Home / Romansa / Membawa Kembali Masa Lalu / Bab 6 - Fix! Kau Kekasihku

Share

Bab 6 - Fix! Kau Kekasihku

Author: Mourise
last update Last Updated: 2022-03-08 17:26:23

"Kalian siapa?" Greta mengerjap-ngerjapkan matanya usai sadarkan diri. Dia terkejut mendapati beberapa lelaki berpostur besar berada satu ruangan bersamanya. "Di mana aku?"

"Nona, tenanglah. Kau berada di rumah sakit karena sebelumnya pingsan." Salah satu dari lelaki tersebut menjawab.

Greta berusaha mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Terakhir kali yang dia ingat sedang berada di kantor, membawakan beberapa map untuk diberikan pada atasannya. Setelahnya dia tidak mengingat apapun lagi.

"Gret," seru lelaki berstelan jas yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk erat perempuan itu. "Akhirnya kau bangun. Aku sangat mengkhawatirkanmu."

Yang dipeluk merasakan napasnya sedikit sesak. "Ma-maf, Pak. Apa ini tidak berlebihan? A-aku baik-baik saja."

Jerico melepas pelukannya. "Dasar ceroboh! Kau memiliki penyakit lambung, kenapa tidak sarapan?"

Greta bingung kenapa atasannya bisa tahu jika dia memiliki sakit lambung. Padahal satu-satunya orang yang tahu hanya Calvin.

"Kenapa Bapak bisa tahu soal penyakit lambungku?" tanya Greta penasaran.

"Ah, itu ...," Jerico mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "Dokter yang mengatakannya padaku."

"Tentu saja dari Dokter. Jangan berpikir yang aneh-aneh, Gretaaaa ....," ucap Greta dalam hati.

Jerico bernapas lega. Dia nyaris membuat perempuan itu curiga dengannya. "Lebih baik kau makan dulu."

Salah seorang bodyguard Jerico memberikan sebuah bungkusan makanan. Jerico menyiapkan semuanya hingga telah tersedia di mangkuk.

"Ini bubur tiram. Kau pasti akan suka." Jerico menyodorkan sesuap sendok di depan mulut Greta.

Tak ada pilihan lain, lambungnya memang belum di isi apa pun sejak pagi tadi. Greta tidak menolak. Dia membuka mulutnya lantas menikmati setiap tekstur yang masuk ke dalam mulutnya.

"Rasanya ... kenapa tidak asing? Aku seperti pernah memakan bubur itu sebelumnya," ucapnya dalam hati.

Suapan kedua telah mendarat. Akan tetapi, Greta memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Dalam pikirannya, ada sebuah bayangan samar-samar dua orang tengah memakan bubur tiram.

Semakin ingin memperjelas, Greta semakin merasakan kepalanya kesakitan. "Aaaawwwhhh ... sakit sekali."

Jerico memerintahkan bodyguardnya untuk memanggil dokter. Dokter datang dengan suster di belakangnya. Dokter langsung memeriksa sedangkan suster memberikan cairan suntikan.

"Pak Jerico, bisa kita bicara di luar?" kata dokter membuat lelaki itu bertambah khawatir.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Greta, Dok?" keduanya sudah berada di luar ruangan.

"Apa sebelumnya Nona Greta mengalami kecelakaan dan amnesia?"

"Iya, Dok. Sampai saat ini dia masih mengalami amnesia."

"Sepertinya ingatannya tiba-tiba muncul. Itulah yang menyebabkan Nona Greta sakit kepala. Itu hal bagus bagi perkembangan ingatannya, akan tetapi jika dipaksakan untuk mengingat memorinya, kejadian ini akan terulang kembali." Dokter menjelaskan panjang lebar.

"Kalau begitu, mulai hari ini saya akan mengawasinya, Dok."

Dokter tersenyum. "Hari ini juga Nona Greta sudah bisa pulang. Saya permisi dulu."

