แชร์

BAB 3: Perang Batin

ผู้เขียน: LeeNaGie
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2021-10-14 08:46:50

“Ceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi kepadamu.”

West mematut Leona lamat-lamat dari kepala perlahan ke bawah. Dia bisa mengetahui dulunya, wanita itu memiliki wajah yang cantik. Bagi lelaki yang telah bertemu banyak orang seperti dirinya, akan sangat mudah mengenali watak siapa saja yang ditemui.

“Katakan dulu apa pekerjaanmu. Sebelum ke sini kau berkata akan mengatakannya ketika di rumah.” Leona malah tidak menjawab pertanyaan West.

“Aku?”

“Iya. Siapa lagi? Apa aku bertemu dengan Shaun dan istrinya sebelum kita ke sini?”

West tertawa mendengarnya. “Wah, ternyata kau memiliki sisi ketus juga, Leona.”

Leona menegakkan tubuh dengan dagu terangkat ke atas. Kali ini dia ingin menunjukkan kalau dirinya tidak berasal dari kalangan biasa. Kedua tangannya bergoyang sebelum tangan menyilang di atas lutut yang berimpitan.

“Tentu, Mr. Taylor. Kau bahkan belum mengetahui siapa diriku sebenarnya.”

West manggut-manggut seolah paham maksud perkataan wanita yang duduk tepat di hadapannya.

“Leona Elizabeth Parker, keturunan bangsawan di daerah Outville. Putri ketiga keluarga Parker yang diusir, karena menikah dengan pria dari kalangan bukan bangsawan. Suamimu bernama Mark Sinclair, bukan?” papar West lancar mengatakan asal usul wanita yang baru saja ditemui.

Mata abu-abu Leona langsung membesar. Rasa takut kembali hinggap dalam diri, khawatir jika pria ini memiliki niat yang tidak baik.

“Ba-bagaimana kau tahu tentangku?” Tangannya bersiap meraba ke samping kiri mencari benda yang bisa digunakan untuk melindungi diri, jika West berniat buruk kepadanya.

Pria berambut cokelat itu menyandarkan tubuh di punggung sofa dengan mengulas senyuman. “Mengetahui identitas seseorang, bukanlah hal yang sulit bagiku.”

“Tenang, Leona. Sekali lagi aku tegaskan, aku tidak pernah memiliki niat buruk kepadamu.” Tangannya naik ke atas, mengacungkan jari tengah dan telunjuk bersamaan ke atas. “Demi Tuhan, aku bersumpah hanya ingin membantumu.”

West berusaha meyakinkan Leona yang sudah ketakutan terlebih dahulu.

“Benar?” Leona masih tidak yakin.

“Sungguh-sungguh. Kau bisa percaya denganku.”

Gestur tubuh Leona kembali tenang. Tidak ada lagi gurat khawatir yang terpancar dua menit yang lalu.

“Apa pekerjaanmu? Kau harus jujur mengatakannya kepadaku.”

“Aku seorang penipu.”

What?

“Ya. Kau memintaku jujur dan aku katakan yang sebenarnya,” ujar West tanpa beban, “aku memiliki data base lengkap, sehingga bisa mencari tahu latar belakangmu dengan mudah.”

West menyeringai dengan pandangan belum lepas dari Leona. “Aku juga bisa membuatkan identitas baru untukmu. Karena itulah kau harus menurunkan berat badan, sebelum membalas suamimu.”

Wanita itu mulai paham ke mana arah pembicaraan West. Satu jam yang lalu pria itu bersikeras meminta dirinya untuk mengubah pola makan, hingga mengurangi konsumsi karbohidrat agar tidak menjadi lemak.

“Kau ingin aku—”

“Kurang lebih seperti itu. Detailnya akan kuberitahu nanti setelah kau ceritakan apa yang terjadi. Maksudku, pria seperti apa suamimu dan apa pekerjaannya.”

Mata abu-abu itu mengecil dan menatap penuh selidik. “Tadi kau bilang bisa mengetahui latar belakang seseorang, kenapa sekarang malah tanyakan apa pekerjaan suamiku?”

Come on, Leona. Aku hanya memiliki waktu tiga puluh menit untuk mencari data tentangmu. Bagaimana aku bisa mencari tahu tentang suamimu dengan detail dalam waktu sesingkat itu?” balas West mengusap kening. Lelah juga berkomunikasi dengan perempuan seperti Leona.

