Home / Romansa / Membalas Perselingkuhan Suamiku / BAB 4: Rencana Gila West Taylor

Share

BAB 4: Rencana Gila West Taylor

Author: LeeNaGie
last update Last Updated: 2021-10-16 11:00:15

Mata abu-abu Leona berkedip pelan menatap tak percaya, setelah mendengar perkataan West barusan.

“Kau … jangan bercanda, West. Sama sekali tidak lucu!”

Pria bermata biru itu mengangkat bahu dengan bibir melengkung. “Tidak begitu juga. Aku setengah serius, Leona.”

Bibir Leona terbuka sedikit, sebelum mengeluarkan tawa keras. “Setengah serius? Kau lihat aku, West. Gendut, sama sekali tidak menarik. Sedangkan kau ….”

Wanita itu menarik napas lesu, lantas menundukkan kepala. “Menarik. Cukup tampan. Aku yakin banyak wanita di luar sana menyukaimu.”

“Meski itu hanya bercanda, tolong jangan ucapkan lagi,” sambungnya kemudian.

Satu tangan West naik memegang lengan sofa, sementara satunya lagi menempel pada pinggir bantalan sofa tempat Leona duduk. Pandangannya menjelajahi setiap jengkal wajah yang berada tepat di depan, membuat wanita itu salah tingkah.

Dia melihat sepasang mata abu-abu lebar yang jernih, jika tidak sedang bersedih. Bulu mata tebal dan lentik menghiasi ujung kelopak. Dua alis yang tebal dan rapi menyempurnakan sebagian bingkai atas matanya.

Tilikan mata West turun ke arah hidung mancung berukuran sedang dan tulang pipi yang dihiasi bintik cokelat. Lagi netra biru itu turun sedikit ke bawah, melihat bibir sedikit berisi tapi mungil. Di bawahnya tampak dagu dengan belahan, menambah sempurna kecantikan Leona jika saja pipi yang chubby itu menjadi tirus.

Leona masih menatap bingung West yang hanya mengamati dirinya sejak tadi. Dia melihat tangan pria itu terangkat, mengembang tepat di depan wajah chubby tersebut. Otomatis kepala wanita itu sedikit mundur ke belakang.

Apa ini? Jangan bilang kalau dia jatuh cinta kepadaku dan sudah lama mengincarku, tebak batin Leona asal.

Ah, tidak mungkin pria ini jatuh cinta dengan wanita gendut sepertiku, sangkal hatinya yang lain.

“Aku akan mengembalikan kecantikanmu, Leona.” West tersenyum ketika kelima jarinya ditekuk satu per satu, seperti pesulap yang bersiap melakukan trik sulap. “Setelah melihat penderitaan yang kau lalui, aku bersumpah akan membuat suamimu menyesal, karena telah mengkhianatimu.”

West bangkit ke posisi berdiri, kemudian mengulurkan tangan. “Berkencanlah denganku, agar kau bisa melupakannya.”

“Jangan bilang rencanamu membuat Mark cemburu,” duga Leona setelah mengendalikan perasaan aneh di dalam diri. Hei, jangan berpikiran buruk dulu. Tidak mungkin ia jatuh cinta secepat itu dengan West.

Pria itu menggeleng tegas. “Tentu tidak, Leona. Itu sudah umum. Kurang seru.”

“Apa yang akan kau lakukan?”

Suara decakan keluar dari bibir tipis milik West. “Kau akan mengetahuinya besok. Sekarang lebih baik tidur dan jangan ingat lagi dengan pria brengsek itu.”

Leona menarik napas panjang, lalu menyambut uluran tangan itu sebelum berdiri. “Baiklah. Kuharap kau tidak malu berkencan dengan wanita gendut dan tidak menarik sepertiku,” sahut Leona setuju.

“Kau bukan tidak menarik, hanya saja kurang perawatan,” tanggap West ketika mereka beriringan melangkah keluar dari ruang tamu.

“Mulai besok, kita mulai dari memberikan sedikit sentuhan untuk tubuhmu itu.”

Wanita berbadan lebar itu mundur satu langkah ke belakang sambil menyilangkan tangan di depan dada.

“Bukan itu maksudku.” West mendesah pelan, lantas kembali melangkah. “Menurunkan berat badan dan melakukan perawatan. Cassie akan membantumu.”

Secarik senyum lebar menghiasi wajah Leona. “Apakah itu bagian dari rencanamu?”

