Share

Kecupan

"Pak Leo... Adnan." Dua lelaki itu melangkah mendekat. Sekali tarik kertas itu sudah berada di tangan atasannya. Tanpa meminta izin dia merobeknya hingga menjadi serpihan kecil.

Aku melongo melihat tingkahnya.

"Jangan gadaikan kebahagiaanmu, Lin." Pak Tara melirik Adnan. "Ayo, Nan!" Adnan mengangguk lalu mereka melangkah menuju ruang IGD.

"Bagaimana kesepakatan kita, Lin?"

"Batal!" Melangkah pergi, kutinggalkan Mas Tara yang mematung dengan sorot kebingungan.

Setelah kami sampai Adnan dan Pak Leo segera mengikuti suster untuk diambil darahnya. Kami memilih menunggu di depan ruang IGD.

"Mas Tara ada di depan, apa dia sudah mendonorkan darahnya, Mbak? Apa Mbak Alin menyetujui permintaan gilanya?" cecar Satriya yang sudah duduk di sampingku.

"Kalau tanya satu-satu, Sat! Jangan seperti rel kereta api, panjang gak ada ujungnya."

"He he he...."

"Mbak tidak jadi meminta bantuannya, Sat. Ada dua orang suka relawan yang mau mendonorkan darahnya untuk Aluna."

"Alhamdulillah, Mbak Alia tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status