Suasana hening ketika wanita berambut hitam itu berpikir sejenak. Bahunya naik, lalu turun perlahan ke bawah.

“Baiklah. Mark dulunya hanya seorang pegawai biasa di perusahaan pialang.” Senyum tipis tergambar di parasnya mengenang awal bertemu dengan pria itu. “Dia pria yang manis dan penyayang. Karena itulah, aku rela meninggalkan keluargaku demi dirinya.”

“Awal pernikahan, aku bekerja dengan sekuat tenaga. Mengumpulkan uang membeli rumah. Tujuannya agar bisa menunjukkan kepada keluarga, kalau Mark bisa memberi kecukupan materi untukku.” Sorot mata yang tadinya dihiasi cinta, kini berubah tajam seperti binatang buas yang ingin memangsa incaran.

West mendengar cerita Leona baik-baik, tanpa menyela.

“Tahun kelima pernikahan, aku membantunya mendirikan perusahaan investasi dana. Ya, walau sudah tidak bekerja lagi, tapi aku membantu Mark bekerja di belakang layar. Kau paham maksudku, ‘kan?” Pandangan netra yang basah kemerahan itu beralih kepada West.

“Maksudnya kau adalah otak dari perusahaan yang dikelola suamimu sekarang?” West tampak terkejut mendengar penjelasan Leona.

Leona menganggukkan kepala. “Aku ingin orang-orang menghargainya, terutama keluargaku. Karena itulah seluruh aset perusahaan dan rumah, dituliskan atas namanya.”

“Dan sekarang dia mengkhianatimu, hingga kau hidup terlunta-lunta?” Mata biru kecil milik West melebar. Dia berdecak tiga kali sambil bertepuk tangan. “Luar biasa bajingan itu. Bagaimana bisa laki-laki itu bersenang-senang dengan harta yang bukan miliknya?”

Pria itu mengusap rahang tegas yang dihiasi rambut tipis itu keras. Dia tidak menyangka ada pria yang begitu kejam kepada istrinya sendiri. Bahkan keberhasilannya saat ini, tidak lepas dari jerih payah Leona.

“Jadi apa rencanamu sekarang?” ujar West kemudian.

Kening Leona berkerut dalam, bibir bagian atas kanan terangkat sedikit. “Apa maksudmu menanyakan rencanaku? Bukankah kau yang mengatakan ingin membantuku tiga jam yang lalu? Lelucon apa ini?”

West menggeleng cepat. “Bukan itu maksudku. Apa kau berencana untuk mengambil perusahaan itu lagi?”

“Jika itu bisa membalas perbuatan Mark, kenapa tidak kulakukan?” lirih Leona tertunduk.

Pria berambut cokelatan itu mengangguk paham. “Baiklah. Sekarang keinginanmu ada dua, pertama membalaskan pengkhianatan suamimu dan kedua merebut lagi harta yang seharusnya milikmu?” katanya memastikan.

“Benar. Aku ingin membuat Mark sengsara dan menyesali perbuatannya,” sahut Leona tanpa ragu.

“Apa kau masih mencintainya?” selidik West.

Wanita berparas chubby itu terdiam. Dia benci dengan Mark, tapi jauh di lubuk hati terdalam ia masih mencintainya.

“Diam berarti benar.” Pria itu mendesah pelan sebelum kembali berucap. “Sebelum kujelaskan apa rencananya, lebih baik kau hilangkan dulu perasaanmu. Itu tidak akan memberi hasil yang baik untuk usaha kita.”

“Tapi—”

“Tidak ada tapi lagi, Leona. Mana bisa membalaskan dendam ketika masih cinta? Itu konyol sekali,” sela West sedikit meninggikan suara.

Lelaki bertubuh tegap itu berdiri dan bersiap untuk pergi dari ruang tamu.

“Aku harus bagaimana?” desis Leona membuat langkah West berhenti.

“Sebaiknya kau renungi dulu. Saranku, kau harus menghapus rasa cintamu bagaimanapun caranya.” West memutar balik tubuh menghadap Leona dan melihat wajah menyedihkan itu. Dia tidak habis pikir ada perempuan yang masih mencintai suaminya, setelah mengetahui perselingkuhan pria itu.