"Baik, Dok. Terima kasih."

***

"Akhirnya kita sampai juga," ucap Jerico saat mobil yang dikendarai bodyguardnya tiba di depan kosan tempat Greta tinggal. "Ah, tunggu sebentar." Dia mencegah perempuan itu dari mobil.

"Maaf, Pak. Saya bisa sendiri." Tanpa pikir panjang Jerico langsung menggendong Greta sampai di kamar. "Turunin saya, Pak." Greta terus memberontak namun tidak digubris lelaki itu.

"Kau harus istirahat. Aku akan menemanimu di sini," kata Jerico saat memasuki kamar Greta. Membaringkan perempuan itu lalu menyelimutinya.

"Tidak, jangan! Emmm maksudku, aku tidak ingin merepotkanmu."

"Calvin belum pulang. Aku khawatir jika sesuatu terjadi padamu." Jerico tahu nama Calvin dari Greta sendiri. Perempuan itu pernah menceritakannya.

Greta semakin bingung dengan sikap Jerico yang kelewat berlebihan. Padahal hubungan di antara mereka sebatas atasan dan bawahan.

"Aku sudah biasa sendiri, Pak."

"Panggil aku Jerico! Kenapa kau keras kepala sekali, hm? Kau sedang sakit."

Greta menghela napas dalam. Percuma juga berdebat dengan lelaki itu karena ujung-ujungnya dia yang akan kalah. Lebih baik dia beristirahat saja.

"Aku ingin beristirahat."

***

"Dia siapa, Grey?" tanya Calvin. Dia baru saja pulang dan mendapati lelaki asing di dapur serta meja makan yang sudah terisi makanan.

Greta diam. Dia masih enggan berbicara dengan sahabatnya itu. Dia masih kecewa karena tidak dihargai.

"Maaf. Kenalkan saya Jerico, kekasih Greta." Jerico datang ke meja makan lantas mengulurkan sebelah tangannya.

Greta menoleh ke arah Jerico dengan kedua mata membulat sempurna. Sementara lelaki itu memberi kode dengan mengedipkan matanya. Greta mengerti jika itu hanya pura-pura.

Calvin terkekeh. "O-oh ... aku baru tahu sahabatku ternyata sudah mempunyai kekasih."

"Ini sup iga untukmu. Makanlah selagi masih hangat." Jerico menyuguhkannya di hadapan Greta. "Oh, ya. Maaf karena aku menggunakan dapur kalian. Greta sedang sakit."

Calvin mendelik. "Kau sakit, Grey? Sakit apa? Kita ke dokter, ya."

"Baru saja aku pulang dari dokter." Akhirnya Greta membuka suaranya." Mulai hari ini lebih baik kita urus diri kita masing-masing."

"Kenapa? Kau masih marah soal kemarin? Soal mobil yang kujual?" Nada Calvin mulai meninggi. "Kau egois, Grey!"

"Hey, kau! Greta masih sakit. Tak bisakah bicara dengan pelan?" Sikap Calvin menyulut emosi Jerico.

"Kita pergi saja dari sini. Aku tidak ingin ada keributan." Greta mengajak Jerico keluar dari kosan.

"Kau harus makan, Gret. Aku sudah memasak banyak makanan untukmu," keluh Jerico saat keduanya sudah berada di parkiran kosan.

Dengan menunjukkan wajah memelas Greta meminta maaf. "Aku minta maaf. Calvin membuat moodku tidak bagus."

Jerico berdeham. "Ehem. Soal di dalam tadi ...."

"Aku mengerti. Bapak hanya berpura-pura karena ingin menolongku. Terima kasih banyak." Greta langsung memotong ucapan lelaki itu.

"Tidak. Maksudku bukan itu." Dada Jerico mendadak bergemuruh kencang. "A-aku serius dengan ucapanku."

Greta tertawa renyah. "Jangan bercanda, Pak."

