51

"Tell me, what's wrong with you?" desak Deana begitu Lyan kembali ke kantin, duduk dihadapannya dengan wajah sedikit sembap.

"Cuma teringat masa lalu yang nggak enak aja. Sorry, aku agak emosional tadi. Efek PMS barangkali. But i'm okay now," sahut Lyan.

"Kau yakin?" tanya Deana skeptis. Ia memperhatikan Lyan yang saat ini justru menghindari kontak mata dengannya. Sahabatnya itu mulai melahap potongan browniesnya. Deana pun memutuskan untuk tak memaksanya bercerita. Ia memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan agar berganti suasana.

"Oh ya Ly, menurutmu gimana tuh, si dosen baru? Ganteng nggak?"

Nyatanya, pembicaraan ini tidak benar-benar baru. Setidaknya begitulah bagi Lyan. Ia berhenti mengunyah sesaat. Lalu kembali mengatur ekspresinya agar Deana tak curiga.

"Biasa aja. Nggak ada yang istimewa," sahutnya datar.

"Serius?? Cakep gitu! Jenius lagi! Udah S3!" kilah Deana masih tak puas.

"Udah tua. Kayak om-om. Males ah," sahut Lyan cuek sambil meneguk air mineralnya.

"Busyet dah om-om! Matamu rabun atau gimana sih? Masih muda banget lho tuh dosen,"

"Bukan tipeku, De. Tau sendiri aku sukanya yang masih sama-sama mahasiswa aja. Lebih enak kalo ngobrol. Lebih nyambung,"

"Oh ya? Kayak siapa?" tanya Deana mendadak bersemangat. Sejak awal masuk kampus, Lyan selalu cuek pada cowok manapun. Dan kali ini sepertinya menarik untuk memancing Lyan agar mau mengutarakan tipe cowok seperti apa yang ia sukai.

Namun nyatanya, Lyan hanya mengangkat bahu cuek. Deana mendengus kesal.

"Come on, Ly. Coba pikir-pikir, kayak siapaaaa gitu yang menurutmu oke, yah, siapa tau bisa aku gebet dan aku nggak jadi ngincer dosen baru itu," bujuk Deana lagi. 

Lyan menarik napas sebentar. Lalu melirik sekeliling tidak kentara. Dan ekor matanya menangkap sesosok mahasiswa yang sedang duduk di pojokan, yang juga tengah menatapnya.

"Kayak dia," sahut Lyan dengan dagu mengarah ke cowok itu, yang juga masih menatapnya. Deana pun mengikuti arah pandangan Lyan. Namun ia justru terkejut.

"Gosh! What are you thinking?!" pekik Deana pelan sambil cepat mengalihkan pandan dari cowok itu.

"Memangnya kenapa?" tanya Lyan cuek.

"Kau serius nggak tau siapa dia? Itu Dirga Hadinata! Reputasinya buruk! Big no, Ly! Mana sekarang dia lagi ngeliatin kita!" sahut Deana setengah berbisik. Ia terlihat cemas.

Lyan tersenyum simpul sambil pandangannya lurus menatap ke depan.

"Ralat. Dia sedang menuju kesini."

***

"Wanita ini cantik sekali, bagaimana menurut Anda, Pak Abi?" tanya Profesor Royyan dengan dagu yang menunjuk ke arah televisi, yang sedang menampilkan iklan produk baru Estella Skincare, dengan brand ambassador mereka yang baru juga, Anara Aryasena.

Abimana hanya menatapnya datar. Lalu menyahut, "yeah. Tapi bukan tipe saya. Terlalu glamor,"

Profesor Royyan terkekeh pelan. "Memang tidak cocok dengan imej berpendidikan anda, Pak Abi,"

Abi hanya tersenyum simpul. Ia kembali menyesap kopinya. Sudah setengah jam ia berada di ruangan ini, disambut langsung oleh Profesor Royyan, yang juga pemilik universitas ini. Berbicara dengannya cukup menyenangkan bagi Abi. Meskipun ia sebenarnya mulai tidak sabar untuk membahas sesuatu. Namun belum menemukan celah untuk memulainya.

"Saya berencana menggunakannya untuk promosi universitas kita. Bagaimana menurut anda, Pak Abi?"

