Share

Batal Kawin Lari

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-04-02 23:44:44

Begitu keluar dari rumah, tatapan Anaby langsung tertuju pada sosok yang tengah bersandar di pintu taksi. 

Aslan. 

Lelaki itu tersenyum lembut padanya. Senyuman yang dulu mampu membuat ia lupa segalanya, yang dulu menjeratnya dalam pesona palsu. Namun, sekarang ia hanya melihat kedok manusia licik yang hatinya dipenuhi oleh kebusukan.

Dengan langkah lebar, Aslan berjalan menghampiri Anaby. Tangan lelaki itu terulur, seolah ingin menggenggam erat tangan sang kekasih.

“Sayang, kau sudah siap pergi bersamaku?” 

Anaby hanya berdiri diam, menatap Aslan dengan pandangan sinis yang tersembunyi di balik ekspresi datarnya. Ingatan itu muncul sekelebat—saat Aslan dengan sengaja membuang obatnya, menguncinya di dalam rumah, dan membiarkannya mati dalam penderitaan.

Napas Anaby memburu, amarah menggelegak di dadanya. Meski begitu, ia harus menahan diri. Aslan yang sekarang tidak boleh tahu bahwa ia adalah Anaby dari masa depan.

Maka, Anaby berusaha menenangkan diri, memasang senyum manis yang cukup meyakinkan. Ia menggeleng perlahan, lalu melirik ke arah Sandra yang berdiri di belakangnya.

“Aku berubah pikiran Aslan. Aku tidak mau kabur dari rumah,” tolaknya dengan suara lembut, seakan itu adalah keputusan yang baru saja dibuatnya.

Aslan mengangkat alisnya, tampak sedikit terkejut. Rahang lelaki itu menegang, seolah berusaha menahan emosi yang mulai mendidih di dalam dadanya. Matanya yang sehitam jelaga menyorotkan sesuatu yang sulit ditebak. 

Ada kilatan kecewa yang sekilas melintas, tetapi dengan cepat lelaki itu menyembunyikannya. Aslan memang selalu pandai mengendalikan ekspresi, sama seperti dulu, sama seperti di kehidupan Anaby sebelumnya. 

“Kenapa? Kita sudah sepakat, Ana. Kita harus pergi sekarang sebelum keluargamu kembali.”

Tak ingin Aslan mencurigainya, Anaby melanjutkan dengan nada pelan, penuh keyakinan.

“Maaf, Aslan, tapi aku menyadari satu hal. Menikah tanpa restu orang tua hanya akan membawa malapetaka.” 

Anaby menarik napas, seolah butuh keberanian lebih untuk mengatakannya. “Jika kau benar-benar mencintaiku, maka kita harus melakukannya dengan cara yang benar. Kita tunggu ayah dan ibu tiriku pulang, lalu kita temui mereka bersama-sama. Kau bisa melamarku secara resmi di hadapan mereka.”

Setelah berkata demikian, Anaby menunggu reaksi Aslan dengan jantung yang berdebar. Ia menahan napas, bertaruh apakah lelaki itu akan berani menerima tantangannya. 

Namun, Aslan tak langsung memberi jawaban. Matanya justru sedikit menyipit, seakan mencoba membaca pikiran Anaby.

“Baiklah, kalau itu yang kau inginkan,” kata Aslan akhirnya. “Aku hanya ingin kau bahagia, Ana. Tapi untuk melamarmu hari ini, aku belum siap. Aku harus bekerja lebih keras lagi, dan menunjukkan pada Tuan Carlo bahwa aku layak untukmu.”

Anaby mengangguk, walaupun di dalam hatinya, gadis itu mengejek. Aslan tidak siap? Omong kosong! 

Lelaki itu hanya takut kehilangan kesempatan emasnya. Pernikahan mereka bukan tentang cinta, melainkan tentang balas dendam dan harta. Dan sekarang, Anaby telah membalikkan permainan.