"Aku serius. Mulai hari ini kau adalah kekasihku." Baru saja Greta ingin membantah Jerico langsung menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. "Tidak ada penolakan!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aprilia Choi
persaingan dimulai ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 36 - Kerinduan

    "K-kau?" Greta terkejut saat seseorang itu berbalik badan. "Koko? Kenapa kau di sini?" Greta menghampiri Jerico di paviliun. "Jadi, Tuan Besar yang dimaksud Rita itu, kau?""Memangnya kenapa? Kau tidak suka aku berada di sini? atau kau mengharapkan orang lain?" Jerico berkata dengan dingin.Greta menggeleng cepat. "Bukan begitu. Aku justru lega kalau Tuan Besar itu adalah kau. Aku benar-benar ketakutan. Aku takut jika ternyata Marko menjualku pada lelaki hidung belang."Jerico menarik Greta ke dalam pelukannya. "Aku tidak akan membiarkan itu semua terjadi padamu.""Lalu kenapa kau melakukan ini semua padaku?" ucap Greta manja masih berada dipelukan lelaki itu."Aku melakukannya karena merindukanmu. Kau tidak merindukanku memangnya?" Jerico melepas pelukannya."Tentu saja aku merindukanmu. Kau yang lebih dulu cuek dan tak peduli padaku. Sampai-sampai aku tak menyangka, kau mengenalkan Shena di depan para karyawan." Greta memukul dada Jerico karena kesal."Bukankah, kita telah setuju so

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 35 - Bertemu Tuan Besar

    Suara ketukan pintu kamar membuat Greta bangkit dari duduknya. Pintu tersebut akhirnya terbuka. Dia mendapati pelayan itu membawakan sebuah nampan berisi makanan."Makan siangmu sudah siap. Nona harus makan dulu," ucap pelayan seraya memberikan nampan tersebut pada Greta."Aku tidak mau makan," tolak Greta. Dia tidak mengambil nampan itu justru memalingkan wajahnya."Ini perintah. Kalau Nona tidak mau makan, mereka bisa melakukan apa saja padamu." Dua orang bodyguard dengan tubuh kekar masuk ke dalam kamar.Bulu kuduk Greta merinding saat kedua bodyguard itu menatapnya tajam. "Oke, baiklah. Letakan saja itu di nakas. Nanti aku akan memakannya."Pelayan tersebut menuruti perintah Greta. "Kalau Nona tidak memakannya, Nona tahu, kan, akibatnya?"Greta memutar kedua bola matanya jengah. "Iya, aku mengerti.""Baiklah, kami permisi dulu." Baru saja ingin keluar kamar, pelayan itu dicegah Greta lebih dulu."Tunggu! Siapa namamu?" tanya Greta. Dia tahu kalau pelayan itu sebenarnya baik hati d

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 34 - Terkurung di Rumah Mewah

    Mobil yang dikendarai Marko tiba di sebuah rumah mewah. Dia turun lebih dulu dan berbicara pada salah satu bodyguard yang berjaga di sekitaran rumah. Kemudian dia kembali lagi ke mobil serta memerintahkan Greta keluar.Greta tampak kebingungan kenapa lelaki itu membawanya ke sana. Dia pikir Marko mengajaknya bertemu dengan klien, tapi ternyata tidak. Ketakutan yang dia rasakan mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Perasaannya pun tak enak."Aku tidak bisa menemanimu ke dalam," ucap Marko. "Tugasku hanya mengantarkanmu ke tempat ini.""Maksudmu ... kau meninggalkanku sendiri? Di tempat asing ini?" Greta panik. Dia tidak mengerti kenapa Marko mengajaknya ke tempat itu."Maafkan aku, Ta. Tapi kau tak perlu khawatir dan takut, kau hanya perlu menurut dengan perintah mereka semua. Maka kau akan tahu jawabannya.""Sebenarnya ada apa? Kenapa berbelit-belit? Katakan saja langsung ke intinya." Bukannya tenang, Greta semakin panik dengan ucapan Marko."Aku tidak bisa memberitahukanmu. Percayalah,