“Aku beri kau waktu tiga hari, sebelum memulai rencana kita.”

Pandangan Leona perlahan naik melihat West. Lagi-lagi bulir bening tergenang di sana, membuatnya tampak lemah. “Aku tanya, bagaimana cara agar bisa menghapus cintaku, West?”

“Aku mengenal dan mencintainya selama sepuluh tahun. Bagaimana bisa menghapus cinta itu dalam waktu singkat?”

Leona mulai kesal dengan diri sendiri. Tubuhnya bergetar merespons perasaan yang mulai berkecamuk. Dia benci dengan perbuatan Mark dan itu adalah fakta, tapi menghilangkan cinta yang selama ini dipupuk begitu saja, tentu akan sulit dilakukan.

“Ganti ponsel dan nomormu,” usul pria itu.

“Aku yang akan membelikannya untukmu besok,” jelas West ketika Leona ingin berbicara. Dia tahu persis saat ini, perempuan yang ada di hadapannya tidak memiliki uang.

Wanita itu mengangguk lesu dengan wajah menyedihkan.

West mendesah lagi tak tega melihat kondisi Leona sekarang. Dia maju satu langkah, kemudian berlutut di hadapannya.

Leona terkejut melihat pria itu berlutut di dekat kakinya. Dia menjadi gugup saat wajah West terlihat jelas dari jarak dekat. Selama ini tidak pernah ada laki-laki yang berlutut seperti ini, termasuk Mark.

“Ada cara jitu agar kau segera melupakan cintamu kepadanya, Leona.” West menatap lekat wajah yang dihiasi bintik halus tersebut.

“Apa?” tanya Leona nyaris berbisik.

Tangan West naik membelai pinggir pipi tembem milik wanita itu, kemudian mengusap tetesan air mata yang ada di sana.

“Berkencanlah denganku,” jawab West lugas.

Bersambung....

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   EXTRA PART: LOVING YOU FOR EVER

    Tujuh bulan kemudianLeona sedang duduk di sofa ruang tamu rumah yang telah ditempatinya satu tahun belakangan. Dia sedang menonton televisi yang menayangkan berita kriminal. Di sampingnya ada West yang juga ikut menyaksikan siaran udara tersebut.Hari ini sidang vonis atas kepemilikan narkotika yang dituduhkan kepada Mark digelar, sehingga mereka berdua menantikan bagaimana hasil dari sidang tersebut. Setelah itu, Mark akan melakukan sidang lainnya atas tuduhan penipuan yang pernah dilakukan kepada West. Ternyata begitu banyak skandal yang telah dilakukannya, sehingga tuntutan menjadi berlipat.“Apa kau yakin ingin menjual rumah itu, Sayang?” tanya West memecah keheningan seraya memainkan rambut hitam istrinya.Oya, sekarang mereka telah resmi menjadi suami istri yang sah di mata hukum. West langsung mengurus berkas pernikahan, setelah sidang putusan akhir perceraian Leona dan Mark. Kini ia telah memiliki wanita itu secara ut

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 50: Sidang Kedua

    Leona bangun di pagi hari dengan senyum merekah. Dia masih belum percaya bisa berhasil mengelabui Mark. Wanita itu berpikir orang yang akan menjadi mantan suaminya adalah pria yang pintar. Ternyata tidak, pria itu bisa ditipu oleh perempuan bernama Tatiana.“Sepertinya kau bahagia sekali,” gumam West dengan mata separuh terbuka.Leona menoleh ke kiri, melihat suaminya berusaha membuka mata. Kepala yang dihiasi rambut burgundy itu mengangguk cepat.“Kita berhasil, West!!” seru Leona mengulang lagi antusiasme yang sempat diperlihatkan tadi malam.“You did it, Honey,” puji West memberi kecupan di bibir istrinya.Kening yang berukuran ideal itu langsung mengernyit. Bau mulut West yang terendus barusan membuatnya kembali mual. Tangan Leona langsung menutup bibir sendiri. Wanita itu menyingkirkan selimut, tak peduli dengan tubuh yang tidak mengenakan sehelai benang pun.“Kau kenapa, Sayang?”