Abi berhenti menyesap kopinya. "Maksud bapak?"

"Wanita ini," sahut Profesor Royyan sambil kembali menunjuk Anara yang masih tampil di iklan.

"Atas dasar apa, kalau boleh saya tahu?"

"Dia cantik dan juga terkenal. Dia sedang naik daun. Saya rasa akan bagus kalau dia mempromosikan universitas kita. Banyak anak muda akan tertarik untuk kuliah disini,"

Abi terdiam sejenak. Kemudian meletakkan cangkir kopinya sebelum menjawab dengan serius.

"Saya rasa dia bukan pilihan yang bagus,"

"Alasannya?"

"Karena imejnya tidak sesuai dengan universitas kita. Seperti yang saya katakan sebelumnya, wanita itu terlalu glamor. Sedangkan universitas kita mempunyai reputasi akademik yang bagus,"

Profesor Royyan tak menyahut, namun ia mengangguk-angguk.

"Kalau begitu, apa Pak Abi punya rekomendasi artis yang bagus? Cantik atau tampan dan juga jenius?"

Abi tersenyum puas. Kini, ia telah menemukan celah.

"Kenapa harus artis, Pak?"

Profesor Royyan mengernyit. Abi kembali melanjutkan perkataannya.

"Cantik dan jenius. Saya mengenal seseorang. Dan bukankah bapak juga mengenalnya dengan sangat baik?"

"Maksud Pak Abi?" Profesor Royyan semakin tidak mengerti. Perkataan Abi seperti teka-teki.

"Cucu bapak sendiri. Retania Gunardi."

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Melupa Rasa   Chapter 49: FIRST KISS

    Sambil menutup mulutnya karena tak menyangka dengan apa yang dia lihat, kaki Retania pun tak mampu bergerak. Dirga di depan sana, sedang tercebur ke dalam kolam renang akibat di pukul ayahnya. Melihat luka yang tergambar jelas di wajah Dirga, hati Retania ikut merasakan sakit. Dia jadi teringat pembicaraan mereka dulu."Kau tahu Reta, ada terlalu banyak hal yang kubenci di dunia ini.""Oh ya? Apa saja?""Aku benci belajar, benci keluargaku, dan terutama, aku benci ayahku."Retania terdiam, lalu akhirnya menyahut, "kenapa?""Karena dia itu pria paling brengsek di dunia. Karena kebrengsekannya, aku harus lahir di dunia ini. Dan dia juga mencampakkan ibuku, sampai akhirnya ibuku meninggalkan dunia ini tanpa ikut membawaku."Retania terdiam lagi. Ia tidak tahu harus merespon bagaimana. Ia tumbuh di tengah-tengah keluarga yang bahagia dan terhormat. Tidak pe

  • Melupa Rasa   Chapter 48: DIRGA VS THE HADINATA

    Beberapa saat sebelumnya..."Kau...benar-benar datang?"Lyan menyambut kedatangan Dirga dengan ekspresi tidak percaya. Namun Dirga bisa melihat rasa iba di matanya. Seakan-akan akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya setelah ini."Tentu saja. Mana mungkin aku berbohong padamu, kan?" Sahut Dirga santai sambil melepaskan helmnya dan turun dari motornya. "Sekarang bawa aku menemui ibunya Deana." Dirga langsung menarik tangan Lyan sementara Lyan masih terperangah.Lyan segera membawanya menemui Bu Narita dan memperkenalkan Dirga padanya. Bu Narita kemudian menjelaskan secara ringkas mengenai tugas yang harus Dirga lakukan kemudian memberikan seragam pakaian pada Dirga. Dan sama seperti Lyan, Dirga juga terlihat tampan dengan seragam itu."Kalian berdua benar-benar good-looking!" Puji Bu Narita saat melihat Lyan dan Dirga berdiri beriringan.&

