Share

59. Maafkan Aku

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2025-07-01 15:44:07
Sejak tiga hari yang lalu, Nindi sudah bangun dan dia sudah mengetahui kabar buruk yang menimpa bayinya. Demi Tuhan! Itu sangat menyakitkan.

Bayinya telah pergi meninggalkannya, bahkan sebelum mereka bertemu. Apa itu karena Nindi sering mengeluh atas kehadirannya di rahim Nindi, jadi dia pergi meninggalkan Nindi?

Seseorang benar! Keguguran itu rasanya sangat menyakitkan. Selain menanggung penderitaan fisik, sekarang Nindi juga harus menanggung sakitnya kehilangan. Sakit tersebut sangat menyiksa sehingga air matanya terus jatuh.

Satu lagi yang harus Nindi terima, mendengar ucapan jahat orang-orang ini!

"Usia sudah 27 tahun tetapi kelakuan masih ceroboh dan kekanak-kanakan. Pantas saja bayinya mati, toh dia memang tidak layak menjadi seorang ibu," ucap seseorang yang sedang duduk di sofa, ruangan Nindi dirawat.

Nindi mencoba mengabaikan, terus memasukkan buah potong dalam mulut. Air matanya jatuh tapi dia sama sekali tak mengeluh, terus makan dan tak peduli pada perkataan or
CacaCici

Selamat membaca dan semoga suka, MyRe.

| 36
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huaaa ...ಥ⁠‿⁠ಥ(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu ...(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Baik, Kakku. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membuatmu Menjadi Milikku   122. Singa VS Kucing

    "Ka-kamu ngapain lepas baju?" horor Clara, menatap Leonard dengan ekspresi gugup bercampur takut. Saat ini dia berada di kamar hotel, tempat dia dan Leonard menginap. Gilanya, pria ini hanya memesan satu kamar dan Clara terjebak bersama singa jantan mengerikan ini. Hujan? Sama sekali tak ada hujan! Sekarang pria ini melepas pakaiannya, membuat Clara benar-benar panik dan takut. Apa yang ingin pria ini lakukan padanya? Sungguh Clara merinding. "Aku biasa melepas baju saat tidur," jawab Leonard santai, menyunggingkan smirk tipis pada Clara. Setelah itu, dia berjalan ke arah ranjang, duduk di pinggir ranjang sambil menepuk-nepuk bagian kosong di sebelahnya. "Kemarilah, Darling."Clara yang duduk di sofa, berhadapan dengan Leonard, reflek memasang ekspresi galak. "Pak, aku memperingatimu!""Humm." Leonard berdehem singkat, "jangan sampai aku yang datang ke tempatmu. Kupastikan aku benar-benar akan hamil, Aria."Clara seketika dipenuhi oleh ketakutan, dia bangkit lalu berjalan mendekat

  • Membuatmu Menjadi Milikku   121. Ketika Godaan Lebih Besar dari Kemarahan

    "Ouh, Kak Leonard itu sepupu suami aku, Om," jawab Nindi, di mana saat ini dia sedang mengobrol lewat telepon dengan papa Clara. 'Ya ya yah. Sebenernya Om hanya ingin memastikan apakah Nak Nindi tahu Clara punya pacar, ternyata selain tahu Nindi juga kenal dengan pacar Clara. Baguslah kalau begitu,' ucap Marchel di seberang sana, 'Om sebenarnya sudah bertemu dengan Nak Leonard. Anaknya memang rada aneh, tetapi sebenarnya dia baik, ramah dan kelihatan penyayang sekali. Paling penting, Om perhatikan dia pria yang bertanggung jawab. Namun, mengingat pernikahan Om pernah hancur dan mohon maaf yah, Nak Nindi, Om merasa harus ketat dalam memilih pasangan untuk Clara. Om tidak ingin Clara mengalami apa yang Om alami. Jadi karena kamu tahu siapa Nak Leonard, boleh tidak Om tahu seperti apa keluarga Nak Leonard dan bagaimana pribadinya?' "Tenang saja, Om. Kak Leonard itu cocok 100% dengan Clara, Om. Soalnya Kak Leonard itu pertama kalinya jatuh cinta ke perempuan, itu ke Clara. Kak Leonard j