“Bisa dibilang begitu. Sekarang kau harus beristirahat, tenangkan pikiran, karena aku tahu hari ini sangat melelahkan bagimu,” sarannya mempersilakan Leona masuk ke kamar untuk beristirahat.

Sebelum benar-benar masuk ke ruang tidur, Leona membalikkan tubuh dan melihat kepada pria itu. “Sekali lagi terima kasih, karena telah menampungku dan mau membantuku membalas perbuatan Mark.”

West mengangguk singkat sambil mengerling ke dalam kamar. Tandanya Leona sudah harus beristirahat sekarang.

“Seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu, Leona,” gumam West setelah pintu kamar tertutup rapat.

***

“Apa kau tidak punya rencana kembali kepada keluargamu?” tanya West pagi hari berikutnya. Dia sekarang sedang jalan pagi dengan Leona di taman perumahan.

Leona mengangkat bahu dengan melengkungkan bibir ke bawah. “Entahlah. Aku kehilangan muka bertemu dengan mereka.”

Langkah wanita itu berhenti ketika menghadap sepenuhnya kepada West. “Mereka pasti menertawakanku, karena telah salah memilih pasangan.”

“Kau belum mencobanya, Leona,” komentar West.

Tarikan napas berat terdengar dari hidung mancung berukuran sedang tersebut. Netra abu-abu miliknya, beralih melihat pohon hijau yang berjejer di sepanjang jalan menuju tempat tinggal West.

“Sudah jelas itu akan terjadi. Karena ….” Leona menundukkan kepala, melihat bebatuan yang tersusun rapi menutupi jalan.

“Karena?” West tampak penasaran, sehingga menundukkan sedikit tubuh agar bisa melihat ekspresi wanita itu.

“Karena aku menolak dijodohkan dengan seorang pria.”

“Astaga! Jadi sebelum bertemu dengan bajingan itu, kau sempat akan dijodohkan dengan pria lain?”

Leona mengangguk pelan, lantas melangkah menuju bangku taman yang berada sepuluh meter dari tempat mereka berdiri.

West langsung menyusulnya dengan cepat.

Senyum kecut tergambar di paras Leona setelah duduk di bangku kayu yang cukup ditempati oleh dua orang.

“Sepertinya ini balasan atas penolakanku waktu itu.” Dia mengalihkan pandangan kepada West. “Bisa jadi pria yang akan dijodohkan denganku adalah pria yang baik.”

West menumpu kedua tangan di samping, lalu memegang erat pinggir bangku tersebut. “Mungkin saja.”

“Jangan bilang kau belum bertemu dengan pria tersebut?” tebaknya kemudian.

“Kau benar.” Leona mengangguk kecil. “Aku bahkan tidak tahu seperti apa wajah dan namanya.”

“Kau menolak orang itu mentah-mentah, sebelum mengenalnya?!” Pria itu bertepuk tangan sambil geleng-geleng kepala. “Wanita yang luar biasa.”

Mata abu-abu Leona mengecil dengan menunjukkan raut protes. “Apa kau baru saja meledekku?”

Senyum lebar tergambar di paras yang dibingkai oleh rahang tegas itu. Bibirnya mengerucut, sebelum berujar, “Bisa dianggap begitu.”

Gigi kecil wanita itu saling beradu saat tangannya memukul keras lengan West.

“Auch! Tenagamu kuat juga,” tanggapnya pura-pura meringis seraya mengusap lengan sendiri.

“Jangan pura-pura kesakitan. Pukulan itu tidak cukup membuat pria merasakan sakit,” sungut Leona tergelak menyadari suasana di antara mereka mulai mencair.

Tidak ada lagi ketakutan menyelimuti jiwa Leona, setelah mengenal pria itu selama beberapa jam.

“Ceritakan kepadaku, siapa saja yang jadi korbanmu?” Leona mengalihkan percakapan. Dia juga ingin tahu penipu seperti apa seorang West Taylor yang berbaik hati mengulurkan tangan, membantu wanita asing seperti dirinya.

“Korbanku?”

“Korban penipuanmu, West.”

West menengadahkan kepala, sehingga netra birunya bisa melihat cerahnya langit pagi itu. “Pengusaha nakal, politikus korup dan ….”

“Dan?” Leona menatap tak sabar.

“Dan sosialita yang menghamburkan uang suaminya demi kesenangan mereka.”

“Jangan bilang kalau kau ingin menjadi Robinhood era modern,” canda Leona tertawa singkat.

Maybe.

“Bagaimana caramu menipu mereka?”