Berusaha meredam rasa kecewa, Aslan membayar sejumlah uang kepada sopir taksi sebelum menyuruhnya pergi. Setelah itu, ia kembali ke paviliun di halaman belakang, tempat ia tinggal sebagai anak dari sopir keluarga Anaby. Langkah kaki Aslan terlihat gontai, seakan seluruh semangatnya telah padam.

Anaby membiarkan lelaki itu pergi meninggalkannya, tanpa berkata apa-apa. Begitu Aslan menghilang, Sandra langsung berlari dan meraih tangan Anaby.

“Ana, apa kau tidak kasihan pada Aslan?” tanya Sandra, suaranya penuh ketidakpercayaan. “Kau bilang tidak bisa hidup tanpa Aslan, tapi kau membuat dia patah hati. Aslan sudah merencanakan ini selama satu bulan penuh!”

Senyum sinis hampir saja muncul di bibir Anaby. Akan tetapi, ia mengubahnya dalam sekejap menjadi senyum yang penuh makna.

“Kalau kau merasa kasihan pada Aslan, kenapa bukan kau saja yang pergi bersamanya?”

Mata Sandra langsung terbelalak. Wajahnya yang semula penuh emosi mendadak berubah panik, dan ia tergagap.

“A-apa maksudmu?”

Anaby terkekeh kecil, lalu menepuk pundak Sandra dengan gerakan santai.

“Jangan terlalu tegang, aku hanya bercanda. Sepertinya, kau lebih memperhatikan Aslan daripada aku.”

Sandra buru-buru menggeleng. “Jangan salah paham, Ana. Aku hanya tidak tega melihat Aslan.”

“Aku tahu. Ayo, kita masuk, di sini anginnya terlalu kencang," ajak Anaby dengan ekspresi ceria.

Diam-diam, Anaby mengamati gerak-gerik Sandra. Seingatnya, di kehidupan sebelumnya, tepat sebelum ia masuk ke dalam taksi, Sandra memberinya sebuah kalung sebagai tanda keberuntungan. Kalung itu, yang menurut Sandra dibeli dari toko barang antik, justru membawa bencana. 

Kulit Anaby mengalami alergi hebat setelah mengenakannya, dan malam pengantinnya bersama Aslan terpaksa harus ditunda. Saat itu, Anaby menganggapnya sebagai suatu kebetulan. Namun sekarang, ia curiga bahwa kalung itu merupakan bagian dari rencana busuk yang disusun oleh Sandra dan Aslan.

Hanya saja, ada yang berbeda pada peristiwa kali ini. Anaby tidak jadi kabur, jadi apakah Sandra masih akan memberinya kalung itu?

Tak disangka, Sandra tidak mau mengikuti langkah Anaby. Gadis itu justru melirik jam tangannya, lalu tersenyum penuh penyesalan.

“Maaf, Ana aku harus pulang sekarang. Papaku butuh bantuan untuk membumbui ayam goreng yang akan dijual malam ini.”

Kepala Anaby mengangguk pelan, tetapi matanya tetap memperhatikan perilaku Sandra. Sahabatnya itu nampak merogoh saku tasnya, lalu mengeluarkan sesuatu yang terbungkus kain beludru kecil.

“Oh, aku hampir lupa.” Sandra membuka kain itu, memperlihatkan sebuah kalung dengan liontin kecil berbentuk bulan sabit, terbuat dari perak dengan ukiran halus di tengahnya. 

“Aku menabung selama tiga bulan untuk membelinya, Ana. Aku ingin memberikan padamu sebagai hadiah pernikahan, karena kalung ini membawa keberuntungan.”

Anaby menatap kalung itu tanpa menyentuhnya. Jantungnya mendadak berdegup lebih cepat. Jikalau Sandra tetap memberinya sebuah kalung, apakah ini berarti nasibnya tidak bisa diubah? 

Apakah ia akan tetap menikah dengan Aslan? Dan mungkinkah, akhir kehidupannya yang tragis tidak bisa dihindari?

Tidak. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Seberat apa pun risikonya, ia akan berjuang untuk mengubah masa depan sekaligus menghukum Aslan dan Sandra.

“Terima kasih. Aku sangat menghargainya,” ujar Anaby, terpaksa menerima kalung itu.