  • Melupa Rasa   Chapter 47: ANARA VS RETANIA

    Retania menaikkan kembali gaunnya namun tidak ada sedikit pun rasa malu yang tergambar di wajahnya meski aksi kemesraannya dipergoki oleh Anara. Berbeda dengan Abi yang kini tampak gugup, Retania justru merasa murka. Sekalipun dia sangat mengagumi Anara sebelumnya, tapi sikap wanita itu sangat ini benar-benar membuatnya amarahnya sudah berada di puncak kepala.Siapa juga yang bakalan suka kalau diganggu saat sedang mesra-mesranya?"Maaf kalau aku terdengar terlalu ikut campur... ""Anda memang terlalu ikut campur, Nona Anara!!" Potong Retania cepat dengan emosi yang terdengar jelas dari nada suaranya. Anara terdiam. Ia mengepalkan tangannya.Dasar, bocah-bocah zaman sekarang memang banyak tingkah!"Anda seharusnya tahu kalau kami sedang membutuhkan privasi. Kalaupun Anda melihatnya, bukankah sebaiknya Anda diam saja?" Cecar Retania.

  • Melupa Rasa   Chapter 46: CLAIMING YOU

    "Nak, kita mendadak kekurangan pelayan. Mariani mendadak sakit. Deana bilang ada teman kalian yang mau jadi pelayan, benar begitu?" Tanya Narita dengan kecemasan di wajahnya."E-eh, iya Bu," Sahut Lyan gugup. Teman yang mau jadi pelayan? Dirga kah?"Bisa tolong hubungi temanmu itu? Dari tadi Ibu sudah mencoba menelepon Deana tapi tidak diangkat.""Baiklah, Bu. Sebentar ya."Lyan pamit untuk menelepon Dirga. Sebenarnya dia ragu untuk menawarkan ini pada Dirga. Karena di sini ada ayah beserta ibu tirinya. Dan juga Retania yang malam ini resmi mengumumkan hubungan romantisnya dengan Abi di depan publik."Hai Lyan. Ada apa? Kau butuh bantuan?" Nada ceria Dirga terdengar di seberang sana."Kami... Sedang butuh pelayan tambahan di sini. Salah seorang pelayan ada yang mendadak sakit. Apa kau..bisa datang?""Tentu! Acara k

  • Melupa Rasa   Chapter 45: WHY ARE YOU HERE?

    "Boleh aku tahu ada ada sebenarnya dengan kehidupan puteri kalian yang katanya bahagia bersama jodohnya?"Wisnu dan Jeanita semakin pucat pasi mendengar perkataan Abi dengan nada ejekan di sana. Jeanita meggamit erat lengan suaminya, kode agar sebaiknya mereka pergi saja dari sana. Dan akhirnya, sepasang suami istri itu pun pergi.Abi menghela napas lega. Ia pun kembali memilih kudapannya. Seorang pelayan baru saja meletakkan beberapa jenis kudapan baru di atas meja hidang. Melihat salah satu kudapan tradisional favoritnya tersaji di sana, Abi langsung mengambilnya dengan penuh semangat."Wah, akhirnya ada juga kue tradisional! Ini kesukaanku! Terima kasih... Eh?? Lily?!"Suara Abi berubah menjadi pekikan saat menyadari siapa sosok pelayan yang barusan menghidangkan kudapan di atas meja. Dan ternyata itu adalah Lyan!"Lily? Kenapa bisa ada di sini?"

  • Melupa Rasa   Chapter 44: D-DAY

    Lyan menatap dirinya di depan cermin di hadapannya. Ia merapikan penampilannya sekali lagi, memastikan seragam pelayan kombinasi hitam dan putih yang diberikan ibunya Deana ini tidak kusut sama sekali. Ia juga memperhatikan rambutnya yang sudah tertata rapi, disanggul kecil di belakang. Riasannya yang sederhana juga sudah pas. Bagaimanapun, sesuai arahan ibunya Deana, ia tidak perlu berpenampilan berlebihan.Lyan tersenyum sekali lagi sambil menyemangati diri. Jujur sebenarnya ia gugup sekali. Ini pertama kalinya ia bekerja di acara keluarga kelas atas. Reputasi keluarga Hardoyo sebagai pengusaha tambang sungguh tidak main-main. Dan karena ini pesta yang tidak terlalu besar, Lyan justru semakin gugup. Para tamu akan lebih mudah mengenalinya. Dan seperti cerita Dirga sebelumnya, Lyan cukup khawatir akan ada yang coba mempermainkannya."Semangat Lyan! Semangat!" Ia masih berusaha keras memberi sugesti pada dirinya sendiri. Kemudian

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status