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 33 - Menahan Kerinduan

    "Kalau begitu minggu depan kalian akan bertunangan," kata Papa David memberikan keputusan secara sepihak."Apa?" Jerico dan Shena berucap bersamaan."Kenapa? Ada apa?" Papa David heran dengan Jerico dan Shena. Bukankah mereka sudah setuju?"Apa tidak terlalu cepat, Om?" Shena protes dengan keputusan Papa David."Papa tidak ingin menundanya lama-lama lagi. Lebih cepat lebih baik," ucap Papa David dengan tegas. "Papa juga tidak ingin kau berhubungan dengan sekretaris itu lagi."Kedua mata Jerico menatap Papa David dengan tajam. "Papa tahu dari mana aku memiliki hubungan dengan Greta?""Mudah saja bagi Papa untuk mencari tahu. Lagi pula Papa juga sudah menemui dan bicara padanya agar menjauhimu." Papa David menghembuskan napasnya. "Dengar, Jer. Dia tidak pantas untukmu. Dia tidak sebanding dengan keluarga kita.""Papa tidak berhak menilai Greta seperti itu. Meskipun sederhana tapi dia perempuan yang baik dan istimewa," sanggah Jerico. Dia tidak terima jika Papanya merendahkan Greta. "Aku

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 32 - Memperkenalkan Shena di Kantor

    "Saya ingin memberitahukan informasi kalau ...." Jerico menggantungkan kalimatnya ketika melihat Greta di barisan paling belakang. Jerico berdeham seraya melingkarkan tangannya pada pinggang seseorang di sampingnya. "Kalian bisa melihat perempuan yang bersama saya, dia Shena, calon pendamping saya."Terdengar sorak sorai dari para karyawan. Di antara mereka ada yang memberikan selamat serta mendoakan agar hubungan keduanya langgeng. Bahkan beberapa ada yang tidak suka."Baiklah, itu saja. Silakan kembali ke meja kalian masing-masing," sambung Jerico.Jerico melangkah sembari menggandeng Shena menuju ruangannya. Dia melewati Greta begitu saja tanpa menoleh sedikit pun. Sikap Jerico yang dingin, sangat menyakitkan bagi Greta. Dia paham bahwa ini adalah konsekuensi dari keputusannya. Hubungannya dengan Jerico menjadi meregang."Kau tidak protes dengan Pak Jerico? Dia sudah berani memperkenalkan perempuan itu di hadapan para karyawan. Seharusnya yang berada di sana tadi adalah kau, Ta." M

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 31 - Menerima Perjodohan

    "Siapa sebenernya perempuan itu?"Penasaran dengan apa yang dilihatnya, Greta memegang knop pintu dan membuka lebar dengan perlahan. Kedua mata Greta membulat kala seorang perempuan asing berada di kamar kekasihnya."Kau siapa?" tanya Greta langsung membuat perempuan itu beranjak dari tempat tidur. "Ada hubungan apa kau dengan Jerico?""Greta? Emmm ... aku Shena." Perempuan yang bernama Shena itu langsung menutup mulutnya. Dia melirik Jerico memberikan tanda bahwa dirinya keceplosan. Dia baru saja diberi tahu jika Greta mengalami amnesia."Kau tahu namaku? Padahal sebelumnya aku belum pernah bertemu dan kenal padamu." Greta menatap Shena heran."Ah, itu ... Jerico memberitahukanku jika dia sebenarnya telah memiliki kekasih bernama Greta. Aku langsung berpikir itu kau." Shena beralasan padahal dulu dia sempat mengenal Greta sebelum amnesia.Greta mengalihkan atensinya pada Jerico yang terbaring di kasur. Lelaki itu memandang ke depan tanpa memedulikan dirinya berada di sana. Sejak tadi