Sandra tersenyum puas. “Aku senang kau suka. Pakailah selalu, Ana. Besok pagi, aku akan meneleponmu."

Setelah Sandra beranjak pergi, Anaby menyimpan kalung itu di saku celananya. Pikirannya dipenuhi berbagai spekulasi.

Jika di kehidupan sebelumnya kalung ini menyebabkan alergi hebat, mungkinkah ada zat berbahaya atau racun yang terkandung di dalamnya? Ya, bisa jadi Sandra telah melumuri liontin kalung itu dengan ramuan tertentu. Benar atau tidaknya, ia harus segera melakukan penyelidikan sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Penebusan Berdarah

    Napas Anaby terhenti di tenggorokan, matanya tak berkedip saat menatap layar ponsel di tangan Michael. Angka itu terpampang jelas di sana, menampilkan bukti transfer senilai sepuluh miliar.Tak disangka, demi melindungi dirinya dan sang buah hati, Michael rela melepaskan uang yang ia miliki.Detik itu juga, Anaby ingin menjerit dan menghentikan Michael, tetapi pisau yang masih menempel di perutnya membuat seluruh ototnya menegang. Ketakutan Anaby bukan lagi soal keselamatan sendiri, melainkan nyawa kecil yang baru tumbuh di rahimnya. Dia belum siap kehilangan.“Uang sudah aku kirim ke rekeningmu. Sekarang, bebaskan Ana!” ujar Michael lantang. Suaranya tajam, menahan amarah yang mendidih dalam dada.Anaby hanya bisa menatap sang suami dengan mata berembun. Hatinya terharu melihat cinta Michael yang begitu besar, cinta yang tak pernah ia dapatkan di kehidupan sebelumnya. Dahulu, ia hanya dianggap sebagai istri mandul sekaligus wanita penyakitan yang layak dibuang. Kini, ia menjadi seor

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Harga dari Dua Nyawa

    Pintu tua itu terbuka dengan hentakan keras, memperdengarkan derit engsel yang nyaring. Sinar lampu dari luar menembus masuk ke dalam ruang pengap itu. Anaby mendongak dengan sisa tenaga, dan saat itu langkah tegap seorang pria muncul dari balik ambang pintu. Michael masuk, diapit oleh dua pria berbadan kekar. Mata elang lelaki itu memancarkan bara yang siap membakar siapapun yang berani menyentuh miliknya.Netra Anaby membulat penuh kelegaan, seolah luka di tubuhnya tiba-tiba tak terasa sakit lagi. Ia merasa seluruh dunia kembali berpihak padanya. Hanya dengan melihat sang suami, seluruh penderitaan yang ia tahan selama ini luruh bersama dengan air mata.Michael benar-benar datang untuk menyelamatkannya. Tak hanya di kehidupan lalu, tetapi juga di kehidupan ini.“Michael … Tolong aku,” bisik Anaby lirih, keluar dari lubuk hati yang telah kelelahan. Wajah tegang Michael langsung berubah. Sorot matanya melembut, meski rahangnya tetap mengeras oleh amarah. Ia melangkah pelan, matanya t

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Keajaiban Terindah

    Anaby masih memandangi benda mungil berwarna putih di tangannya. Pandangannya kosong. Test pack itu terasa begitu berat, seolah menampung seluruh takdir hidupnya. Di balik pintu kamar mandi, suara angkuh Sandra kembali terdengar, lantang dan mengancam.“Dua puluh menit, Ana. Aku hitung mulai sekarang. Kalau sampai waktunya belum ada jawaban, silakan bermalam di sana!”Bersamaan dengan kata-kata itu, terdengar bunyi ‘klik’ timer yang dinyalakan, menandakan Sandra mulai menghitung waktu. Anaby menarik napas panjang, tubuhnya bersandar lemah pada dinding kamar mandi yang dingin. Di wajahnya, tergambar dilema yang tak terhindarkan.Ia menatap test pack itu lagi dengan nanar. "Apa aku harus melakukannya?" gumam Anaby, lirih.Pilihan tak pernah benar-benar menjadi miliknya. Ia tahu itu. Jika ia tak memenuhi keinginan Sandra, maka malam ini ia bisa mati lemas. Tak ada yang lebih menakutkan dari terkunci bersama trauma masa lalu yang terus menghantui."Aku akan mencoba, apa pun hasilnya," u