Pria itu mengangkat tangan ke atas, lalu mengacungkan jari telunjuk. Sebelah matanya berkedip pelan. “Itu rahasia perusahaan, Leona.”

Wanita berwajah chubby itu mengangguk paham. “Apa kau membutuhkan karyawan baru?”

Kening West berkerut bingung.

“Aku tidak memiliki uang untuk membalas semua kebaikanmu. Jadi, kupikir sebaiknya bergabung denganmu.”

“Kau mau jadi penipu?” West menahan suara ketika nyaris berteriak.

Leona mengangguk tanpa ragu. “Kenapa tidak? Sepertinya menarik.”

West berdecak melihat tekad bulat wanita yang duduk di sampingnya. Selama ini, ia belum pernah bertemu dengan perempuan seantusias Leona. Ya, meski terkadang cengeng juga.

“Baiklah.” Pria itu menaikkan sebelah kaki ke atas bangku, sehingga menghadap sepenuhnya kepada Leona.

“Sekarang dengarkan aku baik-baik.” West menatap Leona serius. “Aku akan katakan rencana kita.”

Leona menarik sedikit rambut hitam tebal yang dikuncir ke atas, kemudian memindahkannya ke bahu kiri. Kepalanya bergerak ke atas dan bawah dengan cepat.

“Pertama-tama, kau harus berjuang untuk menurunkan berat badan terlebih dahulu.”

Tangan kiri West mengembang tepat di depan wajah lebar itu, membuat Leona tidak jadi menyela perkataannya.

“Kau harus melakukannya, karena ini sangat penting,” sambungnya setelah bibir Leona tertutup lagi.

“Kenapa?”

“Karena kau harus menjadi wanita yang berbeda, bukan lagi Leona Elizabeth Parker, tapi Tatiana Clark.”

“Maksudmu aku ….” Kalimat wanita itu sengaja digantung, karena ingin West meneruskannya.

“Cerdas. Tebakanmu benar.” West melempar telunjuk tepat lima centimeter di depan hidung Leona. “Kau akan memiliki identitas baru dan akan menggoda suamimu itu.”

“Selamat datang di duniaku, Leona,” ucap West mengulurkan tangan.

Wanita itu tercengang mendengar sebagian dari rencana besar yang dirancang West. Dia tidak menduga lelaki tersebut telah mempersiapkan rencana gila seperti ini.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   EXTRA PART: LOVING YOU FOR EVER

    Tujuh bulan kemudianLeona sedang duduk di sofa ruang tamu rumah yang telah ditempatinya satu tahun belakangan. Dia sedang menonton televisi yang menayangkan berita kriminal. Di sampingnya ada West yang juga ikut menyaksikan siaran udara tersebut.Hari ini sidang vonis atas kepemilikan narkotika yang dituduhkan kepada Mark digelar, sehingga mereka berdua menantikan bagaimana hasil dari sidang tersebut. Setelah itu, Mark akan melakukan sidang lainnya atas tuduhan penipuan yang pernah dilakukan kepada West. Ternyata begitu banyak skandal yang telah dilakukannya, sehingga tuntutan menjadi berlipat.“Apa kau yakin ingin menjual rumah itu, Sayang?” tanya West memecah keheningan seraya memainkan rambut hitam istrinya.Oya, sekarang mereka telah resmi menjadi suami istri yang sah di mata hukum. West langsung mengurus berkas pernikahan, setelah sidang putusan akhir perceraian Leona dan Mark. Kini ia telah memiliki wanita itu secara ut

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 50: Sidang Kedua

    Leona bangun di pagi hari dengan senyum merekah. Dia masih belum percaya bisa berhasil mengelabui Mark. Wanita itu berpikir orang yang akan menjadi mantan suaminya adalah pria yang pintar. Ternyata tidak, pria itu bisa ditipu oleh perempuan bernama Tatiana.“Sepertinya kau bahagia sekali,” gumam West dengan mata separuh terbuka.Leona menoleh ke kiri, melihat suaminya berusaha membuka mata. Kepala yang dihiasi rambut burgundy itu mengangguk cepat.“Kita berhasil, West!!” seru Leona mengulang lagi antusiasme yang sempat diperlihatkan tadi malam.“You did it, Honey,” puji West memberi kecupan di bibir istrinya.Kening yang berukuran ideal itu langsung mengernyit. Bau mulut West yang terendus barusan membuatnya kembali mual. Tangan Leona langsung menutup bibir sendiri. Wanita itu menyingkirkan selimut, tak peduli dengan tubuh yang tidak mengenakan sehelai benang pun.“Kau kenapa, Sayang?”