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 49: Menghabisi Mark Sinclair

    Malam hari menjelang sidang keduaLeona sedang duduk di dalam mobil mendengar pengarahan yang diberikan West kepadanya. Malam ini adalah misi terakhir yang harus dijalankan menjelang persidangan. Target yang ditetapkan harus tercapai sebelum sidang kedua.“Karena ini misi terakhir kita, pastikan kau tidak melakukan kesalahan seperti sebelumnya,” terang West ketika mereka berempat berembuk di dalam mobil van, tak jauh dari kediaman Mark.Leona mengangguk paham. Berhasil atau tidaknya dari rentetan penipuan yang telah dilakoni West beberapa tahun belakangan ini, ada pada misi terakhir.“Pastikan kau memasukkan obat ini ke dalam minumannya, Leona,” ujar Cassie menyerahkan satu butir pil kepada wanita itu.“Apa ini?” tanya Leona dengan kening berkerut.“Itu pil yang bisa membuatnya melayang ke langit ketujuh,” jelas wanita berambut pirang itu.“Maksudmu sejenis narkoti

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 48: Membalas Perselingkuhan Suamiku

    Beberapa hari kemudianLeona memutar tubuh ke kiri dan kanan, memastikan penampilan sebagai Tatiana Clark sudah sempurna. Cassie baru saja selesai mengaplikasikan make-up khas Tatiana. Eyeliner bersayap di bagian sudut kelopak mata dan lipstik berwarna merah menyala.Kali ini ia mengenakan gaun berwarna maroon yang pernah dibelikan West untuknya. Leona sengaja datang menjelang pulang jam kerja, karena Mark akan mengajaknya langsung ke rumah. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.“Kau terlihat cantik sekali, Sayang,” puji West tiba-tiba memeluk Leona dari belakang.Wanita itu tersenyum melihat pantulan diri mereka di cermin. Beberapa hari belakangan ini suasana hatinya benar-benar membaik. Bayangkan dia telah melakukan dua aksi penipuan dengan target politisi kelas kakap.“Semua karena kerja kerasmu, Suamiku,” balas Leona masih tersenyum ringan.West menggelengkan kepala. “Se

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 47: Mencintaimu Segenap Jiwa dan Raga

    Manik abu-abu milik Leona perlahan mengerjap, berusaha untuk terbuka. Samar tampak sosok pria sedang berbaring di samping seraya menatap dirinya.“Aku pasti rindu denganmu, West. Sehingga bermimpi kau ada di sini,” gumamnya dengan suara serak.Kelopak mata lebar itu kembali tertutup dengan senyum lebar. Mustahil jika West ada di sini, karena baru tiga jam yang lalu ayahnya menghubungi pria itu dan mengatakan Leona ada di Outville. Perjalanan dari Earth Ville menuju Outville memakan waktu setidaknya lima jam.“Sayangnya kau benar, Leona,” ucap suara bariton membuat senyum Leona semakin lebar.“Tidak mungkin. Rasanya tiga jam yang lalu Daddy menghubungi—” Kedua mata Leona langsung terbuka nyalang sebelum kalimat yang diucapkan selesai.“Astaga! Apa itu benar-benar dirimu, Sayang? Aku tidak bermimpi?” cicit Leona mengusap kedua mata, kemudian meraba pipi kiri West.Pria yang tidur d

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 46: Fakta Lainnya

    Leona mengamati perubahan raut wajah ibunya. Seperti ada yang disimpan oleh wanita paruh baya itu. Dia memiringkan kepala mengejar mata Emilia.“Mom?” panggil Leona ketika belum mendapatkan jawaban darinya.Pandangan mata yang sudah tua itu meredup. “Jangan menyalahkan West atas apa yang terjadi, Le.”Meski tidak diutarakan, Emilia sudah tahu apa yang membuat putrinya pergi ke Outville seorang diri di malam hari. Apalagi jika bukan berpikiran West ingin membalas perbuatan Mark dengan memperalat Leona.Wanita berambut burgundy itu mengembuskan napas frustasi seraya mengusap keras kening sendiri. “Jangan menyalahkannya bagaimana, Mom? Sudah jelas dia menjadikanku sebagai alat untuk mendapatkan lagi harta yang telah ditipu. Dia yang menyarankanku untuk membalas perbuatan Mark.”“Dia datang ketika aku berada di jembatan, pura-pura menawarkan bantuan. Dan aku masuk ke dalam perangkapnya,”

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status