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Anaby vs Sandra

    Di dalam kamar yang sunyi, tubuh Anaby masih terbaring lemah di atas ranjang tua. Kedua pergelangan tangan dan kakinya semakin nyeri akibat terlalu lama terikat. Namun meski kesakitan, ia menolak untuk menyerah. Tangis tak lagi punya tempat di mata Anaby yang membara oleh tekad. Tuhan telah memberinya kesempatan kedua, melewati batas antara hidup dan mati. Karena itu, ia tidak akan mau dikalahkan oleh kejahatan yang sama."Aku pasti bisa keluar dari sini," gumam Anaby, meneguhkan hatinya. Anaby memejamkan mata, berusaha menenangkan napas yang tak menentu. Dalam hati, ia berharap semoga kekuatan cinta dapat menuntun langkah Michael ke tempat ini.Akan tetapi, harapan Anaby pupus ketika terdengar bunyi langkah kaki mendekat. Tak berselang lama, pintu berderit dan terbuka perlahan. Anaby menegang. Ia sempat menduga itu adalah Aslan sang pengkhianat sekaligus dalang dari penculikannya. Namun ketika matanya terbuka, sosok yang berdiri di ambang pintu membuat Anaby terperanjat.“Sandra?”

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Pelakunya Sudah Ditemukan

    Tanpa sepatah kata, Michael membuka pintu belakang mobil dan mendorong tubuh Laura ke dalam. Gadis itu masih mencoba melawan, tubuhnya gemetar karena ketakutan bercampur amarah.“Masuk,” perintah Michael dingin.“Aku tidak akan—”Namun, ucapan Laura langsung terputus saat Mateo meraih lengannya dan menahan kuat-kuat. Tak ada ruang untuk bergerak. Tak ada celah untuk kabur.“Ini melanggar hukum! Kau tidak bisa menangkapku seenaknya! Aku akan melaporkanmu ke polisi!” pekik Laura, wajahnya memerah, suaranya terdengar histeris.Wajah Michael tetap datar dan dingin, seolah tak menghiraukan ucapan Laura sama sekali.Belum sempat Laura melanjutkan ancamannya, seorang bodyguard mendekat ke jendela mobil untuk menyerahkan sesuatu.“Ponselnya, Tuan. Sudah kami ambil dari kamar Nona Laura,” lapornya singkat.Laura tampak panik saat Michael menerima ponsel itu. Akan tetapi, dalam sekejap bibirnya menyeringai kecil dengan kesombongan.“Kau pikir bisa membuka ponselku, Michael? Aku memakai password,

  • Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian   Kemarahan Michael

    Setelah mendapatkan rekaman CCTV, Michael kembali ke kantornya bersama Mateo, sang asisten setia.Di ruang khusus yang menjadi pusat komando keamanan cyber perusahaannya, Michael duduk dengan wajah tegang. Di hadapannya, berdiri Ricky, kepala divisi IT yang telah lama ia percaya. “Putar ulang dari menit ke delapan belas,” perintah Michael dingin.Ricky mengangguk dan menggeser waktu rekaman jalan raya yang berhasil didapat dari kamera lalu lintas.Tampak mobil yang dinaiki Anaby melintas dengan kecepatan konstan. Namun, beberapa detik kemudian, dari arah berlawanan, sebuah mobil dan satu motor memotong jalur. Rekaman itu mendadak terganggu, gambarnya kabur, dan wajah para pengendara tidak terlihat jelas.“Perbesar bagian kanan. Fokus pada motor yang paling dekat ke arah kamera,” kata Michael tajam.Ricky melakukan seperti yang diminta sang atasan. Ia mengetik cepat, memanfaatkan perangkat lunak berbasis AI pengolah gambar, hingga perlahan muncul bayangan samar dari plat nomor. Meski

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status