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 49: Menghabisi Mark Sinclair

    Malam hari menjelang sidang keduaLeona sedang duduk di dalam mobil mendengar pengarahan yang diberikan West kepadanya. Malam ini adalah misi terakhir yang harus dijalankan menjelang persidangan. Target yang ditetapkan harus tercapai sebelum sidang kedua.“Karena ini misi terakhir kita, pastikan kau tidak melakukan kesalahan seperti sebelumnya,” terang West ketika mereka berempat berembuk di dalam mobil van, tak jauh dari kediaman Mark.Leona mengangguk paham. Berhasil atau tidaknya dari rentetan penipuan yang telah dilakoni West beberapa tahun belakangan ini, ada pada misi terakhir.“Pastikan kau memasukkan obat ini ke dalam minumannya, Leona,” ujar Cassie menyerahkan satu butir pil kepada wanita itu.“Apa ini?” tanya Leona dengan kening berkerut.“Itu pil yang bisa membuatnya melayang ke langit ketujuh,” jelas wanita berambut pirang itu.“Maksudmu sejenis narkoti

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 48: Membalas Perselingkuhan Suamiku

    Beberapa hari kemudianLeona memutar tubuh ke kiri dan kanan, memastikan penampilan sebagai Tatiana Clark sudah sempurna. Cassie baru saja selesai mengaplikasikan make-up khas Tatiana. Eyeliner bersayap di bagian sudut kelopak mata dan lipstik berwarna merah menyala.Kali ini ia mengenakan gaun berwarna maroon yang pernah dibelikan West untuknya. Leona sengaja datang menjelang pulang jam kerja, karena Mark akan mengajaknya langsung ke rumah. Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.“Kau terlihat cantik sekali, Sayang,” puji West tiba-tiba memeluk Leona dari belakang.Wanita itu tersenyum melihat pantulan diri mereka di cermin. Beberapa hari belakangan ini suasana hatinya benar-benar membaik. Bayangkan dia telah melakukan dua aksi penipuan dengan target politisi kelas kakap.“Semua karena kerja kerasmu, Suamiku,” balas Leona masih tersenyum ringan.West menggelengkan kepala. “Se

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 47: Mencintaimu Segenap Jiwa dan Raga

    Manik abu-abu milik Leona perlahan mengerjap, berusaha untuk terbuka. Samar tampak sosok pria sedang berbaring di samping seraya menatap dirinya.“Aku pasti rindu denganmu, West. Sehingga bermimpi kau ada di sini,” gumamnya dengan suara serak.Kelopak mata lebar itu kembali tertutup dengan senyum lebar. Mustahil jika West ada di sini, karena baru tiga jam yang lalu ayahnya menghubungi pria itu dan mengatakan Leona ada di Outville. Perjalanan dari Earth Ville menuju Outville memakan waktu setidaknya lima jam.“Sayangnya kau benar, Leona,” ucap suara bariton membuat senyum Leona semakin lebar.“Tidak mungkin. Rasanya tiga jam yang lalu Daddy menghubungi—” Kedua mata Leona langsung terbuka nyalang sebelum kalimat yang diucapkan selesai.“Astaga! Apa itu benar-benar dirimu, Sayang? Aku tidak bermimpi?” cicit Leona mengusap kedua mata, kemudian meraba pipi kiri West.Pria yang tidur d

  • Membalas Perselingkuhan Suamiku   BAB 46: Fakta Lainnya

    Leona mengamati perubahan raut wajah ibunya. Seperti ada yang disimpan oleh wanita paruh baya itu. Dia memiringkan kepala mengejar mata Emilia.“Mom?” panggil Leona ketika belum mendapatkan jawaban darinya.Pandangan mata yang sudah tua itu meredup. “Jangan menyalahkan West atas apa yang terjadi, Le.”Meski tidak diutarakan, Emilia sudah tahu apa yang membuat putrinya pergi ke Outville seorang diri di malam hari. Apalagi jika bukan berpikiran West ingin membalas perbuatan Mark dengan memperalat Leona.Wanita berambut burgundy itu mengembuskan napas frustasi seraya mengusap keras kening sendiri. “Jangan menyalahkannya bagaimana, Mom? Sudah jelas dia menjadikanku sebagai alat untuk mendapatkan lagi harta yang telah ditipu. Dia yang menyarankanku untuk membalas perbuatan Mark.”“Dia datang ketika aku berada di jembatan, pura-pura menawarkan bantuan. Dan aku masuk ke dalam perangkapnya,”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status