  • Membuatmu Menjadi Milikku   120. Menginap di Hotel

    Jaki melebarkan mata, panik seketika setelah mendengar pengakuan dari pria asing itu. Jaki langsung menatap tamunya, menampilkan air muka tegang dan takut. Sial! Dia terlanjur menerima uang dari keluarga Sandi, agar menyerahkan salah satu putrinya pada Sandi. Sandi sendiri sudah punya istri, akan tetapi karena istrinya mandul, dia membutuhkan istri kedua untuk memberikannya keturunan. Jaki tidak mungkin merelakan putri kandungnya untuk dijadikan istri kedua, oleh sebab itu mereka menjebak Clara supaya pulang ke desa. Sialnya, Clara membawa kekasihnya. "Ahahaha … tenang saja, Nak Sandi. Sekalipun pria itu mengaku sebagai kekasih Clara, tetapi saya tak merestui. Lihat! Wajahnya wajah dari negara lain, jelas kami sekeluarga tak sudi menerimanya." Jaki berbicara pada Sandi, mencoba menenangkan pria itu agar tak membatalkan rencananya untuk menikahi Clara. "Memangnya siapa yang butuh restu dari kalian semua?" Clara tiba-tiba menyahut, "dan kamu--" Clara menoleh ke arah Sandi, menat

  • Membuatmu Menjadi Milikku   119. Calon Suami Clara

    Clara melepas paksa tangannya dari genggaman tangan Leonard. Dia berkacak pinggang kemudian menatap penat bercampur tak habis pikir pada sosok pria tampan yang menjulang tinggi di depannya. "Pulang nggak?!" ucap Clara dengan nada pelan, terlalu frustasi menghadapi sosok pria gila di depannya. "Aku harus menemanimu," ucap Leonard dengan nada datar, kembali meraih tangan Clara lalu menggenggamnya. "Hah." Clara menghela nafas dengan berat, kembali mengamati sekitar di mana orang-orang masih memperhatikannya. 'Anjay, mereka sedang memperhatikanku yang sudah seperti Bella Hadid ini. Ternyata mereka lihatin Pak leonard.' batin Clara, cukup dongkol tanpa sebab. "Bapak kan lagi sakit. Kenapa mengikuti ku ke sini?" ucap Clara, masih diam di sana karena sulit melangkahkan kaki. Dia takut membawa pria ini ke keluarganya. "Aku sudah sembuh, Wife. Kau tak perlu khawatir," ucap Leonard, mengulurkan tangan lalu mengusap pucuk kepala Clara dengan lembut. Clara sejujurnya ingin marah,

  • Membuatmu Menjadi Milikku   118. Bergandeng Tangan

    Clara terdiam mendengar ucapan Leonard, dia panik dan takut karenanya. Namun, mengingat pria ini sedang sakit–berjalan saja harus dipapah olehnya, Clara mengabaikan rasa takut yang menyelimuti. Dia mendorong kuat tubuh Leonard lalu setelah itu buru-buru bangkit dari sana. Bug' "Aduh!" Namun, pada akhirnya Clara terjatuh dari ranjang, "kurang ajar!" pekik Clara marah, mendongak pada Leonard yang sudah duduk di ranjang. "Sudah sakit, tapi masih saja bikin emosi!" gerutu Clara kemudian. "Cepat tidur!" galaknya kemudian pada Leonard. "Aku ingin memelukmu," jawab Leonard santai, menatap Clara yang memarahinya dengan tampang muka yang sedikitpun tak merasa bersalah, "aku kedinginan, Wife." "Pake selimut!" kesal Clara. Dia meraih handphone untuk menghubungi Nindi. "Halo, Cayangku," sapa Clara setelah telepon darinya diangkat oleh Nindi. Nada bicaranya yang galak langsung menghilang, berganti dengan nada lembut dan ceria. Hal tersebut membuat seorang pria yang berbaring di ranjan

  • Membuatmu Menjadi Milikku   117. Singa Yang Demam

    Apapun itu, Om Marchel tidak akan membiarkanmu dalam masalah. Sekalipun dia mau kamu berhenti, tapi itu bukan dengan cara seperti ini, Clara sayang," ucap Nindi pada sahabatnya. "Intinya tenang saja, aku akan membantumu." "Huaaa … terima kasih, My Honey sweety bunny!" pekik Clara, memeluk Nindi dengan penuh perasaan senang dan bahagia. Selanjutnya mereka makan bersama sambil bercerita banyak hal. Setelah makan bersama, Clara menemani Nindi ke toko buku lalu setelahnya mereka pulang. Nindi sebenernya ingin mampir ke apartemen Clara, akan tetapi karena waktunya untuk menghabiskan waktu di luar rumah sudah habis, jadilah Nindi pulang. Sedangkan Clara, dia pulang ke apartemennya. Namun, saat dia tiba di apartemen, ternyata Leonard sudah ada di sana. "Ck, ya Ampun!" gumam Clara pelan, menatap Leonard yang terlihat tidur di sofa. Sejak kapan pria ini di sini? Apa sudah lama sampai dia ketiduran? Clara mengabaikan Leonard yang ketiduran di sofa. Dia menghela napas dan berjalan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status