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 30 - Keputusan Mutlak

    Lagi-lagi hari ini Greta tidak semangat masuk kerja. Padahal hari ini adalah hari senin dan sudah hampir jam makan siang. Entah karena Jerico tidak masuk ke kantor atau karena keputusannya kemarin. Tapi yang jelas, setelah dia mengatakan keputusanya Jerico langsung mendiamkannya hingga pagi tadi."Kau mau ikut makan siang bersama kami, Ta?" Mega telah disusul Satria untuk makan siang bersama."Kalian saja yang pergi. Aku sudah pesan lewat online." Greta sedang malas keluar dari kantor. Terlebih suasana hatinya yang campur aduk."Baiklah kalau gitu kami duluan." Mega dan Satria beranjak pergi dari sana.Sepeninggal Mega dan Satria, bersamaan itu pula seorang resepsionis datang ke meja Greta dengan membawa makanan yang dia pesan secara online. Dia mengucap terima kasih sebelum akhirnya resepsionis itu pergi."Biar bagaimanapun aku harus tetap makan," ucap Greta dalam hati. Dia memasukan makanannya ke dalam mulut.Greta akui tanpa kehadiran Jerico di kantor, suasana menjadi sepi. Tak ada

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 29 - Sakit

    Greta mendorong troli menuju rak berisi sayuran ketika tiba di All Fresh. Sedangkan Jerico mengikuti saja kemana perempuan itu melangkah. Beberapa sayuran seperti wortel, kubis, kangkung, kacang panjang, bayam, dan lainnya dia pindahkan ke troli.Setelah itu Greta berpindah pada buah-buahan. Sekilas dia mengamati gerak-gerik Jerico yang gelisah. Lagi-lagi lelaki itu kelihatan sedang banyak pikiran."Kau kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?" Greta menegur Jerico dengan pertanyaan."Tidak. Hanya saja, tiba-tiba tubuhku terasa enak." Jerico memegang pundaknya yang sakit."Kau sakit, Ko? Kenapa tidak bilang sebelumnya?" Greta merasa bersalah karena tidak menyadari jika kekasihnya itu sakit sejak di apartemen tadi. "Kita pulang saja, ya?"Jerico menggeleng lemas. "Tidak. Kita lanjutkan saja," ucapnya memaksakan diri. Padahal kepalanya mulai ikut sakit."Kesehatanmu lebih penting. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, Ko." Greta menarik tangan Jerico dan meninggalkan troli berisi sayura

  • Membawa Kembali Masa Lalu   Bab 28 - Tinggalkan Jerico!

    Greta kembali ke meja saat sebelumnya meminta izin pada Jerico untuk mengangkat telepon. Dia memandang kekasihnya dengan tersenyum. Pasalnya, lelaki itu tengah menghabiskan dua piring sekaligus hingga berkeringat."Sudah makannya?" tanya Greta memastikan. Barangkali memang lelaki itu menginginkan sesuatu lagi.Jerico mengangguk. "Yah, aku sangat kenyang." Dia mengelus perutnya. "Omong-omong siapa yang meneleponmu?""Bukan siapa-siapa. Hanya teman lama," jawab Greta berbohong. Dia tidak ingin Jerico tahu siapa yang menelponnya tadi."Baiklah. Oh, ya aku sudah membayar ini semua. Tapi sebentar, aku mau menurunkan makanan ini dulu."Greta tak bisa untuk tak tertawa. "Oke, oke."***Keesokan harinya, Greta buru-buru menyantap sarapannya. Pagi ini dia sengaja sarapan tanpa menunggu Jerico bangun. Sebab dia sudah ada janji bertemu dengan seseorang.Greta pamit dan memberi pesan pada Flo jika nanti Jerico mencarinya. Dia tidak menghubungi sopir pribadinya melainkan memesan taksi online. Dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status